Anda di halaman 1dari 14

FORMAT PENGUMPULAN UJIAN PRAKTIKUM

Nama : Moh.Rizhal
NIM : 17010021
Kelas : 17A

Ujian Praktikum Keperawatan Gerontik (14 juli 2020)

1. Prasat 1: Simulasi pengkajian khusus keperawatan gerontik


Link youtube: https://youtu.be/KUl77DUwUAw

2. Prasat 2: Penyusunan diagnose dan intervensi keperawatan

Kasus 2

Perawat N sedang melakukan pengkajian kepada Ny R yaitu seorang lansia berusia 78 tahun.
Saat ini keluarga Ny R mengeluhkan tentang penurunan daya ingat Ny R. Keluarga mengatakan
bahwa Ny R terkadang tidak dapat mengingat anggota keluarganya namun belum ada perubahan
perilaku yang ditunjukkan, Ny R masih tampak ceria seperti hari-hari sebelum beliau mengalami
penurunan daya ingat. Kondisi ini sudah berlangsung 3 bulan. Keluarga sudah membawa Ny R
ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan. Ny R dicurigai menderita dimensia
stadium I. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum Ny R baik. Pemeriksaan TTV
dbn (TD = 140/90 mmHg; N= 68X/menit; RR = 24 X/menit; S= 36 C). Ny R mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri. Pengkajian MMSE diperoleh nilai 20 dengan kesimpulan
probable perubahan kognitif. Ny R mengalami gangguan pada orientasi waktu, tempat, perhatian
kalkulasi dan daya ingat. Selama perawat N berinteraksi dengan klien, Ny R sudah 2 kali
mengambil piring untuk sarapan, padahal Ny R sudah sarapan. Ny R lebih bisa menceritakan
peristiwa yang sudah lampau dan mudah melupakan peristiwa-peristiwa yang baru.
Analisa data
Data Problem Etiologi

Penurunan Biologi Penurunan curah jantung

DS

● Keluarga mengatakan Penurunan sel dan fungsi Hipertensi


bahwa Ny.R terkadang system tubuh
tidak dapat mengingat
anggota keluarganya Menurunnya asupan oksigen
penurunan fungsi otak ke otak
● Ny R masih tampak ceria
seperti hari-hari sebelum
beliau mengalami
Penurunan Otak mengalami gangguan
penurunan daya ingat
neurotransmitter

Ketidakmampuan mengingat perilaku


Pemecahan proses
TD : 1DO komunikasi antar sel
Hambatan Memori
 Ny R dicurigai menderita
dimensia stadium I
Demensia
 Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan keadaan
umum Ny R baik
 TTV
Penurunan daya ingat
MMhg

Nadi : 68x/menit

RR : 24x /menit

Suhu : 360C
TD : 140/90 MMhg

Pengkajian :

MMSE : 20 (Probable perubahan


kogntif)

Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Kriteri Hasil Intervensi

Hambatan Memori Setelah dilakukan asuhan keperawatan


berhubungan dengan selama 2x24 jam hambatan memori dapat
gangguan volume cairan teratasi.
ditandai oleh mudah
Memori (0908)
lupa, ketidakmampuan
Managemen dimensia
Kode kode
mengingat nama, kata, indikator SA ST
(6460)
atau benda yang 09080090801 Mengingat
familier. informasi baru id O: Identifikasi pola

saja terjadi secara perilaku biasa untuk

akurat kegiatan seperti


tidur,penggunaan
09080090802 Mengingat
obat,eliminasi,asupan
informasi yang
makanan,dan perawatan
terbaru secara
diri
akurat

09080090803 Mengingat N: siapkan untuk


informasi yang berinteraksi
sudah lama secara menggunakan kontak
akurat mata dan sentuhan yang
sesuai

E: sediakan lingkungan
1. Sangat terganggu dengan stimulasi yang
rendah
2. Terancam substantial
(misalnya,lingkungan
3. Cukup terganggu yang tanang,musik
menenangkan,redup dan
4. Sedikit terganggu
sederhana,pola yang
5. Tidak terganggu tidak asing pada
dekorasi,harapan-harapan
kinerja yang tidak
melebihi kemampuan
pengolahan kognitif,dan
makan dalam kelompok
kecil)

C: sertakan anggota
keluarga dalam
perencanaan,pemberian,d
an evaluasi perawatan
sejauh yang diinginkan

3. Prasat 3 : simulasi implementasi keperawatan gerontik


Link Youtube: https://youtu.be/k7lRPYUVXgs

SOP

SENAM OTAK

NO.DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PROSEDUR
TGL TERBIT Ditetapkan oleh : Tim Jiwa dan Komunitas
TETAP
PENGERTIAN Senam otak adalah kumpulan gerakan-gerakan sederhana dan
bertujuan untuk menghubungkan/menyatukan pikiran dan tubuh.
Senam otak merupakan bagian dari proses edukasi kinesiology
yaitu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh dan hubungan antara
otot dan postur terhadap fungsi otak

TUJUAN Membantu komunikasi

Meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan

Mengatasi stress

PERSIAPAN Musik, bisa melalui berbagai media seperti radio/tape atau VCD.
ALAT
LCD multi-media, untuk menjelaskan mengenai kemanfaatan senam
otak dan penjelasan langkah-langkah pelaksanaan senam otak
dalam bentuk Panduan Gerakan Praktis (lampiran 1).

Gambar senam otak, ditempel dalam bentuk poster atau pamflet yang
diberikan pada peserta.

Alat tulis digunakan peserta untuk mencatat hal-hal yang diperlukan.

Air mineral, untuk dikonsumsi dan dapat menstabilkan cairan tubuh.

Kursi, sebagai media tambahan untuk memfasilitasi beberapa


gerakan senam bagi lansia

PROSEDUR  Cross/ gerakan silang


menggerakkan secara bergantian pasangan kaki dan tangan yang
berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat, dilakukan lima
kali bagian tangan kanan ke kaki kiri dan lima kali untuk tangan
kiri ke kaki kanan. Gerakan ini bisa disederhanakan dengan tidak
usah mengangkat kaki terlalu tinggi. Atau jika betul-betul tidak
mampu, maka gerakan bisa dibuat tangan yang menyentuh kaki
secara silang, sehingga kaki tidak perlu diangkat.

Manfaat : mengaktifkan dua belahan otak, meningkatkan daya piker


dan daya ingat, meningkatkan koordinasi tubuh dan merangsang
kelancaran aliran cairan otak

 Hooks Up

Gerakan hooks up yaitu kedua tangan disilangkan di depan dada


dan kaki disilangkan, kanan ke kiri dan sebaliknya secara
bergantian, lakukan setiap bagian selama 1 menit. Untuk lansia
yang memiliki keterbatasan kekuatan fisik dan pemahaman,
posisi tangan bisa hanya sekedar dirapatkan dan digenggamkan.

Manfaat : meningkatkan keseimbangan, meningkatkan


koordinasi tubuh

 Lazzy Eight

Gerakan lazy eight seperti menggambar angka 8 tidur atau


simbol “tak terhingga” di depan mata, dengan ibu jari ditegakkan
dan lengan diluruskan ke depan. Gerakan dilakukan bergantian
tangan kanan terlebih dahulu, setelah itu tangan kiri
masingmasing sebanyak lima putaran. Pada saat tangan
membentuk delapan tidur, maka mata mengikuti gerakan tangan

Manfaat : melatih daya penglihatan sekaligus memelihara


ketajaman persepsi visual

 putaran leher
Gerakan ini berpusat pada gerakan kepala yang diputar di posisi
depan saja, setengah lingkaran dari kiri ke kanan, dan sebaliknya
dari kanan ke kiri, masing-masing arah sebanyak lima putaran.
Tidak disarankan mernutar kepala hingga ke belakang. Gerakan
ini dilakukan secara pelahan dan disesuaikan dengan
kemampuan lansia.

Manfaat : meminimalisir kelelahan dan ketegangan leher

 Mengaktifkan tangan

Pada gerakan ini, salah satu tangan diluruskan ke atas di samping


telinga. Tangan kedua melewati bagian belakang kepala dan
diletakkan di bawah siku tangan pertama. Tangan yang lurus
digerakkan (diputar) ke arah luar, ke dalam, ke belakang dan ke
muka sambil tangan kedua menahannya dengan tekanan halus.
Hembuskan napas saat otot tegang atau diaktifkan. Gerakan
dilakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri masing-
masing tiga putaran.

Manfaat : melepaskan ketegangan di otot pundak dan dada bagian


atas dan juga pangkal lengan

 Burung Manguni

Gerakan ini merupakan gerakan memijat bahu. Otot bahu


dipijat/diurut, bahu kiri oleh tangan kanan dan kepala menoleh
ke kiri, demikian sebaliknya, bahu kanan oleh tangan kiri dan
kepala menoleh ke kanan. Pijatan menyeluruh, mulai dari
pangkal bahu dekat leher hingga ke arah lengan bagian bawah.
Pijatan di bahu ini dilakukan masing-masing selama 1 menit.
Saat satu bahu selesai dipijat, tarik nafas dengan kepala di posisi
tengah, kemudian buang nafas ke samping atau ke otot yang
tegang di bahu tersebut, baru mulai pijat bahu satunya. Ulangi
hal ini pada bahu yang lain.

Manfaat : mengurangi ketegangan pada bahu, mengintegrasikan


otak bagian belakang dan bagian depan
 Luncuran gravitasi

Pada gerakan ini, kedua tangan meraih punggung telapak kaki,


dengan posisi kaki disilangkan, dan kepala mencium lutut. Untuk
adiyuswa gerakan ini disederhanakan semampunya, seperti
hanya berusaha menyentuh lutut dan menundukkan kepala,
dengan kaki tetap disilangkan. Gerakan ini dilakukan selama 1
menit.

Manfaat : melatih kemampuan mobilitas terutama aktivitas yang


ditopang oleh susunan tulang belakang seperti aktivitas duduk
dan berdiri

 Saklar otak

Saklar Otak adalah suatu gerakan menyentuh bagian dada atas,


tepatnya jaringan lunak di bawah tulang clavicula di kiri dan
kanan sternum, lalu memijat dengan satu tangan, sementara
tangan yang lain memegang pusar. Bisa sambil menundukan
kepala dan berdoa ketika memijat dada atas. Dilakukan selama
kurang lebih 2 menit dengan mengganti tangan kanan dan kiri.

Manfaat : Saklar Otak merupakan titik akhir meridian ginjal dan


berada dekat pembuluh darah besar, sehingga apabila diaktifkan
akan melancarkan pengaliran darah yang kaya zat asam ke otak

 Tombol bumi

Gerakan ini dilakukan dengan cara ujung jari (telunjuk) salah


satu tangan menyentuh bawah bibir dan sedikit menekan, lalu
ujung jari lainnya ±15 cm di bawah pusar.

Manfaat : Tombol bumi adalah titik akupuntur (di Meridian


Sentral) yang berhubungan langsung dengan kegiatan otak.
Merasakan hubungan antara tubuh atas dan bawah
memungkinkan individu mengkoordinasikannya untuk
meningkatkan stabilitas

 Tombol Angkasa
Pada gerakan ini, ujung jari satu tangan menyentuh dan sedikit
menekan atas bibir, dan jari lainnya menekan lembut garis
belakang pada tulang ekor. Dilakukan selama kurang lebih 1
menit.

Manfaat : Tombol angkasa adalah titik akupuntur (di meridian


governur) yang berhubungan langsung dengan otak, tulang
belakang dan pusat sistem saraf. Dengan mengaktifkan tombol
ini dimungkinkan untuk relaksasi

 Menguap berenergi

Gerakan ini adalah perpaduan dari menguap, dan memijat tulang


pipi dan rahang. Dilakukan sebanyak 5 kali menguap, dan pijatan
perlahan. Bisa selama 1 menit.

Manfaat : memperlancar peredaran darah ke otak


 Pasang telinga

Gerakan ini adalah gerakan memijat secara lembut daun telinga


sambil menariknya ke luar, mulai dan ujung atas, menurun
sampai sepanjang lengkungan dan berakhir di cuping,
menggunakan ibu jari dan telunjuk. Ketika memijat bisa sambil
bernyanyi lagu-lagu pendek, atau mendengarkan musik dan lagu.
Gerakan dilakukan selama 1 menit.

Manfaat : Kegiatan ini menolong adiyuswa memusatkan perhatian


terhadap pendengarannya serta menghilangkan ketegangan pada
tulang-tulang kepala.

Hal yang harus  Senam otak dilakukan semampunya, sehingga


diperhatikan pendekatannya bersifat individual, mengingat kemampuan
lansia berbeda-beda dalam hal persepsi dan kondisi fisik
motoric
 Gerakan-gerakan senam otak diajarkan secara perlahan
dan bertahap
 Dilakukan ice breaking, di awal atau di tengah-tengah
pelaksanaan senam otak
 Senam otak sebaiknya dilakukan secara rutin dan
konsisten, yaitu kurang lebih 15 menit untuk keseluruhan
gerakan
 Keseluruhan gerakan senam otak tetap dilakukan
meskipun terputus-putus atau dilakukan tidak sempurna
karena disesuaikan dengan kemampuan lansia

EVALUASI  Dilihat kemampuan lansia dalam melakukan senam otak sejak


awal hingga akhir gerakan senam otak di setiap Pelatihan.
 Setiap pelatihan dilengkapi dengan lembar observasi yang
diuraikan juga secara narasi.
 Kepada lansia baiknya disarankan untuk menghafalkan setiap
detail gerakannya. Untuk melatih daya ingat dan mempermudah
menjalankannya.
 Dihimbau agar lansia dapat rutin melakukan senam otak,
minimal satu kali dalam satu minggu.

Daftar Pustaka Desiningrum, D., R & Indriana, Y., 2018. Modul Pelatihan Senam
Otak untuk Adiyuswa. Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro

Handryastuti, S., 2002. Senam Otak. Sari Pediatri. Vol 4, No. 1 Juni
2002: 36-44

Anda mungkin juga menyukai