Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC

KIDNEY DISEASE PADA PASIEN NY. N DI RUMAH SAKIT PKU


MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

DISUSUN OLEH :

Kurnia Sekar Utami


(20.0601.0026)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021/2022
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis


dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang irreversible, pada suatu derajat memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. (Suwitra, 2014).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu spektrum proses-proses
patofiologik yang berbeda-beda serta berkaitan dengan kelainan fungsi ginjal
dan penurunan progresif laju filtrasi glomerolus (LFG). (Jameson dan Loscalz,
2013). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah). (Nuari dan Widayati, 2017) .

B. ETIOLOGI

Chronic Kidney Deases (CKD) seringkali menjadi penyakit komplikasi


dari penyakit lainnya sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary
illness). Penyebab yang sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu
ada beberapa penyebab lainnya, yaitu:
1. infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis).
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis).
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis).
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa,
sklerosissitemik).
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik,
asidosistubulus ginjal).
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme).
7. Nefropati toksik.
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih).
9. BAK sedikit , warna urine lebih tua , bercampur darah.
10. Peningkatan ureum atau kreatinin.(Price & Wilson, 2014)

Tabel 2.1. Penyebab penyakit Chronic Kidney Deases (CKD) di Indonesia


Penyebab Jumlah
Hipertensi 10482
DM 4394
Peny. Kardiovaskuler 1424
Peny. Serebrovaskuler 365
Peny. Saluran Pencernaan 374
Peny. Sakuran kencing lain 617
Tuberkulosis 184
Hepatitis B 366
Hepatitis C 679
Keganasan 123
Lain-lain 1240

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala klinis pada gagal ginjal kronik dikarenakan gangguan
yang bersifat sistemik. Ginjal sebagai organ koordinasi dalam peran sirkulasi
memiliki fungsi yang banyak. Sehingga kerusakan kronis secara fisiologis ginjal
akan mengakibatkan gangguan keseimbangan sirkulasi dan vasomotor. Berikut ini
adalah tanda dan gejala yang ditunjukan oleh gagal ginjal kronis:
1. Ginjal dan gastrointestinal
Sebagai akibat dari hiponatremi maka timbul hipotensi, mulut
kering, penurunan tugor kulit, kelemahan, fatique, dan mual. Kemudian
terjadi penurunan kesadaran dan nyeri kepala yang hebat. Dampak dari
peningkatan kalium adalah peningkatan iritabilitas otot dan akhirnya otot
mengalami kelemahan. Kelebihan cairan yang tidak terkompensasi akan
mengakibatkan asidosis metabolik. Tanda paling khas adalah penurunan
urine output dengan sedimentasi yang tinggi .
2. Kardiovaskuler
Biasanya terjadi hipertensi, aritmia, kardiomyopati, uremic
pericarditis, effusi perikardial (kemungkinan bisa terjadi tamponade
jantung), gagal jantung, edema periorbital dan edema perifer.
3. Respiratori sistem

Biasanya terjadi edema pulmonal, nyeri pleura, friction rub dan


efusi pleura, crackles, sputum yang kental, uremic pleuritis dan uremic
lung dan sesak nafas.
4. Gastrointestinal

Biasanya menunjukkan adanya inflamasi dan ulserasi pada mukosa


gastrointestinal karena stomatitis, ulserasi dan perdarahan gusi, dan
kemungkinan juga disertai parotitis, esofagitis, gastritis, ulseratif
duodenal, lesi pada usus halus/usus besar, colitis, dan pankreatitis.
Kejadian sekunder biasanya mengikuti seperti anoreksi, nause, dan
vomitting.
1) Integumen

Kulit pucat, kekuning-kuningan, kecokelatan, kering dan ada


scalp. Selain itu, biasanya juga menunjukkan adanya purpura,
ekimosis, petechiae, dan timbunan urea pada kulit.
2) Neurologis

Biasanya ditunjukkan dengan adanya neuropathy perifer, nyeri,


gatal pada lengan dan kaki. Selain itu, juga adanya kram pada otot dan
refleks kedutan, daya memori menurun, apatis, rasa kantuk meningkat,
iritabilitas, pusing, koma, dan kejang. Dari hasil EEG menunjukkan
adanya perubahan metabolik encephalopathy.
3) Endokrin

Bisa terjadi infertilitas dan penurunan libido, amenorrhea dan


gangguan siklus menstruasi pada wanita, impoten, penurunan seksresi
sperma, peningkatan sekresi aldosteron, dan kerusakan metabolisme
karbohidrat.
4) Hepatopoiteic

Terjadi anemia, penurunan waktu hidup sel darah merah,


trombositopenia (dampak dari dialisis), dan kerusakan platelet.
Biasanya masalah yang serius pada sistem hematologi ditunjukkan
dengan adanya pendarahan (purpura, ekimosis, dan petechiae).

