Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CKD (Chronic Kidney Disease)

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA IV RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
SAP PENYULUHAN
CKD (Chronic Kidney Disease)
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
Tanggal 04 Oktober 2018

Oleh:
PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
Kelompok 6
1. Herin Fidela Roosyidah
2. Syayekti Antini Dwi Palupi
3. Nadya Eka Fauziyah

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : CKD (Chronic Kidney Disease)


Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan Pengunjung
Hari/Tanggal : Kamis, 04 Oktober 2018
Tempat : Ruang Penyuluhan Ruang 24A
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Mahasiswa/Mahasiswi Poltekkes Malang Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Malang

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan
cairan tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui
ginjal, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non-elektrolit, serta mengekskresi
kelebihannya sebagai kemih.
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra
sel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh
filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Ginjal dilalui oleh sekitar 1.200 ml
darah per menit, suatu volume yang sama dengan 20 sampai 25 persen curah jantung
(5.000 ml per menit). Lebih 90% darah yang masuk ke ginjal berada pada korteks,
sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.
Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic non-communicable diseases)
terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit ginjal kronik,
sudah menggantikan penyakit menular (communicable diseases) sebagai masalah
kesehatan masyarakat utama.
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga
dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien mengalami
komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan
penyakit pembuluh darah perifer.
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi
pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal kronik biasanya desertai
berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran napas, penyakit
saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia.
Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan
pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit ginjal
kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal. Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak bergantung pada etiologi,
dapat dicegah atau dihambat jika dilakukan penanganan secara dini. Oleh karena itu,
upaya yang harus dilaksanakan adalah diagnosis dini dan pencegahan yang efektif
terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal ini dimungkinkan karena berbagai faktor risiko
untuk penyakit ginjal kronik dapat dikendalikan.
B. Tujuan Instruksional
 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 30 menit peserta mampu
memahami mampu mengetahui cara – cara pencegahan dan penanganan CKD dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit peserta diharapkan dapat :
- Menjelaskan pengertian CKD
- Menjelaskan etiologi CKD
- Menjelaskan tentang tanda dan gejala CKD
- Menjelaskan cara pencegahan CKD
- Menjelaskan penatalaksanaan CKD

C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah pasien, keluarga pasien , dan pengunjung

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. Media
1. Power point
2. LCD Proyektor
3. Laptop
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan dan Metode Media
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Membuka dengan 1. Menjawab salam Ceramah -
(5 MENIT) salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri. 4. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Melakukan kontrak
waktu.
5. Menanyakan kepada
peserta tentang
materi yang akan
disampaikan
Penyajian 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah, Leaflet,
(15 MENIT) materi tentang: memberikan Tanya Power Point,
a. Pengertian tanggapan dan Jawab Laptop, LCD
CKD pertanyaan
b. Etiologi CKD mengenai hal yang
c. Tanda dan kurang di mengerti.
Gejala CKD 2. Memberikan
d. Pencegahan pemaparan dan
CKD penjelasan dengan
e. Penatalaksanaan baik.
CKD
2. Memberi
kesempatan untul
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah, Leaflet
10 (MENIT) pengetahuan pada pertanyaan Tanya
peserta setelah Jawab
dilakukan 2. Memberikan
penyuluhan tanggapan baik
2. Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
3. Menutup dengan
salam

G. Evaluasi
1. Proses
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet, laptop, dan lcd
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

2. Hasil
- Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang pengertian CKD, etiologi CKD, tanda dan gejala CKD,
pencegahan CKD dan penatalaksanaan CKD
- Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan perilaku
kesehatan, misalnya menutup hidung dan mulut saayt batuk atau bersin
MATERI PENYULUHAN CKD
A. PENGERTIAN
CKD (Chronic Kidney Disease) atau Gagal ginjal kronik (penyakit ginjal tahap akhir)
adalah gangguan fungsi yang menahun dan tidak bisa kembali semula.gangguan gagal ginjal
kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irresibel dimana kemampuan
tubuh ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia ( retensi urpa dan sampah hiterogen lain dalam darah )
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dan kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun
B. ETIOLOGI
 Infeksi misalnya pielonefritis kronis,glomerulonefritis
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis
 Gangguan jariangan penyambung misalnyan efrosklerrosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
 Gangguan jaringan peyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal
 Penyakit metabolik misalnya DM,gout, hiperparatiroidisme, amilodosis
 Nefropati toksis misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kogenital pada leher kandung kemih da uretra.
 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Sistem kardiovaskuler
 Hipertensi
 Pitting edema
 Edema periorbital
 Pembesaran vena leher
 Friction sub pericardial
2. Sistem Pulmoner
 Krekel
 Nafas dangkal
 Kusmaull
 Sputum kental dan liat
3. Sistem gastrointestinal
 Anoreksia, mual dan muntah
 Perdarahan saluran GI
 Ulserasi dan pardarahan mulut
 Nafas berbau ammonia
4. Sistem musculoskeletal
 Kram otot
 Kehilangan kekuatan otot
 Fraktur tulang
5. Sistem Integumen
 Warna kulit abu-abu mengkilat
 Pruritis
 Kulit kering bersisik
 Ekimosis
 Kuku tipis dan rapuh
 Rambut tipis dan kasar
6. Sistem Reproduksi
 Amenore
 Atrofi testis

D. PENCEGAHAN
 Minum air putih tidak lebih dari 2 liter/hari
 Jangan menahan kencing
 Latihan fisik secara rutin
 Tidak merokok
 Periksa kadar kolesterol
 Jaga berat badan
 Hindari minuman berakohol
 Makanan dengan komposisi berimbang
E. PENATALAKSAAN
1. Observasi keseimbangan cairan yang masuk dan keluar untuk menentukan tingkat
dehidrasi, memudahkan control terhadap keseimbangan cairan elektrolit, memberikan
data untuk menunjukkan efek diuretic terapan rehidrasi.
2. Membatasi masukan cairan
Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluan urin, dan respon terhadap
terapi.
3. Operasi pengangkatan batu ginjal
Bila pasien mengalami kondisi yang cukup serius. Maka operasi batu ginjal harus
dilakukan hampir 95% kasus batu ginjal tidak perlu menjalani operasi dan aan hilang
dengan sendirinya seiring dengan perubahan diet dan resep obat. Batu ginjal dengan
ukuran 5mm biasanya bisa disembuhkan tanpa operasi, operasi sangat dibutuhkan untuk
mengeluarkan batu tersebut. Batu ginjal dapat tumbuh sebesar bola golf. Batu ini akan
tinggal didalam ginjal dan lema – kelamaan akan menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal yang melibatkan
pengcangkokan ginjal dari orang hidup atau mati kepada orang yang membutuhkan.
Transplantasi ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien dengan gagal
ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir. Transplantasi ginjal menjadi pilihan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Nutrisi diet ginjal
- Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal
- Perbanyak protein disesuaikan dengan keadaan fungsi ginjal
- Lemak terbatas, diutamakan penggunaan lemak tak jenuh ganda
- Natrium dibatasi
- Kalsium dibatasi
- Kalori adekuat
5. Obat-obatan
- anti hipertensi
- suplemen besi
- agen pengikat fosfat
- suplemen kalsium
- furosemid (membantu berkemih)
6. CAPD
CAPD singkatan dari Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis.adalah metode
yang dikembangkan untuk menghilangkan racun dan kelebihan air dari tubuh
manusia.Kosentrasi cairan CAPD lebih rendah dari plasma darah, karena cairan plasma
banyak mengandung toksin uremik. Toksin uremik berpindah dari plasma ke cairan
CAPD.
7. Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dalam tubuh kita, ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut.
Hemodialisa berasal dari kata “hemo” artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis
berarti proses pembersihan darah dari zat – zat sampah, melalui penyaringan di luar
tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialysis hemodialisis
dikenal secara awam dengan istilah cuci darah
Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik
azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GGK
yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG). Secara khusus, indikasi
HD adalah:
1. Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA untuk sementara
sampai fungsi ginjalnya pulih.
2. Pasien-pasien tersebut dinyatakan memerlukan hemodialisa apabila terdapat indikasi:
a. Hiperkalemia > 17 mg/lt
b. Asidosis metabolik dengan pH darah < 7.2
c. Kegagalan terapi konservatif
d. Kadar ureum > 200 mg % dan keadaangawatpasien uremia,
asidosismetabolikberat, hiperkalemia, perikarditis, efusi, edema paru ringan
atauberat atau kreatinin tinggi dalam darah dengan nilai kreatinin> 100 mg %
e. Kelebihan cairan
f. Mual dan muntah hebat
g. BUN > 100 mg/ dl (BUN = 2,14 x nilaiureum )
h. preparat (gagal ginjal dengan kasus bedah )
i. Sindrom kelebihan air
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan
masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan
Pendekatan Patofisiology. Magelang. Poltekes Semarang PSIK Magelang
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

DAFTAR HADIR
HARI/TANGGAL :
TOPIK :
TEMPAT :
PETUGAS :
NO NAMA ALAMAT TTD
1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.

Anda mungkin juga menyukai