Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SADARI)

DIBUAT OLEH:
MALAYKA KARENSHE
KELAS : X KEPERAWATAN III

SMK KESEHATAN LOGOS


TAHUN 2022/2023
I. LATAR BELAKANG
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya
angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin
cepat proses pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri) dianjurkan pada wanita, terutama pada wanita dengan usia mulai
dari 20 tahun. Karena wanita dengan usia subur 20-45 tahun sangat berisiko terkena
penyakit kanker payudara, sehingga wanita harus selalu sadar akan kesehatan
payudaranya yaitu dengan cara rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal
pencegahan penyakit kanker payudara. Cukup dimulai dengan cara yang paling
mudah dan sederhana yang dapat dilakukan sendiri di rumah dan dilakukan setiap
bulan setelah selesai masa menstruasi yakni dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri). Para wanita akan mampu melakukan deteksi dini apabila terjadi perubahan
pada payudaranya (Brunner & Sudarth, 2001). Namun jika seseorang memiliki
pengetahuan yang kurang tentang SADARI maka akan menyebabkan wanita usia
subur tidak memperdulikan tentang SADARI. 2 Data statistik Global Burden Of
Cancermelaporkan bahwa kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh
dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada
tahun 2008. Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita di seluruh
dunia, Menurut WHO (2018) prevalensi kanker payudara sebesar 80.653.000 kasus
dimana kanker ini paling banyak diderita oleh kaum wanita. Terdapat 58.256.000
kasus terjadi di negara berkembang dan menyebabkan 22.692.000 kematian akibat
kanker payudara. Insiden penyakit ini diperkirakan semakin tinggi di seluruh dunia.
Kaum wanita masih sangat rentan menderita penyakit kanker payudara yang dapat
mengakibatkan kematian. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan,
jumlah kasus baru juga meningkat. Pravelensi tahun 2003 hanya ada 221 kasus, tahun
2008 sudah tiga kali lipat menjadi 657 kasus dan terdapt 1.722 total kasus pada tahun
2010-2011. Sebanyak 60-70% penderita kanker payudara datang dengan stadium
lanjut (stadium III atau IV), sehingga hampir setengah dari angka kejadian kanker
payudara berakhir dengan kematian (Rini, 2010).
II. TUJUAN INTRUKSIONAL
a. Tujuan Intruksional Umum
Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan SADARI terhadap peningkatan
perilaku deteksi dini kanker payudara.
b. Tujuan Intruksional Khusus
1. Mengetahui pengertian SADARI
2. Mengetahui tujuan dari SADARI
3. Mengetahui manfaat dari SADARI
4. Mengetahui penyebab Kanker Payudara
5. Mengetahui tanda dan gejala dari Kanker Payudara
6. Mengetahui siapa saja yang dapat terkena Kanker Payudara
7. Mengetahui cara mencegah Kanker Payudara
8. Mengetahui waktu dilakukannya SADARI
9. Mengetahui langkah-langkah pemeriksaan SADARI

III. MATERI PENYULUHAN


a. Pengertian SADARI
b. Tujuan/manfaat SADARI
c. Penyebab Kanker Payudara
d. Tanda dan gejala Kanker Payudara
e. Siapa saja yang dapat terkena Kanker Payudara
f. Cara Mencegah Kanker Payudara
g. Waktu dilakukannya SADARI
h. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI

IV. METODE PENYAMPAIAN INFORMASI


a. Ceramah
b. Tanya jawab

V. MEDIA/ALAT/SUMBER YANG DIGUNAKAN


a. Media : Leaflet

VI. PESERTA/SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini adalah siswa/siswi X KEPERAWATAN III

VII. WAKTU
Hari : Selasa
Tanggal : 25 Oktober 2022
Jam : 07.05 WIB

VIII. TEMPAT
Ruang Kelas X KEPERAWATAN III
IX. ALOKASI WAKTU/KEGIATAN PENYULUHAN
N
Durasi Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
o
1 3 Menit Pembukaa 1. Memberi salam Menjawab salam dan
n 2. Memperkenalkan diri mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan melakukan
konseling
4. Menjelaskan cakupan materi
yang akan disampaikan
2 20 Menit Isi 1. Menjelaskan materi mengenai Menyimak dan mendengarkan
Pemeriksaan Payudara Sendiri
2. Pengertian dari SADARI
3. Tujuan/manfaat dari SADARI
4. Penyebab Kanker Payudara
5. Tanda dan gejala Kanker
Payudara
6. Siapa saja yang dapat terkena
Kanker Payudara
7. Cara mencegah Kanker
Payudara
8. Waktu dilakukannya SADARI
9. Langkah-langkah pemeriksaan
SADARI
3 10 Menit Tanya 1. Memberi kesempatan audiens Bertanya, menyimak dan
jawab untuk bertanya mendengarkan
2. Menjawab pertanyaan audiens Menyimak
3.Memberi kesempatan pada Mendengarkan
audiens untuk menanyakan materi
yang kurang jelas
4. Memberi penjelasan kembali Menyimak
pada audiens mengenai hal yang
kurang jelas
4 10 Menit Evaluasi 1. Evaluasi Menyimak dan mendengarkan
2. Menyimpulkan inti penyuluhan
3. Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
4. Memberi kesempatan responden
untuk bertanya

5 5 Menit Penutup 1. Menyampaikan terimakasih atas Mendengarkan


perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
2. Membersikan salam penutup Menjawab salam
X. MATERI PENYULUHAN
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
1. Pengertian dari SADARI
Tindakan SADARI sangatlah penting untuk diterapkan, karena telah
dibuktikan bahwa hampir 85% kelainan pada payudara ditemukan pertama
kali oleh penderita melalui penerapan SADARI yang benar (Olfah, Mendri &
Badi’ah, 2013). Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara
dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat
kesembuhan cukup tinggi mencapai 80-90% (Kemenkes RI, 2010). Deteksi
dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Deteksi dini juga dapat
meningkatkan kesembuhan penderita kanker payudara dengan penemuan dini,
diagnosis dini, dan terapi dini (Rasjidi, 2010). Salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk mengendalikan kanker payudara adalah dengan melakukan
pencegahan primer seperti pengendalian faktor risiko dan peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan melalui
deteksi dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
(Kemenkes RI, 2015). SADARI merupakan metode pemeriksaan sederhana
dan paling mudah yang dapat dilakukan dengan menggunakan jari-jari tangan.
Kanker payudara yang ditemukan pada fase dini kemungkinan dapat sembuh
95% (Departemen Kesehatan RI, 2009). SADARI dilakukan di depan cermin
dengan cara inspeksi untuk melihat perubahan bentuk payudara dan palpasi
melalui perabaan untuk mendeteksi adanya massa (Kumalasari &
Andhyantoro, 2012).
2. Manfaat dari SADARI
Manfaat yang didapat dengan melakukan SADARI adalah dapat
meningkatkan harapan hidup penderita kanker payudara karena dapat
terdeteksi secara dini serta metode ini dapat dilakukan dengan mudah, murah
dan sederhana. Pada pemeriksaan payudara sendiri ini hampir 85% benjolan
abnormal ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan
langkah yang benar (Nisman, 2011).
Meningkatkan pengetahuan remaja tentang SADARI sedini mungkin dapat
membawa pengaruh baik bagi remaja hingga menjadi wanita dewasa nanti.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja dalam melakukan SADARI adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan (Lestari, Laksmi & Sintari, 2019). Berikut ini tujuan dari SADARI :
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-
kelainan pada payudara baik struktur, bentuk ataupun tekstur (Suryaningsih,
2009).
Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah
untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi
perubahan dapat segera diketahui. Kebanyakan kanker payudara ditemukan
pertama kali oleh kaum wanita sendiri. Apabila kanker payudara ditemukan
secara dini dan diobati secara tepat, harapan sembuh sangat besar. Belajar
memeriksa payudara secara benar dapat menyelamatkan hidup wanita. Karena
itu penting sekali pemeriksaan payudara dilakukan setiap bulan
(Suryaningsih,2009).
3. Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui. Yang diketahui adalah faktor-faktor risiko
yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu :
a. Memiliki anggota keluarga dengan penyakit kanker payudara
Risiko kanker payudara akan meningkat 2–3 kali jika Anda memiliki
anggota keluarga dengan riwayat penyakit serupa. Ini berkaitan dengan
mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 turunan dari orangtua.BRCA1 dan
BRCA2 merupakan gen penekan tumor yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan sel abnormal. Mutasi pada gen ini akan menyebabkan
munculnya sel kanker.