5) Muskuloskeletal

Nyeri pada sendi tulang, demineralisasi tulang, fraktur


pathologis, dan klasifikasi (otak, mata, gusi, sendi, miokard).
(Prabowo dan Pranata, 2014)

D. KOMPLIKASI
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001)
serta Suwitra (2006) antara lain adalah :
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme,
dan masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan
peningkatan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion
anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urin

a. Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada


(anuria)

b. Warna: secara abnnormal urin keruh kemungkinan disebabkan


oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen kotor,
kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porifin.
c. Berat jenis: kurang dari 1.105 (menetap pada 1.010
menunjukkan kerusakan ginjal berat).
d. Osmolalitas: kurang dari 350mOsm/kg menunjukkan kerusakan
tubular, dan rasio urine/serum sering 1:1.

e. Klirens kreatinin: mungkin agak menurun.

f. Natrium: lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu


mereabsorpsi natrium.
g. Protein: derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat
menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga
ada.
2. Darah

a. BUN/kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap


akhir.
b. Ht: menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7 – 8 gr/dl.
c. SDMmenurun, defisiensi eritropoitin dan GDA: asidosis metabolik,
pH kurang dari 7,
d. Natrium serum: rendah, kalium meningkat, magnesium meningkat,
e. Kalsium menurun dan Protein (albumin) menurun.
f. Osmolaritas serum lebih dari 285 mOsm/kg.
g. Pelogram retrogad: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
h. Ultrasono ginjal: menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
i. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menetukan pelvis ginjal, keluar
batu, hematuria dan peningkatan tumor selektif.
j. Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskuler, masa.
k. EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa

(Haryono, 2013)
F. PATOFISIOLOGI
1. Penurunan GFR

Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam


untuk pemeriksaan klirens kreatini. Akibat dari penurunan GFR, maka
klirens kreatinin akan menurun, kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea
darah (BUN) juga akan meningkat.
2. Gangguan klirens renal

Banyak masalah muncul pada ginjal sebagai akibat dari penurunan


jumlah glumeruli yang berfungsi, menyebabkan penurunan klirens (subtansi
darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal).
1) Retensi cairan dan natrium

Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsetrasi atau


mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahan cairan dan natrium,
sehingga meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung
kongestif dan hipertensi.
2) Anemia

Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritroprotein yang


tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defiensi nutrisi, dan
kecenderungan untuk terjadi pendarahan akibat status uremik pasien,
terutama dari saluran GI.
3) Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat

Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang


saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain akan turun.
Dengan menurunnya GFR maka tejadi peningkatan kadar fosfat serum
dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini
akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal,
tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon,
akibatnya kalsium di dalam tulang menurun menyebabkan perubahan
pada tulang dan penyakit tulang.
4) Penyakit tulang uremik (osteodiostrofi)

Terjadi perubahan kompleks kalsium fosfat dan keseimbangan


parathormon.
G. PATHWAY
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN

Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan


mengacu pada Doenges (2011) serta Carpenito (2016) sebagai berikut :
a. Demografi.
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada
juga yang mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh
berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan
sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan
juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD. Karena
kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama dan lingkungan
yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/
zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
b. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih,
dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan
terjadinya CKD.
c. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB
dalam kurun waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah,
asupan nutrisi dan air naik atau turun.
d. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input.
Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi
peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan
darah dan suhu.
e. Pengkajian fisik
1) Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri.
Kesadaran pasien dari compos mentis sampai coma.
2) Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi
meningkat dan reguler.
3) Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena
kekurangan nutrisi, atau terjadi peningkatan berat badan karena
kelebihan cairan.
4) Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat
kotoran telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau
ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah
kotor.
5) Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
6) Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar.
Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar
suara tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran
jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.
7) Abdomen
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek,
perut buncit.
8) Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini,
impotensi, terdapat ulkus.
9) Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,
pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
10) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
mengkilat / uremia, dan terjadi perikarditis.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah
sebagai berikut:
a. Hipervolemia (D.0022) b.d kelebihan asupan natrium
b. Pola napas tidak efektif (D.0005) b.d depresi pusat pernapasan
c. Perfusi jaringan perifer tidak efektif (D.0009) b.d penurunan
konsentrasi hemoglobin
d. Nyeri akut (D.0077) b.d agen pencedera fisiologis
3. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI) Rasional


Keperawatan Hasil (SLKI)

Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia


(D.0022) b.d tindakan keperawatan (I.03114)
kelebihan asupan selama 3x24 jam Observasi :
natrium diharapkan 1. Periksa tanda dan gejala 1. mengetahui adanya tanda
Keseimbangan cairan hipervolemia dan gejala hipervolemia
meningkat (L.05020) pada pasien
Dengan kriteria hasil :
- Asupan cairan 2. Identifikasi penyebab 2. mengetahui penyebab
meningkat5 hipervolemia hipervolemia pada pasien
- Keluaran urin
meningkat 5 3. Monitor intake dan output 3. mengetahui
- Edema cairan keseimbangan cairan pasien
menurun 5
- Asites 4. Monitor kecepatan infus 4. memastikan cairan IV
menurun 5 secara ketat yang masuk sesuai
kebutuhan pasien
Terapeutik :
5. Batasi asupan cairan dan 5. mengurangi asupan
garam cairan dan garam agar
keseimbangan cairan
kembali normal

6. Tinggikan kepala tempat 6. mempertahankan


tidur 30-40⁰ kenyamanan

Edukasi :
7. Anjurkan melapor jika 7. agar haluaran urin pasien
keluaran urin <0,5 ml/kg/jam tetap terpantau
dalam 6 jam
8. Ajarkan cara membatasi
cairan 8. agar pasien dapat
mengontrol intake dan
Kolaborasi : output cairan secara mandiri
9. Kolaborasi pemberian
deuretik 9. membantu mengeluarkan
kelebihan garam dan air
dalam tubuh melalui urin

Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas


efektif (D.0005) b.d tindakan keperawatan (I.01011)
depresi pusat 3x24 jam diharapkan Observasi :
pernapasan Pola Napas (L.01004) 1. Monitor pola napas 1. Mengetahui frekuensi,
membaik dengan kedalaman dan irama
Kriteria hasil : pernapasan
- Dispnea menurun
(5) 2. Monitor bunyi napas 2. Mengetahui adanya bunyi
- Frekuensi napas tambahan napas tambahan
membaik (5)
Terapeutik :
3. Posisikan semi fowler atau 3. Membantu dalam
fowler ekspansi paru

4. Berikan oksigen, jika perlu 4. Membantu memenuhi


kebutuhan oksigen dan
meringankan sesak napas

Perfusi jaringan Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi (I.02079)


perifer tidak efektif tindakan Observasi :
1. Mengetahui
(D.0009) b.d keperawatan selama 1. Periksa sirkulasi perifer
kemungkinan adanya
penurunan 3x24 jam diharapkan
gangguan pada perfusi
konsentrasi perfusi perifer
perifer
hemoglobin meningkat (L.02011)
dengan kriteria
hasil : 2. Identifikasi faktor risiko 2. Mencegah kekurangan
- Denyut nadi gangguan sirkulasi atau perubahan perfusi
perifer
meningkat
Terapeutik :
(5)
3. Hindari pemasangan infus 3. Untuk mencegah
- Warna kulit
atau pengambilan darah di munculnya infeksi
pucat
area keterbatasan perfusi
menurun (5)
4. Lakukan pencegahan infeksi
- Pengisian
kapiler
membaik (5)
- Akral
membaik (5)
- Turgor kulit
membaik (5)
- TD membaik
(5)

Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)


b.d agen pencedera tindakan keperawatan Observasi :
fisiologis 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,
Tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, karakteristik, durasi,
(L.08066) menurun kualitas, intensitas nyeri frekuensi, kualitas dan
dengan Kriteria hasil : intensitas nyeri dari pasien
- Keluhan nyeri
menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui tingkat nyeri
- Meringis menurun yang dirasakan pasien
(5)
- Sikap protektif 3. Identifikasi faktor yang 3. Mengetahui hal-hal yang
menurun (5) memperberat dan dapat memperberat ataupun
- Gelisah menurun (5) memperingan nyeri memperingan nyeri yang

- Kesulitan tidur dirasakan pasien

menurun (5) Terapeutik :


- Frekuensi nadi 4. Berikan teknik non 4. Mengurangi tingkat nyeri
membaik (5) farmakologis untuk pasien/mengalihkan pasien
mengurangi rasa nyeri dari rasa nyerinya
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian 5. Mengurangi/mengalihkan
analgetik rasa nyeri yang dirasakan
pasien

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I Made & I Ketut Suastika,. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta :
EGC. 2019
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc. 2015
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2018.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC. 2012.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2016
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2012
Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC. 2011
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2016
ASUHAN KEPERAWATAN CKD

1. Nama Inisial Klien : Ny. N


2. Umur : 62 tahun
3. Alamat : Purwodadi, 2/4, Temborok, Temanggung
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS : 23 September 2022
6. Nomor Rekam Medis : 031xxx
7. Bangsal : Shofa II

A. PENGKAJIAN 13 DOMAIN
NANDA

1. Health Promotion
a. Kesehatan umum
1. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri tenggorokan, P : ketika menelan Q : seperti
ditusuk, R : tenggorokan, S : 3, T : 6 hari yang lalu, sesak (+)
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien demam
disertai perut nyeri sejak 8 hari yang lalu pasien juga mengatakan
mual dan muntah saat makan,nafsu makan menurun,makan
hanya habis 3-4 sendok saja,badan terasa pegal-pegal,pasien juga
mengatakan nyeri tenggorokan P : ketika menelan Q : seperti
ditusuk, R : tenggorokan, S : 3, T : 6 hari yang lalu, sesak (+),

3. Tekanan darah : 120/61mmHg


Suhu : 37ºC
Nadi : 127x/menit
Respirasi :
26x/menit SPO2 :
96%
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahu
c. Riwayat Pengobatan

No. Nama Obat Dosis Keterangan


1 - - -
2 - - -

d. Kemampuan mengontrol kesehatan


1) Yang dilakukan bila sakit
Pasien mengatakan bila sakit pergi ke puskesmas terdekat
2) Pola hidup
Pasien mengatakan setiap hari di rumah dan hanya bermain di rumah
tetangga terdekat
e. Faktor sosial ekonomi
Pasien mengatakan tidak bekerja, pasien tinggal dirumah anaknya
f. Pengobatan sekarang

No Nama Obat Dosis Manfaat


1. Inf,RL 18 Tpm Membantu mengurangi dehidrasi
2. Inj.ranitidin 50mg Untuk menurunkan produksi asam lambung

3. Antrain 1 gr Untuk mengatasi nyeri

2. Nutrition
a. Antropometri

1) BB biasanya : 56 kg BB sekarang : 54 kg

2) Tinggi badan : 158 cm

3) IMT : (Normal)

b. Biochemical (data laboratorium yang abnormal)


Hb : 7,2 (L), lekosit : 23,9 (H), eritrosit : 2,64 (L), trombosit : 84 (L), hematokrit : 19.0
(L), limfosit % : 8,3 (L), PTT : 0,06 (L), MCV : 72.0 (L), Granulosit % : 86,8 (H),
NLR : 11 (H), ureum : 236 (H), creatinin : 5,53 (H), SGOT : 142 (H), SGPT : 47 (H),
natrium : 143.77, kalium : 4.65, clorida : 104.65.
c. Clinical (meliputi tanda tanda klinis)
kulit kepala tampak bersih,tidak ada edema/lesi
d. Diet (nafsu makan, jenis, frekuensi makanan yang diberikan di rumah sakit)
Nafsu makan klien menurun makan hanya habis 2-4 sendok saja
e. Energy (kemampuan klien beraktivitas)
Makan dan berpakaian dibantu oleh keluarga
f. Factor (penyebab masalah nutrisi)
Nyeri tenggorokan
g. Penilaian status gizi
IMT : 23,4
h. Pola asupan cairan
pasien membatasi minum
i. Cairan masuk

Air putih : 50 cc
Infus RL : 18 tpm
Inj.Ranitidin :50 mg
Antrain : 1 gr
j. Cairan keluar

Urine : 100 cc
IWL : (15xBB/24 jam) = 15x54/24 jam = 33,75 cc/8 jam
k. Penilaian status cairan (balance cairan)
Cairan Masuk = Cairan Keluar
328cc = 250 cc

.l. Pemeriksaan abdomen H - 0

Inspeksi : Abdomen tidak ada pembengkakan, tidak ada bekas luka

Auskultasi : Terdengar bising usus 21x/menit

Palpasi : terdapat nyeri tekan

Perkusi : Terdengar Thympany


3. Elimination

a. Sistem urinari

1) Pola pembuangan urin (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)


Pasien mengatakan BAK 2-3x sehari, jumlah 100 cc,
menggunakan kateter urin
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
100 cc, warna kuning keruh, pekat, bau khas
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak ada
b. Sistem gastrointestinal

1) Pola eliminasi

Pasien 1x BAB selama di Rumah Sakit

2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi

Tidak konstipasi

c. Sistem integument

1) Kulit (itnegritas kulit/hidrasi/ turgor/ warna/ suhu)

Kulit kering, bersisik, turgor >3 detik, warna pucat, akral hangat
4. Activity/rest
a. Istirahat/tidur

1) Jam tidur : 1-5


jam(tidak bisa tidur)
2) Insomnia : ya
3) Pertolongan untuk merangsang tidur : Tidak ada

b. Aktivitas

1) Pekerjaan : tidak bekerja

2) Kebiasaan olah raga : pasien mengatakan sebelum sakit tidak


pernah berolahraga

3) ADL

- Makan : Dibantu keluarga

- Toileting : Dibantu keluarga

- Kebersihan : Dibantu keluarga

- Berpakaian : Dibantu keluarga

4) Bantuan ADL : Sebagian mandiri

5) Kekuatan otot : 5 5
5 4

6) ROM : Aktif

7) Resiko jatuh : sedang

c. Cardio respons

1) Penyakit jantung : Tidak


- -
2) Edema ekstremitas :kaki
- +
kanan
3) Tekanan darah dan nadi

- Berbaring : 120/61mmHg, 127x/menit


- Duduk :-

4) Tekanan vena jugularis : Teraba kuat

5) Pemeriksaan jantung

- Inspeksi : ictus kordis terlihat


- Palpasi : ictus cordis teraba
- Perkusi : terdengar pekak
- Auskultasi : S1 S2 Reguler

d. Pulmonary respon

1) Penyakit sistem pernapasan : ada, dispnea, RR 24 x/mnt

2) Penggunaan O2 : terpasang O2 NK 3lpm


3) Kemampuan bernapas : Spontan

4) Gangguan pernafasan : Tidak ada

5) Pemeriksaan paru-paru

- Inspeksi : Terlihat ekspansi dada, retraksi dinding dada (+),


menggunakan otot bantu nafas (+)

- Palpasi : Tidak ada benjolan

- Perkusi : Sonor

- Auskultasi : wezing (+)

5. Percepception/cogintion

a. Orientasi/kognisi

1) Tingkat pendidikan : SMP


2) Kurang pengetahuan : Cukup
3) Pengetahuan tentang penyakit : Sesuai

4) Orientasi : Sesuai

b. Sensasi persepsi

- Riwayat penyakit jantung : Tidak ada

- Sakit kepala : Pusing


- Penggunaan alat bantu : ada, oksigen NK 3lpm

- Pengindraan : Normal

c. Comunication

Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan jawa


Kesulitan berkomunikasi : Tidak ada

6. Self Perception
Self-concept / self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Pasien mengatakan cemas dan takut
2) Perasaan putus asa/ kehilangan : Tidak ada
3) Keinginan untuk mencederai : Tidak ada
4) Adanya luka/cacat :-
7. Role relationship
Peranan hubungan
1) Status hubungan : ibu
2) Orang terdekat : anak
3) Perubahan konflik/peran : Tidak ada
4) Perubahan gaya hidup : tidak bisa beraktivitas seperti
biasa
5) Interaksi dengan orang lain : Sesuai
8. Sexuality
Identitas sosial
1) Masalah/disfungsi seksual : Tidak ada
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan : -
9. Coping/Stress Tolerance
1) Rasa sedih/ takut/ cemas : Pasien mengatakan cemas
2) Kemampuan untuk mengatasi : dengan berdoa
3) Perilaku yang menampakkan cemas : pasien sering mengeluh
10. Life Principle
Nilai kepercayaan :
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti : Sholat jamaah
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : Sering
3) Kegiatan kebudayaan : Tidak ada
4) Kemampuan memecahkan masalah : Musyawarah
11. Safety/Protection
1) Alergi : Tidak ada
2) Penyakit autoimune : Tidak ada
3) Tanda infeksi : Tidak ada
4) Gangguan thermoregulasi : Tidak ada
5) Gangguan/resiko :
12. Comfort
a. Kenyamanan/nyeri (PQRST)

1) Provokes : ketika menelan


2) Quality : seperti ditusuk

3) Regio : tenggorokan

4) Scala :3

5) Time :6 hari yang lalu

b. Rasa tidak nyaman lainnya : sesak


c. Gejala yang menyertai : nafas cepat dan dangkal , cuping
hidung (+)
13. Growth/development

1) Pertumbuhan dan perkembangan : tidak terkaji

2) DDST (form dilampirkan ) : tidak terkaji

3) Terapi bermain : tidak terkaj


C. DATA LABORATORIUM

Tanggal Jenis Hasil Harga


Satuan Flag
Dan Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
HEMATOLOGI
24-09-2022 Hemogoblin 7,2 13,4 – 17,3 g/dl Low
Lekosit 23,9 5,7 – 11,1 ribu/ul High
Eritrosit 2.64 4,74 – 6,32 juta/uL Low
Trombosit 84 185 – 308 ribu/ul Low
Hematokrit 19.0 37 – 47 % Low
HITUNG JENIS
Basofil 0,0 – 1,0 %
Eosinofil 0,7 – 5,4 %
Neutrofil 42,5 – 71,0 %
Limfosit 8.3 20,4 – 44,6 % Low
Monosit 3,6 – 9,9 %
Basofil Absolut 10^3/uL
Eosinofil Absolut 10^3/uL
Netrofil Absolut 10^3/uL
Limfosit Absolut 10^3/uL
Monosit Absolut 10^3/uL
MCV/MCH/MCHC
/RDW
PTT 0.06 Low
MCV 72.0 73,4,0 – 91,0 u3 Low
MCH 27,0 – 34,0 pg
MCHC 32,0 – 36,0 g/dl
Granulosit 86.8 % High
NLR 11 High
RDW – CV 11,3 – 14,6 %
SERO –
IMUNOLOGI
Rapid Ag SARS
Cov-2
KIMIA KLINIK
DIABETES
Glukosa Darah - 70 – 200 mg/dL
Sewaktu
ELEKTROLIT
DARAH
Natrium (Darah) 143.77 135,0 – 148,0 mmol/l Normal
Kalium (Darah) 3,5 – 5,5 mmol/l Normal
4.65
Klorida (Darah) 104.65 95,0 – 105,0 mmol/l Normal
FUNGSI GINJAL
Ureum Darah 236 15 – 40 mg/dL High
Creatinin Darah 0,82 – 1,1 mg/dL High
5.53
FUNGSI HATI
SGPT 0,0 – 32,0 U/l High
142
SGOT 47 0,0 – 31,0 U/l High
ANALISA DATA

Hari, SYMTOM
Tanggal,
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Jam
Sabtu,24 − Pasien mengatan nyeri - Pasien meringis menahan nyeri
September, tenggorokan
2022 − P : saat menelan, Q :
07.00 seperti ditusuk, R :
- tenggorokan, S : 3, T : 6
hari yang lalu

Sabtu,24 - Pasien mengatakan sesak -Dispnea (+), wezing (+), cuping


september hidung (+), retraksi dinding dada
di
2022 (+), RR : 26x/mnt
07.00

Sabtu,24 Pasien mengatakan sesak Edema pada kaki kanan (-/+),


september vena jugularis teraba cepat,
2022 wezing (+), ureum 236 (H)
07.00
E.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny.N Bangsal : Shofa II


No.Rekam Medis : 031xxx
Diagnosa Medis : CKD

No Tanggal/jam Sympton Etiologi Problem Prioritas


1 September DS : Pasien agen pencedera Nyeri akut 1
2022 (D.0077)
mengatan nyeri fisiologis
07.00
tenggorokan P :
saat menelan,
Q : seperti
ditusuk, R :
tenggorokan,
S : 3, T : 6 hari
yang lalu

DO : Pasien
meringis
menahan nyeri

2 September DS : Pasien depresi pusat Pola napas 2


2022 tidak efektif
mengatakan pernapasan
07.00 (D.0005)
sesak

DO : Dispnea
(+), wezing (+),
cuping hidung
(+), retraksi
dinding dada
(+), RR :
26x/mnt

3 September DS : Pasien kelebihan asupan Hipervolemia 3


2022 (D.0022)
mengatakan natrium
07.00
sesak

DO : Edema
pada kaki
kanan (-/+),
vena jugularis
teraba cepat,
wezing (+),
ureum 236 (H)

1. Nyeri akut (D.0077) b.d agen pencedera fisiologis


2. Pola napas tidak efektif (D.0005) b.d depresi pusat pernapasan
3. Hipervolemia (D.0022) b.d kelebihan asupan natrium

F.RENCANA KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny.N Bangsal : Shofa II


No.Rekam Medis : 031xxx
Diagnosa Medis : CKD

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI) Rasional


Keperawatan Hasil (SLKI)

Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)


b.d agen pencedera tindakan keperawatan Observasi : 1. Mengetahui lokasi,
fisiologis 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, frekuensi, kualitas dan
(L.08066) menurun kualitas, intensitas nyeri intensitas nyeri dari pasien
dengan Kriteria hasil :
- Keluhan nyeri
menurun (5)
- Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
(5) 2. Mengetahui tingkat nyeri
- Sikap protektif yang dirasakan pasien
menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Kesulitan tidur
menurun (5) 3. Identifikasi faktor yang
- Frekuensi nadi memperberat dan 3. Mengetahui hal-hal yang
membaik (5) memperingan nyeri dapat memperberat ataupun
memperingan nyeri yang
dirasakan pasien

Terapeutik :
4. Berikan teknik non
farmakologis untuk 4. Mengurangi tingkat nyeri
mengurangi rasa nyeri pasien/mengalihkan pasien
dari rasa nyerinya

5. Mengurangi/mengalihkan
Kolaborasi : rasa nyeri yang dirasakan
5. Kolaborasi pemberian pasien
analgetik

Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas


efektif (D.0005) b.d tindakan keperawatan (I.01011)
depresi pusat 3x24 jam diharapkan Observasi :
pernapasan Pola Napas (L.01004) 1. Monitor pola napas 1. Mengetahui frekuensi,
membaik dengan kedalaman dan irama
Kriteria hasil : pernapasan
- Dispnea menurun
(5) 2. Monitor bunyi napas 2. Mengetahui adanya bunyi
- Frekuensi napas tambahan napas tambahan
membaik (5)
Terapeutik :
3. Posisikan semi fowler atau 3. Membantu dalam
fowler ekspansi paru

4. Berikan oksigen, jika perlu 4. Membantu memenuhi


kebutuhan oksigen dan
meringankan sesak napas

Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia


(D.0022) b.d tindakan keperawatan (I.03114)
kelebihan asupan selama 3x24 jam Observasi : 1. mengetahui adanya tanda
natrium diharapkan 1. Periksa tanda dan gejala dan gejala hipervolemia
Keseimbangan cairan hipervolemia pada pasien
meningkat (L.05020) 2. Identifikasi penyebab 2. mengetahui penyebab
Dengan kriteria hasil : hipervolemia hipervolemia pada pasien
- Asupan cairan 3. Monitor intake dan output 3. mengetahui
meningkat5 cairan keseimbangan cairan pasien
- Keluaran urin 4. Monitor kecepatan infus 4. memastikan cairan IV
meningkat 5 secara ketat yang masuk sesuai
- Edema Terapeutik : kebutuhan pasien
menurun 5 5. Batasi asupan cairan dan 5. mengurangi asupan
- Asites garam cairan dan garam agar
menurun 5 6. Tinggikan kepala tempat keseimbangan cairan
tidur 30-40⁰ kembali normal
Edukasi : 6. mempertahankan
7. Anjurkan melapor jika kenyamanan
keluaran urin <0,5 ml/kg/jam 7. agar haluaran urin pasien
dalam 6 jam tetap terpantau
8. Ajarkan cara membatasi 8. agar pasien dapat
cairan mengontrol intake dan
Kolaborasi output cairan secara mandiri
9. Kolaborasi pemberian
9. membantu mengeluarkan
deuretik
kelebihan garam dan air
dalam tubuh melalui urin
G.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny.N Bangsal : Shofa II


No.Rekam Medis : 031xxx
Diagnosa Medis : CKD

No Tgl/jam Diagnosa kep Implementasi Respon paraf


September Nyeri akut 1. mengidentifikasi S : Pasien mengatan nyeri
2022 (D.0077) b.d agen lokasi, karakteristik, tenggorokan P : saat menelan, Q :
07.00
pencedera durasi, frekuensi, seperti ditusuk, R : tenggorokan, S :
fisiologis kualitas, intensitas 3, T : 6 hari yang lalu
nyeri
O : Pasien meringis menahan nyeri
2. mengidentifikasi
skala nyeri
3. mengidentifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri

4. memberikan
teknik non S : pasien mengatakan ingin tarik
07.55
farmakologis untuk nafas dalam
mengurangi rasa O : pasien tarik nafas dalam
nyeri

08.00 5. berkolaborasi S:-


O : injeksi antrain 1 gr
pemberian analgetik

September Pola napas tidak 1. Memonitor pola S : Pasien mengatakan sesak


2022 efektif (D.0005) napas
07.00 O : Dispnea (+), wezing (+), cuping
b.d depresi pusat 2. Memonitor bunyi
hidung (+), retraksi dinding dada (+),
pernapasan napas tambahan
RR : 26x/mnt

3. memposisikan S : pasien mengatakan posisi sudah


07.05
semi fowler atau
fowler nyaman

O : pasien tampak lebih rileks

4. memberikan
07.10 oksigen S:-

O : terpasang O2 NK 3lpm

September Hipervolemia 1. memeriksa tanda S : Pasien mengatakan sesak


2022 (D.0022) b.d dan gejala
07.00 O : Edema pada kaki kanan (-/+), vena
kelebihan asupan hipervolemia jugularis teraba cepat, wezing (+), ureum
236 (H)
natrium 2. mengidentifikasi
penyebab
hipervolemia

3. Memonitor intake S : pasien mengatakan membatasi


08.00
dan output cairan minumnya
O : terpasang infus RL 18 tpm,
4. Memonitor terpasang kateter urin 100 cc
kecepatan infus
secara ketat
5. membatasi asupan
cairan dan garam
6. meninggikan
08.10 kepala tempat tidur S ; pasien mengatakan sudah di posisi
30-40⁰ nyaman
O : posisi pasien semi fowler

7. menganjurkan
08.30 melapor jika
S : pasien mengatakan mengerti dengan
keluaran urin <0,5 penjelasan perawat
ml/kg/jam dalam 6 O : pasien kooperatif
jam
8. mengajarkan cara
membatasi cairan
H. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny.N Bangsal : Shofa II


No.Rekam Medis : 031xxx
Diagnosa Medis : CKD

NO Tgl/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf


1 Septembe Nyeri akut (D.0077) b.d S : Pasien mengatan masih nyeri di tenggorokan
r 2022 agen pencedera fisiologis
13.00 P : saat menelan, Q : seperti ditusuk, R :
tenggorokan, S : 2, T : 6 hari yang lalu

O:

- Pasien meringis menahan nyeri


- pasien tarik nafas dalam
- injeksi antrain 1 gr

A : masalah nyeri akut belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1-5


2 Septembe Pola napas tidak efektif S : Pasien mengatakan masih sesak
r 2022 (D.0005) b.d depresi pusat
13.00 O:
pernapasan
- Dispnea (+), wezing (+), cuping hidung
(+), retraksi dinding dada (+), RR :
25x/mnt
- pasien tampak lebih rileks
- terpasang O2 NK 3lpm

A : masalah pola napas tidak efektif belum teratasi


P : lanjutkan intervensi 1-4
Hipervolemia (D.0022) b.d S : Pasien mengatakan masih sesak
kelebihan asupan natrium O:
- Edema pada kaki kanan (-/+), vena
jugularis teraba cepat, wezing (+), ureum
236 (H)
- terpasang infus RL 18 tpm, terpasang
kateter urin 100 cc
- posisi pasien semi fowler
- pasien kooperatif

A : masalah hipervolemia belum teratasi


P : lanjutkan intervensi 1-8

Anda mungkin juga menyukai