Disusun Oleh:
Afifah Elsa Salsabila 11201040000025
Afina Salmaningtyas 11201040000026
Aisyah Rizki Rahmadhanti 11201040000027
Aldora Riyahiyah 11201040000028
Alfiah Roua Al-Mutazzam 11201040000029
Annida Nur Azizzah 11201040000030
Annisa Risti Pramudita 11201040000031
Ayunda Putri Amalia 11201040000032
Cut Celine Nabila Putri 11201040000033
Dinda Mutiara Putri 11201040000034
M. Rafif Putra H 11201040000049
Siti Mutiah Angkat 11201040000050
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut UU No. 18 tahun 2014 merupakan suatu kondisi seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Hal tersebut
kemudian membuat individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Jika seseorang tidak memiliki karakteristik sehat jiwa maka dapat
menjadi indikasi suatu gangguan jiwa.
World Health Organization (WHO) memberikan pernyataan bahwa kesehatan jiwa
bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan, mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Sedangkan jika menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Rebuplik Indonesia No 54 tahun 2017 Kesehatan Jiwa ialah suatu kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Upaya-upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan
oleh tenaga keperawatan, antara lain dengan melakukan kegiatan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) sebagai terapi atau tindakan keperawatan jiwa. (Parcayo, 2023)
C. Faktor Penyebab
Orientasi realitas ditujukan untuk pasien gangguan orientasi realita (halusinasi dan
waham).
a. Waham
Waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita
yangberkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan
yang tidak nyata (Videbeck, 2011). Menurut Herman.A (2011), etiologi dari
waham terbagi menjadi dua faktor, yaitu:
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
2. Faktor sosial budaya
3. Faktor psikologis
4. Faktor biologis
5. Faktor genetik
b. Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
2. Faktor biokimia
3. Faktor psikologis
b. Halusinasi
Halusinasi merupakan perubahan persepsi terhadap stimulasi baik internal
maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebih, atau
terdistorsi (PPNI, 2016). Faktor penyebab halusinasi diantaranya:
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan
2. Faktor Sosiokultural
3. Faktor Biokimia
4. Faktor Psikologis
5. Faktor genetik dan pola asuh
b. Faktor Presipitasi
1. Perilaku, dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu
2. Dimensi Fisik
3. Dimensi Emosional
4. Dimensi Intelektual
5. Dimensi Sosial
6. Dimensi Spiritual
G. Strategi Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal: Sabtu, 17 Juni 2023
Waktu: 13.30 - 14.00 WIB
Alokasi Waktu:
● Perkenalan dan pengarahan aktivitas (5 menit)
● Permainan
● Express Feeling
● Penutup
b. Pembahasan
Topik: Orientasi Realita
c. Kelompok
Jumlah kelompok: 5 kelompok dengan masing-masing anggota 6 orang tiap
kelompoknya
d. Tempat
Ruangan: Aula/pendopo Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
● Setting tempat:
I. Susunan Panitia
a. Leader : Siti Mutiah Angkat
b. Co-Leader : Anisa Risti P.
c. Fasilitator :
● Afifah Elsa Salsabilah
● Afina Salmaningtyas
● Aisyah Rizki R.
● Alfiah Roua A.
● Aldora Riyahiyah
● Annida Nur Azizah
● Ayunda Putri Amalia
● Cut Celine Nabila Putri
● Dinda Mutiara Putri
d. Pasien : Pasien berjumlah kurang lebih 25 pasien
e. Observer : Muhammad Rafif