4.1. Hasil
berkelanjutan dan tidak bisa kembali pada keadaan normal dimana kemampuan
cairan dan elektrolit (Siagian & Damayanty, 2018). Banyak faktor yang menjadi
kronik terdapat faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat
kronik sebagai variabel independen dan lama hidup pasien penyakit ginjal kronik
38
39
Tabel 4.1 Ringkasan artikel faktor-faktor penyebab penyakit ginjal kronik dan lama hidup pasien penyakit ginjal kronik yang
hemodialisis periode 2015-2020 (n:25)
2 Management of Acute Peter K. Moore, 2018 studi Data sekunder Penyebab CKD
Kidney Injury: Core Raymond K. observasional AJKD Pre renal
Curriculum 2018 Hsu, and Hipovolemia =
Kathleen D. Liu Peningkatan kehilangan
(perdarahan, luka bakar, muntah
masif atau diare), asupan oral yang
buruk
Obat vasomodulasi/shunting ginjal=
(NSAID, ACEi / ARB, siklosporin,
kontras iodinasi),
Intra renal
Mikrovaskular = hipertensi
maligna
Glomerular = lupus,
glomerulonephritis
Tubulointerstitium = obat-obatan,
asam urat
After renal
40
3 The potential effects of Dorna Davani- 2019 Penelitian 21 artikel Steroid anabolik-androgenik dapat
anabolicandrogenic Davari, Iman observasional mempengaruhi ginjal dalam berbagai
steroids and growth Karimzadeh and aspek. Mereka dapat menyebabkan
hormone as commonly Hossein Khalili atau memperburuk cedera ginjal akut,
used sport supplements penyakit ginjal kronis, dan toksisitas
on the kidney: a glomerulus. Efek merugikan ini
systematic review dimediasi melalui jalur seperti
merangsang sistem renin-angiotensin-
41
4 Identifikasi Penyebab Karina 2018 Penelitian 68 pasien PGK penyebab PGK karena hipertensi
Penyakit Ginjal Kronik Nurzikriyah observasional yang berusia di sebanyak 48 pasien (70,6%),
pada Usia Dibawah 45 Siagian, Amelia deskriptif bawah diabetes
Tahun di Unit Eka Damayanty 45 tahun yang melitus sebanyak 8 pasien (11,8%),
Hemodialisis Rumah menjalani glomerulonefritis kronis sebanyak 9
Sakit Ginjal Rasyida hemodialisa. pasien (13,2%),
Medan Tahun 2015 polycystic kidney disease sebanyak
1 pasien (1,5%), PGOI sebanyak 1
pasien (1,5%), dan sindroma lupus
eritematosus sebanyak 1 pasien
(1,5%). Kesimpulan : Hipertensi
merupakan penyebab PGK di
bawah 45 tahun terbanyak di Unit
Hemodialisis Rumah Sakit Ginjal
Rasyida Medan tahun 2015.
5 Beberapa Faktor Risiko Ariyanto,Suharyo 2018 kasus kontrol 62 kasus dan 62 Faktor risiko yang terbukti
Kejadian Penyakit Hadisaputro, (case-control) kontrol berpengaruh terhadap kejadian
Ginjal Kronik (PGK) Lestariningsih, PGK stadium V pada kelompok
Stadium V pada Sakundarno usia kurang dari 50 tahun adalah
Kelompok Usia Kurang Adi,Selamat konsumsi minuman suplemen
dari 50 Tahun Budijitno energi > 4 kali per minggu,
Merokok ≥ 10 batang per
42
6 Risk factor Gabriellyn Sura 2016 case control 70 kelompok faktor risiko kejadian gagal ginjal
hypertension,diabetes Pongsibidang study melalui kasus, 70 kronik adalah hipertensi
and consuming herbal wawancara kelompok (OR=21,45), diabetes (OR=12,37),
medicine of chronic langsung control dan konsumsi obat herbal
kidney disease in Dr. (OR=11,76) sehingga Faktor
Wahidin sudirohusodo hipertensi, diabetes, dan konsumsi
hospitals Makassar obat herbal merupakan faktor risiko
2015 yang signifikan terhadap kejadian
gagal ginjal kronik.
7 faktor risiko terjadinya intan logani, 2017 Prospektif 50 catatan faktor risiko terjadinya Gagal
gagal ginjal kronik di heedy observaional rekam medik Ginjal Kronik pada pasien rawat
rsup prof. dr. r. d. tjitrosantoso, pasien inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
kandou manado adithya yudistira Kandou Manado ialah pasien
dengan riwayat hipertensi, riwayat
asam urat, riwayat diabetes melitus,
dengan lama menderita riwayat
penyakit ≥10 tahun, penggunaan
obat yang tidak teratur selama
menderita riwayat penyakit dahulu,
serta penggunaan obat penghilang
nyeri. Faktor resiko lain terdapat
pada pola hidup pasien dengan
kebiasaan merokok, konsumsi
daging, konsumsi kopi, konsumsi
kandungan garam tinggi, konsumsi
43
10 Risk Factors for S Indrayanti, H 2019 studi kasus- 75 pasien tiap Usia pasien berkisar antara 20
Chronic Kidney Ramadaniati, Y kontrol kelompok kasus hingga 82 tahun. Tidak ada
Disease: A Case- Anggriani, P dan kelompok perbedaan besar dalam usia antara
Control Study in a Sarnianto, N control kelompok di mana secara
District Hospital in Andayani keseluruhan pasien berusia 53,96 ±
Indonesia 12,59 tahun. Laki-laki
menyumbang lebih dari setengah
pasien di masing-masing kelompok.
Mayoritas pasien (≥80%) di setiap
kelompok menikah. Tidak ada
perbedaan mencolok dalam tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan
antara kedua kelompok. Sebelas
variabel independen termasuk
karakteristik demografis (usia, jenis
kelamin, status perkawinan, tingkat
pendidikan, pekerjaan), diagnosis
dan komorbiditas, dan masalah
gaya hidup (perilaku yang terkait
dengan merokok, diet, penggunaan
narkoba) digunakan sebagai faktor
risiko potensial. Analisis
multivariat mengungkapkan lima
faktor risiko yang signifikan:
diabetes mellitus (rasio odds / OR =
8,20), hipertensi (OR = 11,50),
minuman berkafein (OR = 18,10)
45
11 Predicting Six-Month Lewis M. Cohen, 2010 analisis 512 pasien yang Dalam analisis multivariat Cox dari
Mortality for Patients Robin Ruthazer, prospektif menerima HD di kohort derivasi, lima variabel
Who Are on Alvin H. Moss, lima klinik secara independen terkait dengan
Maintenance and Michael J. dialysis kematian dini: Usia yang lebih tua
Hemodialysis Germain (rasio bahaya [SDM] untuk
kenaikan 10-tahun 1,36; interval
kepercayaan 95% [CI] 1,17 hingga
1,57), demensia (HR 2.24; 95% CI
1.11 hingga 4.48), penyakit
pembuluh darah perifer (HR 1.88;
95% CI 1.24 hingga 2.84),
penurunan albumin (HR untuk
peningkatan 1-U 0.27; 95% CI 0.15
ke 0.50), dan SQ ( SDM 2,71; 95%
CI 1,76 hingga 4,17). Area di
bawah kurva untuk prediksi model
prognostik yang dihasilkan dari
mortalitas 6 bulan adalah 0,87 (95%
CI 0,82-0,92) dalam kelompok
derivasi dan 0,80 (95% CI 0,73
hingga 0,88) dalam kelompok
validasi.
12 Alcohol Consumption Zhenliang Fan 2019 Penelitian 21 artikel Konsumsi alkohol dapat
Can be a “Double- Jie Yun Observasional penelitian meningkatkan risiko penyakit,
Edged Sword” for Shanshan Yu konsumsi alkohol ringan hingga
Chronic Kidney Qiaorui Yang sedang mungkin tidak memiliki
Disease Patients Liqun Song efek buruk. Namun, konsumsi
alkohol dapat menyebabkan efek
samping seperti hipertensi,
pendarahan otak, kecanduan
46
13 Soft drink consumption Christopher L. 2018 Penelitian 12 orang mengonsumsi minuman ringan
during and following Chapman,1 X eksperimental dewasa yang (yaitu, hipertonik, minuman
exercise in the heat Blair D. sehat (3 wanita, fruktosa tinggi) selama dan setelah
elevates Johnson,1 James 9 pria) latihan dalam panas dapat
biomarkers of acute R. Sackett,1 Karakteristik menimbulkan AKI pada manusia,
kidney injury Mark D. peserta adalah Peningkatan disebabkan oleh hiper-
Parker,2,3 usia: 24 tahun, osmolalitas dan kandungan fruktosa
and Zachary J. tinggi: 177 cm, dari minuman ringan, yang
Schlader1 berat: 76,0 kg, meningkatkan vasopressin
kemungkinan meningkatkan
dan IMT: 24 kg
respons poliol-fruktokinase yang
/ m2
bersirkulasi dan mengakibatkan
peningkatan asam urat serum
47
14 High-fructose corn Christopher L. 2020 Penelitian 13 responden bahwa minuman ringan yang
syrup-sweetened soft Chapman,1 eksperimen dimaniskan dengan HFCS
drink consumption Tigran meningkatkan resistensi pembuluh
increases vascular Grigoryan, darah di ginjal dan memunculkan
resistance in the Nicole T. Vargas, ginjal yang lebih besar Konsumsi
kidneys at rest and Emma L. Reed, minuman ringan manis HFCS
during sympathetic Paul J. Kueck, secara teratur dapat secara kronis
activation Leonard D. memperburuk peningkatan tonus
Pietrafesa,Adam vasokonstriktor ginjal yang dapat
C. Bloomfield,X membuat mereka cenderung
Blair D. Johnson, mengalami peningkatan risiko
and X Zachary J. nefropati yang terjadi setelah
Schlader iskemia ginjal local. Konsumsi 500
mL minuman ringan yang tersedia
secara komersial yang dimaniskan
dengan HFCS meningkatkan
resistensi pembuluh darah di ginjal
dalam waktu 30 menit. Peningkatan
resistensi pembuluh darah arteri
segmental diperburuk selama CPT
dibandingkan dengan konsumsi air.
Perubahan hemodinamik arteri
segmental ini ditimbulkan oleh
HFCS pemanis dan bukan karena
kandungan kafein atau osmolalitas
minuman. Peningkatan resistensi
pembuluh darah arteri segmental ini
kemungkinan karena peningkatan
simultan asam urat serum dan
copeptin. Konsumsi minuman
ringan manis HFCS meningkatkan
48
15 Karakteristik faktor Arianti, Anisa 2020 penelitian 88 pasien, terdapat 1 pasien (1,1%) CKD pada
risiko pasien Rachmawati, observasional terdapat 57 kelompok usia 18-25 tahun, 26
Chronic kidney disease Erlina Marfianti cross sectional pasien laki-laki pasien (29,5%) pada kelompok
(ckd) yang menjalani dan 31 pasien umur 26-45 tahun, 54 pasien
hemodialisa di rs x perempuan (61,4%) pada kelompok umur 46-
madiun 65 tahun, 7 pasien (8%) pada
kelompok usia >65 tahun.
Berdasarkan faktor risiko terjadinya
CKD didapatkan hasil 81 pasien
(92%) menderita hipertensi, 34
pasien (38,6%) dengan DM, 17
pasien (19,3%) dengan penyakit
tubulointerstitial, 6 pasien (6,8%)
dengan penyakit ginjal polikistik, 4
pasien (4,5 %) dengan penyakit
kardiovaskular, tidak ada pasien
(0%) dengan penyakit glomerular.
Hipertensi dan diabetes mellitus
merupakan dua faktor risiko
tertinggi pasien CKD yang
menjalani hemodialisa di RS X
Madiun.
49
16 Analisis ketahanan Dony Yulianto, 2017 observasional 82 data pasien rentang usia 26-45 tahun sebanyak
hidup pasien penyakit Hari Basuki analitik Penyakit Ginjal 37 orang, rentang usia 46-65 tahun
ginjal kronis dengan Notobroto, retrospektif Kronis yang 35 orang, rata-rata usia pasien 44
hemodialisis di rsud dr. Widodo mulai menjalani tahun. Sebagian besar berjenis
Soetomo surabaya terapi kelamin laki-laki, frekuensi HD ≤ 2
Hemodialisis kali tiap minggu, memiliki riwayat
pada periode Hipertensi, Diabetes Melitus dan
2010-2013. adanya komplikasi anemia. Rata-
rata ketahanan hidup secara umum
selama 67,84 bulan. Ketahanan
hidup pasien usia 46-65 tahun lebih
rendah daripada pasien usia 26-45
tahun. Pasien dengan jenis kelamin
perempuan, pada rentang usia 46-
65 tahun, frekuensi HD ≥3 kali, dan
memiliki riwayat Hipertensi,
Diabetes Melitus serta adanya
komplikasi anemia memiliki rata-
rata ketahanan hidup lebih rendah,
Ketahanan hidup pasien dengan
riwayat Hipertensi dan Diabetes
Melitus lebih rendah daripada
pasien yang tidak memiliki riwayat
penyakit tersebut.
17 Analisa faktor risiko Siti Purwati 2018 analitik dengan 60 responden faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab kejadian desain kejadian GGK stage 5 pada
penyakit gagal ginjal penelitian responden yang melakukan
kronik (ggk) di ruang cross Sectional hemodialisis di Ruang Hemodialisa
hemodialisa rs dr. RS Dr. Moewardi usia ≥ 60 tahun
Moewardi (91,7%), jenis kelamin laki-laki
50
18 Analisis Faktor-Faktor Arief Tajally 2015 deskriptif 58 hipertensi berisiko 5,6 kali
yang Berhubungan Adhiatma, analitik dengan sampel mengalami kejadian gagal ginjal
dengan Kejadian Gagal Zulfachmi pendekatan kronik, diabetes melitus berisiko
Ginjal Wahab, Ibnu retrospektif. 5,1 kali mengalami kejadian gagal
Kronik Pada Pasien Fajar Eka ginjal kronik, nefropati obstruksi
Hemodialisis Di RSUD Widyantara berisiko 3,7 kali mengalami
Tugurejo Semarang kejadian gagal ginjal kronik,
pielonefritis berisiko 3,1 kali
mengalami kejadian gagal ginjal
kronik, dan hipertensi dan diabetes
melitus penyebab kejadian gagal
ginjal kronik sebesar 43,8%,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor lain di luar variabel
hipertensi dan diabetes melitus.
51
19 Early Mortality Among Hui Zhou, John J. 2018 Studi kohort 2094 pasien di 2094 pasien di diagnosa ESRD
Peritoneal Dialysis Sim, Simran K. retrospektif diagnosa ESRD diidentifikasi dengan GFR ≤ 15 ml /
and Hemodialysis Bhandari, Sally diidentifikasi menit per 1,73 m2, 1398 (66,8%)
Patients Who F. Shaw, Jiaxiao dengan GFR ≤ beralih ke HD dan 696 (33,2%)
Transitioned With an Shi, Scott A. 15 ml / menit beralih ke PD. Usia rata-rata adalah
Optimal Rasgon, Csaba P. per 1,73 m2 62 (SD 12,9) tahun dengan 39,9%
Outpatient Start Kovesdy, wanita. Komposisi ras / etnis dari
Kamyar populasi adalah 25,9% kulit putih
Kalantar-Zadeh, non-Hispanik, 20,7% kulit hitam,
Michael H. 39,0% Hispanik, dan 12,0% Asia.
Kanter and ESRD dengan DM sebanyak
Steven J. 77,7%, sedangkan hipertensi
Jacobsen hampir sepenuhnya ada di seluruh
kelompok penelitian.
Di antara 2.094 pasien, pasien HD
lebih tua (64 vs 57 tahun). Pasien
HD memiliki tingkat DM yang
sudah ada sebelumnya (80% vs
73%) dibandingkan dengan pasien
PD. Namun, pasien dalam kohort
yang cocok lebih muda (61 tahun vs
63 tahun) dan memiliki proporsi
yang lebih rendah dari pasien yang
memulai dialisis dengan eGFR<5
ml / menit per 1,73 m2.
Secara keseluruhan, 286 (13,7%)
kejadian kematian terjadi dalam 2
tahun setelah inisiasi ESRD di
antara kohort studi total; 77 (3,7%)
dan 142 (6,7%) masing-masing
dalam 6 bulan dan 1 tahun.
52
20 Factors Associated Saniya Ilma 2017 analitik 11.405 sampel kejadian PGK pada penderita
with Chronic Kidney Arifa, Mahalul observasional hipertensi 0,5% dari keseluruhan
Disease Incidence Azam, Oktia dengan sampel. Terdapat hubungan pada
among Patients Woro Kasmini pendekatan usia kategori 45- 54 tahun, usia
with Hypertension in Handayani cross sectional kategori 55-64 tahun, jenis kelamin,
Indonesia riwayat DM, dan riwayat batu
ginjal dengan kejadian PGK pada
penderita hipertensi. Variabel lain
yang berkontribusi besar terhadap
kejadian PGK konsumsi alkohol,
konsumsi minuman bersoda,
konsumsi minuman berenergi, dan
penggunaan obat analgetika
NSAID.
21 Faktor-faktor risiko Solihuddin 2016 Deskriptif 37 orang. kejadian gagal ginjal kronik usia
kejadian gagal ginjal Harahap cross sectional 46-55 tahun 10 orang (27%), usia
kronik (ggk) di ruang 36-45 tahun 9 orang (24,3%), usia
hemodialisa (hd) rsup 56-65 tahun 8 orang (21,6%), usia
h. Adam malik medan 26-35 tahun 7 orang (18,9%), usia
17-25 tahun 2 orang (5,4%), dan
usia >65 sebanyak 1 orang (2,7%).
sejumlah pasien yang berusia muda
53
22 Hubungan frekuensi Sri Hananto 2015 analitik 28 responden responden (50%) mengkonsumsi
konsumsi suplemen Ponco Nugroho korelasional suplemen energi >5 bungkus
energi dengan stadium pendekatan perminggu. Hampir seluruh
Chronic kidney disease cross responden (82.1%) pada stadium 5.
di ruang hemodialisis sectional Hasil uji statistic menunjukkan nilai
rsud ibnu sina gresik koefisiensi korelasi -614 dengan
tingkat signifikansi p<0.05
sehingga terdapat hubungan
frekuensi konsumsi suplemen
energi dengan stadium Chronic
Kidney Disease
23 Serum uric acid and Qimei Luo, Xi 2019 Literature 7 studi dengan peningkatan 1 mg / dl dalam tingkat
cardiovascular Xia, Bin Li, review jumlah sampel SUA (Serum Uric Acid)
mortality in chronic Zhenchuan Lin, 11.050 meningkatkan risiko 12% dalam
kidney disease: a Xueqing Yu and mortalitas kardiovaskular). Tingkat
metaanalysis Fengxian Huang SUA (Serum Uric Acid) yang lebih
tinggi dikaitkan peningkatan risiko
kematian kardiovaskular secara
signifikan pada pasien dengan CKD
54
24 Risk Factors For Delima, Emiliana 2017 kasus kontrol 429 responden umur lanjut, riwayat keluarga
Chronic Kidney Tjitra, dengan PGK, konsumsi air minum
Disease : A Case Lusianawaty ≤ 2000 ml/hari, konsumsi minuman
Control Study In Four Tana, Frans bersoda, minuman berenergi,
Hospitals In Jakarta In Suharyanto pernah didiagnosis gangguan
2014 Halim, glomerulus atau tubulo-intersisial
Lannywati ginjal, batu ginjal, hipertensi, dan
Ghani, Hadi diabetes mellitus meningkatkan
Siswoyo, Sri risiko PGK dengan kisaran adjusted
Idaiani dkk OR 1,8 hingga 25,8 dan faktor
risiko paling dominan adalah sering
mengonsumsi minuman berenergi
bersamaan minuman bersoda
25 Faktor risiko gagal Restu Pranandari, 2015 observasional 144 sampel Faktor-faktor penyebab penyakit
ginjal kronik di unit Woro Supadmi analitik case gionjal kronik jenis kelamin, usia,
hemodialisis rsud wates control riwayat penyakit hipertensi, riwayat
Kulon progo penyakit DM riwayat penggunaan
analgetika, anti inflamasi non-
steroid dan riwayat penggunaan
minuman suplemen energi
berhubungan dengan kejadian gagal
ginjal kronik
55
terjadinya penyakit ginjal kronik antara lain riwayat penyakit hipertensi, riwayat
faktor resiko juga menunjukkan sebagai terjadinya penyakit ginjal kronik antara lain
mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi obat anti inlflamasi non steroid (NSAID), dan
usia pasien yang menjalani terapi hemodialisis terbanyak terdapat pada usia 46
hingga 65 tahun, kemudian terbanyak kedua terdapat pada usia 26 hingga 45 tahun.
