Anda di halaman 1dari 54

PRESENTASI KASUS

CHRONIC KIDNEY
DISEASE

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Disusun oleh:
dr. Debora Asdha Kaban
Supervisor:
dr. Sahat Ericson Tampubolon, M.Ped (PD), Sp.PD
Pembimbing:
dr. Luh Putu Suartini Kusumawati

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RST Tk.IV SINGARAJA, SINGARAJA, BULELENG, BALI
PERIODE 20 NOVEMBER 2022 – 19 NOVEMBER 2023
01
Tinjauan
Pustaka
Anatomi Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang, terletak dibelakang rongga abdomen
pada vertebrae thorakal 12 sampai lumbal 3

Korteks
tepi Permukaan
medialnya anterior dan
berbentuk posterior kutub
cekung karena atas dan Medula
adanya hilus. bawah serta
tepi lateral
ginjal
berbentuk Pelvis Renalis
cembung
Anatomi Ginjal
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi sama.

02 04
01

03 05

Setiap nefron terdiri dari Kapsula Bowman, Tubulus Kontortus Proksimal, Lengkung Henle,
Tubulus Kontortus Distal, dan tubulus colecticivus
Fisiologi Ginjal
Fungsi Ekskresi Fungsi Non Ekskresi

1. Mempertahankan osmolalitas plasma 1. Menghasilkan renin


2. Mempertahankan volume ECF dan tekanan 2. Menghasilkan eritropoetin
darah 3. Menghasilkan 1,25-Dihidroksivitamin D3
3. Mempertahankan konsentrasi elektrolit 4. Mengaktifkan prostaglandin
plasma 5. Mengaktifkan degradasi hormon polipeptida.
4. Mempertahankan pH plasma 6. Mengaktifkan insulin, glukagon, parathormon,
5. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH, dan
metabolisme protein hormon gastrointestinal (gastrin, polipeptida
6. Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk intestinal vasoaktif (VIP).
sebagian besar obat.
Fisiologi Ginjal
Renin – Angiotensin – Aldosterone System (RAA System)
Fisiologi Ginjal
Proses Pembentukan Urin

2 Proses Pembentukan urin


terdiri dari 4 tahap:
1 1. Filtrasi
2. Reabsorpsi
4
3 3. Sekresi
4. Ekskresi
Chronic Kidney Disease (CKD)
CKD merupakan abnomarlitas struktur dan fungsional ginjal yang terjadi lebih
dari 3 bulan dan memengaruhi kesehatan.
Kategori bedasarkan
Beratnya Kerusakan Ginjal

End-Stage Renal Disease → stadium CKD yang ditemukan adanya akumulasi toksin, cairan dan
elektrolit yang harusnya diekskresikan oleh ginjal sehingga dapat terjadi sindrom uremia
Kategori Bedasarkan Prognosis
Klasifikasi bedasarkan
Etiologi
Klasifikasi bedasarkan
Etiologi
Patogenesis
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Prosedur Informasi yang dicari Prosedur Informasi yang dicari
Anamnesis Tanda-tanda untuk penyebab, Mikroskopik Urin Mengetahui adanya proteinuria
faktor risiko, klasifikasi, dan gejala atau albuminuria
dan Pemeriksaan
komplikasi CKD USG Ginjal Merupakan modalitas utama pada
Fisik
pasien CKD, dapat mengetahui
Darah Perifer Mengetahui adanya anemia dan adanya obstruksi pada ginjal,
Lengkap gangguan elektrolit ukuran dan kesimetrisan ginjal,
renal scarring dan polycystic
Pemeriksaan Mengukur fungsi ginjal disease
Biokimia Darah
− GFR − Mengukur besarnya kerusakan
ginjal, dan mengetahui durasi CT Scan Abdomen Mengetahui struktur abnormal dari
penurunan GFR >3 bulan ginjal dan traktus
− Kreatinin
− Mengetahui adanya urinarius
peningkatan kadar kreatinin Biopsi Ginjal Menentukan berdasarkan
− Cystatin C pemeriksaan patologi penyakit
serum
ginjal
− Kadarnya dalam darah dapat
menggambarkan GFR
Komplikasi bedasarkan stage
Rencana Tata Laksana
Derajat LFG Rencana tata laksana
(ml/menit/1,73m2)

Illustration by Smart-Servier Medical Art


1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi
komorbid, evaluasi pemburukan
(progression) fungsi ginjal,
memperkecil risiko kardiovaskular
2 60-89 Menghambat perburukan
(progression) fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-30 Persiapan untuk terapi pengganti
ginjal
5 < 15 Tetapi pengganti ginjal
Illustration by Smart-Servier Medical Art
Tata Laksana bedasarkan Komplikasi
Tata Laksana
HEMODIALISIS
Indikasi dilakukannya hemodialisis pada
penderita gagal ginjal stadium terminal antara
lain karena telah terjadi:
● Kelainan fungsi otak karena keracunan
ureum (ensepalopati uremik).
● Gangguan keseimbangan asam-basa dan
elektrolit, misalnya asidosis metabolik,
hiperkalemia, dan hiperkalsemia.
● Kelebihan cairan ( volume overload ) yang
memasuki paru-paru sehingga
menimbulkan sesak nafas berat.
● Gejala-gejala keracunan ureum ( uremic
symptoms )
HEMODIALISIS

Dialisis dianggap baru perlu dimulai bila


dijumpai salah satu dari:
● Keadaan umum buruk dan gejala
klinis nyata.
● K serum > 6mEq/L
● Ureum darah > 200 mg/dl
● pH darah < 7,1
● Anuria berkepanjangan (> 5 hari)
● Fluid overloaded atau kelebihan
cairan yang memasuki paru-paru
sehingga menimbulkan sesak nafas
berat.
Restriksi Gizi pada kasus CKD
02
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn KS
Tanggal lahir : 31 Desember 1945
Usia : 78 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kalibaru
Tanggal MRS : 03 Juni 2023
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh anaknya ke IGD RST dengan
keluhan utama lemas sejak 14 hari SMRS.
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh anaknya ke IGD RST dengan keluhan utama lemas sejak 14 hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


● Pasien terlihat sangat lemas baik saat beraktivitas → Sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari
● Mengeluh mual yang tidak disertai dengan muntah → tidak mau makan
● Selama beberapa bulan terakhir, Nafsu makan pasien sangat menurun
● Pasien terlihat semakin kurus

● Pasien sulit untuk tidur karena terkadang merasa sesak saat berbaring → nyaman kalau tidur
menggunakan beberapa bantal
● Pasien selama ini menyangkal adanya bengkak pada kedua kaki.
● BAK sangat jarang, terkadang kalau hendak BAK hanya menetes sedikit-sedikit berwarna kuning.
Keluar nanah, darah, kencing berpasir disangkal oleh Pasien.
● Pasien biasanya BAB 2-3 hari sekali.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai hipertensi sejak
Hipertensi beberapa tahun terakhir tetapi tidak Riw. trauma disangkal
rutin kontrol
Pasien mempunyai diabetes mellitus
Diabetes Riw. alergi disangkal
sejak beberapa tahun terakhir tetapi
Melitus tidak rutin kontrol
Pasien sempat mengalami hal serupa 4 Riw. Operasi
bulan dan 2 bulan yang lalu di RS KU disangkal
Peny. ginjal sebelumnya
dan dikatakan oleh dokter bahwa
pasien mengalami gangguan pada ginjal
Stroke disangkal
Peny. Jantung disangkal
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi disangkal Riw. trauma disangkal

Diabetes
disangkal Riw. alergi disangkal
Melitus

Riw. Operasi
Peny. ginjal disangkal disangkal
sebelumnya

Peny. Jantung disangkal Stroke disangkal


ANAMNESIS
Riwayat Pemakaian Obat
Pasien meminum obat dari RS tetapi tidak tau apa nama obat tersebut, tetapi keluarga
mengatakan ada salah satu obat untuk hipertensi.

Riwayat Penyakit Sosial


● Riwayat merokok : Pasien merokok dari masih muda sampai 3 bulan terakhir, 1 hari 5
batang rokok.
● Riwayat alkohol : Pasien meminum alkohol saat masih muda
● Riw Pekerjaan : Pasien dulu bekerja sebagai petani di kampung, sejak 10 tahun
terakhir pasien sudah berhenti dan hanya diam di rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Antropometri
Kesadaran : CM, GCS 15 (E4V5M6) 1. BB : 48 cm
2. TB : 165 cm
Tanda Vital 3. BMI : 17
1. Tekanan darah : 172/75 mmHg 4. Status Gizi: Underweight
2. Heart Rate : 85x/min
3. Respiratory rate : 24x/min
4. Sat O2 : 96% on room air
5. Tax : 36.3 C
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala Normosefali, rambut tidak mudah rontok Paru Inspeksi: Normochest, dada bergerak simetris, tidak tampak
Mata Konjungtiva palpebra pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil penggunaan otot bantu napas,
bulat isokor, refleks cahaya (+/+), edema palpebra (-/-) Palpasi: Vokal fermitus paru kanan sama dengan paru kiri (+)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Mulut sianosis (-), pucat (+), luka pada sudut bibir (-), gusi
Auskultasi: VBS kanan = kiri, ronki -/-, Wheezing (-/-)
berdarah (-)
Leher JVP 5 + 2 cmH2O, tidak ada limfadenopati atau pembesaran Abdomen Inspeksi: Tidak tampak distensi, tidak tampak venektasi, spider
tiroid nevi, caput medusa, benjolan, tidak ada tanda-tanda inflamasi
Jantung Inspeksi: tidak tampak iktus kordis Auskultasi: Bising Usus (+) Normal
Palpasi: iktus kordis teraba di sela iga 5, teraba heaving (+), Palpasi: Supel, shifting dullness (-), nyeri tekan (-),
thrilling (-), lifting (-) Perkusi: timpani, shifting dullness negatif
Perkusi :
Punggung Nyeri ketok CVA +/+
● Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
● Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS Ekstremitas CRT < 2 detik, akral hangat (+/+/+/+), pitting edema (-/-/-/-)

● Batas jantung kanan bawah : SIC IV LPSD Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan
● Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
DRE Spicter ani kuat, ampula tidak kolaps, teraba prostat dengan
● Auskultasi: BJ I dan II regular, tidak ada murmur, tidak
batas atas yang tidak teraba, permukaan licin, nyeri tekan -,
ada gallop benjolan intralumen -, pada handscoen darah -, feses -
DAFTAR MASALAH
1. Obs malaise ec low intake ec sindrom geriatric dd uremic syndrome
2. Hipertensi stage II
3. Suspek CKD
4. Obstruksi GUT ec susp BPH dd ca prostat + BSK
5. Suspek Anemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (03-06-23)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 9.2 (L) g/dL 13.0 - 16.6
Hematokrit 27.8 (L) % 41.3 - 57
Eritrosit 4.29 (L) juta/mikroL 3.72 - 5.06
MCV 88.6 fl 87.1 - 102.4

MCH 29.3 pg 25.8 - 32.4

MCHC 33.0 % 29.6 - 32.5


Leukosit 10000 /mikroL 3170 - 8400
Lymphosit 7.4 (L) % 15 - 50
Granulosit 86 (H) % 35 - 80
Trombosit 252 ribu/mikroL 167 - 390
Glukosa
GD Sewaktu 178 (H) mg/dL 74 - 99: normal
100 - 199: increased risk
for diabetes
≥200: diabetes mellitus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (03-06-23)
Parameter Temuan Interpretasi
Rhythm Gelombang P diikuti oleh Irama sinus
gelombang QRS
Gel P positif di Lead I dan aVF
Heart Rate 83 x/menit regular HR Normal
Axis Lead I (+) Normoaxis
Lead aVF (+)
Hypertrophy R di V1 = 1mm | S di V6 = 3mm -
R/S di V1 <1
R di V4= 34mm | S di V1 = 5mm
R/S di V6 <1
P Wave Gelombang P 0.08s 1 mm -
PR Interval PR interval 0.12s -
QRS Complex Durasi 0.12 s -
Progressive R wave V1-V4
ST Segment Tidak ada ST elevasi ST Normal
T Wave Tidak ada T inversi -

Conclusion Normal
DIAGNOSIS
Illustration by Smart-Servier Medical Art

KERJA
1. Obs malaise ec low intake ec sindrom geriatric dd
uremic syndrome
2. Susp CKD dd AKI
3. Hipertensi stage II
4. Obstruksi GUT ec susp BPH + BSK
5. Anemia penyakit kronik
6. Diabetes Melitus tipe II
TATA LAKSANA
Tata laksana Awal IGD Rencana Diagnosis dan Tata Laksana

1. IVFD RL 20 tpm Rencana Pemeriksaan


2. PO Paracetamol 3x500 mg kp 1. Cek lipid profile, asam urat, ureum dan kreatinin
3. PO Amlodipin 1x10mg 2. USG Abdomen
4. PO Captopril 1x25mg
5. PO Vit B complex 2x1 tab Rencana Tata Laksana Medikamentosa (Instruksi
DPJP dr. Sp.Pd)
1. Drip Vit C 1amp/hari iv
2. PO Metformin 2x500mg
3. PO Cefixime 2x200mg

Rencana Tata Laksana Non Medikamentosa


1. Pantau produksi urine (tampung urine)
03
FOLLOW UP
TANGGAL 04/06/2023 ; Pukul 10.00 WITA
S Pasien masih terlihat sangat lemas. Pasien masih mengeluhkan adanya mual dan A − CKD stage V ec UAN
muntah sebanyak 1x berisi air. Nafsu makan pasien masih buruk sehingga masih tidak − Hiperurisemia
mau makan dan minum hanya sedikit. Semalam pasien agak sulit tidur, tidur jam 12.00 − Hiperkolestrolemia
dan bangun jam 05.00 pagi. − Diabetes melitus -II
O Keadaan umum :Tampak sakit berat, Kesadaran: CM, E4V5M6 − Hidronefrosis bilateral grade IV
TD: 124/62 mmHg, N: 71x/menit, RR: 20x/menit, S: 36°C, SpO2: 96% − Kolestasis
Kepala: Nyeri kepala (-), hematoma (-) − BPH
Mata: konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher: limfadenopati (-), JVP meningkat (-), pembesaran KGB dan tiroid (-) P − IVFD RL 20 tpm
THT: Faring hiperemis (-/-), Tonsil T1-T1, deformitas (-) − PO Paracetamol 3x500 mg kp
Thorax : Simetris, penggunaan otot bantu napas (-) − PO Amlodipin 1x10mg
Cor: S1 S2 tunggal (+) reguler (+), murmur (-), gallop (-) − PO Captopril 1x25mg
Pulmo: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) − PO Vit B complex 2x1 tab
Abdomen: Distensi (-), Nyeri tekan (-). BU (+) Normal − Drip Vit C 1amp/hari iv
Ekstremitas: Akral hangat (+/+/+/+), pitting edema (-/-/-/-), CRT 2s − PO Metformin 2x500mg
Pemeriksaan penunjang: − PO Cefixime 2x200mg
1. Darah lengkap: GDP: 135 (H), Kreatinin: 16.8 (H) → eGFR 2.4, Ureum: 401(H), − PO Urdafalk 1x1 tab
Asam urat: 15.68 (H), Cholesterol total: 106, Trigliserida: 192 (H), LDL cholesterol − PO Harnal 1x1 tab
direct: 88.9, HDL cholesterol direct: 35.7
TANGGAL 04/06/2023 ; Pukul 10.00 WITA
No Organ Gambar Interpretasi
1. Hepar Bentuk dan ukuran normal,
Tampak lesi hiperekoik
pada hepar, vaskularisasi -,
asites -

2. Gallbladder Bentuk dan ukuran normal,


stone -, sludge +, CBD
dilatasi -
TANGGAL 04/06/2023 ; Pukul 10.00 WITA
No Organ Gambar Interpretasi
3. Lien Bentuk dan ukuran normal,
VL dilatasi -, cyst -
4. Pankreas Bentuk dan ukuran normal,
dilatasi -, kalsifikasi -

5. Ginjal kanan Bentuk berubah, … dilatasi -


Bentuk berubah, dilatasi +,
, stone
stonetidak
tidakterlihat,
…, ureteruterer
dilatasi -
dilatasi (-)
TANGGAL 04/06/2023 ; Pukul 10.00 WITA
No Organ Gambar Interpretasi
6. Ginjal kiri Bentuk berubah, ….
Bentuk berubah, dilatasi +,
Dilatasi - terlihat, uterer
stone tidak
dilatasi (-)

7. Kandung kemih
8. Uterus/prostat Prostat tampak membesar
9. Appendix Tidak terlihat
10. Kesan − Hidronefrosis bilateral grade IV
− Kolesistitis
− BPH
− Hemangioma hepar
TANGGAL 05/06/2023 ; Pukul 08.00 WITA
S Pasien masih terlihat sangat lemas. Pasien masih mengeluhkan adanya mual tetapi A − CKD stage V ec UAN
tidak mengeluhkan adanya muntah. Pasien makan dan minum hanya sedikit. Semalam − Hiperurisemia
pasien merasa sulit untuk memulai tidur − Hiperkolestrolemia
− Diabetes melitus -II
O Keadaan umum :Tampak sakit berat, Kesadaran: CM, E4V5M6 − Hidronefrosis bilateral grade IV
TD: 107/56 mmHg, N: 77x/menit, RR: 20x/menit, S: 36°C, SpO2: 96% − Kolestasis
− BPH
Kepala: Nyeri kepala (-), hematoma (-) P − IVFD RL 20 tpm
Mata: konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-) − PO Paracetamol 3x500 mg kp
Leher: limfadenopati (-), JVP meningkat (-), pembesaran KGB dan tiroid (-) − PO Amlodipin 1x10mg
THT: Faring hiperemis (-/-), Tonsil T1-T1, deformitas (-) − PO Captopril 1x25mg
Thorax : Simetris, penggunaan otot bantu napas (-) − PO Vit B complex 2x1 tab
Cor: S1 S2 tunggal (+) reguler (+), murmur (-), gallop (-) − Drip Vit C 1amp/hari iv
Pulmo: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) − PO Metformin 2x500mg
Abdomen: Distensi (-), Nyeri tekan (-). BU (+) Normal − PO Cefixime 2x200mg
Ekstremitas: Akral hangat (+/+/+/+), pitting edema (-/-/-/-), CRT 2s − PO Urdafalk 1x1 tab
− PO Harnal 1x1 tab

R Pantau TTV
Pro HD —> rujuk RSUD Buleleng
TANGGAL 06/06/2023 ; Pukul 08.00 WITA
S Pasien masih mengeluhkan adanya lemas. Pasien masih mengeluhkan adanya mual A − CKD stage V ec UAN
tetapi tidak disertai dengan muntah. Pasien makan dan minum hanya sedikit. Pasien − Hiperurisemia
juga mengeluhkan adanya sesak sejak semalam dan sulit untuk tidur sehingga − Hiperkolestrolemia
memerlukan bantal yang akan tinggi untuk tidur − Diabetes melitus -II
O Keadaan umum :Tampak sakit berat, Kesadaran: CM, E4V5M6 − Hidronefrosis bilateral grade IV
TD: 99/50 mmHg, N: 81x/menit, RR: 24x/menit, S: 36°C, SpO2: 96% − Kolestasis
− BPH
Kepala: Nyeri kepala (-), hematoma (-) P − IVFD RL 20 tpm
Mata: konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-) − PO Paracetamol 3x500 mg kp
Leher: limfadenopati (-), JVP meningkat (-), pembesaran KGB dan tiroid (-) − PO Amlodipin 1x10mg
THT: Faring hiperemis (-/-), Tonsil T1-T1, deformitas (-) − PO Captopril 1x25mg
Thorax : Simetris, penggunaan otot bantu napas (-) − PO Vit B complex 2x1 tab
Cor: S1 S2 tunggal (+) reguler (+), murmur (-), gallop (-) − Drip Vit C 1amp/hari iv
Pulmo: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) − PO Metformin 2x500mg
Abdomen: Distensi (-), Nyeri tekan (-). BU (+) Normal − PO Cefixime 2x200mg
Ekstremitas: Akral hangat (+/+/+/+), pitting edema (-/-/-/-), CRT 2s − PO Urdafalk 1x1 tab
− PO Harnal 1x1 tab

R Pantau TTV
Pro HD —> rujuk RSUD Buleleng
TANGGAL 07/06/2023 ; Pukul 08.00 WITA
S Pasien masih mengeluhkan masih lemas. Pasien masih mengeluhkan adanya mual A − CKD stage V ec UAN
tetapi tidak disertai dengan muntah. Pasien makan dan minum hanya sedikit. Pasien − Hiperurisemia
juga mengeluhkan adanya batuk dengan dahak yang agak sedikit serta mengeluhkan − Hiperkolestrolemia
adanya sesak sejak semalam dan sulit untuk tidur sehingga memerlukan bantal yang − Diabetes melitus -II
akan tinggi untuk tidur. − Hidronefrosis bilateral grade IV
− Kolestasis
O Keadaan umum :Tampak sakit berat, Kesadaran: CM, E4V5M6
− BPH
TD: 91/51 mmHg, N: 79x/menit, RR: 22x/menit, S: 36.5°C, SpO2: 97%
P − IVFD RL 20 tpm
− PO Paracetamol 3x500 mg kp
Kepala: Nyeri kepala (-), hematoma (-)
− PO Amlodipin 1x10mg
Mata: konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
− PO Captopril 1x25mg
Leher: limfadenopati (-), JVP meningkat (-), pembesaran KGB dan tiroid (-)
− PO Vit B complex 2x1 tab
THT: Faring hiperemis (-/-), Tonsil T1-T1, deformitas (-)
− Drip Vit C 1amp/hari iv
Thorax : Simetris, penggunaan otot bantu napas (-)
− PO Metformin 2x500mg
Cor: S1 S2 tunggal (+) reguler (+), murmur (-), gallop (-)
− PO Cefixime 2x200mg
Pulmo: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
− PO Urdafalk 1x1 tab
Abdomen: Distensi (-), Nyeri tekan (-). BU (+) Normal
− PO Harnal 1x1 tab
Ekstremitas: Akral hangat (+/+/+/+), pitting edema (-/-/-/-), CRT 2s
R Pasien dipulangkan agar dapat dirujuk
HD via poli interna
KEADAAN PASIEN DIRUMAH

Menurut keluarga Pasien, Pasien meninggal dunia pada


tanggal 08-06-2023 dirumah pasien.
04
PEMBAHASAN
TEORI PASIEN
Definisi dan Manifestasi Klinis Chronic Kidney Disease
● Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan sebagai abnormalitas Pasien tampak sangat lemas baik saat beraktivitas sehari-hari maupun
dari struktur ginjal atau fungsi ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 beristirahat. Setiap hari pasien harus dibantu oleh istri atau anaknya
bulan yang berpengaruh terhadap kesehatan. dirumah. Pasien juga sering mengeluhkan mual dan nafsu makan sangat
● Kriteria definisi CKD menurut KDIGO (2012) antara lain: menurun. Pasien terlihat semakin kurus. Pasien tidak mengeluhkan adanya
a. Kerusakan ginjal yang terjadi selama selabih dari 3 bulan muntah.
berupa: Pasien juga mengeluhkan sulit untuk tidur karena terkadang merasa
• Albuminuria >30mg/hari. sesak saat berbaring. Pasien merasa lebih nyaman kalau tidur
• Abnormalitas sedimen urine (hematuria, red cell casts). menggunakan beberapa bantal sewaktu tidur. Pasien selama ini
• Abnormalitas elektrolit dan abnormalitas lainnya yang terjadi menyangkal adanya bengkak pada kedua kaki. BAK sangat jarang dan
akibat gangguan tubulus. menetes sedikit-sedikit berwarna kuning.
• Abnormalitas yang terdeteksi melalui pemeriksaan histologi. Keluhan Pasien dapat mengarahkan kepada sindrom uremia atau
• Abnormalitas yang terdeteksi secara radiologik. sindrom geriatri. Keluhan lemas bisa disebabkan karena low intake
• Adanya riwayat transplantasi ginjal. makanan dan minuman atau bisa karena adanya kelainan metabolic salah
b. GFR kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan dengan satunya adalah penumpukan ureum dalam tubuh.
atau tanpa kerusakan ginjal. Secara definisi, pada Pasien tersebut belum secara spesifik untuk
● Gambaran klinis pasien CKD meliputi gambaran yang sesuai didiagnosis CKD karena menurut KDIGO 2012 diperlukan tanda adanya
dengan penyakit yang mendasari, sindrom uremia (lemah, letargi, kelainan ginjal yang khas serta adanya penurunan GFR selama 3 bulan
anoreksia, mual, muntah) dan gejala kompikasi atau lebih. Pada Pasien dapat diketahui adanya riwayat kelainan ginjal
sejak 2 bulan terakhir dari RS sebelumnya.
Diagnosis Chronic Kidney Disease
• Anamnesis ● Anamnesis
Gambaran klinis pasien CKD meliputi gambaran yang sesuai dengan Pasien tampak sangat lemas baik saat beraktivitas sehari-hari
penyakit yang mendasari, sindrom uremia (lemah, letargi, anoreksia, mual, maupun beristirahat. Aktivitas sehari-hari harus dibantu oleh
muntah) dan gejala kompikasi. Pada stadium dini hingga GFR sebesar 60%, keluarganya. Pasien juga sering mengeluhkan mual, nafsu makan
pasien masih belum merasakan keluhan. Ketika GFR sebesar 30%, barulah sangat menurun. Pasien terlihat semakin kurus. Pasien mengeluhkan
terasa keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang, dan ini karena adanya penurunan GFR <30% dimana adanya tanda
penurunan berat badan. Sampai pada GFR di bawah 30%, pasien anemia, gangguan metabolism dan mual muntah. Pasien mengeluhkan
menunjukkan gejala uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan sulit untuk tidur dan merasa sesak saat berbaring, lebih nyaman kalau
darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan tidur menggunakan beberapa bantal sewaktu tidur. Pasien selama ini
lain sebagainya. Pasien juga mudah terserang infeksi, terjadi gangguan menyangkal adanya bengkak pada kedua kaki. BAK sangat jarang dan
keseimbangan elektrolit dan air. Pada GFR di bawah 15%, maka timbul gejala menetes sedikit-sedikit berwarna kuning. Keluhan ini bisa disebabkan
dan komplikasi serius dan pasien membutuhkan Terapi Pengganti Ginjal adanya akumulasi cairan di paru Pasien dan adanya oligouria dimana
• Pemeriksaan Fisik Pasien hanya kencng sedikit-sedikit.
Umumnya pemeriksaan fisik pada gagal ginjal kronik tidak begitu membantu ● Pemeriksaan Fisik
namun dapat mengetahui etiologi atau komplikasi yang telah terjadi. Pada Pemeriksaan fisik. Keadaan umum Pasien tampak sangat lemas.
Pada inspeksi penderita gagal ginjal kronik akan tampak pucat. Tekanan darah Pasien tinggi dimana didapatkan 172/75. Pada
Pemeriksaan Pada palpasi dan perkusi ginjal akan dirasakan ginjal yang pemeriksaan status generalis pemeriksaan yang bermakna didapatkan
semakin mengecil. Pemeriksaan palpasi dan perkusi jantung akan adanya anemis pada konjuntiva. Jantung dan paru dalam batas normal
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri. Dan identifikasi murmur saat dan tidak ditemukan adanya pitting edema pada ekstremitas.
auskultasi. Pemeriksaan perkusi paru-paru juga sering menimbulkan bunyi Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi grade II dan
redup yang menunjukkan terdapatnya edema paru tanda anemia.
Diagnosis Chronic Kidney Disease
• Pemeriksaan Penunjang ● Pemeriksaan penunjang:
Kerusakan ginjal dapat dideteksi secara 1. Darah Lengkap
langsung maupun tidak langsung. Bukti Dari pemeriksaan darah lengkap ditemukan adanya penurunan Hb dengan nilai 9.2 dengan MCH
langsung kerusakan ginjal dapat ditemukan dan MCHC dalam batas normal. Pasien mengalami anemia penyakit kronik. Pada Pasien CKD
pada pencitraan atau pemeriksaan terjadinya anemia disebabkan karena adanya penurunan produksi eritropoetin oleh ginjal sehingga
histopatologi biopsi ginjal. Pencitraan pembentukan Hb menurun.
meliputi ultrasonografi, computed 2. Gula darah:
tomography (CT), magnetic resonance Pasien mengalami peningkatan gula darah sewaktu yaitu 172 mg/dL dan gula darah puasa 135
imaging (MRI), dan isotope scanning dapat mg/dL. Dari sejarah Pasien menurut keluarganya, Pasien didiagnosis diabetes melitus sejak beberapa
mendeteksi beberapa kelainan struktural tahun terakhir tetapi tidak terkontrol dengan baik. Diabetes melitus merupakan penyakit yang menjadi
pada ginjal. Histopatologi biopsi renal etiologi paling sering dimana terjadinya kerusakan nefron ginjal dan akhirnya dapat berujung ke CKD.
sangat berguna untuk menentukan penyakit 3. Pemeriksaan biokimia ginjal
glomerular yang mendasari. Pada pemeriksaan fungsi ginjal, nilai creatinine Pasien 16.8 mg/dL. Nilai GFR menggunakan rumus
Pemeriksaan biokimia darah yaitu Kockcroft-Gault adalah 2.4 ml/mnt/1.73m2. Nilai ureum pada Pasien 401 mg/dL, kemungkinan Pasien
pemeriksaan kreatinin, cystatin C dan GFR sudah mengalami sindrom uremia. Nilai asam urat Pasien adalah 15.86 mg/dL.
dapat mengkur fungsi ginjal. Selain biokimia 4. Pencitraan USG
darah, pemeriksaan mikroskopik urin juga Pada pemeriksaan USG abdomen ditemukan adanya obstruksi pada saluran kemih yaitu adanya
dapat menentukan adanya proteinuria atau pembesaran prostat. Obstruksi pada saluran kemih bagian bawah dapat meningkatkan tekanan ke
albuminuria pada Pasien. Pemeriksaan saluran kencing atas sehingga terjadi pelebaran pelvis renalis. Pada Pasien didapatkan adanya
darah lengkap memastikan gejala hidronefrosis grade IV bilateral. Adanya hidronefrosis dapat menyebabkan kerusakan secara anatomis
komplikasi seperti adanya anemia. pada ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.
Tata Laksana Chronic Kidney Disease
Waktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum Etiologi pasti dari pasien tersebut belum dapat diketahui secara
terjadinya penurunan LFG, sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi. pasti. Kemungkinan besar karena pasien mempunyai Diabetes
Sebaliknya, bila LFG sudah menurun sampai 20-30% dari normal, terapi terhadap Melitu dan pembesaran prostat sehingga terjadi obstruksi yang
penyakit dasar sudah tidak banyak bermanfaat. akhirnya menyebabkan hidronefrosis grade IV ren bilateral.
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium V, yaitu Pada pasien yang sudah mengalami CKD stage V dengan GFR
pada LFG kurang dari 15 ml/mnt. Terapi pengganti tersebut dapat berupa dibawah 20% pengendalian etiologi sudah tidak bermanfaat.
hemodialisis. Terapi awal pada pasien di IGD yaitu cairan RL 20 tpm dan
Indikasi dilakukannya hemodialisis: obat oral berupa Paracetamol 3x500, pemberian obat
1. Kelainan fungsi otak karena keracunan ureum (ensepalopati uremik). antihipertensi golongan Calcium Channel Blocker yaitu Amlodipin
2. Gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit, misalnya asidosis metabolik, 1x10mg serta obat antihipertensi golongan ACE-Inhibitor yaitu
hiperkalemia, dan hiperkalsemia. Captopril 1x25mg serta pemberian Vit B complex 2x1 tab.
3. Kelebihan cairan ( volume overload ) yang memasuki paru-paru sehingga Pemberian terapi pada CKD stage V berupa terapi suportif dan
menimbulkan sesak nafas berat. pengobatan komplikasi yang terjadi pada pasien. Setelah pasien
4. Gejala-gejala keracunan ureum ( uremic symptoms ) terdiagnosis secara pasti mengalami CKD stage V, Pasien
5. Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata mendapatkan obat yaitu obat anti hiperglikemik oral yaitu
6. K serum > 6mEq/L Metformin 2x500mg, Drip Vit C 1amp/hari, Cefixime 2x200mg,
7. Ureum darah > 200 mg/dl pemberian Urdafalk 1x1 tab dan Harnal 1x1 tab sebagai alpha
8. pH darah < 7,1 blocker. Pasien dirujuk ke RS yang mempunyai fasilitas
9. Anuria berkepanjangan (> 5 hari) hemodialisis. Indikasi pasien harus dilakukan hemodialisis adalah
10. Fluid overloaded atau kelebihan cairan yang memasuki paru-paru sehingga karena pasien sudah mencapai stage V, ureum darah >200 dan
menimbulkan sesak nafas berat. anemia kronis.
Daftar Pustaka
● Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO). KDIGO Clinical Practice Guideline for the Evaluation
and Management of Chronic Kidney Disease. Kidney International Supplements 2012. Vol.3.
● Goldsmith, David. 2007. Chronic Kidney Disease-Prevention of Progression and of Cardiovascular
Complication: ABC of Kidney Disease. Chapter 3. Blackwell Publishing Ltd.
● Skorecki K, Green J, Brenner BM. Chronic Renal Failure. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E,
Hauser SL, Jameson JL. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. New York; McGraw Hill; 2005. P.
1653-63.
● J.McPhee MD, Steven dkk. 2009. Kidney Disease: Current Medical Diagnosis and Treatment. Chapter 22.
United States of America: Mc Graw Hill.
● Price S. A. dan Wilson, Lorraine M. C., 2006, Patophysiology Clinical Concept of Disease Process, Edisi 6,
Vol. 2, EG: Jakarta.
● Markum, H.M.S. Gangguan Ginjal Akut. In : Sudoyo AW et al (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th
edition. Jakarta: InternaPublishing; 2009.p1041
● Brady HR, Brenner BM. Acute renal failure. Dalam Kasper DL, Fauci A S , Longo DL, Braunwald E, Hauser SL,
Jameson JL, editor. Harrison’s principle of internal medicine. Ed 16. New York: 28 McGraw-Hill, Inc;
2005.p.1644-53.
TERIMA
Illustration by Smart-Servier Medical Art

KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai