Anda di halaman 1dari 9

“ PROPOSAL

TERAPI SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI ”


Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : M. Zainal Abidin ,SKep,.Ns,.Mkes

Disusun Oleh :

1. Triliya mayang sari


2. Nafis santi rahmaniyah
3. Novita Riya
4. Eka mar’atus solekhah
5. Elivia wahyu ningrum
6. Diana Rosita santy
Tingkat : 3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta
meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Sehingga istilah baby boom pada masa lalu
berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut” (Nugroho:2000).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia
pada tahun 2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah
penduduk lansia di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 telah mencapai 484.344 orang
atau ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera selatan. Perbandingan persentase
lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16.
Sumatera Selatan termasuk propinsi yang memasuki era penduduk berstruktur tua
(aging population), yaitu suatu propinsi dengan proporsi penduduk lansianya telah berada
pada patokan penduduk berstruktur tua (yakni 7 % atau lebih penduduk usia tua). Di
Sumatera Selatan didirikan beberapa Panti Werdha mengingat banyaknya jumlah lansia yang
ada. Salah satunya yaitu Panti Werdha margo rembang. Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah
merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di
beberapa negara, terutama di negara-negara maju umur harapan hidup telah bertambah
panjang sehingga warga-warga yang berusia lebih dari 65 tahun juga bertambah. Adanya
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada para
lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati masa tuanya
dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran kemampuan
kerja panca indera, gangguan fungsi alat-alat tubuh, perubahan psikologi serta adanya
berbagai penyakit. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula
masalah kesehatan yang dihadapi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 30 April – 01 Mei 2012 diketahui bahwa
jumlah lansia di Panti Werdha margo rembang bagian atas sebanyak 29 orang. Dari jumlah
lansia tersebut, terdapat sebanyak 34,5 % lansia yang menderita hipertensi. Untuk
mempertahankan kesehatan lansia-lansia tersebut perlu adanya upaya-upaya baik besifat
perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk mengajarkan dan
mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk mencegah peningkatan tekanan
darah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat mempraktekkan
secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Panti
Werdha margo rembang bagian atas, maka klien mampu :
a. Memahami tentang penyakit hipertensi
b. Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.

BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Sasaran klien :
Semua lansia di Panti Werdha margo mukti rembang yang menderita hipertensi.

B. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Rabu, 06 sepetember 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula Panti Werdha margo mukti rembang
C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi
2. Materi : teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan, indikasi, dan
kontra indikasi.
3. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Video senam lansia
d. kursi
4. Denah Ruang pertemuan
D. Susunan kepanitiaan dan uraian tugas
Moderator + instruktur : Triliya Mayang Sari
Penyaji + Instruktur : Eka Mar’atus Solekhah
Fasilitator : Nafis Santi Rahmaniyah Dan Elivia Wahyu Ningrum
Observer + Dokumentasi : Novita Riya
Notulen : Diana Rosita Santi
Uraian tugas diantaranya :
1. Moderator
Memimpin jalannya acara kegiatan
2. Penyaji materi
Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat
3. Instruktur
Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hipertensi
4. Notulen
Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan
5. Fasilitator
Mengarahkan dan membantu passien dalam melakukan senam
6. Dokumentasi
Mendokumentasi jalannya kegiatan

E. Susunan Acara :
NO. Langkah- Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran
Langkah
1 Pembukaan 5 menit1. Memberi salam 1. Memperhatikan dengan
2. Memperkenalkan diri seksama
3. Menjelaskan maksud 2. Menjawab salam
dan tujuan
2 Penjelasan 5 menit Penyajian materi Mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai
3 Demontrasi 15 Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan aktif
latihan menit latihan senam hipertensi dalam memperagakan
senam latihan senam hipertensi
4 Evaluasi 5 menit Moderator meminta Memberikan pertanyaan
peserta latihan senam seputar film yang
untuk ditayangkan dan materi
mendemonstrasikan telah disajikan
kembali langkah-langkah
senam hipertensi ( yang
mampu diingat)
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab salam

F. LANGKAH KEGIATAN :
1. Tahap Persiapan
a. Membuat pre planning.

b. Membuat kontrak waktu dengan klien

c. Mempersiapkan Media yang digunakan

d. Mengumpulkan lansia ke aula

 Media yang diperlukan : laptop , LCD , video senam lansia .


 Tempat : aula panti werdha margo mukti rembang
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik.

b. Memperkenalkan diri.

c. Menanyakan perasaan klien saat ini.

d. Kontrak :

1) Menjelaskan tujuan permainan yaitu untuk mempraktekkan secara mandiri


sehingga dapat mencegah peningkatan tekanan darah.
2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
a) Peserta mengikuti permainan sampai dengan selesai.
b) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta ijin pada leader atau instruktur
c) Lama permainan 15 menit.
3) Tahap orientasi dilakukan dalam waktu 5 menit.

3. Tahap Kerja

a. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan
turunkan. Lakukan sebanyak 2x
b. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
c. Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
d. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 2x kemudian kaki kiri sebanyak 2x
e. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
f. Letakkan tangan diperut tangan kanan ayunkan kesamping kanan dan kanan
ayunkan ke kanan. Lakukan secara bersamaan 8 kali. Lakukan 2x
g. Letakkan tangan kanan diperut tangan kiri ayunkan ke samping kiri dan kaki kiri
ayunkan ke kiri. Lakukan secara bersamaan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
h. Letakkan tangan diperut ayunkan kedua tangan kesamping dan kedua kaki
kesamping sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
i. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
j. Letakkan tangan di perut ayunkan ke atas bersamaan dengan kaki ayunkan
kesampingsebanyak 8 kali. Lakukan 2x
k. Jalan di tempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
l. Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan ke dua tumit
menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x
m. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan
turunkan. Lakukan sebanyak 3x.
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Terapi senam lansia
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk selalu berlatih dalam kemampuan hingga dapat
mencegah peningkatan tekanan darah .
 Evaluasi dan dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Terapi senam lansia berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan Terapi senam lansia .
2. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien
mengikuti Terapi senam lansia hipertensi ,klien mampu mendemonstrasikan
senam lansia, menjelaskan penyakit hipertensi, dapat menyebut nama panggilan
pasien sendiri, asal, dan hobi lain disebelahnya serta dapat mencoba untuk
berlatih dari berbagai macam jenis senam lansia yang sudah dijelaskan secara
mandiri .
Lampiran :
BAB III
MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN
Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih
dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,
dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (2000)
yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang
dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi
serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (Ahmadi,
2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang
diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap
segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

2. JENIS SENAM LANSIA


Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :
a) Senam kebugaran lansia
b) Senam otak
c) Senam osteoporosis
d) Senam hipertensi
e) Senam diabetes mellitus
f) Olahraga rekreatif/jalan santai.

3. MANFAAT OLAHRAGA BAGI LANSIA


Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang
memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh
juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahath
yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kncepatan denyut
jantung sewaktu istirahat harus menurun (Poweell, 2000)
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa
bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :
a) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(Adaptasi)
c) Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya
terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada
lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung
maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan
lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari
berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 1999; 81).
4. TUJUAN SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI
 Melebarkan pembuluh darah
 Tahanan pembuluh darah menurun
 Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah
 Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.
5. INDIKASI SENAM LANSIA
Indikasi dilakukan senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita
hipertensi
6. KONTRAINDIKASI
- Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah
- Klien dengan bedrest total
7. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam melakukan
senam lansia adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja dan muncul mungkin dikarenakan
tidak adanya variasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang dilakukan sebaiknya
selalu bervariasi/berganti-ganti. Misalnya pada minggu pertama melakukan senam kebugaran
dan minggu selanjutnya jenis senam osteoporosis dan seterusnya dilakukan secara bergiliran.
Musik juga mempengaruhi, sehingga peserta senam lansia menyukai musik tertentu yang
memungkin tumbuh semangat para lansia ketika melakukan senam lansia.

Anda mungkin juga menyukai