Anda di halaman 1dari 16

PRE PLANNING TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

SENAM HIPERTENSI

SIKLUS KEPERAWATAN GERONTIK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK FAYE GLEN ABDELLAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI
T.A 2020/2021
PRE PLANNING TAK
SENAM HIPERTENSI DI PANTI WERDA X
PROVINSI JAMBI

A. Latar Belakang

Peningkatan kondisi sosial masyarakat dan usia harapan hidup

(UHH) menyebabkan jumlah lanjut usia (lansia) semakin bertambah

(Utomo, 2010). Menurut data Badan Pusat Statistik (2015) hasil

proyeksi penduduk tahun 2014 menunjukkan umur harapan hidup

penduduk Indonesia sebesar 70,6 tahun. Berdasarkan hasil proyeksi

penduduk, lanjut usia di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 8,2 persen.

Peningkatan jumlah lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian karena

lansia beresiko tinggi mengalami berbagai gangguan kesehatan

khususnya penyakit degeneratif.

Menurut Tamher & Noorkasiani (2009) gangguan kesehatan utama

yang sering terjadi pada lansia salah satunya adalah tekanan darah

tinggi (hipertensi). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik

sedikitya 90 mmHg (Irmawati, 2013). Gangguan kesehatan tersebut

dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada lansia. Kualitas

hidup berhubungan dengan kepuasan atau kebahagiaan dalam

kehidupan individu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

kesehatan. Kualitas hidup mencakup emosianal, sosial, kesejahteraan

fisik, serta kemampuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari (Donald,


2009). Dari banyak penelitian di dapatkan bahwa dengan

meningkatnya usia, maka tekanan darah akan meningkat. Hipertensi

menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan dan menjadi

faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner

(Surya, 2009).

Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan memperbaiki pola

hidup (terapi non farmakologis) dan terapi farmakologis. Salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola hidup adalah

dengan melakukan latihan fisik secara teratur. Latihan fisik tersebut

bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan terbukti dapat

meningkatkan kualitas hidup pada penderita hipertensi (Setiawan dkk.,

2013).

Latihan fisik yang sesuai dengan lansia diantaranya berjalan-jalan,

bersepeda, berenang, melakukan pekerjaan rumah dan senam. Latihan

fisik seperti senam yang teratur juga membantu mencegah keadaan atau

penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) (Astari, 2012).

Senam dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan

oksigen. Senam lansia sangat penting untuk para lanjut usia, karena

dapat menjaga kesehatan tubuh mereka.

Berdasarkan hasil penelitian Astari (2012) perbedaan perubahan

tekanan darah sebelum dan setelah diberikan senam lansia terdapat

penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebanyak 21,67 mmHg dan

diastolik sebanyak 12,50 mmHg. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi

penurunan nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah


melakukan senam lansia. Hasil penelitian yang dilakukan Setiawan dkk

(2013) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor kualitas hidup

rata-rata dengan Mac New Heart Disease Health Related QoL sebesar

9,27 yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan senam bugar

lansia terhadap kualitas hidup penderita hipertensi.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut kelompok menyimpulkan

bahwa senam bugar lansia merupakan salah satu aktifitas fisik yang

dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan

kualitas hidup pada penderita hipertensi. Sehingga, kelompok tertarik

untuk melakukan terapi aktifitas kelompok tentang senam Hipertensi

pada lansia hipertensi.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok tentang senam
Hipertensi di Panti Werda X Provinsi Jambi, lansia dapat
melakukan senam Hipertensi atau Darah Tinggi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu menjelaskan manfaat senam hipertensi
b. Lansia mampu mempraktikkan salah satu contoh senam hipertensi.

B. PELAKSANA KEGIATAN
1. Topik / Judul Kegiatan
a. Judul : Terapi aktifitas kelompok senam hipertensi
b. Sasaran : Lansia dengan penyakit Hipertensi
2. Metode : Demonstrasi
3. Media dan Alat :
a. Laptop : 1 buah
b. Speaker : 1 buah
4. Waktu
a. Waktu : Senin, 11 Januari 2021
b. Jam : 14.00 s/d Selesai
c. Kegiatan : Terapi aktivitas kelompok tentang senam hipertensi
5. Tempat : Laboratorium keperawatan STIKES HI Jambi
6. Jenis kegiatan : Kegiatan terapi aktivitas kelompok
7. Setting tempat

Keterangan:

: Lansia
: Fasilitator
: Moderator
: Laptop
: Penanggung Jawab
Observer:
: Pembimbing

8. Strategi pelaksanaan :
No. KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA WAKTU

1. Persiapan
a. Mengucapkan Salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri dan b. Memperhatikan dan
anggota kelompok dan tim mendengarkan 5 menit
pembimbing. c. Memperhatikan dan
c. Menjelaskan tema, waktu, mendengarkan
tujuan dan manfaat kegiatan
penyuluhan

2. Pelaksanaan
1. menggali pengetahuan 1. Memberikan respon 30 menit
audiens tentang Hipertensi dan menjawab
2. Menjelaskan manfaat senam pertanyaan
hipertensi 2. Mendengarkan dan
3. Mempraktikkan senam memperhatikan
hipertensi 3. Memperhatikan dan
mempraktikkan

3. Penutup
a. Mengevaluasi a. Memberikan
kemampuan pemahaman jawaban
audiens b. Mendengar dan 10 menit
b. Memberi reinforsement memperhatikan
positif c. Mendengarkan
c. kesimpulan dan
d. Menutup pertemuan memperhatikan
e. Mengucapkan salam d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
e. Menjawab salam
9. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab : Januardi Nugraha, S. Kep
Tugas :Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan
kegiatan terapi aktivitas kelompok di Panti Werda
X provinsi Jambi
b. Moderator : Annisa Larasati Kusuma Ningrum, S. Kep
Tugas : 1. Membuka acara
2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan
3. Memimpin jalannya pemeriksaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan
4. Menutup acara
c. Audience : Lansia dengan penyakit Hipertensi di Panti Werda
X Provinsi Jambi
Tugas : Peserta penyuluhan
d. Presenter : Aprian Riani Sari, S.Kep
Tugas :Menyampaikan materi penyuluhan
e. Fasilitator : Vita Sari Rizki, S.Kep
Tugas :
a) Membantu presenter dalam menyampaikan materi
b) Memotivasi peserta unttuk berperan aktif selama
berjalan nya TAK.
c) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama
pertemuan.
f. Observer dan Dokumentasi : Anggi Ellijayanti, S. Kep
Tugas :
a) Mengamati jalannya kegiatan dan membuat
laporan observasi
b) Mendokumentasikan seluruh kegiatan
C. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. 75% dari peserta dapat hadir dan mengikuti kegiatan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Lansia hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 75% Lansia mampu menjelaskan manfaat senam hipertensi
b. 75% Lansia mampu mempraktikkan salah satu contoh senam
hipertensi.
MATERI

A. Definisi Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan,

tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini

akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih

tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu

menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi

senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan

dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk

mencapai tujuan tersebut (Suroto, 2004).

Senam lansia adalah olahraga yang baik diberikan untuk

lansia dan mudah untuk di lakukan. Senam ini dibuat oleh Menteri

Negara Pemuda dan Olahraga (MENPORA) bertujuan untuk

meningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya

semakin bertambah. Saat ini senam lansia sudah diberdayakan

diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan,

dan puskesmas. (Suroto, 2004). Senam Lansia memiliki dampak

positif bagi lansia karena dapat membantu melatih tulang,

menghilangkan radikal bebas, serta mendorong kerja jantung menjadi

optimal. (Widianti & Proverawati, 2010)

Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan

Olahraga (MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran


jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam

lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai tempat seperti di panti

wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan puskesmas. (Suroto, 2004).

B. Manfaat Senam Lansia

Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat

bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini

sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45

thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara

teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri

dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,

keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila

orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan

meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di

otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon

norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang,

adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan

mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa

berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran

tetap segar.

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap

peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam

meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.

Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut

jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu


C. Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam

setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan

(pendinginan) (Sumintarsih, 2006). Lama latihan berlangsung 15-45 menit

dengan frekuensi latihan perminggu sebanyak 3 kali (Setiawan dkk, 2014)

a. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan

menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan

yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya

b. Kondisioning

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau

gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan

model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.

c. Penenangan

Tahap ini bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti keadaan

awal sebelum berlatih. Biasanya dilakukan dengan

serangkaian gerakan berupa stretching. Pada tahap ini

ditandai dengan menurunnya suhu, berkurangnyakeringat,

frekuensi detak Jantung kembali normal. Tahap ini juga bertujuan

mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga

mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.


D. Pengaruh Senam Terhadap Perubahan Tekanan Darah

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa dengan latihan olahraga secara teratur dapat

meningkatkan fungsi tubuh terutama fungsi jantung. Jantung yang

merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya dijaga

kesehatannya. Kerusakan pada jantung akan mempengaruhi semua

sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi, berawal dari

hipertensi jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah

satunya dapat menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir

dengan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung

adalah dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah

dilakukan adalah senam. Senam memiliki banyak manfaat diantaranya

adalah melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah

volume darah. Sehingga dengan melakukan senam secara teratur dapat

meminimalkan terjadinya penyakit jantung terutama hipertensi.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
SENAM HIPERTENSI

A. Pengertian
Senam hiperternsi merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan untuk
meningkstkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot – otot dan rangka
yang aktif khusunya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

B. Tujuan
Tujuan dilakukan senam adalah meningkatkan aliran darah dan pasokan
oksigen kedalam otot – otot dan rangka yang aktif khususnya terdapat otot jantung
sehingga menurunkan tekanan darah, setelah beristirahat pembuluh darah akan
berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar
30 – 120 menit kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam, jika
melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus, maka pembuluh darah akan
lebih elastis dan penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama, sehingga
dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah akan menurun setelah
melakukan aktifitas olahraga ( Hermawan & Rosyid,2017 ).

C. Metode
Demonstrasi Senam Hipertensi

D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan
a. persiapan klien
1. klien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan
2. klien dalam posisi berdiri.

b. persiapan lingkungan
1. Ruangan yang tenang dan kondusif
2. Ruangan yang cukup luas.
2. Pelaksanaan
Simulasi senam hipertensi dengan tahapan :
a. Gerakan pemanasan
1. Tekuk kepala kesamping, lalu tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala, tahan dengan hitungan 8 – 10,
lalu bergantian dengan sisi lain.
2. Tautkan jari – jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala
dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan
hitungan 8 – 10, rasakan tarikan bahu dan punggung.

b. Gerakan inti
1. Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua
tangan searah dengan sisikaki yang diangkat, lakukan berlahan
dan hindari hentakan.
2. Buka kedua tangan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu, kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan
semampunya sambil mengatur nafas.
3. Kedua kaki dibuka agak lebar lalua angkat tangan menyorong,
sisi kaki yang searah dengan tangan sedikit ditekuk, tangan
diletakan di pinggang dan kepala searah dengan gerakan tangan,
tahan 8 – 10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainya.
4. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal
dan kedua tangan diangkat keatas, lakukan bergantian secara
perlahan dan semampunya.
5. Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke
samping, kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang
berlawanan, ulangi dengan sisi bergantian.
6. Kedua kaki dibuka lebar dari bah, satu lutut agak ditekuk dengan
tangan yang searah lutut pinggang. Tangan sisiyang lain lurus
kearah lututyang ditekuk, ulangi gerakan kearah sebaliknya, dan
lakukan semampunya.
c. Pendinginan
1. Kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, lingkarkan satu tangan
kearah leherdan tahan dengan tangan lainyha, hitungan 8 – 10
kali dan lakukan pada sisilainya,
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakankesamping
dengan gerakan setengah putaran, tahan 8 – 10 hitungan lalu
arahkan tangan kesisi lainya dan tahan dengan hitungan yang
sama.

3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perassan klien setelah mengikuti senam hipertensi.
2. Memberi pujian atas keberhasilan klien.

b. Rencana tindak lanjut


Menganjurkan klioen melaksanakan senam hipertensi minimal
seminggu dua kali.

E. Evalusi
1. Respon Verbal
Klien mengatakan senang untuk melakukan senam hipertensi

2. Respon Non Verbal


Klien sangat antusias dengan senam hipertensi dan mengikuti setiap
kegiatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Astari PD dan Putu GA. (2012). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan
Darah Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar
Kaja Sesetan Denpasar Selatan. Bali: Universitas Udayana Denpasar.

Donald A. (2009). What Is Quality Of Life?. Uk: Hayward Group Ltd.

Hermawan, T., & Rosyid, F, N. ( 2017 . Pengaruh Senam Hipertensi Lansia


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi di Panti
Werdha Dhara Bakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan , 10 (
1 ).

Irmawati L. (2013). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah pada


Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran
Timur. Skripsi. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo.

Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Setiawan G.W, Herlina LS.W dan Damajanty H.C.P. (2013). Pengaruh Senam
Bugar Lanjut Usia (Lansia) terhadap Kualitas Hidup Penderita
Hipertensi. Manado: Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Surya. (2009). Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) terhadap Penurunan


Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Ringan - Sedang Di
Rektorat Unibraw Malang. Malang: Universitas Brawijaya.

Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan


Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Utomo B. (2010). Hubungan antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot
Anggota Gerak Bawah dengan Kemampuan Fungsional Lanjut Usia.
Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai