BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastodiastolic dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Peningkatan tekanan darah arteri dapat
meningkatkan resiko terjadinya gagal ginjal, penyakit jantung, pengerasan dinding
arteri yang biasa disebut aterosklerosis juga terjadi stroke. Komplikasi ini sering
berakhir menjadi kerusakan atau kematian. Oleh sebab itu diagnosis dari hipertensi
harus dideteksi sedini mungkin untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut
(Cunha, 2020).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan yang penting diseluruh dunia karena prevelensinya yang tinggi
dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke,
retinopati, dan penyakit ginjal. Hupertensi juga menjadi faktor resiko ketiga
terbesar penyebab kematian dini. The Third national health and nutrition
eximination survey mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan resiko
penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar
24%.
Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang
tidak dapat diubah dan dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan atau genetik, sedangkan faktor yang dapat
diubah antara lain kegemukan (obesitas), dislipidemia, faktor psikososial atau
stress, merokok, kurangnya olahraga, konsumsi alkohol berlebih, dan asupan
makanan asin yang berlebihan (Smeltzer & Bare, 2013).
Menurut data Word Health Organization (WHO) Tahun 2015,
menunjukan sekitar 1,13 miliar orang didunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari
3 orang didunia terdiagnosis hipertensu. Jumlah penyandang hipertensi setiap
tahunnya terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2025 akana da 1,5 miliar orang
2
yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Menurut Institute For Health Metrics And Evaluation (IHME) tahun 2017,
menyatakan bahwa dari 53,3 juta kematian didunia didapatkan penyebab kematian
akibat penyakit kardiovaskuler sebesar 33,1%, kanker 16,7%, dan dan gangguan
endokrin 6% dan infeksi saluran napas bawah sebesar 4,8%. Data penyebab
kematian diindonesia pada tahun 2016 didapatkan total kematian sebesar 1,5 juta
dengan penyebab kematian terbanyak adalah kardiovaskular 36,9%, kanker 9,7%
penyakit DM dan endokrin 9,3% dan tuberkulosa 5,9%/ IHME juga menyebutkan
bahwa dari total 1,7 juta kematian di Indonesia didapatkan faktor risiko yang
menyebabkan kematian adalah tekanan darah sebesar 23,7%, hiperglikemia sebesar
18,4%, merokok sebesar 12,7% dan obesitas sebesar 7,7%
Berdasarkan Data riset kesehatan dasar (2018), prevelensi hipertensi di
Indonesia sebesar 8,4% prevelensi tertinggi di Sulawesi Utara (13,2%) dan yang
terendah di Papua (4,4%). Berdasarkan data dari Profil Dinas Kesehatan Kota
Jambi Tahun 2019, diketahui bahwa dari 10 pola penyakit terbanyak di Kota Jambi
pada tahun 2019, yang pertama adalah Nasoparingitis acut sebanyak 81.364 orang.
Penyakit hipertensi diposisi kedua sebanyak 30.623 kasus.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional berhubungan
dengan klien yang menderita penyakit hipertensi. Sebagai seorang perawat harus
melakukan tindakan keperawatan untuk mengobati atau bahkan mencegah
terjadinya penyakit hipertensi dengan cara melakukan pengobatan yang tepat dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya factor resiko hipertensi.
Berdasarkan latar belakang di atas kelompok tertarik untuk mengangkat
masalah hipertensi sebagai makalah kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penyusun mengambil rumusan
masalah tentang “Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.A dengan kasus
hipertensi di RS. X ”.
3
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan klien dengan kasus hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami konsep teoritis keperawatan pada Tn.A dengan
kasus hipertensi di RS. X
b. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian perawatan pada pada Tn.A
dengan kasus hipertensi di RS. X
c. Mahasiswa mampu melakukan pengelompokan data pada pada Tn.A dengan
kasus hipertensi di RS. X
d. Mahasiswa mampu melakukan Diagnosa keperawatan pada pada Tn.A
dengan kasus hipertensi di RS. X
e. Mahasiswa mampu melakukan Perencanaan keperawatan pada Tn.A dengan
kasus hipertensi di RS. X
f. Mahasiswa mampu melakukan Pelaksanaan tindakan keperawatan pada
pada Tn.A dengan kasus hipertensi di RS. X
g. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada pada Tn.A
dengan kasus hipertensi di RS. X
D. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan rumah sakit dalam peningkatan mutu dan layanan kesehatan
di Rumah Sakit.
2. Bagi Akademik
Sebagai tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu
kesahatan harapan ibu jambi mengenai asuhan keperawatan dengan kasus
hipertensi.
4
3. Bagi Mahasiswa
Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan kepada masyarakat
tentang kasus hipertensi sehingga kita semua menyadari akan pentingnya
kesehatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pegertian
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Smeltzer & Bare,
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
(TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Black & Hawsk, 2014).
a. Normal: dimana sistolik kurang dari 120 mmHg diastolik kurang dari
80 mmHg.
sampai 89 mmHg.
99 mmHg.
2.1.3 Etiologi
b. Obat-obatan :
sibutramine
a. Hipertensi primer
dari berat badan ideal, diabetes mellitus, dan konsumsi alkohol yang
b. Hipertensi sekunder
1. Usia
2. Jenis kelamin
lebih banyak terjadi pada pria di usia dewasa muda dan usia
3. Ras
darah yang lebih tinggi dari pada pria Amerika Eropa dengan usia
yang sama.
9
1. Konsumsi alkohol
hipertensi.
2. Kebiasaan merokok
3. Obesitas
hipertensi.
4. Stres
5. Olahraga
2.1.4 Patofisiologi
darah adalah produk dari cardiac output dikalikan dengan resistensi perifer.
Curah jantung adalah produk dari detak jantung dikalikan dengan volume
otot jantung ke darah kemudian tekanan diberikan oleh darah saat mengalir
Untuk hipertensi menjadi akurat, harus ada perubahan dalam satu atau
lebih faktor yang mempengaruhi resistensi perifer atau curah jantung. Selain
itu, harus juga ada masalah dengan sistem kontrol tubuh yang memonitor
atau mengatur tekanan. Lebih dari 40 mutasi gen tunggal yang terkait
dianggap poligenik (yaitu, mutasi pada lebih dari satu gen) (padmanabhan,
11
tidak dapat memprediksi siapa yang akan dan tidak akan mengalami
2010).
2010).
12
Menurut (Smeltzer & Bare, 2013) adapun tanda dan gejala dari hipertensi:
yang tergantung.
jantung.
permanen).
c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
glomerulus.
kapiler.
gejala sampai menjadi parah dan penyakit organ target terjadi. Seorang
pasien dengan hipertensi berat dapat mengalami berbagai gejala yang terjadi
pada pembuluh darah di berbagai organ dan jaringan atau pada peningkatan
mimisan, dan pusing, kecuali tekanan darah sangat tinggi atau rendah.
Gejala- gejala ini adalah pupulasi umum. Namun, pasien dengan hipertensi
diantaranya:
serum, kolesterol LDL dan HDL serum, kalium serum, hemoglobin dan
b. Pemeriksaan ekokardigram.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Non farmakologis
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
5. Berhenti merokok.
b. Terapi Farmakologi
tekanaan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada
biaya.
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut (diatas usia 80 tahun) seperti
farmakologi.
a. Istirahat
hiperlipidema, stress.
2.1.8 Komplikasi
a. Payah jantung
b. Perdarahan otak
c. Stroke hemoragik
gangguan otak.
berikut:
d. Ginjal (nefrosklerosis)
b. Riwayat kesehatan :
Keluhan utama : Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau
pelayanan kesehatan.
Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan pasien yang dirasakan
saat melakukan pengkajian.
Riwayat kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi
adalah penyakit yang sudah lama dialami oleh pasien dan
biasanya dilakukan pengkajian tentang riwayat minum obat
klien.
Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji riwayat keluarga apakah
ada yang menderita riwayat penyakit yang sama.
- Kebiasaan sehari-hari
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemehan, Keletihan, Napas Pendek, Gaya Hidup
Monoton.
Tanda : Frekuensi Jantung Meningkat, Perubahan Irama Jantung,
Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit serebrovaskular, Episode palpitasi,
perspirasi.
Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk menegakan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin
berhubungna dengan regimen obat ).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
Faktor-faktor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan
dengan pekerjaan)
Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang
19
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,
vasokontriksi pembuluh darah.
b. Ketidakefektifan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen otak
c. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.
d. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan
iskemia miokard
e. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan
cairan intravaskular
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
g. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan
berhubungan dengan Misinterpretasi informasi
i. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda (diplopia )
Nutrition Management
Kaji adanya alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
23
BAB III
24
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS PEMICU
3.2 PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Klien
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. C
Umur : 40 thn
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Pekerjaan : Iburumahtangga
d. Data Medik
Diagnosa medik
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian kepala
aktivitas yang berat, skala nyeri 5, nyeri dirasakan seperti terkena benda
penyakit yang sama , klien pernah dirawat dirumah sakit yang sama ± 2
26
klien juga mengatakan tidak ada riwayat alergi obat maupun alergi
makanan.
Keterangan
: Laki-laki :Penderita
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi yaitu ibu klien, klien menyangkal adanya penyakit diabetes mellitus, TB
i. Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi – Cairan
porsi, klien mengatakan tidak ada diet, klien mengatakan ada mual,
2. Eliminasi
kekuningan, bentuk feses padat, dan tidak ada keluhan BAB. Klien
kuning.
j. Data Psikologis
k. Data Sosial
istiadat melayu.
l. Data Spritual
m. Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran
: Respon Bicara :5
d) Suhu : 37,2 °c
e) RR : 26 x/menit
f) SPO2 : 98%
3) Antropometri
b) TB : 173 cm
c) BB : 70 kg
4) Kepala
hitam, tampak keadaan rambut klien subur, tampak kulit kepala klien
bersih.
30
5) Mata/penglihatan
tampak alis tipis, tampak bulu mata berwarna hitam, kondisi lebat dan
ikterik, tampak bentuk pupil bulat, tampak warna pupil gelap, reflek
terhadap cahaya miosis, tampak reflek pupil sama besar dan bereaksi
tampak gerakan bola mata klien normal, reflek kornea normal, tampak
tidak ada peradangan pada iris ataupun kornea, klien mengatakan tidak
bantu penglihatan.
6) Hidung/ Penciuman
dari hidung.
7) Telinga/ pendengaran
8) Mulut / pengecapan
Tampak warna bibir putih pucat, tampak bibir klien simetris, tampak
Kelengkapan : lengkap
9) Leher
c) Perkusi : Sonor
32
d) Auskultasi : Rochi
c) Perkusi :
Murmur (-)
12) Kulit
Kulit berwarna sawo matang, kulit teraba hangat, turgor kulit buruk,
13) Abdomen
Perkusi : Timpani
14) Ekstremitas
Ekstremitas bawah :
33
a) Laboratorium
normal
1 Leukosit 9000 5000-10000 mm3
-400.000
5 Hematokrit 55 31-40 %
Ranitidine 3 x 1 gr
Antrain 3 x1 amp
Amlodipin 5 mg 1 x1
IV FD RL 500 cc
O
1 DS : Kurangnya Pola nafas
- Klien mengatakan merasa sesak Suplai O2 ke tidak efektif
- Klien mengatakan sesak setelah beraktifitas otak
DO :
- K/U Klien tampak lemah
- RR : 26x/Menit
- SPO2 : 98%
- Klien tampak menggunakan otot bantu nafas
2 DS : Perubahan Penurunan
- Klien mengatakan kepala terasa sakit Irama Jantung Curah Jantung
- Klien mengatakan tengkuk terasa berat
- Klien mengatakan cepat merasa lelah
DO :
- K/U tampak lemah
- TD : 150/100mmhg
- Nadi : 120 x/menit
- RR : 26x/menit
- Klien tampak pucat
- Klien tampak gelisah
3 DS : Resiko Defisit
- Klien tidak nafsu makan Nutrisi
- Klien mengatakan merasa mual
DO :
- K/U Lemah
- Diit dari rumah sakit hanyak dihabiskan ¼
porsi
- Turgor kulit jelek