Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)


DI RUANG EDELWEIS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

TANGGAL 07 FEBRUARI 2020

Oleh :
Kelompok 5
Umi Fatun Amalia 131811123049
Ronaldi Paladiang 131811123050
Novita Riya 131811123051
Anis Lutfiani 131811123052
Yosefina Imak Resi 131811123056
Mabda Novalia Istafa 131811123057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Topik : Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Sub Pembahasan : Pengertian, tujuan, strategi mencegah kanker payudara,
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik
payudara.

Sasaran : Semua pasien dan keluarga pasien di Ruang Bedah Edelweis


Tempat : Ruang Bedah Edelweis RSUD Dr. Soetomo
Hari/Tangal : Jumad, 07 Februari 2020
Waktu : 1 x 30 menit (Jam 08.30 – 09.00)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan

memehami tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga pasien :

1. Memahami pengertian pemeriksaan payudara sendiri


2. Memahami tujuan pemeriksaan payudara sendiri
3. Memahami dan menyebutkan strategi mencegah kanker payudara,
4. Memahami dan mengenali pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
5. Memahami dan menyebutkan pemeriksaan klinik payudara.

III. SASARAN

Pasien dan keluarga pasien

IV. PEMBAHASAN MATERI

1. Pengertian pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


2. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
3. Strategi mencegah kanker payudara,
4. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
5. Pemeriksaan klinik payudara.
V. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab / Diskusi

VI. MEDIA

Leaflet

VII. KRITERIA EVALUASI

Evaluasi struktur

1. Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di Ruang Bedah Edelweis

2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bedah Edelweis

Kesiapan SAP

Kesiapan SAP

1. Evaluasi proses

 Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi

penyuluhan

 Tidak ada pasien dan keluarga pasien yang meninggalkan tempat

saat penyuluhan

 Semua pasien dan keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dengan benar

2. Evaluasi hasil

Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham tentang

Pengertian, tujuan, strategi mencegah kanker payudara, pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik payudara.


3. Pengorganisasian dan uraian tugas

 Moderator :

 Penyaji :

 Fasilitator :

 Observer :

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN METODE


PENYULUHAN PESERTA
Pembukaan :
 Membuka kegiatan  Menjawab salam Ceramah
dengan  Mendengarkan
mengucapkan salam.  Memperhatikan
1 3 Menit  Pembukaan.
 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan.
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
Pelaksanaan :
 Menjelaskan  Memperhatikan Ceramah
pengertian  Mendengarkan dengan
pemeriksaan menggunakan
payudara sendiri ..................
(SADARI)
 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan
payudara sendiri
(SADARI)
 Menjelaskan strategi
2 15 Menit
mencegah kanker
payudara,
 Menjelaskan
pemeriksaan
payudara sendiri
(SADARI)
 Menjelaskan
pemeriksaan klinik
payudara.

Evaluasi :
3 10 Menit
Menanyakan kepada Menjawab Tanya jawab
peserta tentang materi pertanyaan dan diskusi
yang telah diberikan dan
reinforcement kepada
para peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
Terminasi :
 Menyampaikan  Mendengarkan Ceramah dan
4 2 Menit kesimpulan  Menjawab salam membagikan
 Mengucapkan salam leaflet
penutup
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

1. Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan

setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk

mengetahui lesi payudara (Varney, 2010).

Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara

sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung

hari pertama haid sebagai hari 1. Menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat

melindungi anda dari resiko kanker payudara.

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali

kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut

mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker

payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan

klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian

sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).

2. Tujuan SADARI

Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan

bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut :

a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk

mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker


payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini akan

memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.

b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada

stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

3. Strategi Mencegah Kanker Payudara

a. Pencegahan primer.

Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah

dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko

dan melaksanakan pola hidup sehat.

Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya

kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila dilakukan, sebab dapat mencegah

kanker payudara secara dini. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan

primer adalah :

1) Membatasi konsumsi alkohol

2) Menjaga berat badan ideal

3) Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah atau

hormon lainnya

4) Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari

5) Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak

6) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran


b. Pencegahan sekunder

Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker payudara. Dari

pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker

ini. Pencegahan sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu

yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal

dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa metode

deteksi ini terus mengalami perkembangan.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker

payudara adalah dengan cara :

1) Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali

agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang

mencurigakan segeralah menghubungi dokter.

2) Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi

3) Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau

melakukan cancer risk assessement survey

4) Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap

tahun.

5) Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi.

Caranya dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar

alas, kemudian dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
c. Pencegahan tersier

Pencegahan ini ditunjukan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat

mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.

Pencegahan ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah

komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tatalaksana menurut

stadium:

1. Kanker payudara stadium 0 (TIS/T0, N0M0)

Terapi definitive pada T0 bergantung pada pemeriksaan histopatologi.

Lokasi didasarkan pada hasil pemeriksaan radiologik.

2. Kanker payudara stadium dini/operabel (stadium I dan II)

Dilakukan tindakan operasi:

a. Breast Conserving Therapy (BCT) (harus memenuhi persyaratan

tertentu)

Terapi adjuvan operasi:

b. Kemoterapi adjuvant bila :

 Grade III

 TNBC

 Ki 67 bertambah kuat

 Usia muda

 Emboli lymphatic dan vascular

 KGB > 3

c. Radiasi bila :

 Setelah tindakan operasi terbatas (BCT)


 Tepi sayatan dekat / tidak bebas tumor

 Tumor sentral / medial

 KGB(+)>3ataudenganekstensi ekstrakapsuler Radiasi eksterna

diberikan dengan dosis awal 50 Gy. Kemudian diberi booster; pada

tumor bed 10-20 Gy dan kelenjar 10 Gy.

d. Indikasi BCT :

 Tumor tidak lebih dari 3 cm

 Atas permintaan pasien

 Memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Tidak multipel dan/atau mikrokalsifikasi luas dan/atau terletak

sentral

2) Ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan kosmetik

3) Bukan ductal carcinoma in situ (DCIS) atau lobular carcinoma

in situ (LCIS)

4) Belum pernah diradiasi dibagian dada

5) Tidak ada Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau

skleroderma

6) Memiliki alat radiasi yang adekuat

3. Kanker payudara locally advanced (lokal lanjut)

a. Operabel (III A)

 Mastektomi simpel + radiasi dengan kemoterapi adjuvant

dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi target 25

 Mastektomi radikal modifikasi + radiasi dengan kemoterapi

adjuvant, dengan/tanpa hormonal, dengan/ tanpa terapi target


 Kemoradiasi preoperasi dilanjutkan dengan atau tanpa BCT atau

mastektomi simple, dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi

target

b. Inoperabel (III B)

 Radiasi preoperasi dengan/tanpa operasi + kemoterapi + hormonal

terapi

 Kemoterapi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi +

kemoterapi + radiasi + terapi hormonal + dengan/tanpa terapi

target

 Kemoradiasi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi dengan/

tanpa radiasi adjuvan dengan/ kemoterapi + dengan/ tanpa terapi

target Radiasi eksterna pasca mastektomi diberikan dengan dosis

awal 50 Gy.Kemudian diberi booster; pada tumor bed 10-20 Gy

dan kelenjar 10 Gy.

4. Kanker payudara stadium lanjut Prinsip :

 Sifat terapi paliatif

 Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan terapi

hormonal)

 Terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila diperlukan

 Hospice home care

Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :

a. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika

tidur bra dilepas

b. Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol


c. Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali

d. Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya

e. Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin sebagai zat antioksidan.

f. Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu,

dan sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein

yang dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.

g. Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti joging

h. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak hewani

i. Hindari stress.

4. Pemeriksaan Payudara Sendiri

Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah

dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan

dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada

stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun

kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin

besar bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.

Menurut Kemenkes RI, 2016 ada beberapa langkah yang bisa Anda ikuti saat

melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi:

a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan

kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk

payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di

belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan

dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.

c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan

sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu

kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.

d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri

memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari

tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian

payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah,

gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting,

dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.

e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.

Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.

f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat

lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan

seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan

seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.


5. Pemeriksaan Klinik Payudara

a. Mencari benjolan atau kelainan lainnya karena organ payudara dipengaruhi

oleh faktor antara lain, yaitu : estrogen dan progesteron. Maka sebaiknya

pemeriksaan dilakukan disaat pengaruh hormonal seminimal mungkin.

Penderita diperiksa pada bagian atas terbuka. Penderita duduk dengan

tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan alat posisi

yang lebih kurang sama tinggi.

b. Inspeksi

c. Simetri payudara kiri kanan

d. Kelainan kapila letak dan bentuk pada retaksi puting susu, kelainan kulit,

tanda radang.

e. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan dua tangan diangkat keatas

apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah

bagian yang tertinggal.


DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.2008. Kanker Payudara di Indonesia. http://www.depkes.com. Diakses

tanggal 01 Februari 2020

2. Endang dan Bertani. 2009. Strategi Pencegahan Kanker Payudara.

http://www.no-kita.com. diakses tanggal 12 Maret 2010

3. FKUI. 2005. Deteksi Dini Kanker Payudara. Jakarta:FKUI

4. Kemenkes RI. 2016. Enam Langkah SADARI Untuk Deteksi Dini Kanker

Payudara. http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/enam-langkah-sadari-untuk-

deteksi-dini-kanker-payudara. Diakses 01 Februari 2020

5. Maulani. 2009. Kanker Payudara dan Solusinya. Jakarta:Media Aesclapius

6. Nisman, W.A. 2011. Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta: ANDI

7. Saryono dan Pramitasari, R.D. 2009. Perawatan Payudara : Dilengkapi dengan

Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara. Jogjakarta : Mitra Cendekia

Press

8. Smeltzer, & Bare. 2005 Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &

Suddart. Edisi 8, Vol 1, alih bahasa: Kuncara Monica Ester. Jakarta: EGC

9. Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai