Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


DI WISMA ASISI KOTA SUKABUMI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV

 HERDI HARDJA
 NELI NURAENI
 MAULANA YUSUF
 ANISYA FUJI LESTARI
 SANDI RUSTANDI
 RATU SUCI APRILIANI
 RYALDI SERVIANA
 DESI GARTINA
 ANDI SOFAN
 SITI DWI YOLIA
 HIPNI MAULANA
 SULISTIAWATI
 DONI RAMDANI
 FYRDA
 REGA REPANGGA
 DESI CHOERUNNISA
 WIKY WIJAKSANA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta
meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Sehingga istilah baby boom pada masa lalu
berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut” (Nugroho:2000).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia
pada tahun 2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk.
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut
dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama di negara-negara maju
umur harapan hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga yang berusia lebih dari
65 tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut
menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang
tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup
mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran kemampuan
kerja panca indera, gangguan fungsi alat-alat tubuh, perubahan psikologi serta adanya
berbagai penyakit. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula
masalah kesehatan yang dihadapi.
Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal wajar dan akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat ceptnya proses
tersebut bergantung pada masing-masing individu. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998
dikatakan bahwa batasan lanjut usia adalah pada umur 60 tahun, terjadi proses penuaan
secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, ekonomi dan spikologis.
Berdasarkan hasil pengkajian pada lansia secara umum di Wisma Asisi Kota
Sukabumi sebagian besar penghuninya masih memiliki fisik yang baik, sehat dan
kemampuan aktifitas pada tingkat mandiri, dan masih memiliki kemampuan kognitif yang
baik, belum ditemukan tanda-tanda kepikunan ataupun demensia.
Namun sebagian besar kelayan mengeluh mengalami nyeri dan sakit/pegal-pegal pada
ekstremitas bawah. Kondisi kelayan yang masih baik ini tentunya perlu dipertahankan dan
dilakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan kognitif maupun mencegah keluhan
fisik dari kelyaan.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan terapi modalitas lansia yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan termasuk fungsi
kognitif dan kesehatan fisik. Senam otak merupakan temuan baru yang sudah dibuktikan
melalui penelitian dapat digunakan sebagai upaya pencegahan atau dapat mengatasi masalah
kesehatan kognitif, mencegah demensia, sehingga senam otak merupakan topik yang menarik
untuk dilakukan pada acara terapi modalitas lansia bersama dengan penghuni Panti Wreda
Dewanata terutama Wisma 5.Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik
untuk mengajarkan dan mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk mencegah
peningkatan tekanan darah.

B.     TUJUAN
1. Tujuan Umum
 Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat
mempraktekkan secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
 Setelah selesai mengikuti senam otak, para kelayan dapat menerapkan Senam
Otak sebagai kegiatan olahraga rutin.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Wisma
Asisi Kota Sukabumi bagian atas, maka klien mampu :
a. Mamahami tentang penyakit hipertensi
b. Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.
c. Mengikuti senam otak dengan lancar sampai selesai
d. Memahami konsep senam otak untuk lansia
e. Mendemonstrasikan senam otak
BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien
 Semua lansia di Wisma Asisi yang menderita hipertensi.
 Klien sehat fisik dan jasmani
 Klien kooperatif dan komunikasi baik
 Klien usia 50 tahun sampai dengan 75 tahun

B. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Selasa, 12 November 2013
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Wisma Asisi Kota Sukabumi

C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi, latihan senam otak
2. Materi :
 teknik senam lansia dengan hipertensi ; pengertian, tujuan, indikasi, dan kontra
indikasi.
 teknik senam otak ; pengertian, tujuan, indikasi, dan kontra indikasi.
3. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Video senam lansia
d. kursi
D. Teknik/Strategi

a. Klien dalam satu kelompok dengan jumlah 9 orang.

b. Klien berbaris berjajar dalam 2 baris menghadap utara

c. Moderator dan Pemandu/pemimpin senam berdiri di depan menghadap kelayan

d. Setiap baris didampingi fasilitastor

e. Observer berjalan ataupun berada di belakang barisan.


4. Denah Ruang Pertemuan
 

12 15

Keterangan:
: moderator + instruktur
: fasilitator
: notulen
: observer + dokumentasi
: penyaji + instruktur
: pasien

E. Susunan kepanitiaan dan uraian tugas


Moderator + instruktur :
Penyaji + instruktur :
Fasilitator :
Observer + dokumentasi :
Notulen :

Uraian tugas diantaranya:


1. Moderator : Memimpin jalannya acara kegiatan
2. Penyaji materi : Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat
3. Instruktur : Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hipertensi
4. Notulen : Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan
5. Fasilitator : Mengarahkan dan membantu passien dalam melakukan senam
6. Dokumentasi : Mendokumentasi jalannya kegiatan

F. Susunan Acara

NO Langkah- Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran


Langkah
1 pembukaan 5 menit1.      Memberi salam 1.     Memperhatikan dengan
2.      Memperkenalkan diri seksama
3.     Menjelaskan maksud dan
2.      Menjawab salam
tujuan
2 penjelasan 5 menit Penyajian materi Mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai
3 Demontrasi 15 Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan aktif
latihan menit latihan senam hipertensi dalam memperagakan
senam latihan senam hipertensi
4 evaluasi 5 menit Moderator meminta Memberikan pertanyaan
peserta latihan senam seputar film yang
untuk ditayangkan dan materi telah
mendemonstrasikan disajikan
kembali langkah-langkah
senam hipertensi ( yang
mampu diingat)
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab salam

NO PENYULUH RESPON KELUARGA WAKTU

1. Pembukaan  Menjawab salam 5 Menit


a. Salam pembukaan  Berpartisipasi aktif
b. Apersepsi  Memperhatikan
c. Perkenalan
d. Mengkomunikasikan
tujuan
2. Kegiatan inti : “SENAM  Memperhatikan 25 Menit
OTAK” penjelasan penyuluh
a. Menjelaskan dan dengan cermat
menguraikan tujuan  Memperhatikan
senam otak. simulasi
b. Menjelaskan  Menanyakan hal-hal
prosedur Senam Otak yang belum jelas.
c. Demonstrasi dan  Memperhatikan
pelaksanaan Senam Otak jawaban
d. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk
bertanya
e. Menjawab pertanyaan
3. Penutup Memperhatikan 15 enit
a. Menyimpulkan kegiatan kesimpulan materi
yang telah disampaikan Menjawab pertanyaan
b. Melakukan evaluasi Menjawab salam
dengan mengajukan
pertanyaan
c. Mengakhiri kegiatan

G.  TATA TERTIB KEGIATAN

Selama Kegiatan tata tertib yang harus ditaati adalah :

1. Seluruh peserta senam menggunakan pakaian olahraga.

2. Selama kegiatan peserta dilarang meninggalkan tempat kegiatan kecuali dengan ijin

fasilitator terlebih dahulu.

3. Seluruh peserta menjaga ketertiban selama kegiatan.

4. Selama kegiatan peserta tidak diperkenankan sambil makan.

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara sudah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Klien mampu memahami penyakit hipertensi
b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara mandiri
NO JABATAN SENAM OTAK

1 Penanggung jawab
2 Sekretaris/notulen
3 Moderator
4 Pemimpin senam otak
5 Peserta
6 Observer
7 Fasilitator

1. Penanggung Jawab 

Uraian Tugas : Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap terlaksananya kegiatan

terapi modalitas senam otak.

2. Sekretaris

Uraian tugas : Mencatat dan memdokumentasikan seluruh kegiatan terapi modalitas

senam otak.

3. Moderator 

Uraian tugas : Membuka acara kegiatan senam otak dan perkenalan, menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan, tujuan kegiatan, mengatur waktu kegiatan dan menutup

permainan.
4. Pemandu senam 

Uraian tugas : Memandu dan memimpin jalannya senam otak, menanyakan respon

kelayan, memberi reinforcement positif kepada peserta senam.

5. Fasilitator 

Uraian tugas : Menfasilitsi, menyiapkan dan mengajak kelayan mengikuti kegiatan yang

dilaksanakan. Mendampingi kelayan, membantu kelayan saat kegiatan, memberi motifasi,

dan memberi reinforcement positif kepada kelayan.


6. Observer 

Uraian tugas : Mengamati jalannya kegiatan, mencatat respon kelayan selama kegiatan

dengan menggunakan lembar observasi yang digunakan, membuat kesimpulan tentang

jalannya kegiatan dan membuat usulan terhadap kelayan yang memerlukan tindakan lebih

lanjut.
LEMBAR EVALUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan terapi modalitas Senam Otak berhsil dilaksanakn dengan ketentuan sebagai

berikut :

Hari/tanggal : …………………………………………………………….

Waktu : …………………………………………………………….

Tempat : …………………………………………………………….

Peserta : …………………………………………………………….

B. Jalannya Kegiatan

Kegiatan senam terdiri dari 8 gerakan, secara umum seluruh peserta mampu mengikuti

dengan baik, dengan rincian masing-masing gerakan sebagai berikut :

1. Gerakan I : ……………………………………………………………..

2. Gerakan II : ……………………………………………………………..

3. Gerakan III : ……………………………………………………………..

4. Gerakan IV : ……………………………………………………………..

5. Gerakan V : ……………………………………………………………..

6. Gerakan VI : ……………………………………………………………..

7. Gerakan VII : ……………………………………………………………..


8. Gerakan VIII : ……………………………………………………………..

C. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

………………………………

2. Evaluasi Proses

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

………………………………

3. Evaluasi Hasil
……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

………………………………

D. Kesimpulan

……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

………………………………

E. Saran dan perbaikan


……………………………………………………………..
……………………………………………………………..………………………………
BAB III
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih
dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,
dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner
(2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada
alat yang dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,
koordinasi serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu
(Ahmadi, 2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang
diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

3. JENIS SENAM LANSIA


Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :
a) Senam kebugaran lansia
b) Senam otak
c) Senam osteoporosis
d) Senam hipertensi
e) Senam diabetes mellitus
f) Olahraga rekreatif/jalan santai.
4. MANFAAT OLAHRAGA BAGI LANSIA
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang
memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ
tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah
latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup
jantung waktu istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih
bugar, kncepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun (Poweell, 2000)
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia,
senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :
a) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (Adaptasi)
c) Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi
penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi
latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
latihan/ olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit
seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo
1999; 81).

4.      TUJUAN SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


 Melebarkan pembuluh darah
 Tahanan pembuluh darah menurun
 Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah
 Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.

5.      INDIKASI SENAM LANSIA


Indikasi dilakukan senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita
hipertensi
6.      KONTRAINDIKASI
 Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah
 Klien dengan bedrest total
7.      PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam melakukan
senam lansia adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja dan muncul mungkin dikarenakan
tidak adanya variasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang dilakukan sebaiknya
selalu bervariasi/berganti-ganti. Misalnya pada minggu pertama melakukan senam kebugaran
dan minggu selanjutnya jenis senam osteoporosis dan seterusnya dilakukan secara bergiliran.
Musik juga mempengaruhi, sehingga peserta senam lansia menyukai musik tertentu yang
memungkin tumbuh semangat para lansia ketika melakukan senam lansia.

8.      LANGKAH-LANGKAH SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


a. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan
turunkan. Lakukan sebanyak 2x
b. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
c. Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
d. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 2x kemudian kaki kiri sebanyak 2x
e. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
f. Letakkan tangan diperut tangan kanan ayunkan kesamping kanan dan kanan ayunkan
ke kanan. Lakukan secara bersamaan 8 kali. Lakukan 2x
g. Letakkan tangan kanan diperut tangan kiri ayunkan ke samping kiri dan kaki kiri
ayunkan ke kiri. Lakukan secara bersamaan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
h. Letakkan tangan diperut ayunkan kedua tangan kesamping dan kedua kaki kesamping
sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
i. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
j. Letakkan tangan di perut ayunkan ke atas bersamaan dengan kaki ayunkan
kesampingsebanyak 8 kali. Lakukan 2x
k. Jalan di tempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
l. Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan ke dua tumit
menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
m. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan
turunkan. Lakukan sebanyak 3x

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho W, SKM, Keperawatan Gerontik, Jakarta: EGC, 2000

Hardywinoto, dr, SKM dan Setiabudi T, dr, Phd, Panduan gerontologi, Jakarta, Gramedia,

2005.

Wardoyo Y, dr, SKM, Menua Yang sehat, Jakarta : Talenta Media, 2006

http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/

http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/12/pengertian-senam.html

http://intan.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/05/Olahraga-penyakit-hipertensi-DM.pdf

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam-lansia.html

Anda mungkin juga menyukai