Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA DAN GEJALA BAHAYA PADA MASA KEHAMILAN

Disusun Oleh:
1. Khansa Ghina Paramartha (P1337420217032)

2. Ovantri Suginori (P1337420217033)

3. Sanggita Ayu Dewani (P1337420217034)

4. Rizqi Yuliantika Hidayati (P1337420217035)

5. Melika Azzahra Isfahany (P1337420217036)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tanda Dan Gejala Bahaya Pada Masa Kehamilan


Sasaran : Ibu Hamil
Tempat :
Hari, tanggal :
Waktu : 30 menit
Penyuluh :

1. Khansa Ghina Paramartha (P1337420217032)

2. Ovantri Suginori (P1337420217033)

3. Sanggita Ayu Dewani (P1337420217034)

4. Rizqi Yuliantika Hidayati (P1337420217035)

5. Melika Azzahra Isfahany (P1337420217036)

1. Pendahuluan
Kehamilan menyebabkan perubahan dalam tubuh, beberapa dari
perubahan tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Ketidaknyamanan ini dapat bersifat normal dan dapat pula mengancam
keselamatan ibu dan bayi. Saat hamil, tubuh akan mengalami beberapa
perubahan. Gejala perubahan tubuh yang biasa dan normal terjadi meliputi
mudah lelah, sering buang air kecil, mual, dan muntah. Namun ada beberapa
tanda-tanda kehamilan yang memerlukan perhatian medis dan perlu
penanganan segera seperti mual muntah yang berlebihan hingga menyebabkan
dehidrasi, keluarnya air ketuban sebelum waktunya, nyeri kepala, perdarahan,
dan lain sebagainya. Dengan demikian perlu disampaikan tanda bahaya
kehamilan agar dapat menurunkan kecemasan pada ibu dan keluarga serta
dapat mengupayakan penanganan segera.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu hamil dapat memahami tanda
dan gejala bahaya pada masa kehamilan untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
a. Mengulangi lagi pengertian tanda bahaya kehamilan.
b. Menyebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan.
c. Menjelaskan kembali secara singkat tentang tanda bahaya kehamilan.
4. Media
 Booklet
5. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah.
6. Materi
Terlampir (Lampiran 1)
7. Kegiatan penyuluhan
No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 Menit Pembukaan:
- Memberi salam dan - Menyambut salam dan
memperkenalkan diri mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
- Melakukan kontrak
waktu.
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
2 15 Menit Pelaksanaan :
- Menggali pengetahuan - Mendengarkan dan
peserta tentang tanda bahaya memperhatikan
kehamilan.
- Menjelaskan pengertian
tanda bahaya kehamilan.
- Menjelaskan macam-
macam tanda bahaya
kehamilan
- Menjelaskan tentang
tanda bahaya kehamilan
4 10 menit Penutup:
- Memberi kesempatan pada - Memberikan pertanyaan
peserta untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
- Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang diberikan
dan memberikan reward
kepada peserta bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
- Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
- Menjawab salam
- Mengucapkan salam

8. Setting tempat

Keterangan :
MEJA
Moderator

Penyaji

Peserta

Notulen

Fasilitator
9. Pengorganisasian :
Dosen Pembimbing : Ratifah, SST, MKes
a. Moderator / Pembawa acara : Khansa Ghina P J
Uraian tugas :
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
- Melakukan kontrak waktu.
- Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
- Mengatur proses.
- Menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh / Pemberi Materi : Ovantri Suginori dan
Sanggita Ayu Dewani
Uraian tugas :
- Menjelaskan dan memperagakan materi penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
- Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Fasilitator : Rizqi Yuliantika Hidayati
Uraian tugas :
- Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
- Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
- Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
- Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta.
d. Notulen : Melika Azzahra Isfahany
Uraian tugas :
- Ikut bergabung dan duduk bersama moderator
- Mengevaluasi penyulu dan peserta
- Menuliskan evaluasi jalannya penyuluhan

10. Kriteria Evaluasi


a. Kriteria struktur :
 Peserta penyuluhan adalah ibu hamil dan keluarga
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di......................................
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
 Peserta penyuluhan sebanyak 15 ibu hamil
 Ibu antusias terhadap materi penyuluhan.
 Ibu konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Ibu mengajukan pertanyaan.
c. Kriteria Hasil :
 Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan benar
 Ibu dapat mengulang kembali pengertian tanda bahaya kehamilan.
 Ibu dapat menyebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan.
11. Absensi Peserta dan Panitia
Terlampir (Lampiran 2 dan 3)
12. Daftar Pertanyaan-Jawaban dan Simpulan
Terlampir (Lampiran 4)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang menggambarkan
kondisi membahayakan bagi ibu dan janin yang perlu dilakukan penanganan
dengan segera. Menurut Kementrian Kesehatan dalam Buku Kesehatan Ibu dan
Anak (2015) tanda bahaya kehamilan meliputi:
1. Muntah terus menerus dan tidak mau makan
Mual muntah dalam kehamilan (Emesis gravidarum) merupakan
keluhan umum yang dijumpai pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan
menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan
hormon esterogen, progesteron, dan dikeluarkannya human chorionic
gonadothropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang kemudian
menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah
kepala pusing, terutama disaat pagi hari, disertai mual muntah sampai usia
kehamilan 4 bulan. Kondisi emesis gravidarum ini apabila sudah
mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menunjukkan tanda-tanda dehidrasi,
ganggan metabolik, dan defisiensi gizi maka akan disebut hiperemesis
gravidarum (Manuaba, dkk., 2010).
Penatalaksanaan yang baik pada kondisi emesis gravidarum dapat
mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Pada kondisi emesis
gravidarum disarankan untuk istirahat dan mengonsumsi makanan yang kaya
karbohidrat dan rendah lemak dalam jumlah kecil namun sering, serta
menghindari makanan yang berbau menyengat. Sedangkan apabila ibu hamil
mengalami hiperemesis gravidarum maka perlu dilakukan perawatan intensif
di rumah sakit (Ramadhy, 2011).
2. Demam tinggi
Demam seringkali menyertai suatu penyakit tertentu. Demam
terutama demam tinggi dapat menjadi serius karena janin bergantung pada
ibu untuk pengaturan suhu tubuhnya. Suhu tubuh normal adalah 36,5oC –
37,5 oC. Demam tinggi yang berkepanjangan dapat mempengaruhi janin dan
menyebabkan kelainan anggota gerak (tangan dan kaki) (Curtis, 1999).
Apabila ibu berada pada daerah endemik malaria, demam tinggi pada
ibu hamil haruslah curiga terhadap penyakit malaria. Malaria pada ibu hamil
dapat menyebabkan abortus dan partus prematurus. Pengobatan malaria pada
ibu hamil harus menggunakan obat antimalaria yang aman dan tidak memiliki
efek abortif maupun gangguan pada janin (Prabowo, 2008).
Ibu hamil sebaiknya selalu memperhatikan kondisi dan apabila
terdapat kelainan dalam tubuh, disarankan untuk segera menghubungi tenaga
kesehatan. Sangat tidak disarankan untuk meminum obat tanpa resep dokter
karena penanganan semua kondisi ibu hamil hendaklah memperhatikan
keamanan bagi ibu dan janinnya.
3. Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala merupakan
gambaran dari penyakit dalam kehamilan yaitu preeklampsia yang apabila
tidak dilakukan penatalaksanaan dengan tepat maka dapat mengganggu
kesehatan ibu dan janin. Preeklampsia merupakan suatu syndrome dalam
kehamilan yang timbul setelah usia kehamilan 20 minggu berupa tekanan
darah ≥ 140 / 90 mmHg dan disertai proteinuria. Kondisi preeklampsia dapat
menyebabkan gawat janin, gangguan perkembangan janin, persalinan
prematur, kejang pada ibu, gagal ginjal, serta sindrom HELLP. Apabila ibu
hamil mendapati kondisi bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit
kepala diharapkan untuk segera menghubungi tenaga kesehatan terdekat
untuk dilakukan tatalaksana secepatnya. Tujuannya adalah untuk mencegah
kejang, mencegah perdarahan intrakranial, mencegah gangguan organ vital,
melahirkan bayi sehat serta pulihnya kondisi ibu (Cunningham, et al., 2012).
4. Gerakan bayi dalam kandungan berkurang atau tidak bergerak
Gerakan janin atau quickening pada primigravida umumnya dirasakan
pada usia kehamilan mencapai 19 – 21 minggu, sedangkan pada multigravida
dapat dirasakan pada usia kehamilan mencapai 16 minggu. Gerakan janin
dapat digunakan sebagai metode kuantifikasi kesejahteraan janin. Terdapat
berbagai metode untuk menghitung gerakan janin. Salah satu metodenya
adalah persepsi 10 gerakan janin dalam waktu 2 jam dianggap normal
(Leveno, 2009).
Cara yang paling akurat untuk megamati aktivitas janin adalah dengan
meluangkan waktu setiap hari untuk memfokuskan perhatian dan benar-benar
menghitung gerakannya. Gerakan janin dapat pendek (sebuah tendangan atau
geliat) atau panjang (gerakan berputar yang kontinue). Dapat dimulai pada
minggu ke 28 atau setelahnya. Hitung gerakan janin setiap hari selama kira-
kira periode waktu yang sama (Simkin, 2007)
5. Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua

a. Perdarahan pada hamil muda

Perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan kurang dari 22 minggu.


Perdarahan berwarna merah terang maupun merah tua. Hal ini dapat
mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan yang terjadi selama
kehamilan harus diselidiki (Astuti, 2012).
1) Abortus

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar


kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 22 minggu (Astuti, 2011).
Abortus merupakan pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
28 minggu atau berat kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2012).
Abortus berdasarkan cara terjadinya dibagi menjadi dua golongan,
yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan terjadi
tanpa faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, tetapi karena faktor
alamiah, sedangkan abortus provokatus adalah abortus yang disengaja
dengan memakai obat-obatan maupun alat (Astuti, 2012).
Penyebab abortus sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut (Manuaba, 2007):
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit ibu.
4. Kelainan yang terdapat pada rahim
Berdasarkan gejala, tanda dan proses patologi yang terjadi abortus
dibagi menjadi:
1. Abortus Imminens
Abortus imminens merupakan proses awal dari dari suatu
keguguran yang ditandai dengan perdarahan pervaginam, sementara
OUE masih tertutup dan janin masih dalam keadaan baik intrauterin
(Achadiat, 2004).
2. Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Pada abortus ini perdarahan akan segera berkurang setelah isi
rahim keluar selambat – lambatnya dalam 10 hari perdarah berhenti
sama sekali, jika dalam 10 hari masih terdapat perdarahan maka
abortus inkompletus atau endometritis post abortum harus dipikirkan
(Sastrawinata,1984). Osteum uteri telah menutup, uterus telah
mengecil. Pada pemeriksaan tes urin biasanya masih positif sampai 7
– 10 hari setelah abortus (Prawidohardjo,2009).
3. Abortus Inkompletus
Abortus inkompletus terjadi ketika plasenta tidak dikeluarkan
bersama janin pada saat terjadi aborsi. Plasenta (sebagian atau
semuanya) yang tertinggal pada akhirnya akan menyebabkan
perdarahan yang dapat bertambah parah atau infeksi, terutama terjadi
pada kehamilan trimester ke dua (Varney,2007).
4. Abortus Insipiens
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil
ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah
yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya
dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban
dapat teraba
5. Missed Abortion
Pada abortus tipe ini janin dalam keadaan meninggal, tetapi hasil
konsepsi masih ada di dalam rahim selama beberapa jangka waktu
yang lebih panjang (2 minggu atau lebih). (Varney,2007)
6. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah istilah yang diberikan ketika seorang
wanita mengalami aborsi spontan sebanyak 3 kali atau lebih secara
berurutan (Prawirohardjo, 2009).
7. Abortus Infeksiosus, abortus septic
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat
genitalia. Abortus septic ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi
pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (spetikemia atau
peritonitis).
2) Kehamilan ektopik terganggu (KET)
Kehamilan ektopik adalah keadaan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium cavum uteri. Sedangan
kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang terjadi abortus
atau pecah dan menyebabkan terjadinya perdarahan (Astuti, 2012).
3) Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak


berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari chorionic villi
atau villi korialis dengan degenerasi hidropik. Disebut juga hamil anggur
atau mata ikan (Mochtar, 1998 dalam Astuti, 2012).
b. Perdarahan pada hamil tua

Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan diatas 22 minggu dengan


gejala klinis darah berwarna merah, banyak,, dan kadang tetapi tidak selalu
disertai nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusia
plasenta, dan ruptur uteri (Astuti, 2012).
1) Solusio placenta

Solusio plasenta merupakan suatu keadaan dimana placenta yang


letaknya normal terlepas sebelum janin keluar, biasanya dihitung sejak
kehamilan 28 minggu. Penanganannya dengan pemberian darah,
pemberian O2, jika shock berat beri kortikosteroid.
2) Placenta previa

Placenta previa merupakan keadaan dimana placenta berimplantasi pada


segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Terapi ekspektatif dengan rawat inap, tirah baring, USG,
pemberian tokolitik, dan antibiotik. Terapi aktif lakukan terminasi
kehamilan dengan SC atau pervaginam.
3) Ruptur uteri

Ruptur uteri merupakan dispursi dinding uterus. Pada ruptur uteri


spontan biasanya terjadi persalinan dan mengalami gangguan mekanisme
persalinan sehingga menimbulkan ketegangan pada segmen bawah
rahim. Selain itu ada ruptur uteri traumatic dan ruptur uteri bekas luka
operasi. Penanganannya dengan pemasangan infus, antibiotik dan
perbaikan ruptur (Astuti, 2012)
6. Air ketuban keluar sebelum waktunya
Kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Ketuban
Pecah Dini (KPD) dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80%
wanita mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD. Ketuban
pecah dini didefinisikan sebagai ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa
memperhatikan usia gestasi. Penanganan beri antibiotik, observasi keluar
cairan, terminasi kehamilan (Astuti, 2012).

7. Terasa sakit saat kencing, gatal pada kemaluan dan keputihan

Kehamilan dapat mengubah penampakan klinik IMS dan akan


mempersulit diagnosis dan terapi. Pada wanita hamil terjadi perubahan
anatomi, penurunan reaksi imunologis, perubahan flora serviko-vaginal, yang
semuanya akan berpengaruh pada perjalanan dan manifestasi klinis IMS itu
sendiri. Beberapa infeksi menular seksual tersering adalah sifilis, gonore,
chlamydia trachomatis, vaginosis bakterial, trikomoniasis, kondiloma, dan
kandidiasis. Gejala klinis bervariasi sesuai dengan penyebab infeksi, baik
berupa lesi mukokutan, leukorea, pruritus, disuria, dan lain-lain. Pada
kehamilan, dapat terjadi penularan infeksi dari ibu ke janin dengan cara
kontak langsung saat persalinan, infeksi yang menjalar secara ascenden, dan
agen penyebab yang masuk ke sirkulasi janin menembus barier plasenta.
Penanganan penyakit menular seksual pada kehamilan adalah dengan
penanganan umum, konservatif, termasuk konseling dan pengobatan pada
mitra seksual (Agustini, 2013).

8. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)


Pada masa kehamilan, sistem imunitas tubuh menurun. Ibu hamil mudah
terkena penyakit seperti flu atau batuk. Namun perlu waspada jika batuk
terjadi lama. Batuk yang lama selama 2 minggu merupakan salah satu tanda
TBC. Pengaruh penyakit TBC saat kehamilan pada janin apgar score rendah,
BBLR, prematuritas, abortus, TB congenital (Warouw, 2014).
9. Jantung berdebar-debar atau nyeri dada
Gejala ini mengindikasikan penyakit jantung pada kehamilan. Etiologi lesi
kongenital, arteri coroner, hipertensi, disfungsi tiorid (Norwitz dan John,
2008). Komplikasi yang dapat terjadi pada janin antara lain prematuritas,
BBLR, hipoksia, gawat janin, apgar score rendah, pertumbuhan janin
terhambat.
10. Diare
Pada kehamilan, perubahan fungsi sistem pencernaan mengakibatkan
konstipasi. Ketika terjadi diare pada kehamilan dapat menyebabkan dehidrasi
dan kekurangan kalium. Jika diare disertai peningkatan suhu badan dapat
meningkatkan risiko kelahiran premature dan abortus. Hal tersebut dapat
terjadi karena defisiensi vitamin B dan asam folat. Jangan sembarangan
meminum obat karena dapat berbahaya terhadap kehamilan
11. Sulit tidur dan cemas berlebihan
Pada trimester 1 dan 2 ibu hamil khawatir dengan perkembangan janinnya.
Kecemasan pada ibu hamil meningkat pada trimester ketiga mendekati
persalinan. Kecemasan yang berlebihan dapat mempengaruhi proses
persalinan. Hal ini berkaitan dengan fungsi peran ibu yang akan berubah.
Dukungan orang sekitar dan kepercayaan diri ibu dalam menghadapi
pergantian peran sangat perlu untuk mengurangi masalah ini (Hadijanto,
2014). Sulit tidur dapat terjadi karena pergerakan janin di perut. Cara
mengatasinya adalah dengan memperbaiki posisi tidur, posisi miring kiri
(atau kanan), letakkan guling diantara kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, M. N. N. (2013) ‘Infeksi Menular Seksual dan Kehamilan’, pp. 304–

310.

Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).

Yogyakarta: Rohima Press.

Cunningham, et al. 2012. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2. Jakarta: EGC

Curtis., 1999. Kehamilan diatas Usia 35 tahun. Jakarta: Penerbit Arcan

Hadijanto, B. 2014. “Aspek Psikologik Pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.”


Dalam Abdul BS., Trijatmo R., dan Gulardi HW (Eds). Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Leveno, 2009., Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC
Manuaba, I.A.C., A.B.G.F Manuaba, I.B.G. Manuaba, 2010 Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
Norwitz, Errol dan, John OS. 2008. At a Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Erlangga.
Prabowo, A., 2008. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Depok: Wisma Hijau
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Ramadhy, A.S., 2011. Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama
Simkin, P., dkk., 2007. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi; Panduan Leng-
kap. Jakarta: Arcan.
Warouw, N. 2014. “Penyakit Saluran Pernafasan.” Dalam Abdul BS., Trijatmo R.,
dan Gulardi HW (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi
keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Lampiran 2

ABSENSI PANITIA PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Hari/tanggal :
Di ............................................................

No NAMA NIM Pengorganisasian TTD


1
2
3
4.
5.
Lampiran 3

ABSENSI PESERTA PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN


Hari/Tanggal :
Di .........................................................................................

No
NAMA Alamat TTD
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Lampiran 4

DAFTAR PERTANYAAN-JAWABAN DAN SIMPULAN PENYULUHAN


Hari/Tanggal :
Di ...........................................................................................................

N PERTANYAAN JAWABAN
O
1. Jelaskan pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang
tanda bahaya menggambarkan kondisi membahayakan bagi ibu
kehamilan ! dan janin yang perlu dilakukan penanganan dengan
segera
2. Sebutkan macam- Tanda dan bahaya kehamilan
1. Muntah terus menerus dan tidak mau makan
macam tanda bahaya
2. Demam tinggi
kehamilan ! 3. Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit
kepala atau kejang
4. Gerakan bayi dalam kandungan berkurang atau
tidak bergerak
5. Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua

6. Air ketuban keluar sebelum waktunya

7. Terasa sakit saat kencing, gatal pada kemaluan


dan keputihan

8. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)


9. Jantung berdebar-debar atau nyeri dada
10. Diare
11. Sulit tidur dan cemas berlebihan
3. Jelaskan kembali 1. Muntah terus menerus dan tidak mau makan
Mual muntah dalam kehamilan (Emesis
secara singkat
gravidarum) merupakan keluhan umum pada
tentang tanda bahaya
kehamilan muda. Kehamilan menimbulkan
kehamilan !
perubahan hormonal pada wanita dan
menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis
emesis gravidarum adalah kepala pusing,
terutama disaat pagi hari, disertai mual muntah
sampai usia kehamilan 4 bulan. Kondisi emesis
gravidarum ini apabila sudah mengganggu
aktivitas sehari-hari hingga menunjukkan tanda-
tanda dehidrasi, ganggan metabolik, dan
defisiensi gizi maka akan disebut hiperemesis
gravidarum (Manuaba, dkk., 2010).
2. Demam tinggi
Demam terutama demam tinggi dapat menjadi
serius karena janin bergantung pada ibu untuk
pengaturan suhu tubuhnya. Suhu tubuh normal
adalah 36,5oC – 37,5 oC. Demam tinggi yang
berkepanjangan dapat mempengaruhi janin dan
kelainan anggota gerak (tangan dan kaki)
3. Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit
kepala atau kejang
Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit
kepala merupakan gambaran dari penyakit
dalam kehamilan yaitu preeklampsia yang
apabila tidak dilakukan penatalaksanaan dengan
tepat maka dapat mengganggu kesehatan ibu dan
janin. Preeklampsia merupakan suatu syndrome
dalam kehamilan yang timbul setelah usia
kehamilan 20 minggu, tekanan darah ≥ 140 / 90
mmHg dan disertai proteinuria. Kondisi
preeklampsia menyebabkan gawat janin,
gangguan perkembangan janin, persalinan
prematur, kejang pada ibu, gagal ginjal, serta
sindrom.
4. Gerakan bayi dalam kandungan berkurang atau
tidak bergerak
Gerakan janin atau quickening pada
primigravida dirasakan pada usia kehamilan 19
– 21 minggu, pada multigravida dapat dirasakan
pada usia kehamilan 16 minggu. Persepsi 10
gerakan janin dalam waktu 2 jam dianggap
normal.
5. Perdarahan pada hamil muda dan hamil tua
a. Perdarahan pada hamil muda
Perdarahan pervaginam terjadi pada
kehamilan kurang dari 22 minggu. Hal ini
dapat mengancam kesehatan ibu dan janin
sehingga perdarahan yang terjadi selama
kehamilan harus diselidiki
1) Abortus yaitu Pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan dengan usia kehamilan kurang
dari 22 minggu faktor penyebab abortus:

a) Faktor pertumbuhan hasil konsepsi


b) Kelainan pada plasenta
c) Penyakit ibu.
d) Kelainan yang terdapat pada Rahim
Berdasarkan gejala, tanda dan proses
patologi yang terjadi abortus dibagi
menjadi:
a) Abortus Imminens merupakan proses
awal dari dari suatu keguguran, ditandai
dengan perdarahan pervaginam,
sementara OUE masih tertutup dan
janin masih dalam keadaan baik
intrauterine
b) Abortus Kompletus yaitu Seluruh hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri
pada kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Perdarahan segera berkurang setelah isi
rahim keluar selambat – lambatnya
dalam 10 hari perdarah berhenti sama
sekali, jika dalam 10 hari masih
terdapat perdarahan maka abortus
inkompletus atau endometritis post
abortum harus dipikirkan
c) Abortus Inkompletus terjadi ketika
plasenta tidak dikeluarkan bersama
janin pada saat terjadi aborsi. Plasenta
yang tertinggal akan menyebabkan
perdarahan yang dapat bertambah parah
atau infeksi, terutama terjadi pada
kehamilan trimester ke dua.
d) Abortus Insipiens didiagnosis apabila
pada wanita hamil ditemukan
perdarahan banyak, kadang-kadang
keluar gumpalan darah disertai nyeri
karena kontraksi rahim kuat dan
ditemukan adanya dilatasi serviks
sehingga jari pemeriksa dapat masuk
dan ketuban dapat teraba
e) Missed Abortion, abortus tipe ini janin
dalam keadaan meninggal, tetapi hasil
konsepsi masih ada di dalam rahim
selama beberapa jangka waktu yang
lebih panjang (2 minggu atau lebih).
f) Abortus Habitualis adalah istilah yang
diberikan ketika seorang wanita
mengalami aborsi spontan sebanyak 3
kali atau lebih secara berurutan.
g) Abortus Infeksiosus, ialah abortus yang
disertai infeksi pada alat genitalia.
Abortus septic ialah abortus yang
disertai penyebaran infeksi pada
peredaran darah tubuh atau peritoneum
2) Kehamilan ektopik terganggu (KET)
Kehamilan ektopik adalah keadaan dimana
sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar endometrium cavum uteri.
Sedangan kehamilan ektopik terganggu
adalah kehamilan ektopik yang terjadi
abortus atau pecah dan menyebabkan
terjadinya perdarahan
3) Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan
dimana hasil konsepsi tidak berkembang
menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi
dari chorionic villi atau villi korialis
dengan degenerasi hidropik. Disebut juga
hamil anggur atau mata ikan
b. Perdarahan pada hamil tua

Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan


diatas 22 minggu dengan gejala klinis darah
berwarna merah, banyak,, dan kadang tetapi
tidak selalu disertai nyeri.

1) Solusio placenta merupakan suatu keadaan


dimana placenta yang letaknya normal
terlepas sebelum janin keluar, dihitung
sejak kehamilan 28 minggu.
Penanganannya dengan pemberian darah,
pemberian O2, jika shock berat beri
kortikosteroid.

2) Placenta previa merupakan keadaan


dimana placenta berimplantasi pada
segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Terapi ekspektatif dengan rawat
inap, tirah baring, USG, pemberian
tokolitik, dan antibiotik.

3) Ruptur uteri merupakan dispursi dinding


uterus. Pada ruptur uteri spontan biasanya
terjadi persalinan dan mengalami
gangguan mekanisme persalinan. Selain
itu ada ruptur uteri traumatic dan ruptur
uteri bekas luka operasi. Penanganannya
dengan pemasangan infus, antibiotik dan
perbaikan rupture

6. Air ketuban keluar sebelum waktunya

Ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.


Ketuban Pecah Dini (KPD) dialami oleh wanita
mendekati usia kehamilan cukup bulan dan
mengalami KPD. Ketuban pecah dini
didefinisikan sebagai ketuban sebelum awitan
persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi.

7. Terasa sakit saat kencing, gatal pada kemaluan


dan keputihan

Pada wanita hamil terjadi perubahan anatomi,


penurunan reaksi imunologis, perubahan flora
serviko-vaginal, berpengaruh pada perjalanan
dan manifestasi klinis IMS. Beberapa infeksi
menular seksual tersering adalah sifilis, gonore,
chlamydia trachomatis, vaginosis bakterial,
trikomoniasis, kondiloma, dan kandidiasis.
Gejala berupa lesi mukokutan, leukorea,
pruritus, disuria, dan lain-lain. Pada kehamilan,
dapat terjadi penularan infeksi dari ibu ke janin

8. Batuk lama (lebih dari 2 minggu)


Ibu hamil mudah terkena penyakit seperti flu
atau batuk. Perlu waspada jika batuk terjadi
lama. Batuk yang lama selama 2 minggu
merupakan salah satu tanda TBC. Penyakit TBC
saat kehamilan pada janin apgar score rendah,
BBLR, prematuritas, abortus, TB congenital
9. Jantung berdebar-debar atau nyeri dada
Gejala ini mengindikasikan penyakit jantung
pada kehamilan. Komplikasi yang dapat terjadi
pada janin antara lain prematuritas, BBLR,
hipoksia, gawat janin, apgar score rendah,
pertumbuhan janin terhambat.
10. Diare
Ketika terjadi diare pada kehamilan dapat
menyebabkan dehidrasi dan kekurangan
kalium. Diare disertai peningkatan suhu badan
dapat meningkatkan risiko kelahiran premature
dan abortus. Hal tersebut terjadi karena
defisiensi vitamin B dan asam folat.
11. Sulit tidur dan cemas berlebihan
Kecemasan yang berlebihan dapat
mempengaruhi proses persalinan. Berkaitan
dengan fungsi peran ibu yang akan berubah.
Dukungan orang sekitar dan kepercayaan diri
ibu perlu untuk mengurangi kecemasan . Sulit
tidur terjadi karena pergerakan janin di perut
diatasi dengan memperbaiki posisi tidur miring
kiri (atau kanan), letakkan guling diantara kaki.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Dokumen28 halaman
    Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen31 halaman
    ASKEP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Wa0003.
    Wa0003.
    Dokumen5 halaman
    Wa0003.
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen31 halaman
    ASKEP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen7 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen17 halaman
    Terapi Modalitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen8 halaman
    LP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Who BPH
    Who BPH
    Dokumen1 halaman
    Who BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Q
    Q
    Dokumen6 halaman
    Q
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Dokumen1 halaman
    Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Munji
    Tugas Bu Munji
    Dokumen11 halaman
    Tugas Bu Munji
    Nilai
    Belum ada peringkat
  • Who BPH
    Who BPH
    Dokumen1 halaman
    Who BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Dokumen6 halaman
    Sap Iva
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • P
    P
    Dokumen5 halaman
    P
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Dokumen14 halaman
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Fix Askep Keluarga
    Fix Askep Keluarga
    Dokumen20 halaman
    Fix Askep Keluarga
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Dokumen38 halaman
    Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Sasa
    Belum ada peringkat
  • SAP - Imunisasi Kelompok
    SAP - Imunisasi Kelompok
    Dokumen17 halaman
    SAP - Imunisasi Kelompok
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Timbang Terima Fix
    Timbang Terima Fix
    Dokumen4 halaman
    Timbang Terima Fix
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP BPH
    LP BPH
    Dokumen26 halaman
    LP BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover 31-41
    Cover 31-41
    Dokumen2 halaman
    Cover 31-41
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat