Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Diabetes Militus

Diabetes Militus (DM) berasal dari Bahasa Yunani yaitu diabainein dan
Bahasa Inggris mellitus atau rasa manis di Indonesia disebut dengan istilah
kencing gula yaitu kelainan metabolisme yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan gejala berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metanolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Menurut Marrelli (2016) DM adalah suatu
sindrom defisiensi sekresi insulin atau pengurangan efektifikas kerja insulin atau
keduuanya yang menyebabkan hiperglikemia.

DM merupakan penyakit sistemis, kronis dan multifaktorial yang dicirikan


dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia (Baradero, 2014). Sedangkan menurut
Shadine (2013) DM yaitu suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah diatas
normal, dimana kadar glukosa darah diatur tingkatannya oleh hormon insulin
yang diproduksi oleh pankreas.

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititikberatkan
pada 4 pilar, yaitu edukasi, terapi gizi medis dan intervensi farmaklologi.

1. Edukasi
a. Penyuluhan
Pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan bagi pasien diabetes
bertujuan untuk menunjang perilaku meningkatkan pemahaman pasien akan
penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal dan
penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik.
Sasaran penyuluhan adalah pasien diabetes beserta keluarganya, orang-
orang yang beraktivitas bersama-sama dengan pasien sehari-hari baik di
lingkungan rumah maupun lingkungan lain. Pada pasien Diabetes Mellitus
tipe II yang beru terdeteksi, pendidikan dasar tentang diabetes harus
mencakup informasi tentang ketrampilan preventif, antara lain:
1) Perawatan kaki
2) Perawatan mata
3) Higiene umum (misalnya, perawatan kulit, kebersihan mulut)
4) Penanganan faktor resiko (mengendalikan tekanan darah dan kadar
lemak darah, menormalkan kadar glukosa darah).
b. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan
deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan
dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan
mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang. Pemantauan kadar glukosa
darah merupakan prosedur yang berguna bagi semua penderita diabetes.
Pemantauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan terapi insulin yang
intensif dan untuk menangani kehamilan yang dipersulit oleh penyakit
diabetes. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan bagi pasien-pasien dengan:
1) Penyakit diabetes yang tidak stabil
2) Kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau hipoglikemia
3) Hipoglikemia tanpa gejala peringatan
4) Ambang glukosa renal yang abnormal

Bagi penderita yang tidak menggunakan insulin, pemantauan mandiri


glukosa darah sangat membantu dalam melakukan pemantauan terhadap
efektivitas latihan, diet, dan obat hipoglikemia oral. Metode ini juga dapat
membantu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapinya. Bagi penderita
Diabetes Mellitus tipe II, pemantauan mandiri glukosa darah harus
dianjurkan dalam kondisi yang juga dapat menyebabkan hiperglikemia
(misalnya, keadaan sakit) atau hipoglikemia (misalnya, peningkatan
aktifias berlebihan)

2. Terapi Gizi Medis


Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksaan nutrisi pada penderita Diabetes Mellitus diarahkan
untuk mencapai tujuan berikut:
a. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya, vitamin, mineral)
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara
yang aman dan praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%, lemak


20%-25%, protein 10%-20%, natrium kurang dari 3 gr dan serat sekitar
25g/hari.

3. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4kali seminggu, masing-masing selama
kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani yang dianjurkan seperti aerobik,
jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani sangat penting dalam
penatalaksanaan diabetik karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa
darah dan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi
darah dan otot juga diperbaiki dengan berolahraga sera menurunkan berat
badan.
4. Intervensi Farmakologi
Terapi farmaklologi diberikan bersama dengan peningkatan pengetahuan
pasien. Terapi farmakologi terdiri dari obat oral dan bentuk suntukan insulin
(Ndraha, 2014)
a. Obat hipoglikemik Oral (OHO)
1) Sulfonil urea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi penglepasan insulin,
meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai
akibat rangsangan glukosa.
2) Biguanid
Obat ini dapat menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di
bawah normal.
3) Inhibitor alfa glukosidasc
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa
glukosidase didalam, saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan
glukosadan menurunkan hiperglikemia pascaprandial.
4) Insulin sensitizing agent
Obat ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa.
Mengatasi masalah resistensi insulin berbagai masalah akibat resistensi
insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglekirnia. (Mansjoer. Arif, 1999)

b. Terapi Insulin
Pada Diabetes Mellitus tipe II insulin mungkin diperlukan seabgai terapi
jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Disamping itu, sebagian
pasien Diabetes Mellitus tipe II yang biasanya mengendalikan kadar glukosa
darah dengan diet dan obat oral kadang membutuhkan insulin secara
temporer selama mengalami sakit, kehamilan, pembedahan, atau beberapa
kejadian stress lainnya. Preparat insulin dapat dikelompokkan kedalam tiga
kategori utama, yaitu:
1) Insulin regular (R) / Short acting Insulin
2) NPH Insulin / Intermediate acting Insulin, Lente Insulin (L)
3) Ultralente Insulin (UL) / Long acting Insulin.
Baradero. 2014. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC.

Marrelli. 2013. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC.

Shadine. 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan


Serangan Jantung. Jakarta : Keenbooks

Mansjoer & Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Puspa Swara.

Ndraha & Suzanna. 2014. Diabetes Militus Tipe 2 dan Tatalaksana


terkini. Departemen Penyakit Dalam FK UKRIDA, Leading Article Medicus.
Vol.27(2)

Anda mungkin juga menyukai

  • Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Dokumen28 halaman
    Rizqi Yuliantika Hidayati ASKEPgingivitis
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen31 halaman
    ASKEP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Wa0003.
    Wa0003.
    Dokumen5 halaman
    Wa0003.
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen31 halaman
    ASKEP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen7 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen17 halaman
    Terapi Modalitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen8 halaman
    LP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Who BPH
    Who BPH
    Dokumen1 halaman
    Who BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Q
    Q
    Dokumen6 halaman
    Q
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Dokumen1 halaman
    Format PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Who BPH
    Who BPH
    Dokumen1 halaman
    Who BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover Mpkti (-) Daftar Isi
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Fix Askep Keluarga
    Fix Askep Keluarga
    Dokumen20 halaman
    Fix Askep Keluarga
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Dokumen38 halaman
    Tugas Meningokel Askep Dan LP
    Sasa
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Dokumen14 halaman
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Munji
    Tugas Bu Munji
    Dokumen11 halaman
    Tugas Bu Munji
    Nilai
    Belum ada peringkat
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Dokumen6 halaman
    Sap Iva
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP BPH
    LP BPH
    Dokumen26 halaman
    LP BPH
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • SAP - Imunisasi Kelompok
    SAP - Imunisasi Kelompok
    Dokumen17 halaman
    SAP - Imunisasi Kelompok
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Tanda Gejala Bahaya Hamil
    Sap Tanda Gejala Bahaya Hamil
    Dokumen23 halaman
    Sap Tanda Gejala Bahaya Hamil
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Timbang Terima Fix
    Timbang Terima Fix
    Dokumen4 halaman
    Timbang Terima Fix
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Cover 31-41
    Cover 31-41
    Dokumen2 halaman
    Cover 31-41
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat