com
by:
Lisa Aprilia Obay, S.Kep
NIM. 2123111030
Penyakit ginjal kronis (CKD) yang biasa disebut dengan penyakit ginjal
kronik didefinisikan sebagai penurunan progresif fungsi ginjal atau gangguan
yang terjadi pada ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan. Penyakit kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration
Rate (GFR) kurang dari 60mL/min/1,73 m2 selama minimal 3 bulan. Penyakit
ginjal awalnya tidak menunjukkan tanda dan gejala namun dapat berjalan
progresif menjadi gagal ginjal. Penyakit itu bisa dan kemungkinan ditanggulangi
untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih besar jika diketahui lebih dari
(Kemenkes, 2017). Penyakit kronis merupakan sindrom yang didefinisikan
sebagai perubahan pada struktur dan fungsi ginjal yang berakibat pada derajat
kesehatan individu. Kelainan struktural yang dapat terjadi meliputi kista, tumor,
atrofi dan malformasi yang dapat dibuktikan melalui gambaran rontgen. Kelainan
tersebut berakibat pada terganggunya fungsi ginjal dan bermanifestasi menjadi
peningkatan tekanan darah, edema, perubahan output urin, dan penurunan kualitas
berkemih (Romagnani dkk., 2017).
Gagal ginjal kronik dapat didefinisikan sebagai kerusakan yang terjadi pada
ginjal dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia atau retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Gagal ginjal kronis yang terjadi
secara progresif dan lambat, biasanya berlangsung selama beberapa bulan atau
tahun dan tidak dapat disembuhkan dan harus menjalani pengobatan seumur hidup
(Departemen Kesehatan, 2017).
1.3 Etiologi
8. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri dari
batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal dan traktus urinarius bagian
bawah yang terdiri dari hipertropi prostat, setriktur uretra, anomali leher
kongenital vesika urinaria dan uretra
1.4 Klasifikasi
1.5 Patofisiologi
Manifestasi klinis yang muncul pada penyakit gagal ginjal kronik memiliki
perbedaan tergantung pada organ yang dipengaruhi (Aru.,dkk, 2015). Manifestasi
klinis penyakit gagal ginjal kronik dapat dilihat dari berbagai fungsi sistem tubuh
sebagai berikut:
1. Manifestasi kardiovaskuler: hipertensi, pitting edema, edema
periorbital, friction rub pericardial, tambahan vena leher, gagal jantung
kongestif, perikarditis, disritmia, kardiomiopati, efusi pericardial.
2. Gejala pada sistem integumen: gatal-gatal hebat (pruritus),warna kulit
abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, serangan uremik tidak umum
karena pengobatan dini, kulit kering, bersisik,ecimosis, kuku tipis dan
rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. Gejala gastrointestinal: hirup berbau amonia, ulserasi dan perdarahan
pada mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, penurunan aliran
saliva, haus, rasa logam dalam mulut, kehilangan kemampuan penghidu
dan pengecap, parotitis dan stomatitis, peritonitis, konstipasi dan diare,
perdarahan dari saluran gastrointestinal.
4. Perubahan neuromuskular: perubahan tingkat kesadaran, kekacauan
mental, ketidakmampuan, kedutan otot dan kejang
5. Perubahan hematologis: kecenderungan perdarahan
d. Tes urine: untuk mengetahui adanya protein dan darah dalam urine
yang menandakan bahwa terjadi penurunan fungsi ginjal
1. Terapi animasi
Kurangnya informasi
Dispnea saat/setelah
aktivitas
Manajemen penyakit
kronis dan program diet risiko perfusi ginjal
Intoleransi aktiitas pucat Turgor kulit menurun
Hepatomegali tidak efektif
Busung
Defisit pengetahuan
Oliguri
2.1 Pengkajian
Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi serta data dasr
klien. Pengkajian dilakukan saat klien masuk instansi layanan kesehatan. Data
yang diperoleh dapat berguna untuk proses 2000 selanjutnya.
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor rekam medis, tanggal masuk rumah
sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien yang didapatkan secara langsung
dari pasien atau keluarga sehingga klien membutuhkan pertolongan. Pada
pasien gagal ginjal mengalami keluhan seperti badan lemah, mual ,muntah,
anoreksia, mulut terasa kering, bau bau (ureum), dan gatal pada kulit (Rini,
2016).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien gagal ginjal biasanya terjadi penurunan frekuensi urin yang
ditandai dengan edema. Selain itu karena berdampak pada proses
metabolisme, maka akan terjadi anoreksia bahkan mual sehingga berisiko
mengalami gangguan nutrisi.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien gagal kronis biasanya memiliki riwayat penyakit seperti
glomerulonefritis, hipertensi, dan penyakit diabetes yang pernah diderita
(Rini, 2016).
e. Kebiasaan/pola hidup/gaya hidup:
Pada pasien gagal ginjal kronik biasanya memiliki kebiasaan yang jarang
mengganggu kesehatan terutama organ ginjalnya.
Pengkajian 200000 pola gordon :
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:
Klien gagal ginjal kronik datang ke rumah sakit dengan beberapa
kondisi seperti komposmentis atau somnolen. Klien gagal ginjal
biasanya ditandai dengan gejala lelah, mual, muntah serta terdapat
pembengkakan terutama pada bagian tangan, kaki, dan wajah (Rini,
2016).
2. Tanda-tanda vital
Pada klien gagal ginjal didapatkan adanya perubahan pada RR yang
meningkat dan tekanan darah dari hipertensi ringan berat sesuai
dengan kondisi yang dirasakan oleh klien.
Pemeriksaan Head To Toe (Data fokus)
a. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, perubahan distribusi rambut, dan kulit
kepala kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan
abnormal dibagian kepala.
b. mata
Inspeksi : perhatikan adanya edema periorbita, eksoftalmus (mata
menonjol), anemis, fokus pada mata dan perhatikan sebaran alis
mata tebal atau tipis,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan abnormal
pada kedua mata.
c. telinga
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada telinga.
Palpasi : tidak ada nyeri dan benjolan yang tidak normal pada
telinga.
d. sembunyi
Inspeksi : kebersihan terjaga tidak terdapat kotoran pada bagian
luar ataupun dalam telinga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung.
e. mulut
Inspeksi : mukosa mulut kering, tidak terdapat karang gigi, dan
lidah klien bersih. Pada pasien gagal kronik yaitu stomatitis dan
mulut seperti bau amonia.
Palpasi : tidak ada masalah.
f. Leher
Inspeksi : leher simetris.
Palpasi : tidak ada pembengkakanpada kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
g. Dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara umum
bentuk dada tidak ada masalah, pergerakan nafas normal, krepitasi
dan tampilan saat dilakukan perkusi (bunyi perkusi sonor). pada
pemeriksaan jantung meliputi bunyi jantung, irama jantung dan
bising jantung.
h. perut
Inspeksi: keadaan kulit, bentuk perut, gerakan dinding dan keadaan
umbilikus serta adanya massa atau pembengkakan. Pada kasus yang
gagal biasanya kulit mengkilap dan tegang yang menahan cairan
atau asites, distensi kandung kemih dan ginjal.
Palpasi: nyeri otot, nyeri tekan pada bagian perut terasa tergantung
dengan perlukaan pada lambung, massa, keadaan hati, lien, ginjal,
pemeriksaan asites dan ketok ginjal.
Diagnosa
Tid Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi
ak. Keperawatan
1. Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan selama Manajemen
3x24 jam, keseimbangan cairan membaik dengan kriteria
HipervolemiaI.03114Observasi
hasil:
1. Periksa tanda gejala
Keseimbangan cairan L.05020
hipervolemia (edema, JVP.CVP
meningkat, dan suara napas
bantuan
2. Pantau TTV
3. Monitor tanda hemokonsentrasi
(kadar natrium, BUN,
hematokrit, dan berat jenis urine)
4. Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (kadar
protein dan albumin meningkat)
Terapeutik
1. Timbang berat badan setiap hari
2. Batasi asupan cairan dan garam
3. Tinggikan kepala tempat tidur
30-40
pendidikan
4. Anjurkan melaporkan jika
BBbertambah >1kg dalam
sehari-hari
Kolaborasi
1. Kolaborasi
kehilangankalium akibat
diuretik
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 Perawatan Integritas Kulit
kulit jam, diharapkan integritas kulit/jaringan membaik dengan I.11353Observasi
kriteria hasil: 1. Identifikasi penyebab gangguan
Integrasi kulit dan jaringan L.14125 integritas kulit (mis. Perubahan
skala sirkulasi, perubahan status
Indikator Keterangan skala
Awal akhir nutrisi, penurunan kelembapan,
kerusakan lapisan 2 5 1.Memburuk suhu lingkungan ekstrem,
kulit penurunanmobilitas)
Terapeutik
nyeri 2 5 2. cukup 1. Gunakan produk berbahan
suhu hangat 2 5 buruk petroleum atau minyak pada
Kemerahan 2 5 3. Sedang kulit kering
4. Cukup 2. produk berbahan dasar alkohol
membaik pada kulit kering
5. Membaik pendidikan
1. Anjurkan menggunakan
solusi
3. Aktivitas yang tidak Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam, Manajemen energi I.05178
toleran
diharapkan toleransi terhadap aktivitas pasien Observasi
meningkat dengan kriteria hasil: 1. Observasi adanya danpasien
Perawatan diri: aktivitas sehari-hari (ADL) L.11103 dalam melakukan aktifitas
skala
Indikator Keterangan skala 2. Kaji adanya faktor
Awal akhir
yangmenyebabkan
Kemudahan dalam 3 5 1. Menurun
kelelahan
melakukan aktivitas 2. Cukup
3. Pantau pola tidur dan waktu tidur
hidup harian menurun
atau istirahat pasien
(Activiteis of Daily 3. Sedang
Terapeutik
1. Dekatkan barang- barang yang
dibutuhkan pasien
ADL hidup) 4. Cukup Terapi aktivitas
meningkat 1. Bantu pasien
5. Meningkat untukIdentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
2. Bantu untuk Identifikasi aktivitas
yang diinginkan
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas pasien
pendidikan
1. Anjurkan keluarga
untukmemberi
penguatan positif
skala
Indikator Keterangan skala
Awal akhir
4. Defisit pengetahuan Setelah melakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam, pendidikan Kesehatan
diharapkan tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria I.12383Observasi
hasil: 1. Identifikasi kesiapan
Tingkat Pengetahuan L.12111 dan kemampuan
menerimainformasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
Kemampuan 2 5 1. Menurun hidup bersih dan sehat
menjelaskan 2. Cukup Terapeutik
pengetahuantentang menurun 1. Sediakan bahan dan
topik 3. Sedang mediapendidikan
4. Cukup kesehatan
Kemampuan 2 5 2. Jadwalkan pendidikan
meningkat
menggambarkan kesehatansesuai
5. Meningkat
pengalaman kesepakatan
sebelumnya yang 3. Berikan kesempatan untuk
sesuai bertanya
dengan topik pendidikan
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapatmempengaruhi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Aisara, S., S. Azmi., dan M. Yanni. 2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Jilid 7(1): 42-
50.
Evelyn, CE 2017. Anatomi dan Fisiologi untuk Medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Informasi. 2017. Siatuasi Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/inf odatin%20ginjal
CERDIK.http://www.depkes.go.id/article/view/18030900001/rawat-ginjal-andadengan-
cerdik.html.
Nuari, NA, and D. Widayati. 2017. Disorders of the Urinary System and Nursing Management. Yogyakarta:
CV Budi Utama.
Pranandari, R., and W. Supadmi. 2015. Risk Factors for Chronic Kidney Failure in the Hemodialysis Unit
Rahmawati, F. 2017. Laboratory Aspects of Chronic Kidney Failure. Wijaya Kusuma Medical Scientific
Sudoyono AW., Bambang S, et al. 2015. Textbook of Internal Medicine. Volume 1. Edition V. Jakarta :
Interna Publishing.