Anda di halaman 1dari 37

ASKEP KELUARGA DENGAN KEHAMILAN ANEMIA

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Keluarga”

KELOMPOK 1 :

RISMA AGUSTIN

RIQNA MARDA RIAZIZ

FIRDHA NURHIDAYAH

MUTIA ULFAH BUNITA

BAGUS SETIAWAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG


2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Askep
Keluarga Dengan Kehamilan Anemia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Askep


Keluarga Dengan Anemia” ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................ 3


A. Konsep Keluarga .............................................................................. 3
B. Konsep Anemia ................................................................................ 6
C. Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................... 9

BAB III KASUS ........................................................................................ 16

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 33


A. Kesimpulan .................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentang akan
kekurangan gizi karena pada iu hamil terjadi peningkatan kebutuhan gizi
untuk terima kebutuhan ibu dan janin yang dikandungnya. Pola makan
yang salah pada ibu hamil membawa ofek terhadap retracement gangguan
gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang sehat pada
ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin, salah satu masalah gizi yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok penderita anemia.
Angka anemia pada ibu hamil tetap saja masih tinggi meskipun sudah
dilakukan pemeriksaan kehamilan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil bertanda mengalami
penurunan dari 50,0% menjadi 40,1% (Amiruddin,2007).
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai
mengingat anemia dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil,
angka premature, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk sebaliknya
kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala
anemia pada ibu hamil seperti cepat lelah, sering mendorong, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan menurun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan mual muntah
pada kehamilan muda.
Menurut mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Kurang Gizi (Malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorbsi

1
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain.
5. Penyakit-penyakit kronis sepertyi TBC, cacing usus, malaria dan lain-
lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep anemia pada ibu hamil?
2. Bagaimanakah contoh kasus dan Asuhan keperawatan keluarga pada
ibu hamil dengan anemia ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluaraga pada kehamilan dengan anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep anemia pada ibu hamil
b. Untuk mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan keluarag
pada ibu hamil dengan anemia.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum : meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit
terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati
posisi antara individu dan masyarakat (Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko
2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
(Helvie, dalam Harmoko 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.

3
2. FungsiKeluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. FungsiAfektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. FungsiSosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. FungsiReproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidupmasyarakat,.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86;2010).

3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
a. Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan
pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan menerima
umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik, danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila
tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal,
dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi keluarga

4
bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan
gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi
miskomunikasi, dan kurang atau tidakvalid.

1) Karakteristik pemberi pesan :


 Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
 Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
 Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
2) Karakteristikpendengar
 Siapmendengarkan
 Memberikan umpanbalik
 Melakukanvalidasi
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
c. Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
d. Struktur nilai dannorma
1) Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat
sekitar keluarga.
2) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau

5
tidak dapat mempersatukan anggotakeluarga.
3) Norma, pola perilaku yang baik menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalamkeluarga.
4) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah. (Friedman, dalam Harmoko hal 19;2012)

B. Konsep Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan (Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia
dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau
kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena
ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode
kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10
g/dl pada trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi
penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini kurang lebih sama
nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat suplementasi besi,
yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua
dan ketiga (Prawirohardjo,2010).

6
2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali
menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta
fisiologis dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi
adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan
dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan
trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan
hemostasis (Prawirohardjo, 2010).
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara
progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi
oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang dinisiasi oleh jalur
renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini
sebagian besar berupa plasma dan eritrosit (Prawirohardjo, 2010).

3. Klasifikasi anemia dalam kehamilan


Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan
sebagai berikut :
a. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat
besi berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat
dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke
janin untuk eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan
laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau
setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi.
Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan
suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk

7
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau
lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi
anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen
sampai 3 minggu postpartum.
b. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai
sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang
menyebabkandilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan
lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang
buruk, infeksi, adanya nemia hemolitik. Kadar estrogen dan
progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya memeliki
efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat
sangat umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab
utama anemia megabolik pada kehamilan.
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat
merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi.
Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai dengan
adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali
kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural
(neural tube defects). Selain itu, defesiensi asam folat dapat
menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak,
dan organ lainya.Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah
pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada
dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien
mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat
sedikitnya 400 ug folat perhari.

8
4. Komplikasi Anemia
1) Anemia pada ibu hamil
• Daya tahan tubuh kurang atau menurun
• Dapat mudah terkena infeksi
• Mudah pingsan
• Keguguran
• Kematian pada ibu
2) Akibat anemia pada janin
• Lahir secara premature
• Kematian pada janin
• Resiko tinggi terkena penyakit

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Menurut Friedman (2010) membagi proses keperawatan keluarga ke
dalam tahap-tahap meliputi identifikasi data, tahap dan riwayat
perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga
dan koping keluarga.
a. Identifikasi data
1) Data Kepala Keluarga
Data kepala keluarga yang meliputi nama kepala keluarga,
pekerjaan, pendidikan kepala keluarga dan alamat tinggal
keluarga.
2) Komposisi Keluarga
Meliputi daftar anggota keluarga, termasuk : nama, umur,
pendidikan, dan status imunisasi anggota keluarga
a) Umur ibu hamil
Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat
reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman
adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari
20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya

9
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan zat-zat gizi
selama kehamilannya, sedangkan pada usia 35 tahun
terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan
tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa pada usia
ini. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa pada usia ibu
dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin
rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar
hemoglobinnya.
b) Jenis kelamin
Pada umumnya anemia lebih sering terjadi pada
waita daripada pria. Karena wanita sangat menjaga
bentuk tubuhnya, sehingga memperhatikan apa yang
dikonsumsinya. Terlebih lagi pada ibu hamil yang
mengalami hemodilusi pada saat hamil, sehingga ibu
hamil lebih rentan mengalami anemia.
3) Status Sosial Ekonomi
Keadaan status ekonomi yang rendah mempengaruhi dalam
kecukupan pemenuhan gizi keluarga
4) Pendidikan
Kurangnya pengetahuan tentang masalah anemia membuat
keluarga tidak mampu merawat penderita anemia dengan
baik. Keadaan ekonomi yang rendah juga sangat berkaitan
dengan masalah penggunaan fasilitas pendidikan.
5) Budaya
Kebiasaan yang mendukung terjadinya anemia adalah
kebiasaan “bapak makan dahulu, ibu dan anak makan
terakhir” sebagai penghormatan terhadap bapak. Kebiasaan
ibu hamil di larang keluarg rumah juga merupakan faktor
predisposisi kejadian anemia, dimana ibu hamil mengalami

10
kekurangan infirmasi/pelayanan kesehatan tentang perawatan
saat kehamilan.
6) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga,
frekuensi aktivitas anggota keluarga, dan penggunaan waktu
senggang secara bersama-sama
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan
1) Tahap perkembangannya adalah tahap perkembangan
dengan usia anak remaja. Adapun tugas perkembangan
keluarga dengan usia anak remaja (Murwani, 2007) :
memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya, mempertahankan hubungan yang
intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka
antara anak dan orang tua (hindari perdebatan, kecurigaan
dan permusuhan), perubahan sistem peran dan peraturan
untuk tumbuh kembang.
2) Riwayat keluarga inti
Keluarga yang mempunyai riwayat TB paru pada anggota
keluarganya, dapat memungkinkan resiko anemia pada ibu hamil.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Kondisi rumah keluarga yang kurang sinar matahari, keadaan
rumah yang agak kotor, perabotan rumah yang agak
berantakan memperparah kondisi anemia pada ibu hamil.
Sehingga dapat menyebabkan resiko komplikasi dari anemia
mungkin dapat terjadi, contohnya si ibu dapat mudah
mengalami infeksi
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Keluarga yang hidup di suatu komunitas yang mempunyai
kebudayaan/keyakinan tertentu, misalnya : berpantang

11
makan-makanan tertentu selama hamil dapat mempengaruhi
kondisi ibu hamil.
3) Mobilitas geografis keluarga
Status rumah yang di huni oleh keluarga apakah rumah
sendiri atau menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah
tersebut dan pindah dari daerah mana.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a) Fasilitas sosial dan kesehatan
Fasiltas kesehatan yang tidak memadai dan tidak
terjangkau menjadi kendala dalam kelangsungan
pengobatan penderita anemia.
b) Fasilitas Transportasi
Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat
diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan cepat. Ketiadaan sarana transportasi
menjadikan penderita tidak mau datang kepusat pelayanan
kesehatan sehingga memperburuk keadaan si penderita.
5) Sistem pendukung keluarga
Dalam keberhasilan penanganan anemia pada ibu hamil di
suatu keluarga diperlukan dukungan dari suami dan anggota
keluarga yang lain.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
bahasa yang digunakan dan efektif tidaknya (keberhasilan)
komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur peran
Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam
keluarga dengan baik sesuai dengan fungsinya. Seorang
penderita anemia akan mengalami penurunan aktivitas fisik
dalam melaksanakan peran.

12
3) Struktur kekuatan keluarga
Sejauhmana keluarga mampu mengambil keputusan dengan
tepat dalam mengatasi masalah anemia yang ada di keluarga.
4) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai norma dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebudayaan/keyakinan tertentu, misalnya : bapak makan
dulu, ibu dan anak makan terakhir dapat mempengaruhi
kondisi pada ibu hamil.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dapat
mempengaruhi ketidakharmonisan/kehangatan di dalam suatu
keluarga. Sikap saling menghargai dan saling pengertian
antar anggota keluarga diperlukan di dalam anggota keluarga
yang mengalami anemia.

2) Fungsi sosial
Keluarga dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi reproduksi
Seorang ibu yang melahirkan mempunyai resiko mengalami
anemia pada kehamilannya. Apabila ibu tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisinya selama hamil, karena zat-zat gizi akan
terbagi untuk ibu dan bayi yang ada di kandungannya. Jarak
kelahiran yang terlalu dekat juga dapat menyebabkan ibu
menjadi anemia.
4) Fungsi ekonomi

13
Pendapatan keluarga yang rendah dapat mempengaruhi
keterbatasan pemenuhan kebutuhan gizi dan penggunaan
fasilitas keluarga yang lainnya.
5) Fungsi perawatan keluarga
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil
keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi dan memelihara lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan wilayah
tempat tinggalnya.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ≥ 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional bila menghadapi
permasalahan

14
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah :
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita anemia kehamilan
b. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita anemia
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah kurang zat
gizi.

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
( FRIEDMAN MODEL)

1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn M
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan Pabrik
Alamat : Desa Ranca Malang

b. Komposisi Keluarga

L/ Usia Hub Pendidikan Tpt/Tgl


No Nama Pekerjaan
P klg Lahir

1 Tn M L 30 th KK SMA 4-6-1988 Karyawan

2 Ny Ns P 28 th Istri SMA 6-4-1990 karyawan

3 An A L 2 thn Anak Belum 8-10-2016 -


sekolah

16
c. Genogram

30 28

Ket :
/ / : Laki-laki / perempuan
/ : Laki-laki / perempuan meninggal
: Ikatan pernikahan
: Tinggal serumah
: Klien

Ibu dan kakek Ny. Ns menderita astma. Sedangkan dari Tn. M tidak mempunyai
penyakit genetik
d. Tipe keluarga
 Jenis type keluarga : nuclear family
e. Suku Bangsa
 Asal suku bangsa : Sunda
 Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : ibu hamil tidak boleh tidur
siang, tidak boleh makan nanas
f. Agama
Keluarga Tn. M semua beragama islam

17
g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga
Interaksi dengan tetangga dilakukan setelah pulang kerja atau saat libur.
Penghasilan keluarga Tn M perbulan sekitar 7 jt. Lebih dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dan membayar asisten rumah
tangga. Barang-barang yang dimiliki keluarga Tn M selain motor, juga ada
barang-barang elektronik dan perabotan rumah tangga. Status rumah
sementara masih ngontrak.
h. Aktifitas rekreasi keluarga
Setiap hari minggu pergi ke taman kota untuk refresing dan menggunakan
waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga dan mengunjungi orang tua.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. M bau memiliki satu orang anak yang berusia 24 bulan.
Keluarga Tn M berada pada tahap perkembangan keluarga sedang mengasuh
anak.
b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya
Semua tahapan sudah terpenuhi
c. Riwayat Keluarga inti
1. Riwayat keluarga saat ini
Anggota keluarga Tn M ada yang mempunyai masalah kesehatan yaitu Ny
Ns sedang hamil 22 minggu sering merasakan pusing, dan cepat lelah.
Keluarga Tn M tidak memiliki penyakit keturunan darim orangtuanya.
Imunisasi anak keluarga Tn M diberikan sesuai program imunisasi.

2. Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga

Tindakan
Keadaan Imunisasi Masalah
No. Nama Umur BB yang telah
Kesehatan Kesehatan
dilakukan

1. Tn. M 30thn 60kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada

18
2. Ny. Ns 28 thn 50kg Tidak sehat lengkap Sering Berobat ke
pusing,cepat bidan
lelah/letih,tida
k napsu makan
dan tidak suka
sayur dan buah
3. An. A 2 thn 12kg Sehat lengkap Tidak ada

4). Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan


Keluarga Tn M jika ada anggota keluarganya yang sakit ringan seperti pusing dan
batuk pilek mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di apotik terlebih dahulu,
tetapi jika tidak sembuh dengan obat yang dibeli, Tn M mengunjungi dokter
klinik atau puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
5). Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan dari pihak Tn M : kedua orangtua Tn M tidak memiliki
penyakit keturunan, sedangkan dari kakek nenek tidak diketahui karena sudah
meninggal.
Riwayat kesehatan dari pihak Ny Ns : ayah Ny Ns menderita sakit astma yang
diturunkan dari kakek Ny Ns

3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
 Luas rumah : 62 m2
 Tipe rumah : Permanen
 Kepemilikan : kontrakan
 Jumlah dan ratio kamar : 1 kamar tidur, ruamg tamu dan dapur
 Ventilasi jendela : Cukup dengan terdapatnya ventilasi
diruang tamu dan dapur
 Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan yang cukup
 Septic tank : ada dibagian depan rumah tertutup rapat.
 Sumber air : PDAM

19
 Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan
WC
 Sampah : tempat sampah sementara dan diangkut
oleh petugas sampah setiap satu minggu sekali.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
 Kebiasaan : Klien dengan tetangga sekitar rumah yang merupakan
warga setempat dan tetangga kontrakan mempunyai hubungan yang cukup
dekat, dan selalu memberikan bantuan jika ada yang membutuhkan,
menghargai dan menghormati.
 Aturan :setiap warga berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan
keamanan lingkungan sekitar dan menyediakan tempat sampah
dilingkungan rumah masing-masing.
 Kebersihan : bersama dengan warga lain menjaga kebersihan
lingkungan sekitar dan membersihkan got atau selokan untuk menghindari
air meluap dan banjir saat musim hujan.
 Budaya : mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan yang salah
dalam mengolah sayuran dipotong dulu baru dicuci
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Sebelumnya klg Tn M masih tinggal bersama orang tua NY Ns di kampung
nanjung. Setalah 6 bulan menikah Tn M memutuskan untuk pisah rumah dan
tinggal dirumah kontrakan yang letaknya tidak jauh dari tempat Tn M kerja.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn M mengatakan setiap puang kerja sambil beristirahat berkumpul dengan
keluarga. Berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan setempat saat libur kerja
dengan kumpul-kumpul sambil membersihkan taman yang ada dilingkungan
tempat tinggal.

20
4. Struktur Keluarga
a. Sistem Pendukung
Dikeluarga Tn M hanya Ny Ns yang mempunyai masalah dalam
kesehatannya., masyarakat setempat sangat aware dan peduli terhadap
kesehatan orang lain dan lingkungan.
b. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Dalam sehari-hari keluarga Tn M melakukan komunikas dengan dua arah
antara orangtua dengan anak maupun antara tn M dengan istrei dengan cara
tatap muka atau melalui media (handphone)
c. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn M sebagai kepala keluarga adalah pengambil keputusan, namun apabila
ada masalah tetap dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota
keluarga.
d. Struktur Peran Keluarga
- Peran formal : Tn M sebagai kepala keluarga berusaha untuk selalu
memenuhi kebutuhan keluarganya baik secara biologis maupun psikologis
serta memenuhi kebutuhan komunikasi dan rekreasi anggota keluarga,.
Ny Ns walaupun bekerja tetap mempunyai tanggungjawab untuk
mengurus rumah dan anggota keluarga.
- Peran informal : Tn M sebagai pencari nafkah, motivator bagi isterinya,
dan sudah membawa NY Ns untuk hidup mamdiri dengan pindah rumah
dan hidup terpisah dari orangtua. Sedangkan peran informal Ny Ns
menjadi penghubung dalam menjalin komunikasi dengan keluarga, dan
merawat anggota keluarga yang sakit.

e. Nilai dan norma keluarga


Keluarga Tn M menerapkan untuk selalu cuci tangan sebelum makan.
Untuk menjaga kesehatan setiap hari minum janu tradiosional (jamu
gendong)

21
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn M merasa saling memiliki dan mensupport. menghargai
perbedaan pendapat atau pandangan terhadap suatu masalah.
b. Fungsi sosial
ketika dirumah keluarga Tn M memanfaatkan waktu untuk saling
berinteraksi antar anggota keluarga, memgajak anak bermain, serta selalu
berusaha untuk disiplin dalam menjalankan peraturan yang dibuat
dirumah.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
 Mengenal masalah kesehatan
Kleuarga Tn M tidak mengenal adanya anemia pada keluarga.
Keluhan yang dirasa oleh Ny Ns karena terlalu cape bekerja dan
kurang makan
 Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Tn M menganjurkan Ny Ns untuk banyak minum susu
 Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn M tidak mengetahui perawatan ibu hamil dengan anemia
 Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keuarga Tn M mengetahui pentingnya pemeliharaan sanitasi
lingkungan. Dan selalu berusaha menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya.
 Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Keluarg Tn M mengetahui fasilitas kesehatan terdekat, yaitu
puskesmas. Dan dapat memanfaatkan puskesmas sebagai tempat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan keluarganya.

22
d. Fungsi Reproduksi
keluarga Tn M merencanakan untuk memiliki dua anak. Dan akan
mengikuti program keluarga berencana sesuai anjuran pemerintah yang
disampaikan oleh petugas puskesmas (bidan) setalah anak yang kedua
lahir.
e. Fungsi Ekonomi
kebutuhan sandang pangan dan papan terpenuhi sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan yang diperoleh dari pendapatan Tn m dan
anggota keluarga.

6. Stress dan Koping Keluarga


a) Stressor jangka pendek
Takut bayi lahir prematur dan pola pengasuhan anak
b) Stressor jangka panjang
Mempersiapkan biaya untuk perawatan dan pendidikan anak, serta
keinginan untuk punya rumah sendiri
c) Respon keluarga terhadap stressor
Tidak tenang dan susah tidur
d) Strategi koping
Strategi koping yang dilakukan keluarga Tn M dengan banyak berdoa dan
berkumpul dengan keluarga

7. Harapan Keluarga
Keluarga Tn M berharap agar petugas kesehatan selalu bersikap ramah,
cepat tanggap dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi seluruh warga
tanpa membedakan golongan.

23
8. Pemeriksaan Fisik
Jenis Nama Anggota Keluarga
No
Pemeriksaan Tn M Ny Ns An A
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV : TTV :
a. TD 120/70 mmHg 100/80mmHg Nadi 110x/m
b. Suhu 36 ˚C 36,7 ˚C RR 22x/m
c. Nadi 86 kali/menit 90 kali/menit Suhu 36.5℃
d. Pernafasan 20 kali/menit 20 kali/menit

3. BB dan TB BB : 62 kg BB : 50 kg BB 10 kg
TB : 160cm TB : 148 cm TB 90 cm

4. Kepala dan Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal,


muka bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
ketombe dan ketombe dan ketombe dan tidak
tidak rontok. tidak mudah rontok. Wajah
Wajah simetris rontok, wajah simetris tidak pucat
tidak pucat simetris, muka
pucat, tidak ada
bintik-bintik hitan
5. Mata Konjungtiva an Konjuntiva Konjungtiva an
anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera non
non ikterik non ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan kelenjar tiroid dan
vena jugularis vena jugulari vena jugulari
8. Telinga Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk
simetris, fingsi simetris, fingsi simetris, fingsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab, sedikit lembab
pucat
10. Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman
baik baik baik
11. Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris Bentuk simetris,

24
tida ada retraksi tidak ada retraksi tida ada retraksi
otot dada otot dada. otot dada
Payudara : papilla
mamae menonjol
areola mama
hitam dan tidak
ada benjolan
11. Paru-paru Inspeksi : Inspeksi : bentuk nspeksi :
pergerakan kiri simetris palpasi : pergerakan kiri
kanan simetris taktil fremitus kanan simetris
palpasi : sama sama perkusi : palpasi : sama
perkusi : sonor sonor auskultasi : perkusi : sonor
auskultasi : vesikuler auskultasi :
vesikuler vesikuler
12. Jantung Inspeksi : taktil Inspeksi : kedua nspeksi : taktil
fremitus tidak belah dada taktil fremitus tidak
terlihat, fremitus tidak terlihat,
Palpasi : ictus terlihat Palpasi : ictus
kordis tidak Palpasi : ictus kordis tidak teraba
teraba kordis tidak Perkusi : redup
Perkusi : redup teraba (pekak)
(pekak) Perkusi : redup
Auskultasi : (pekak)
s1> s2,murni Auskultasi :
tidak ada suara s1> s2,murni
tambahan tidak ada suara
tambahan
13. Abdomen Inspeksi : datar, Inspeksi : buncit,
tidak ada bekas tidak ada bekas
luka luka, tidak ada
Auskultasi : jaringan parut,
bising usus tampak striae
12x/menit Auskultasi :
Palpasi : tidak ada bising usus
nyeri tekan 14x/menit, bagian
Perkusi : timpani kanan terdengar
detak jantung
janin
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan

25
Leovold I : TFU
sepusat dan teraba
bundar melenting
Leovold II : pada
perut ibu sebelah
kanan teraba datar
kemungkinan
bagian punggung,
dan sebelah kiri
ibu teraba bagian-
bagian kecil
kemungkinan
ekstremitas
Leovold III :
Perkusi : timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < Turgor kulit < 2
2detik, CRT < 2 detik, CRT >2
detik, kuku bersih detik, kuku pucat,
dan tidak panjang bersih dan tidak
panjang
15 Ekstremitas Tidak ada Tidak ada
masalah, keadaan masalah, keadaan
kuku bersih, tidak kuku bersih, tidak
ada oedema ada oedema

9. ANALISA DATA

No Symptom Etiologi Problem

1. DS : klien mengatakan Keluarga tidak Ketidakseimbangan


sering pusing, letih dan mengenal masalah nutrisi
cepet capek,tidak napsu
makan dan tidak suka
makan sayur dan buah
DO : konjungtiva
anemis, muka dan bibir
pucat., kuku pucat CRT
>2 detik

26
5 DS: keluarga Kesiapan
mengatakan takut bayi meningkatkan
lahir prematur koping keluarga

DO : adanya dukungan
dari keluarga dan
masyarakat.

C. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data diatas, dapat dirumuskan diagnosa keperawatan


sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


2. Kesiapan meningkatkan koping keluarga

Proritas diagnosa keperawatan

Dx 1: ketidakseimbangan nutrisi
Kriteria Skor Nilai

Sifat masalah 3 1

Kemungkinan masalah dapat dirubah 1 1

Potensial masalah untuk dicegah 3 1

Menonjolnya masalah 2 1

Jumlah 4

Dx 5 : kesiapan meningkatkan koping keluarga


Kriteria Skor Nilai

Sifat masalah 1 1/3

Kemungkinanmasalah dapat diubah 1 1

27
Potensi masalah untuk dicegah 2 2/3

Menonjolnya masalah 0 0

Jumlah 2

Prioritas Diagnosa keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kesiapan meningkatkan koping

28
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan Kriteris Standar Intervensi Rasional


Dx

1 Umum : setelah dilkukan Verbal 1. Pengertian anemia 1. kaji pengetahuan - Untuk mengetahui
kunjungan perawatan adalah kondisi keluarga tentang anemia seberapa besar
selama 4 minggu nutrisi berkurangnya sel dan nutrisi ibu hamil pengetahuan
adekuat, tidak anemia darah merah dalam keluarga tentang
2. beri penjelasan
peredaran darah anemia dan nutrisi
Khusus : setelah tentang anemia dan
ditubuh sehingga ibu hamil dan
diberikan penyuluhan kebutuhan nutrisi
oksigen yang menentukan
kesehatan selama 30
dibawa keseluruh 3. motivasi keluarga informasi yang
menit keluarga mengenal
jaringan tubuh untuk memantau asupan harus diberikan
anemia dengan kriteria :
berkurang nutrisi ibu hamil berikan
1. Menyebutkan 2. Penyebab anemia
4. motivasi ibu hamil - memotivasi
pengertian - Kekurangan zat
untuk makan sedikit tp keluarga dan ibu
anemia besi dan asam folat
sering hamil kebutuhan
2. Menyebutkan 3 - Kurangnya asupan
dari 6 penyebab nutrisi 5. dorong keluarga untuk nutrisi terutama zat
anemia - Kehilangan darah menyebutkan kembali besi terpenuhi.
3. Menyebutkan atau perdarahan yang sudah dijelaskan
- Untuk
gejala anemia - Jarak kehamilan
6. beri pujian atas mengevaluasi
4. Menjelaskan yang berdekatan
perubahan prilaku pemahaman
dampak anemia - Hamil saat masih
keluarga keluarga
terhadap remaja
tentang nutrisi
kesehatan ibu dan - Mengalami 7. anjurkan keluarga
dan anemia
janin menstruasi yang untuk membawa ibu
- Untuk
5. Mengetahui berat sebelum hamil berobat ke
memotivasi
kebutuhan nutrisi kehamilan

29
ibu hamil 3. Gejala anemia puskesmas keluarga agar
6. Mengetahui - Kelelahan tetap
sumber makanan - Penurunan energi berperilaku
yang - Sesak nafas sehat
mengandung zat - Pucat dan kulit - Untuk
besi dingin memantau
- Tekanan darah status anemia
rendah dan tindakan
- Sakit kepala lebih lanjut.
- Malaise
4. Akibat anemia
pada kehamilan
- Abortus/keguguran
- Prematur
- Cacat bawaan pada
janin
- Resiko infeksi
- Terjadi decom
pada ibu
- Kematian janin
dalam rahim
5. kebutuhan nutrisi
ibu hamil
protein, asam folat,
kalsium,
karbohidrat, zat
besi dan vitamin
6. sumber makanan
yang kaya zat besi

30
untuk mengatasi
anemia : bayam,
daging merah,
kacang merah,
tomat dan telur.

2 Umum : setelah Kognitif dan - Koping keluarga - Kaji pengetahuan - Dengan


dilakukan tindakan prilaku adalah respon positif keluarga tentang mengetahui
keperawatan selama 2 yang digunakan stress dan koping pengetahuan
minggu, keluarga keluarga untuk - Beri penkes tentang keluarga
mempunyai koping yang memecahkan masalah koping tentang koping
lebih bagus atau mengendalikan - Motivasi keluarga informasi yang
stress. untuk menggali akan diberikan
- Sumber koping sumber koping yang tepat dan
Khusus : setelah keluarga internal dan dimiliki keluarga efektif
diberikan pendidikan eksternal - Motivasi keluarga - Memberikan
kesehatan tentang - Koping internal berupa untuk lebih informasi
strategi koping keluarga kemampuan keluarga meningkatkan kepada
mampu mengenali yang kohesif dan support system keluarga
sumber daya keluarga terintegrasi (klg - Beri pujian atas tentang strategi
yang bisa dijadikan memiliki tanggung prilaku sehat yang koping
strategi koping dalam jawab, mampu sudah dilakukan - Meningkatkan
menyelesaikan masalah. memodifikasi peran keluarga. support sistem
keluargadan pola - Berikan contoh dapat
komunikasi yang baik, pengalaman strategi membantu
mengandalkan koping dalam meningkatkan
kelompok keluarga, menghadapi masalah ketahanan dan
penggunaan humor, kekuatan

31
pengungkapan keluarga dalam
bersama, mengontrol menghadapi
arti masalah dan masalah
pemecahan masalah - Dengan pujian
bersama,) keluarga akan
- Koping eksternal merasa
berupa penggunaan usahanya
sosial support system dihargai dan
berupa mencari memberikan
informasi, memelihara motivasi untuk
hubungan aktif dengan terus menggali
komunitas, mencari potensi
dukungan sosial dan - Sebagai
spiritual. gambaran bagi
keluarga koping
menghadapi
masalah.
-

32
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentang akan
kekurangan gizi karena pada iu hamil terjadi peningkatan kebutuhan gizi
untuk terima kebutuhan ibu dan janin yang dikandungnya. Pola makan yang
salah pada ibu hamil membawa ofek terhadap retracement gangguan gizi
antara lain anemia. Oleh karena itu setiap keluarga yang memiliki anggota
keluarga ibu hamil harus memperhatikan pola nutrisi dari ibu hamil tersebut

B. Saran
Setiap ibu hamil wajib memeriksan kesehatannya secara berkala ke
pelayanan kesehatan terdekat untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta : EGC


https//www.scribd.com/doc/290701360/Askep-keluarga-ibu-hamil-dengan-Anemia

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika

Supriadi. (2016). Modul Keperawatan Kesehatan Keluarga.

34

Anda mungkin juga menyukai