Sesuai dengan data pada artikel penelitian (Rebholz et al., 2019) dari 3003
responden dan usia rata-rata pasien adalah 54 tahun. Penelitian oleh (Rachmawati
al., 2019) usia rata-rata adalah 62 tahun yang di diagnosa end tage renal disease.
penelitian oleh (Zhou et al., 2019) mengemukakan juga pada penelitiaanya dari 2094
responden 1259 (60.1%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Demikian pula penelitian
56
menjadi pemicu terjadinya penyakit ginjal kronik adalah faktor penyakit hipertensi,
dengan hasil penelitian (Zhou et al., 2019) pada responden yang didiagnosa ESRD
(End Stage Renal Diease) dengan DM sebanyak 1267 (77,7%) dari 2094, sedangkan
(Rachmawati & Marfianti, 2020) faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik
penyakit ginjal polikistik, 4 pasien (4,5 %). Hasil yang serupa juga terdapat pada
hipertensi dan diabetes mellitus merupakan faktor resiko tertinggi pada hasil
penelitiannya. Pada penelitian oleh (Aksoy & Şelimen, 2020) Diabetes Mellitus,
Asam urat juga menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal kronik
seperti yang dikemukakan oleh (Luo et al., 2019) peningkatan 1 mg / dl dalam tingkat
SUA (Serum Uric Acid) meningkatkan risiko 12% dalam mortalitas kardiovaskular,
hal ini dikaitkan peningkatan risiko kematian kardiovaskular secara signifikan pada
pasien dengan penyakit ginjal kronik. Penelitian oleh (Kovesdy, Furth, & Zoccali,
57
2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa nefrolitiasis adalah salah satu efek
obesitas yang berbahaya dan memiliki konsekuensi merusak ginjal yang luas.
Penyebab terjadinya penyakit ginjal tidak hanya dari keadaan pre renal, intra
renal dan post renal namun terdapat beberapa faktor resiko yang menjadi pemicu
terjadinya penyakit ginjal kronik lebih cepat terdiagnosis salah satunya dari pola
hidup yang tidak sehat, seperti hasil dari beberapa penelitian yang mengemukakan
ginjal, pada penelitian (Ariyanto, Hadisaputro, Lestariningsih, & Adi, 2018) pada
pasien yang mengkonsumsi suplemen ber energy > 4 kali dalam satu minggu menjadi
faktor resiko terkait terjadinya penyakit ginjal kronik. Pada responden olahragawan
yang diteliti oleh (Davani-Davari, Karimzadeh, & Khalili, 2019) menyatakan bahwa
androgenic ini dapat mempengaruhi ginjal dalam berbagai aspek, termasuk dapat
menyebabkan atau memperburuk cidera ginjal akut, penyakit ginjal kronik dan
Pasien dengan diagnosa penyakit ginjal kronik juga dapat disebabkan oleh
faktor resiko mengkonsumi minuman bersoda seperti yang terdapat pada penelitian
dan setelah latihan dalam panas dapat menimbulkan AKI pada manusia, penelitian
lanjutan oleh (Chapman et al., 2020) menyatakan minuman ringan yang dimaniskan
ginjal yang lebih besar yang dapat mengalami peningkatan risiko nefropati yang
terjadi setelah iskemia ginjal local. Penelitian yang mendukung diteliti oleh (Rebholz
et al., 2019) ) konsumsi soda yang lebih tinggi signifikan terjadinya insiden penyakit
Kosumsi minuman beralkohol pula dapat menjadi faktor resiko dari penyakit
ginjal kronik, pada penelitian (Fan, Jie, Shanshan, Qiaorui, & Liqun, 2019)
seperti OAINS (obat anti inflamasi non steroid) juga memiliki pengaruh terhadap
kesehatan ginjal dimana jika dikonsumsi dapat menjadi faktor resiko terjadinya
penyakit ginjal kronik, seperti pada penelitian (Purwati, 2018) terdapat keterkaitan
serupa oleh (Pranandari & Supadmi, 2015) dimana pada 114 responden riwayat
kronik.
59
Selain obat anti inflamasi non streroid, faktor yang berpengaruh pula pada
artikel penelitian yang dianalisis adalah konsumsi obat herbal, pada penelitian yang
dilakukan oleh (Ariyanto et al., 2018) konsumsi obat herbal > 4 kali dalam satu
minggu menjadi faktor terjadinya penyakit ginjal kronik, dan penelitian oleh
(Pongsibidang, 2017) faktor risiko kejadian gagal ginjal kronik adalah konsumsi
obat herbal.
Pasien yang terdiagnosa penyakit ginjal kronik, ketika fungsi ginjal terus
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Yulianto & Basuki, 2017) pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis setelah inisiasi pertama
rata-rata ketahanan hidup secara umum selama 67,84 bulan atau ± 5 tahun, dengan
frekueni hemodialisis ≤ 2 kali tiap minggu, pada rentang usia 46-65 tahun, frekuensi
HD ≥3 kali dan ketahanan hidup pasien dengan riwayat Hipertensi dan Diabetes
Melitus lebih rendah. Penelitian serupa yang dilakukan oleh (Zhou et al., 2019)
dalam jendela 2 tahun dari 2094 responden, 286 (13,7%) kematian dalam 2 tahun
4.2. Pembahasan
beberapa penyakit baik dari ginjal sendiri maupun penyakit lainnya yang
ginjal kronik adalah rentang usia 46-65 tahun, kemudian pada usia 26-45
dimulai dari usia 45 tahun hinga 74 tahun dan jenis kelamin yang
ginjal kronik, diabetes melitus berisiko 5,1 kali mengalami kejadian gagal
kerusakan dari banyak organ di dalam tubuh, termasuk ginjal dan jantung.
melewati sel karena insulin dalam tubuh manusia tidak ada atau ada
Hananto P. N, 2015).
ginjal yang lebih besar Konsumsi minuman ringan manis HFCS secara
(Kovesdy et al., 2017) nefrolitiasis adalah salah satu efek obesitas yang
yang tidak terlalu besar dapat didorong oleh peristaltik otot-otot system
dapat keluar dengan spontan namun batu dengan ukuran lebih besar akan
keruakan ginjal serta jika mengenai kedua sisi ginjal maka akan
yang masuk ke dalam ginjal. Jika keadaan tersebut dibiarkan, maka akan
dari penyakit ginjal kronik. Obat yang bebas maupun diresepkan oleh
& Ridha, 2015; Logani, Tjitrosantoso, & Yudistira, 2017). Obat NSAID
jaringan ginjal. Selain itu, minuman bersoda dan jamu atau obat herbal
juga menjadi faktor terjadinya penyakit ginjal kronik (Delima et al., 2017;
obat herbal belum memiliki standarisasi yang baku dalam segi keamanan
dan dosis tepat belum dapat dipastikan dengan jelas. Beberapa obat herbal
(Yulianto & Basuki, 2017) pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis 2 kali tiap minggu, pada rentang usia 46-65 tahun, frekuensi
memiliki kualitas hidup yang baik dan memiliki dukungan keluarga yang
sangat positif serta pola hidup sehat pada pasien tersebut diterapkan dan
67
(Zhou et al., 2019) dalam jendela 2 tahun dari 2094 responden, 286
oleh (Cohen, Ruthazer, Moss, & Germain, 2015) kematian pada 6 bulan
masalah kardiovaskuler.