BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah usia lima
tahun, dan membunuh 1,5 juta anak setiap tahun (WHO, 2012). Sebanyak 1,8 juta
orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare, 90% adalah anak usia di
bawah lima tahun, terutama dinegara berkembang (WHO, 2012). Diare
merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Kejadian Luar
Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate ( CFR)
yang masih tinggi. Pada tahun 2014 terjadi KLB diare di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang. Jumlah kematian sebanyak
30 orang dengan CRF (Case Fatality Rate ) sebesar 2,47% . Studi mortalitas dan
Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi
penyebab utama kematian balita di Indonesia (Kemenkes RI, 2015).
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi diberbagai negara terutama di negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kejadian
penyakit diare yang tinggi karena tingginya morbiditas dan mortalitas (Magdarina,
2010). Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001)
Diare merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh, yang dengan
adanya diare, cairan yang tercurah kelumen saluran pencernaan akan
membersihkan saluran pencernaan dari bahan-bahan patogen (cleansing effect).
Apabila bahan patogen ini hilang, maka diare bisa sembuh sendiri. Namun pada
sisi lain, diare menyebabkan kehilangan cairan (air, elektrolit, dan basa) dan
2
bahan makanan dari tubuh. Sering kali dalam diare akut timbul berbagai penyulit,
seperti dehidrasi dengan segala akibatnya, gangguankeseimbangan elektrolit, dan
gangguan keseimbangan asam-basa. Penyulit tersebut akan mengakibatkan pasien
yang menderita diare meninggal (Sinuhaji, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menambah pemahaman pasien mengenai penyakit hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Peserta mengetahui pengertian diare
b. Peserta mengetahui penyebab diare
c. Peserta mengetahui tanda dan gejala diare
d. Peserta mengetahui pencegahan diare
e. Peserta mengetahui komplikasi diare
f. Peserta mengetahui obat tradisional diare
4
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Metode
a) Peralatan umum
1) Kursi : 10 buah
3) Kabel : 1 buah
LCD : 1 buah
Layar LCD : 1 buah
Laptop : 1 buah
Leaflet : 5 lembar
4. Waktu dan tempat
Denah tempat
Keterangan:
:Kursi/Peserta
: Layar : Fasilitator
: Moderator : Presenter
b. Strategi pelaksanaan
c. Uraian Tugas
8
penyuluhan
d. Menutup acara
pertemuan.
observasi
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
MATERI DIARE
10
A. PENGERTIAN
Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan
cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi dapat
dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, dan
sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak lebih
dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014).
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana
buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair
dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan
akibat dari terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus
(Wijayaningsih, 2013).
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N. S, Suraatmaja dan P. O Asnil dalam
Wijayaningsih (2013) ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut
dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut:
a. Cengeng, rewel.
b. Suhu meningkat.
c. Gelisah.
d. Nafsu makan menurun.
e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan darahnya. Kelamaan,
feses ini akan berwarna hijau dan asam.
f. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi penurunan volume dan
tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
penurunan kesadaran, dan diakhiri dengan syok.
g. Anus lecet.
h. Berat badan menurun.
i. Turgor kulit menurun.
j. Mata dan ubun-ubun cekung.
k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi klinis
dari diare, yaitu:
E. KOMPLIKASI
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang
bisa terjadi pada diare:
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang.
d. Bakterimia.
e. Mal nutrisi.
f. Hipoglikemia.
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Lia dewi (2014) prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
14
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta. TIM.
Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2015.
Mardalena, I., 2018. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep dan
Penerapan Pada Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Manoppo, Christie.,(2010). Dampak Pemberian Seng dan Prebiotik terhadap
Lama Diare Akut di Rumah Sakit Prof. DR. RD. Kondou Manado. Sari
Pediatri Vol. 12, No.I, Juni 2010 pp : 17-32.
Sinuhaji. (2007). Asidosis Metabolik : salah satu penyulit diare akut pada anak
yang seharusnya Dapat dicegah (simposium)
WHO. (2013). Diarrhea Disease. Diakses. Dari
http://www.who/int/mediacentre/factsheets/ fs330/en pada tanggal 13
Oktober 2020.
Wijoyo, Y. (2013). Diare : Pahami Penyakit dan obatnya. PT Citra Aji Parama.
Yogyakarta
World Health Organization. Itergrated Management of Childhood Illness. 2015.