b. Hormon estorgen dan progesteron berlebih dalam tubuh


Hormon estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting dalam
aktivitas seksual. Namun, jumlahnya yang berlebihan ternyata dapat
berbahaya bagi tubuh.Menurut National Cancer Institute, wanita
dengan kadar hormon estrogen dan progesteron tinggi lebih berisiko
terkena kanker payudara.Pasalnya, produksi hormon yang berlebihan
dapat meningkatkan risiko perkembangan sel secara abnormal.

c. Efek pengobatan tertentu


Paparan radiasi, seperti penggunaan sinar-X dan CT scan, dapat
meningkatkan risiko kanker jenis ini. Terlebih jika pemeriksaan
dilakukan pada anak-anak atau orang dewasa muda.Selain itu, terapi
hormon untuk meringankan gejala menopause juga bisa berkontribusi
dalam perkembangan kanker. Peningkatan risiko umumnya terlihat
setelah empat tahun terapi.Terapi hormon juga meningkatkan
kemungkinan kanker ditemukan pada stadium kanker payudara lanjut.
Risikonya baru akan menurun lima tahun setelah terapi dihentikan.

d. Kebiasaan merokok
Merokok meningkatkan risiko kanker payudara pada orang usia muda
dan wanita premenopause.

e. Malas bergerak
Aktivitas fisik yang kurang berkaitan dengan bertambahnya berat
badan dan indeks massa tubuh. Peningkatan berat badan sendiri
berkaitan dengan risiko kanker payudara.Untuk mengatasinya, pastikan
anda berolahraga secara rutin paling tidak 30 menit per hari. Tak perlu
olahraga berat, Anda bisa memulainya dengan latihan ringan seperti
jogging atau berenang.
f. Pola makan tidak sehat
Makanan penyebab kanker payudara umumnya mengandung lemak
jenuh, lemak trans, gula, pengawet, atau natrium (garam) yang tinggi.
Minuman seperti alkohol juga bisa menjadi penyebabnya.
Pola makan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan kekurangan
asam folat. Padahal, asupan zat gizi ini membantu menurunkan risiko
kanker payudara pada wanita yang sudah menopause.

g. Menstruasi pada usia muda dan menopause terlambat


Wanita yang mengalami menstruasi sebelum berusia 12 tahun lebih
berisiko terkena kanker payudara. Peningkatan risiko juga terjadi saat
Anda baru masuk masa menopause setelah usia 55 tahun.Kedua faktor
tersebut diketahui dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam
tubuh. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hormon ini memiliki
peran dalam peningkatan risiko kanker payudara.

h. Tidak pernah atau melahirkan diusia lebih dari 30 tahun


Tidak pernah melahirkan membuat kadar estrogen dalam tubuh Anda
tinggi. Kondisi ini juga bisa terjadi apabila wanita melahirkan setelah
berusia 30 tahun.Kadar hormon estrogen yang berlebihan dapat
meningkatkan perkembangan sel kanker. Salah satu upaya pencegahan
yang bisa dilakukan yaitu mengupayakan kelahiran di bawah usia 30
tahun.
4. Tanda-tanda dan gejala
a. Muncul benjolan dipayudara
Gejala awal kanker payudara ialah benjolan payudara. Benjolan ini
juga bisa muncul di sekitar dada atas atau ketiak, sebab jaringan
payudara membentang hingga ke bawah lengan.Meski mudah dikenali
dan terasa saat disentuh, benjolan terkadang tidak terlihat langsung
oleh mata telanjang serta tidak terasa nyeri.

b. Perubahan pada kulit payudara


Tanda kanker payudara lainnya ialah perubahan tekstur kulit. Kondisi
ini bisa Anda alami baik pada stadium awal maupun lanjut.Sel kanker
bisa menyerang sel-sel kulit yang sehat, lalu menyebabkan peradangan
dan penebalan di sekitar payudara. Sayangnya, gejala ini sering
disalahartikan sebagai infeksi kulit biasa.Kulit payudara juga bisa
bertekstur mirip kulit jeruk. Ini terjadi karena pembuluh getah bening
di bawah kulit tertarik sampai berkerut, yang mana sering terjadi pada
stadium lanjut.Selain itu, tanda kemerahan yang berkepanjangan juga
bisa terjadi pada beberapa jenis kanker payudara, termasuk kanker
payudara inflamasi dan penyakit paget payudara.
c. Keluar cairan berwarna dari puting
Dalam stadium lanjut, banyak pengidap kanker payudara mengalami
keluarnya cairan dari puting.
Namun, cairan tersebut bukanlah ASI (air susu ibu). Cairan ini bisa
bertekstur encer atau kental serta berwarna cokelat kemerahan, seperti
darah.

d. Pembengkakan kelenjar getah bening


Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) juga bisa
menjadi gejala kanker payudara. Pasalnya, sel kanker bisa berpindah
dan menyebar sampai ke kelenjar getah bening.Kelenjar getah bening
berfungsi melawan benda asing, termasuk sel kanker. Jika sel kanker
ada dalam tubuh, kelenjar ini akan bekerja keras sehingga mengalami
pembengkakan.Kelenjar getah bening terdapat pada hampir semua
bagian tubuh manusia. Selain ketiak, kelenjar getah bening yang
berada di dekat tulang selangka mungkin ikut membengkak.Benjolan
kelenjar cenderung tampak kecil dan padat, tetapi terasa lunak bila
disentuh. Kelenjar yang bengkak ini juga dapat bertambah besar dan
melekat dengan jaringan sekitar ketiak.

e. Payudara besar sebelah


Kedua payudara memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama persis.
Namun, Anda harus waspada bila perbedaan ukuran payudara terlihat
sangat drastis.Payudara yang besar sebelah bisa menjadi salah satu ciri-
ciri kanker payudara. Perbedaan ukuran disebabkan adanya benjolan
yang terbentuk dari sel kanker.Di samping itu, sisi payudara yang
memiliki benjolan juga akan membengkak sehingga tampak turun alias
merosot dibandingkan dengan sisi payudara yang lain.

f. Puting masuk kedalam atau tertarik


Puting yang masuk atau seperti tertarik ke dalam juga bisa menjadi
gejala kanker payudara. Ini terjadi karena sel kanker menyerang dan
mengubah sel di belakang puting.Perubahan ini dapat menyebabkan
puting susu terbalik atau seperti tertarik masuk ke dalam. Padahal,
puting susu yang normal akan tampak menonjol keluar.Bentuk dan
ukuran puting juga kerap berubah jauh dari aslinya. Meski begitu, ini
bukan berarti Anda sudah pasti mengidap kanker payudara.Perubahan
pada puting juga bisa disebabkan infeksi atau kista payudara. Ada
baiknya Anda segera menghubungi dokter bila gejala baru muncul dan
belum pernah dirasakan sebelumnya.
5. Siapa saja yang dapat terkena Kanker Payudara
Semua orang bisa terkena kanker payudara, Kanker payudara biasanya
menyerang wanita pada usia reproduktif, yaitu pada usia 20 – 40 tahun.
6. Cara mencegah kanker payudara
a. Olahraga
Aktivitas fisik akan membuat tubuh lebih sehat dan berat badan juga
terjaga. American Cancer Society merekomendasikan untuk olahraga
setidaknya 150 hingga 300 menit aktivitas intensitas sedang bagi orang
dewasa. Anda bisa melakukan aktivitas fisik intensitas tinggi selama
75-150 menit per minggu atau bisa mengombinasikan olahraga sedang
dan kuat.

b. Jaga berat badan ideal


Wanita dengan berat badan berlebih hingga obesitas lebih rentan
mengembangkan faktor risiko berbagai penyakit kronis seperti
diabetes, kolesterol tinggi, hingga kanker payudara. Maka dari itu,
Anda harus mengontrol berat badan Anda. Ketahui berapa berat badan
ideal Anda dengan kalkulator BMI di sini.

c. Jangan merokok
Ada bukti penelitian tentang hubungan antara wanita yang merokok
dan peningkatan risiko kanker payudara, terutama pada wanita dewasa
atau wanita premenopause. Perokok juga rentang mengembangkan
penyakit jantung, stroke, dan setidaknya 15 jenis kanker termasuk
kanker payudara.

d. Jangan minum alkohol


Cara mencegah kanker payudara berikutnya dengan tidak minum
alkohol. Berdasarkan rekomendasi dari Center of Disease and
Prevention (CDC), jangan minum alkohol atau batasi asupan minuman
beralkohol. Semakin banyak konsumsi alkohol, semakin besar risiko
kanker payudara. Bahkan minum sejumlah kecil alkohol tetap
meningkatkan risiko kanker payudara.

e. Hindari paparan radiasi


Metode medis dengan pencitraan seperti tomografi terkomputerisasi,
pengobatan kemoterapi, dan radiasi dosis tinggi dapat meningkatkan
risiko kanker payudara. Anda mungkin harus konsultasi ke dokter
tentang apa saja efek samping dari penggunaan terapi radiasi untuk
pengobatan.

f. Konsumsi makanan sehat


American Cancer Society juga merekomendasikan untuk
menyeimbangkan pola makan sehat dan aktivitas fisik setiap hari. Pola
makan sehat mungkin hanya memainkan peran kecil namun tetap dapat
mencegah kanker payudara dan secara signifikan efektif menjaga
kesehatan keseluruhan tubuh.

g. Kontrol penggunaan terapi hormon


Jika Anda menggunakan terapi hormon untuk mengatasi gejala
menopause, mohon konsultasikan juga tentang efek sampingnya.
Pasalnya, menggunakan terapi hormon kombinasi lebih dari 3-5 tahun
dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

h. Konsuktasi penggunaan pil KB


Penggunaan pil KB jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker payudara, stroke, dan serangan jantung. Walaupun
demikian, ada banyak manfaat pil KB seperti mencegah kehamilan
yang tidak Anda inginkan, mencegah kanker usus besar, kanker
ovarium, dan kanker rahim. Sebaiknya konsultasi ke dokter untuk jenis
pil KB apa yang minim risiko atau pilihan alat kontrasepsi lainnya.

i. Menyusui
Cara mencegah kanker payudara berikutnya dengan menyusui bila
Anda punya anak. Berdasarkan CDC, ibu yang menyusui anaknya
menurunkan risiko kanker payudara. Menyusui selama beberapa bulan
atau satu tahun lebih (durasi gabungan menyusui semua anak) bisa
mencegah kanker payudara. Semakin lama durasi menyusui, maka
semakin efektif untuk menurunkan risiko kanker payudara.

j. Hindari polusi lingkungan


Paparan radikal bebas adalah salah satu penyebab kanker. Radikal
bebas terdapat di polusi lingkungan seperti asap rokok, polusi udara,
asap kendaraan, dan limbah industrial di udara.

k. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) sangat dianjurkan untuk
semua wanita mulai dari usia 20 tahun hingga lebih tua untuk
mengidentifikasi tanda kanker payudara sejak dini. Lakukan SADARI
sekitar 7-10 hari setelah menstruasi. Pelajari cara memeriksa payudara
Anda di sini.

l. Lakukan skrining kanker payudara


Lakukan skrining payudara mammogram regular memasuki usia 40
tahun, terutama jika Anda masuk dalam kelompok wanita berisiko
tinggi. Skrining payudara dapat membantu mencegah kanker atau
diagnosis kanker payudara sebelum bertambah parah agar pengobatan
dapat dilakukan lebih awal dan efektif.
7. Waktu dilakukannya SADARI
Salah satu pemeriksaan mandiri yang mudah dilakukan untuk deteksi dini
kanker payudara adalah dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri).
SADARI dilakukan dengan melihat dan meraba payudara.
Untuk waktu terbaik melakukan SADARI memang setelah menstruasi
berakhir. Namun bila Anda menggunakan KB hormon dan tidak menstruasi,
maka Anda dapat melakukan SADARI kapan saja setiap 1 bulan sekali.
Bila sudah menopause, SADARI dilakukan setiap tanggal tertentu yang
mudah diingat, misalnya setiap tanggal 1 atau setiap tanggal kelahiran.
8. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI
a. Angkat kedua lengan hingga ke belakang kepala lalu tekan tubuh ke
depan
b. Berdiri tegak di depan cermin. Perhatikan apakah ada perubahan
bentuk seperti benjolan, pembengkakan, atau perubahan pada puting
c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan
sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan lalu
kencangkan otot dada
d. Angkat lengan kiri ke atas lalu raba dan tekan area payudara. Cermati
seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak apakah ada benjolan
e. Cubit kedua puting dan lihat apakah ada cairan yang keluar dari puting
f. Unutk posisi berbaring, letakkan bantal di bawah pundah kanan lalu
angkat lengan ke atas, raba payudara secara melingkar menggunakan
ujung jari, tekan-tekan bagian payudara hingga ke sekitar ketiak, dan
rasakan apakah ada benjolan

XI. SUSUSAN PANITIA


Moderator : Malayka Karenshe

XII. PENUTUP
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan tinjauan tugas penyuluhan ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW berserta
keluarga dan sahabat beliau, Aamiin
Penyuluhan kesehatan mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dilakukan
di Sekolah SMK KESEHATAN LOGOS, pada tanggal 25 Oktober 2022, peserta
merupakan siswa dan siswi X KEPERAWATAN III.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewi
Nopitasari, S.Tr.Kep.,M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penyusun sehingga penyuluhan kesehatan ini dapat terselesaikan. Semoga tugas ini
dapat membersikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam tinjauan kepustakaan ini banyak
terdpat kejanggalan dan kekurangan. Oleh karnanya penyusun sangaat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca dan pendengar guna perbaikan tinjauan kepustakaan ini.
XIII. DOKUMENTASI
LEFLEAT
DAFTAR PUSTAKA

(Eprint umpo, 2015) http://eprints.umpo.ac.id/1300/2/BAB%20I.pdf

(Redaksi Dokter Sehat, 2019) https://doktersehat.com/informasi/kanker/seputar-


kanker-payudara-siapa-yang-beresiko-dan-bagaimana-cara-mencegah/

(Nurhaeni Intan,2021) https://id.theasianparent.com/langkah-pemeriksaan-sadari

(Hillary Sekar Pawestri, 2022) https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/gejala-


kanker-payudara/

(Alodokter, 2021) https://www.alodokter.com/periksa-payudara-sendiri-sadari-


sebelum-terlambat/

(WHO, 2018) https://www.kemkes.go.id/article/view/22020400002/kanker-


payudara-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-
kesehatan.html
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) praktik


keperawatan di Sekolah SMK KESEHATAN LOGOS telah diperiksa dan disahkan
pada
Hari :
Tanggal :
........, .... Oktober 2022

Guru Pembimbing Koordinator Bidang Keperawatan

Dewi Nopitasari, S.Tr.Kep., M.Kes Denti Turnip, S.Kep.,Ners

Mengetahui
Kepala Sekolah

Arief Ganda Very Purba, S.si

Anda mungkin juga menyukai