PEMERIKSAAN SADARI
Disusun Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
A. Latar belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit menakutkan bagi kaum
wanita. Walaupun kini sudah ada pengobatan terbaik, tetapi perjuangan
melawan kanker payudara tidak selalu berhasil. Hal itu karena masih
kurangnya atensi dari kaum wanita dalam memahami kanker payudara guna
menghindarkan diri dari serangan kanker payudara serta cara melakukan
deteksi sejak dini ( Setiati, 2009).
Kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit
kanker tersebut menjadi sangat penting, sebab pengenalan dan pemahaman
sejak dini akan mampu mendeteksi dini setiap gejala penyakit ini, sehingga
penyakit kanker ini bisa ditangani sejak dini. karena jika sudah terdeteksi
sejak dini, penanganannya pun efektif dan efesien, sehingga tidak terlalu
membahayakan dan bahkan bisa ditangani secara tuntas (Diananda, 2009).
Di seluruh dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker
pada tahun 2005 dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan
(Diananda, 2009). Menurut data The American Cancer Society (2008),
diketahui bahwa sekitar 178.000 perempuan Amerika di diagnosis terkena
kanker payudara setiap tahun (Santoso, 2009).
American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20 tahun
kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia
40 tahun. Sesudahnya, pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun.
Meskipun sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa di jumpai,
tetapi potensi keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).
Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker kedua paling banyak
diderita kaum wanita setelah kanker mulut/leher rahim. Kanker payudara
umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun
demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini (Mardiana, 2009).
Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, 70% wanita
yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada stadium lanjut, sisanya 30
% terdiagnosis pada stdium I atau II ( Setiati, 2009).
Menurut hasil penelitian Niatilina (2006) tentang pemeriksaan payudara
sendiri di SMU Harapan Hamparan Perak kelas II bahwa responden yang
mengetahui tentang SADARI adalah mayoritas sebanyak 22 orang (62,9%)
yang berpengetahuan kurang, sedangkan kelas I yaitu minoritas sebanyak 13
orang (37,1%) yang berpengetahuan cukup.
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi sendiri
oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal
kanker payudaRa. Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI
dengan cara memijat dan meraba seputar payudaranya untuk mengetahui ada
atau tidaknya benjolan disekitar payudara.
B. Pengantar
1. Bidang studi : D III Keperawatan Purwokerto
2. Topik : Pemeriksaan Payudara Sendiri
3. Sub Topik : SADARI
4. Sasaran : Pasien di Ruang Bougenvil
5. Hari, tanggal : Sabtu, 17 November 2018
6. Jam : 15.00 – 13.40 WIB
7. Lama waktu : 40 menit
8. Tempat : Pasien RSUD Dr. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA
C. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 40 menit
diharapkan peserta dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dengan
SADARI.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mengerti dan dapat menjelaskan
kembali tentang :
a. Pengertian SADARI
b. Tujuan SADARI
c. Prosedur/Teknik SADARI
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Metode
1. Ceramah
2. Peragaan/simulasi
3. Tanya jawab
H. Sasaran
Sasaran yang diberikan pada penyuluhan ini adalah pasien di ruang
Bougenvil, RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA
I. Waktu Pelaksanaan
1. Hari : Sabtu
2. Tanggal : 17 November 2018
3. Tempat : ruang Bougenvil, RSUD Dr. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA
4. Jam : 15.00 – 15.40 WIB
J. Langkah – Langkah Kegiatan Penyuluhan
K. Evaluasi
1. Metode evaluasi : Memberikan pertanyaan
2. Jenis pertanyaan : Lisan
Lampiran 1
SADARI
A. Pengertian
Periksa payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI, adalah
usaha menemukan adanya kelainan atau tumor pada payudara secara dini,
dengan cara memeriksa payudara sendiri.
Manfaat yang bisa diambil setelah melakukan SADARI wanita
semakin waspada dan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan pada
payudaranya. Sehingga ketika didapatkan kelainan pada payudaranya saat
pemeriksaan bisa segera dilakukan, pengobatan yang dibutuhkan bisa segera
diberikan, dan tingkat kesembuhan bisa lebih cepat dicapai.
E. Pencegahan
1. Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan,
olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan
dengan kanker. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari.
2. Kurangi berat badan
Kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga
mendatangkan risiko yang sama.
3. Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus
bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker
payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar
dibanding mereka yang cukup vitamin D.
4. Hindari alcohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan
yang minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko
terkena kanker payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan
untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.
5. Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya
dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak
menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur.
Tanda lain yang mungkin timbul adalah benjolandi ketiak, perubahan
ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting
susu, dan perubahan warna atau tekstur kulit payudara.
6. Lakukan deteksi dini
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan
stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi,
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian
dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa
mendeteksi tumor 1,2 sentimeter
Daftar pustaka
Pustaka.
Andi Offset.