Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MODALITAS : TERAPI BERKEBUN DI WISMA MAMBALAN

OLEH KELOMPOK 2
AL NUR ILMI
DITA OKTAPIANI
I PUTU ARI WIRA SANTIKA
KHAERUL RUSWAN HADI
RADEN WIRAHADI DARMAWANGSA
SITI NANA KAROLINA
NINDI NIA NIRMALA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2019
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
penurunan kemampuan fisik, mental dan social secara bertahap sampai tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa
yang kurang menyenangkan.
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat
beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan
lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia adalah terapi berkebun
yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk meningkatkan
fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan
hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan
status fisik dan mental.
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta
rasa aman dan membuat lanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu
luang luangnya. Jenis terapi berkebun adalah: kegiatan bercocok tanam,
mencangkok, merawat dan memelihara tanaman sehingga energi yang di keluarkan
akan menghasilkan keringat,.
B. TOPIK
Terapi berkebun

C. SUB TOPIK
Terapi berkebun bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan
memanfaatkan waktu luang.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas :
a. Terapi berkebun klien mampu beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak
aktivitas dan lebih mandiri
b. Terapi berkebun dengan peningkatan kognitif dan relasasi perasaan lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun selama 45 menit diharapkan
klien dapat:
a. Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih
sayang terhadap seseorang dan lingkungan.
b. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
c. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
d. Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga.
e. Mengubah perilaku.
f. Mengembangkan kreatifitas.
g. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.
h. Meningkatkan kognitif dan relasasi perasaan lansia.

E. INDIKASI TERAPI BERKEBUN


Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
a. Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik
b. Defisit fungsional pada fisik, psikologis/fungsi mental.
c. kesepian.
d. Gangguan emosi dan perilaku.
e. Stres dan kecemasan
f. Gangguan kepribadian (anti sosial)

F. PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi serta
wawancara dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial, masalah
emosional, spiritual, pengkajian fungsional klien yaitu KATZ indeks, BARTHEL
indeks, pengkajian status mental gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta
pengkajian keseimbangan, yang dilakukan mulai tanggal 09 – 11 Desember 2019.

G. SASARAN KEGIATAN
Semua klien perempuan dengan kriteria di atas yang berjumlah 5 orang.

H. TEMPAT
Halaman samping wisma mambalan BSLU Mandalika

I. WAKTU
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Desember 2019
Jam : 09.00-10.00

J. METODE DAN ALAT BANTU


Metode
Dinamika kelompok.
Alat Bantu:
a. Tanah kosong samping wisma
b. Alat Perkakas
c. Ember
d. Air
e. Bibit tanaman (Melon, Labu kuning, dan seledri)
f. Pupuk

K. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


Pengorganisasian:
1. Leader: I Putu ari Wira Santika
Tugas :
a. Membuka acara
b. Memimpin kegiatan.
c. Memotivasi peserta.
d. Menjelaskan tujuan terapi berkebun.
e. Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
f. Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun
g. Menutup acaa
2. Co-Leader : Khaerul Ruswan Hadi
Tugas :
a. Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya.
b. Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.
3. Fasilitator : Al Nur ilmi, dita, siti nana, nindi nia
Tugas :
a. Mempertahankan keikutsertaan klien
b. Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut Berkebun
4. Observer : Raden Wirahadi Darmawangsa
Tugas :
a. Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan nonverbal, kejadian
penting selama terapi tertawa.
b. Mengidentifikasi issue penting selama terapi berkebun
c. Melakukan dokumentasi kegiatan

L. LANGKAH-LANGKAH
1. PERSIAPAN
Klien diatur membentuk persegi
2. FASE ORIENTASI ( 5 menit)
a. Leader membuka acara.
b. Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
c. Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun.
d. Leader membuat validasi kontrak.
e. Co-Leader membaca tata tertib.
f. Leader dibantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
3. FASE KERJA (45 menit)
Pelaksanaan terapi berkebun
a. Leader memimpin peserta dan terapis untuk menggali tanah sedalam 5-15 cm.
b. Lalu tanah yang sudah di gali di isi dengan biji melon, labu, dan seledri.
c. Selanjutnya di tutup kembali dengan tanah
d. Lalu di beri pupuk
e. Serta di siram air
f. Leader membuat kesimpulan.
4. FASE TERMINASI (10 menit)
a. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun.
b. Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
c. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
d. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e. Leader menutup acara.

5. PERILAKU YANG DIHARAPKAN


a. Persiapan:
1)Fasilitator

 Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun


dilakukan.

 Mengatur setting tempat/ruangan untuk terapi berkebun.


2)Lansia:

 Siap untuk mengikuti terapi berkebun:

 Mengetahui aturan permainan terapi berkebun

 Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai.


b. Proses
1) Terapis

 Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai.

 Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan


2) Lansia

 Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai.

 Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria.


c. Hasil
1) Fasilitator

 Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara
2) Lansia

 Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.


6. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti terapi berkebun.
b. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
d. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
e. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan bicara setelah
dipersilahkan.
f. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih dahulu kepada
pemimpin acara.
7. PROGRAM ANTISIPASI.
a. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator
mengingatkan dan mengarahkan.
b. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
c. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator
membimbingnya agar menyelesaikan terapi
d. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

M. PENUTUP.
Demikian proposal Terapi Berkebun ini kami susun sebagai media penuntun
dalan pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan dilaksanakan di BSLU Mandalika
pada praktek Keperawatan Gerontik Program Profesi NERS. Besar harapan kami
agar terapi berkebun ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan dukungannya
kami mengucapkan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai