BANYUMAS
Disusun Oleh :
2020
BAB I
LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami penurunan kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap
sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari. Bagi kebanyakan
orang masa tua itu masa yang kurang menyenangkan (Stanley, 2009).
Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli
terhadap lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berniat
dengan seksual dan tidak berguna bagi masyarakat. Namun kenyataannya
tidak semua usia lanjut yang mencapai kematangan, kemantapan dan
produktivitas mental dan material pada usia lanjut (Bandiyah, 2010).
Lansia dipanti biasanya akan mengalami berbagai hal yang
berhubungan dengan biopsikospiritualnya yang begitu beragam dan
kompleks. Salah satu yang paling menjadi tingkat kedua dalam masalah
lansia adalah gangguan psikologis yang sama tingginya dengan gangguan
penyakit fisik pada lansia. Contoh gangguan psikologis pada lansia yaitu
peningkatan depresi terhadap keadaan penuaan, diri sendiri dan keluarga
yang kadang tidak menghiraukan (Nugroho, 2008). Gangguan psikologis
lain adalah lansia mengalami kebosanan saat tidak dapat melakukan
aktivitas karena hambatan berbagai hal yang dialami lansia. Karena
berkurangnya aktivitas pada lansia maka dari itu hubungan sosial di
sekitarnya juga mengalami penurunan bahkan jarang sekali memiliki
hubungan sosial antar sesama (Kuncoro, 2011).
Oleh karena itu mahasiswa dapat membangkitkan semangat dan
kreasi lansia dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa,
rendah diri. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam
perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam
proses penyembuhan dan ketenangan lansia (Nugroho, 2014).
Terapi Modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia
dapat beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri,
banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut
usia untuk menurunkan tingkat gangguan psikologis adalah terapi
berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik
untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi
sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat
memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental
(Nugroho, 2014).
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan
kepercayaan serta rasa aman dan membuat lansia merasa lebih baik
dengan memanfaatkan waktu luangnya. Jenis terapi berkebun adalah
kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan memelihara tanaman
sehingga energi yang dikeluarkan akan menghasilkan keringat (Nugroho,
2014).
Berdasarkan pengkajian dan observasi yang dilakukan pada lansia
di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Sudagaran” Banyumas didapatkan
banyak lansia yang mengalami masalah psikologis seperti depresi dengan
perhitungan menggunakan skala depresi geriatric yesavage. Oleh karena
itu lansia membutuhkan suatu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah psikologi yang dihadapi. Salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah terapi modalitas rekreasi berkebun.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas: terapi berkebun peserta
mampu beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan lebih
mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun selama 45 menit
diharapkan peserta dapat:
a. Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain,
meningkatkan rasa kasih sayang terhadap seseorang dan
lingkungan.
b. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi
dan kecemasan.
c. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi
yang dihadapi.
d. Meningkatkan control diri dan perasaan berharga.
e. Mengubah perilaku.
f. Mengembangkan kreatifitas.
g. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.
C. KEGIATAN TERAPI MODALITAS
1. Pembukaan selama 10 menit
a. Menyebutkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Kontrak waktu
d. Mengkondisikan peserta
e. Apersepsi
2. Kegiatan inti selama 30 menit
a. Terapi rekreasi berkebun yaitu dengan melakukan kegiatan
bercocok tanam
3. Kegiatan penutup selama 5 menit
a. Salam penutup
D. Metode
Dinamika kelompok
E. Media
1. Paralon
2. Pupuk dan tanah
3. Alat bercocok tanam
4. Tanaman
5. Aqua plastik
6. Air
BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN
Keterangan :
= Co Leader = Observer
= Fasilitator = Media
= Dokumentasi = perkap
D. Pengorganisasian
1. Leader : Sixvita Arum M
Tugas :
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Memimpin kegiatan.
d. Memotivasi peserta.
e. Menjelaskan tujuan terapi berkebun.
f. Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
g. Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun
h. Menutup acara
2. Co-Leader : Warich Dwi L
Tugas :
a. Mendampingi leader dan membantu tugas leader
b. Mengambil alih tugas leader bila leader pasif (blocking)
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator leader atau
sebaliknya
d. Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang
e. Menyerahkan kembali posisi ke pada leader
3. Observer : Aliv Avita
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan berlangsung
4. Fasilitator :
Ian Rizky V
Elis Atika
Rusyati
Siti Riyanti
Rizqi Yuliantika H
Friska Tiara S
Dimas Chandra W
Tugas :
a. Mempertahankan keikutsertaan peserta
b. Memfasilitasi dan memotivasi peserta untuk ikut Berkebun
5. Perkap :
Eki Firma Istiana
Aniqotun Najah
Tugas :
2) Tahap Kerja
a) Co-leader memperagakan contoh menanam tanaman
b) Perkap membagikan alat dan bahan kepada peserta
c) Pesert memperagakan sesuai dengan yang sudah
dicontohkan didampingi fasailitator
d) Setelah tanaman sudah dimasukan kedalam gelas aqua,
kemudin tanaman dimasukkan kedalam paralon yang sudah
disediakan
e) Tanaman disirami dengan air
f) Beri pujian pada peserta jika dapat melakukan dengan
baik
3) Tahap Terminasi
a) Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi
modalitas
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
f. Evaluasi Dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses terapi modalitas
berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai
kemampuan peserta untuk melakukan terapi modalitas. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan peserta sesuai dengan
tujuan terapi modalitas : terapi rekresai berkebun.
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta sudah diberi tahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah dipersiapkan
c. Alat dan bahan sudah dipersiapkan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta kooperatif saat terapi berlangsung
b. Peserta memperhatikan saat mahasiswa menjelaskan
terapi yang akan dilakukan
c. Peserta mampu melakukan terapi modalitas
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta berjumlah 6 orang
b. Peserta mampu melakukan terapi modalitas
BAB III
Pembimbing Penyuluh
Stanley, M., &Beare, P, G. (2009). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta: EGC
Kuncoro, (2011). Dukungan sosial pada lansia. Sosiologi dan psikologi: Delta
state
Lembar Pengkajian Klien dengan skala Depresi Geriatrik Yesavage
Lembar Observasi
SESI I
1. Kemampuan verbal
Petunjuk
- Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
terapi.
- Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
- Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu dan jika nilai 0,1, atau 2 klien belum mampu