Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

ORIENTASI REALITA

DISUSUN OLEH :
1. ASMAUL HUSNA (1510005)
2. HERDA MENTARY SITORUS (1510019)
3. FARIDA AYU ISDYAPUTRI (1510014)
4. LILA WATININGRUM (1510027)
5. MAHALIA OCHA DANNA(1510029)
6. SELVIA KUMALA DEWI (1510049)
7. VAMILA MEYDIAWATI (1510054)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI TILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami sangat berharap proposal
ini daoat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran dan usulan
demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Surabaya, 06 November 2017

Penulis

PROPOSAL
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan
yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan
social yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga,
kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan
pernytaan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan
hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi
serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap
perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi
perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas
kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing)
pada klien dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan
dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong
anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien
selama berada dalam kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas
(reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

B. Pengertian TAK Orientasi Realita


Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009).
Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan
Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap
situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat
(2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan
keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau
tempat, dan waktu.

C. Tujuan TAK Orientasi Realitas


Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu
mengenali orang, tempat, dan waktu dan tujuan khususnya (Keliat dan
Akemat, 2005) adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
2. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan
tepat.

D. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Kamis, 23 November 2017
Jam : 08.00-12.00 wib
Tempat : Kelas K

E. Metode
1. Bermain (Jumpritan)
2. Tanya jawab
F. Media / Alat
1. Spidol
2. Papan nama sejumlah klien dan perawatn yang mengikuti TAK
O
G. Setting Tempat

CL L

F PX

PX F

F PX

PX F

Keterangan Gambar
L : leader
CL : co leader
F : fasilitator
O : observer
P : pasien

H. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Co – Leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader tentang kegiatan
d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
f. Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Mamfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar
kelompok

I. Pasien
1. Kriteria Pasien
a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik

e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya


f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
2. Proses Seleksi
a. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menjelaskan tujuan kegiatan
d. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
e. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
f. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
J. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
a.Leader : Herda Mentary S.
b. Co Leader : Mahalia Ocha D.
c.Fasilitator :
Farida Ayu
Lila Watiningrum
Asmaul Husna
Selvia Kumala D.
d. Observer : Vamila Meydiawati
2. Pasien peserta TAKS sebagai berikut :
NO NAMA Masalah Keperawatan
1
2
3
4
5

K. Antisipasi Masalah
a. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1. Memanggil pasien
2. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1. Panggil nama pasien
2. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
3. Mengingatkan kembali pada pasien tentang komitmen peraturan
permainan awal yang telah di setujui sebelumnya saat permainan
sedang berlangsun
L. Aktivitas Dan Indikasi TAK Orientasi Realitas
Aktivitas TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang dilakukan
tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang
mempunyai indikasi TAK orientasi realitas adalah klien halusinasi,
dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain,
tempat dan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi
1. pengenalan orang, sesi
2. pengenalan tempat dan sesi
3. pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).

Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita


Sesi 1: Pengenalan orang

A. Tujuan
1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

B. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1) Spidol

2) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.

D. Metode
1) Bermain (jumpritan)
2) Tanya jawab
E. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang.
2) Terapis menjelaskan peraturan bermain berikut:
a) Sebelum permainan TAK dimulai pasien dianjurkan untuk ke
kamar mandi terlebih dahulu dan mengambil air minum
b) Pasien tidak boleh meninggalkan permainan saat permainan
berlangsung
c) Lama permainan TAK 45menit
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap kerja
a) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing pasien.
b) Terapis meminta masing-masing pasien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, dan asal
c) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang dibagikan.
d) Terapis meminta masing masing pasien memperkenalkan diri
secara bergantian dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan dan asal saat jari telunjuk tertangkap oleh leader saat
permainan jumpritan
e) Terpis menjelaskan langkah berikutnya:
Setelah semua pasien sudah memperkenalkan diri, lalu saat
permainan jumpritan dimulai kembali, maka pasien yang jari
telunjuknya tertangkap diminta untuk menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, dan asal dari pasien lain. (minimal
dapat menyebutkan nama panggilan pasien lain)
f) Ulangi langkah (e) sampai semua klien mendapat giliran
g) Terapis harus memberikan pujian untuk setiap keberhasilkan
pasien dengan mengajak bertepuk tangan
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
Terapis mengajak klien untuk menyapa pasien lain atau
perawat sesuai dengan nama panggilan
c) Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan dataang
yaitu “Mengenal Tempat”
2) Menyepakati waktu dan tempat
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nam, panggilan, asal, dan hobi
klien.
G. Kemampuan
Memperkenalkan Diri
Kemampuan mengenal orang
lain:
No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan nama klien

2. Menyebutkan nama panggilan klien

3. Menyebutkan asal klien

Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengetahui nama, pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda
(V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi:
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita


Sesi 2: pengenalan tempat

A. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan tempat perawatan klien
C. Alat
1. HP/Laptop
2. Speaker
3. Squicy
D. Metode
1. Bermain
2. Diskusi Tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 2 TAK Orientasi
Realitas
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi dan validasi
 Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
 Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
lain
c. Kontrak
3) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat.
4) Terapis menjelaskan peraturan bermain berikut:
e) Sebelum permainan TAK dimulai pasien dianjurkan untuk ke
kamar mandi terlebih dahulu dan mengambil air minum
f) Pasien tidak boleh meninggalkan permainan saat permainan
berlangsung
g) Lama permainan TAK 45menit
h) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit,nama ruangan,
klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang
mampu menjawab dengan tepat.
b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan lagu, sedangkan squicy
diedarkan dari satu peserta ke peserta yang lain searah jarum jam.
Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang squicy akan
diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat
klien dirawat.
c. Terapis memainkan music kembali, menghentikan lagu, dan
meminta klien yang memegang squicy untuk menyebutkan nama
ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua
peserta mendapat giliran.
d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.

e. Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan


fungsi ruangan yang ada mengenal ruang perawat, ruang makan,
kamar mandi, dan WC.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat.
c. Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu “Mengenal
Waktu”
(2) Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan klien yang diharapkan
adalah dapat menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien
dirawat.
G. Kemampuan Mengenal Tempat
Kemampuan mengenal tempat:

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan nama rumah


sakit

2. Menyebutkan nama ruangan


tempat klien dirawat

Petunjuk:
1) Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengetahui nama rumah sakit dan nama rungan tempat klien dirawat
Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mngikuti TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama
rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita
Sesi 3: pengenalan waktu

B Tujuan
1. Klien dapat mengenal waktu
2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

C Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding

D Alat
1. Kalender
2. Jam dinding
3. Laptop
4. Spekaer

5. Lagu dangdut

E Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi tanya jawab
3. Bermain peran/stimulasi

F Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien peserta Sesi 2 TAK orientasi realitas.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapi memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah
dipelajari
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu.
Menjelaskan aturan main yaitu :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

H. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
2) Terapis menjelaskan bahwa operator akan menghidupkan lagu melalui laptop
tetapi sebelumnya semua klien dan terapis terutama fasilitator membentuk
barisan memanjang kebelakang seperti ular
3) Operator akan menghidupkan musik, saat musik dihidupkan semua klien yang
terlibat harus berjalan mengelilingi 2 terapis yang membentangkan tangan
keatas membentuk terowongan berjalan melewati terapis dan berputar kearah
belakang badan terapis. Saat operator mematikan musik klien yang tertangkap
harus mampu menjawab pertanyaan terapis yang berkaitan tentang tanggal,
bulan, tahun, hari dan jam saat ini. Kegiatan ini diulang sampai semua klien
mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban tepat
dengan bertepuk tangan

I. Tahap terminasi
← Evaluasi
1)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2)Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
Tindak lanjut
← Terapis meminta klien memberi tanda/mengganti kalender setiap hari
← Kontrak yang akan datang
← Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien.
← Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
Orientasi Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal waktu,
hari, tanggal, bulan, dan tahun.
G. Kemampuan memperkenalkan diri
Kemampuan mengenal waktu:
No Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan jam
2 Menyebutkan hari
3 Menyebutkan tanggal
4 Menyebutkan bulan
5 Menyebutkan tahun
Petunjuk:
M. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
N. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui waktu,
hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X)
jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu.
Klien mampu menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu.
Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.
Nama : Asmaul Husna
Nim: 1510005
Tugas: Kep.Jiwa II TAK Orientasi Realita

Nn. P umur 25 tahun adalah seorang mahasiswa peuruan tinggi


mengatakan merasa bingung dengan deadline tugas yang semakin menumpuk dan
lupa dengan kegiatan yang lain yang di ingat hanya deadline tugasnya saja. Saat
dikaji Nn. P hanya menjawab deadline tugas menumpuk dan harus dikumpulkan
minggu ini. Klien tidak mengenal besok hari apa atau hari ini hari apa yang
dijawab hanyalah deadline tugas. Nn. P tampak cemas, gelisah, dan khawatir akan
deadline tugas.
Tn. D umur 70 tahun adalah seorang kariyawan di kantor terkenal. Klien
saat ini menderita alzaimer, klien tidak ingat siapa nama istri dan anknya dan
orang lain di sekitar klien karena hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri di
kantor dan jarang berada di rumah bersama keuarganya yang dia lakukan hanya
bekerja sampai dia lupa nama istri, anak dan orang-orang di sekitrnya.
Ny. K umur 30 tahun masuk ke RSJ untuk ke dua kalinya karena
keluruyan dan berbicara kacau. Klien berkali-kali mengatakan dia adalah anak
imam bonjol yang sedang di culik, klien ingin kuliah lagi tapi dia tidak lulus
SMA, klien malas untuk membersihkna dirinya seperti klien malas untuk gosok
gigi dan mandi. Klien tampak acak-acakan, bila menjawab pertanyaan sering
meloncat ide-ide pembicaraan, berbelit-belit secara cepat dan keras.
Tn. S umur 78 tahun mngatakan sering lupa dengan tempat yang di
kunjunginya. Klien mengatakan tidak tau tempat yang dikunjunginya maupun
tempat dimana ia tinggal sekarang padahal selalu di ingatkan oleh keluarganya.
Klien tampak kebingungan, gelisah dan cemas.
NAMA : Farida Ayu Isdyaputri
NIM : 1510014

GANGGUAN ORIENTASI REALITA

Di sebuah ruangan Kamboja Rumah Sakit Jiwa Menur, telah didapatkan 4


pasien yang mengalami penurunan daya nilai realitas. Mereka tampak kesusahan
dalam mengingat dan pasien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang
di sekitar termasuk dirinya sendiri. Perawat A ingin melakukan pendekatan kepada
4 pasien tersebut dan akan memberikan stimulus secara konsisten kepada pasien
tentang realita di sekitar yang meliputi diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat
dengan cara melakukan terapi aktivitas kelompok.
Tn. T berusia 67 tahun yang merupakan seorang pria lanjut usia yang
tinggal di sebuah rumah tua bersama anak, menantu dan cucunya. Tn. T adalah
seorang pensiunan perwira yang mengalami demensia yaitu tidak mengenal
dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut keterangan menantunya, Tn. T
mengalami penurunan daya ingat semenjak beliau dipensiunkan dari jabatannya.
Ny. A berusia 75 tahun yang merupakan seorang wanita lanjut usia tinggal
di desa di kota Surabaya. Ny. A mengalami alzhaimer yaitu tidak dapat menginat
apapun termasuk dirinya sendiri, orang lain, tempat serta waktu.
Nn. I berusia 23 tahun merupakan seorang mahasiswa di perguruan tinggi
Surabaya yang mengalami gangguan jiwa psikotik yaitu hanya mampu mengingat
tugas tugas skripsi di kampusnya saja dan sulit untuk mengingat hal lainnya
seperti tidak mengenal waktu dan tempat setelah menjadi mahasiswa tingkat akhir
di universitas Surabaya.
Ny. A berusia 65 tahun merupakan seorang wanita lanjut usia tinggal
bersama anaknya yang telah berkeluarga yang mengalami disorientasi waktu. Dari
keterangan anaknya, Ny.A selalu mengira bahwa seminggu lagi adalah hari raya
idhul fitri sehingga Ny.A selalu mengajak anaknya untuk berbelanja baju. Padahal
lebaran sudah lewat 4 bulan yang lalu. Sedangkan dari keterangan suami anaknya,
Ny. A mengalami hal tersebut sejak suaminya meninggal seminggu sebelum
lebaran. Keluarga sudah berusaha menyadarkan Ny. A bahwa lebaran sudah lewat
4 bulan yang lalu dan Ny. A harus dapat menjalani aktivitas seperti biasa saat
seperti suami Ny. A masih hidup.
Sehingga perawat akan melakukan tindakan terapi aktivitas kelompok
Nama : Herda Mentary Sitorus
NIM : 151.0019

Mahasiswa STIKES HANG TUAH Surabaya prodi S1-Keperawatan akan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok di Ruang Mawar 2, RSJ Menur Surabaya. Mahasiswa mengambil 4 orang klien dengan
beberapa indikasi gangguan jiwa sebagai faktor pencetusnya.
Klien pertama adalah Ny. A berusia 38 tahun mengalami Halusinasi, MRS di antar
keluarga dengan keluhan klien sering bicara sendiri, menyendiri, dan sering melamun sehingga
klien memiliki gangguan orientasi orang, waktu dan tempat. Setelah dikaji, klien mengatakan akan
mendengar suara-suara ketika klien sendirian melamun. Isi suara itu adalah suara ibunya yang
sudah meninggal kurang lebih 4 tahun yang lalu, yang selalu memberi nasehat pada klien agar
tidak hamil dan menikah lagi. Klien juga sering mendengar suara orang yang menyuruhnya agar
dia mati, suara-suara itu muncul kadang-kadang 2 sampai 3 kali sehari, klien mendengar suara itu
saat dia melamun, sendirian dan malam hari. Lama suara-suara itu kurang lebih 7 menit.
Klien kedua adalah Ny. P berusia 64 tahun mengalami demensia, MRS di antar keluarga
dengan keluhan klien bicara kacau, bingung, mudah lupa dan, sering pergi-pergi sehingga klien
memiliki gangguan orientasi orang, waktu dan tempat. Bila ditanya klien menjawab dengan topik
yang tidak ada hubungannya, klien sering mengulangi pembicaraandan ngelantur.
Klien ketiga adalah Ny. S berusia 40 tahun mengalami disorientasi orang. Klien datang ke
RSU Banyumas diantar oleh keluarganya dengan keluhan klien mengamuk dan marah-marah.
Selama 3 bulan terakhir pasien sudah mengamuk 3 kali, terjadi perubahan tingkah laku pasien
berupa emosi labil dan kadang menangis tanpa sebab sehingga klien memiliki gangguan orientasi
orang, waktu dan tempat. Pasien memiliki riwayat melahirkan 7 bulan yang lalu dan klien
mengatakan dirinya sudah tidak muda lagi sehingga suaminya selingkuh.
Klien keempat adalah Ny. B berusia 30 tahun mengalami Halusinasi sehingga klien
mengalami gangguan penafsiran terhadap orang lain, waktu dan tempat. Saat didekati perawat
dan ditanya benda apa yang sedang terpasang di tangan pasien (infus), klien menjawab bahwa di
luar kamarnya ada 4 ekor sapi yang sedang berkejar-kejaran dan sapi-sapi tersebut berusaha
mengigit infus yang sedang terpasang di tangan klien. Didapatkan klien tidak bisa berkonsentrasi
dan lambat berbicara dan mengambil keputusan.
Nama : Lila Watiningrum
NIM : 1510027
Tugas : Kep.Jiwa II Kasus TAK Orientasi Realita

Nn.N usia 29 tahun seorang pegawai disalah satu perusahan swasta di Surabaya
mengalami gangguan orientasi waktu kurang lebih 4 bulan. Berdasarkan keterangan keluarga
Nn.N gagal menikah dengan calon suaminya 4 bulan yang lalu. Tetapi Nn.N tetap bisa diajak
berkomunikasi dengan baik. Hanya saja saat sendiri dan tidak ada teman Nn.N selalu mengatakan
bahwa besok adalah tanggal 10 Agustus hari dimana seharusnya Nn.N melangsungkan
pernikahannya. Nn.N selalu mengatakan “besok sudah tanggal 10 Agustus aku sudah tidak sabar
memakai baju pengantinku”. Keluarga telah berupaya menyadarkan Nn.N bahwa pernikahan itu
gagal dilaksanakan dan Nn.N harus bisa kembali beraktivitas seperti kehidupannya yang dulu dan
mengembalikan pola berpikir Nn.N bahwa tidak setiap hari adalah tanggal 10 Agustus.

Ny.A usia 35 tahun adalah seorang ibu rumah tangga. Berdasarkan keterangan keluarga
klien sebelumnya tinggal bersama anak dan menantunya. Setiap malam klien selalu duduk di
ayunan halaman depan rumah dan tertawa seolah berbincang-bincang dengan seseorang. Saat
ditanya klien mengatakan sedang bergurau dengan suaminya. Keluarga mengatakan bahwa suami
klien sudah meninggal 2 tahun yang lalu.

Tn.T usia 22 tahun adalah seorang mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Malang.
Berdasarkan keterangan keluarga yang didapat dari teman-teman klien, klien mengikuti kegiatan
kajian aktif di kampus. 4 bulan yang lalu klien berpamitan pada keluarga untuk mengikuti kajian
aktif diluar kota selama 2 minggu, sepulang kegiatan klien dari kegiatan tersebut penampilan klien
berubah, jenggot lebih memanjang, memaki sorban dileher dan mengatakan bisa bertemu dengan
Nabi Muhammad SAW. Klien mengatakan bahwa klien adalah sahabat nabi yang akan dijanjikan
masuk surga.

Ny.B usia 37 tahun dibawa oleh keluarga ke RSJ Menur Surabaya. Berdasarkan
keterangan keluarga sudah 2 bulan terakhir klien lupa terhadap kegiatan sehari-harinya seperti
mandi, makan, cara berwudhu dan sholat. Apabila klien diingatkan untuk melakukan kegiatan
tersebut klien ngotot mengatakan sudah melakukannya dan marah apabila tetap dipaksa. Keluhan
awal sudah dirasakan 2 tahun terakhir berawal dari lupa menaruh barang, tetapi lama kelmaaan
keadaan tersebut semakin parah. Bahkan saat ini terkadang tidak mengenali dirinya sendiri.
Nama: Mahalia Ocha Danna
NIM: 1510029
Tugas: Kep.Jiwa II Kasus TAK Orientasi Realita

Ny.A 38thn adalah seorang ibu dengan dua orang anak dan telah menderita alzhimer
sejak satu tahun yang lalu, menurut keterangan dari suami dan anak Ny.A, mengatakan bila gejala
alzhimer tidak muncul Ny.A akan tampak seperti individu pada umumnya yang normal tetapi pada
saat gelaja alzhimer muncul Ny.A akan menjadi seperti seseorang yang hilang ingatan hingga tidak
mengenali anak dan suaminya lagi. Anak Ny.A juga mengatakan apabila ibunya tidak
mengenalinya, Ny.A akan mengusir anak-anaknya dan suaminya dari rumah dengan mengatakan
“kalian itu siapa kok ada dirumah saya?” “pergi kalian dari rumah saya”. (Tidak Mengenal Orang
Lain)
Nn.L usia 20thn mengeluhkan pada perawat bila setahun terakhir ini mendengar suara-
suara yang mengatakan bila teman-teman Ny.L akan menyakitinya dan akan berbuat jahat
terhadapnya, dan itu membuat Ny.L hanya berfokus pada halusinasi pendengarannya dan
membuat Ny.L lupa dengan hari dan waktu mata kuliah untuk menjalani kegiatannya sebagai
seorang mahasiswa. (Tidak mengenal waktu)
Tn.A usia 65tahun hidup di panti werda dengan dimensia, saat dikaji oleh perawat dan
ditanya dimana Tn.A berasal darimana Tn.A menjawab berasal dari kabupaten Tuban padahal
sesuai dengan data demografi di pati werda Tn.A berasal dari Tulungagung. Tn.A tampak sudah
lupa darimana beliau berasal. (Tidak mengenal tempat)
Tn.Z usia 30thn seorang guru agama SD. Menurut pengkajian dari keluarga Tn.Z akhir-
akhir ini sering mengatakan bahwa dirinya adalah seorang nabi yang telah menerima wahyu dari
Allah. Menrut keluarga Tn.Z beperilaku seperti ini saat setelah mengikuti pengajian di sebuah
pondok pesantren selama 3bulan. Dan saat perawat bertemu dengan Tn.Z lalu menunjuk ibu dari
Tn.Z dan menanyakan “ini siapa?” Tn.Z menjawab itu istri ku Siti Aisyah. (lupa dengan orang lain)
Nama : Selvia Kumala Dewi
Nim : 1510049
Tugas : Keperawatan Jiwa 2 (TAK Orientasi Realita)

Ny. O usia 30 tahun seorang pegawai bank di surabaya, saat diakaji alasan
klien dirawat adalah karena menganggap dirinya raisa. Diketahui ternyata klien
pernah pergi ke konser raisa bersama pacarnya. Pacarnya mengatakan ia sangat
menyukai raisa dan klien sering menyanyikan lagu-lagu raisa di depannya.
Keluarga mengatakan klien sering lupa ingatan dan menunjukkan gejala alzheimer
di rumah. Saat terapis akan melakukan permainan, klien tampak murung dan
terlihat sering berbicara sendiri sambil berkata “ mbak ini siapa?”
Tn. A usia 50 tahun bekerja sebagai buruh pabrik datang dengan keluhan
tidak mengingat hari ini hari apa dan tanggal berapa. Diketahui beberapa hari
yang lalu klien pernah mengalami kecelakaan motor sebelum berangkat kerja
karena sedang terburu-buru. Saat terapis melakukan sesi permainan klien tampak
diam saja dan tampak kebingungan.
Nn. V usia 21 tahun adalah seorang mahasiswi semester 6 di perguruan
tinggi negeri surabaya. Keluarga mengatakan klien sempat bercerita bahwa ia
tidak mau pergi ke kampusnya karena teman-temannya selalu mengejeknya dan
menyuruh-nyuruhnya di kelas. Saat terapis mengajak berbicara Nn. V terlihat
gemetar, takut dan menanyakan “ini dimana? “.
Tn. Z usia 27 tahun adalah seorang pegawai negeri di daerah sidoarjo.
Klien sudah 1 minggu ini dirawat di RSJ Menur. Saat terapis mengajak berbicara
klien tampak diam dan hanya menatap dengan tatapan kosong. Keluarga
mengatakan sebelumnya Tn. Z memiliki pacar kemudian baru-baru ini pacarnya
meminta putus dengan alasan ingin fokus pada pekerjaannya, klien sempat
mengetahui alasan pacarnya meminta putus karena pacarnya memiliki
selingkuhan dan mereka akan segera menikah. Sejak kejadian itu Tn. Z sangat
shock, merasa cemas, dan tidak mengingat siapapun termasuk keluarganya
sendiri.
Nama : Vamila Meydiawati
NIM : 1510054
Tugas : Kep. Jiwa II Kasus TAK Orientasi Realita

Nn. A umur 16 tahun dibawa ke psikiater karena keluarga mengatakan


akhir-akhir ini sikap Nn. A berubah tidak seperti biasanya. Ibu Nn. A mengatakan
dulu Nn. A tidak pernah keluar hingga larut malam, setiap hari minggu selalu
mengaji dan mematuhi perintah orang tua. Tapi akhir-akhir ini semenjak pindah
sekolah dia sering pulang larut malam. Ketika ditanya jawabnya mengerjakan
tugas kelompok, dan dia juga sering membantah nasihat orang tua serta meminta
uang orang tua derngan paksa, sehingga kelurga merasa ada yang tidak beres dan
seperti tidak mengenal Nn. A
Tn. F umur 25 tahun dibawa ke RSJ karena marah – marah dan mendengar
suara-suara. Keluarga mengatakan bahwa Tn. F jika di keramaian atau jika
bertemu dengan keluarga sikapnya seperti orang normal dan baik-baik saja,
namun ketika dia ditinggal sendirian dirumah Tn. F langsung marah-marah dan
berbicara sendiri. Setelah dilakukan pengkajian ternyata dulu Tn. F pernah
berguru dan ditinggal pergi oleh istrinya.
Ny. M umut 70 tahun menderita dimensia. Keluarga mengatakan bahwa
Ny. M adalah seorang nenek yang sayang cucunya dan ramah terhadap orang
sekitarnya serta suka jalan-jalan terutama ketika selesai sholat subuh di masjid
dekat rumah. Menurut anaknya akhir-akhir ini Ny. M sering diantar pulang oleh
tetangga karena tersesat dan tidak ingat dimana rumahnya serta jalan pulang
kerumah.
Tn. S umur 35 tahun dibawa ke rsj karena menyebut dirinya adalah ustad
yang paling benar sejagat raya. Dilakukan pengkajian terhdapat keluarga dan
keluarga mengatakan bahwa sebetulnya dulu Tn. S tidak seperti ini, tetapi setelah
berguru di salah satu aliran entah karena berlebihan atau bagaimana Tn. F jadi
merasa bahwa dirinya adalah ustad yang paling benar. Dan selalu mengungkapkan
itu di depan orang.

Anda mungkin juga menyukai