Anda di halaman 1dari 40

LOGIKA MATEMATIKA

By :
Ionia Veritawati
Sri Rezeki Candra Nursari

3 SKS
Tata Tertib Perkuliahan
• Kehadiran (optional):
• Mengisi Daftar Hadir
• Mengerjakan tugas / kuis
• Tidak melakukan kecurangan akademik
• Hadir tepat waktu (on time)
• Jika tatap muka online, menampilkan video, mute suara
• Bila ada kendala koneksi internet, wajib melapor – di awal
perkuliahan
Penilaian
• Kehadiran min. 75%
• Sebagai Prasyarat untuk mengikuti UAS
• Komposisi Nilai :
• Tugas / Kuis 30%
• UTS 30%
• UAS 40%
• -------------------------
100%
LMS - UP
• Mata kuliah : Logika Matematika
• Absensi
• Kuis
• Tugas : soal dan upload
• Materi kuliah
MATERI
• Teori Himpunan • Penyederhanaan
• Aksioma aljabar boolean fungsi boolean
• Fungsi boolean • Peta Karnaugh
• Komplemen fungsi • Metode Quine-
• Konversi bentuk fungsi Mc.Cluskey
• Operasi dan gerbang • Kalkulus
logika proposisi,
• Kalkulus predikat
TEORI HIMPUNAN

PERT. 01
Himpunan
• Himpunan adalah kumpulan obyek yang didefinisikan
secara jelas atau kumpulan obyek yang berbeda tetapi
memiliki sifat yang sama
• Sifat yang sama menjadi syarat keanggotaan himpunan
• Dalam teori himpunan, semua himpunan yang ditinjau
merupakan subhimpunan dari sebuah himpunan
tertentu; yang disebut himpunan semesta (U atau S)

• Contoh ??
• Himpunan mahasiswa yang ambil MK Math Diskrit
• Himpunan bilangan bulat
Notasi Himpunan
• Himpunan direpresentasikan dengan huruf kapital
A,B,C,D,E,dan seterusnya
• Elemen Himpunan direpresentasikan dengan huruf kecil
a,b,c,d,e,dan seterusnya
• Contoh: A = {x | x <10}

• Simbol dari elemen A ditulis sebagai 1A, 0A


• Simbol dari bukan elemen A ditulis sebagai xA, z  A
• Contoh :
• Misalkan A= {1, 2, 3, 4}; R= {a, b, {a, b, c}, {a, c} }; dan K= { {} }
• Maka : 3A, 2R, {a, b, c}R, {}K, {}R
Cara Penulisan Himpunan
• Terdapat tiga cara penulisan himpunan:
1. Pendaftaran (list) / enumerasi
Mendaftarkan semua anggota himpunan
Z = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
2. Deskripsi (rule / predikat)
Suatu aturan atau predikat yang merupakan batasan
bagi anggota-anggota himpunan
Z = {x | P(x)}
Z = {x | x<22 dan x  bilangan asli}
Q= {a/b| a, b  Z, b≠ 0} → himp. Bilangan rasional
Cara Penulisan Himpunan - 2
• Himpunan dapat digunakan untuk mengelompokkan
objek yang tidak mirip
• Contoh :
• {kucing, a, Amir, 10, paku} : himpunan yang terdiri dari
5 elemen

• Contoh lain :
1. R= { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
2. C = { a, {a}, {{a}} }
3. K = { {} } ; {} = himpunan kosong { atau simbol Ø}

→ Suatu himpunan dapat merupakan anggota


himpunan lain
Cara Penulisan Himpunan - 3
• Penulisan anggota himpunan dalam jumlah besar, dan
sudah terurut, dapat digunakan tanda ‘...’ (elipsis)
• Contoh :
• himpunan alfabet {a, b, c, ..., x, y, z}
• Himpunan bil. Bulat : {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2,...}

Simbol-simbol Baku → Biasanya berbentuk huruf tebal :


• P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ...}
• N = himpunan bilangan alami natural { 1, 2, ...}
• Z = himpunan bilangan bulat = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2,...}
• Q = himpunan bilangan irrasional
• R = himpunan bilangan riil
• C = himpunan bilangan kompleks
Kardinalitas
• Sebuah himpunan dikatakan berhingga (finite set) jika
terdapat n elemen berbeda; n : bil positif.
• Sebaliknya, himpunan dikatakan tak-berhingga (infinite set)
• Misal himpunan A memiliki sejumlah elemen berhingga
• → Jumlah elemen A == kardinal dari himpunan A
• Notasi : n(A) atau |A|

Contoh :
• A={1, 2, 3, 4}.→ n(A) = 4 ;
dengan elemen2 (yg berbeda): 1, 2, 3, 4
• C={x|x adalah bil prima < 20} → n(C)=8;
dengan elemen2 : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19
• R= { a, b, {a, b, c}, {a, c} } → n(R) =4;
dengan elemen2: a, b, {a, b, c}, {a, c}
• himpunan dikatakan tak-berhingga : misal R :himp. Bil Riil→
|R| = tak berhingga
Diagram Venn
• Untuk membuat diagram Venn, perlu diketahui :.
• Himpunan semesta (S) →bentuk persegi panjang.
• Himpunan semesta adalah semua anggota himpunan yang di
dalamnya memuat himpunan yang sedang menjadi fokus
pembahasan.
• Himpunan lain yang menjadi fokus pembahasan dinyatakan
dalam bentuk lingkaran atau kurva tertutup.
• Anggota setiap himpunan dinyatakan dalam bentuk titik atau
noktah.
• Jika anggota himpunannya tak terhingga, masing-masing
anggota tidak perlu dinyatakan sebagai titik.
• contoh :
• S = {a, b, c, d, e}
• A = {b, d, e}
Definisi pada Teori Himpunan
1. Himpunan bagian (subset)
1. X  Y → X himpunan bagian dari Y bila tiap
elemen X adalah elemen Y
• Contoh : X={1, 2, 3} ; Y= {1, 2, 3, 4, 5}
X ={7, 8, 9} ; Y= {7, 8, 9}

2. X  Y → X himpunan bagian asli dari Y bila tiap


elemen X adalah elemen Y, tapi himpunan X
tidak sama dengan Y atau bila
X  Y dan X  Y
X = Y bila X  Y dan Y  X
• Contoh : X={1, 2, 3} ; Y= {1, 2, 3, 4, 5}
Himpunan Bagian
• Jika A merupakan himpunan bagian dari himpunan B (A
⊂ B), maka seluruh anggota himpunan A termasuk
anggota himpunan B.
• Contoh:
• A = {1, 2, 3}
• B = {1, 2, 3, 4, 5}
• → {1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
• A⊂B

• diagram Venn :
Bukan himpunan bagian
• Bukan himpunan bagian disimbolkan dengan ⊄.
• Jika A bukan himpunan bagian dari himpunan B,
maka ada anggota himpunan A yang tidak
termasuk anggota himpunan B.
Definisi pada Teori Himpunan - 2
2. Himpunan Kosong : {} atau Ø
• Himpunan yang tidak mempunyai elemen
• Kardinal = 0
• Himpunan kosong selalu merupakan salah satu
himpunan bagian
Contoh :
• E = {x|x < x} → n(E) = 0
• P = himpunan orang Indonesia yg pernah ke bulan
→ n(P) = 0
Definisi pada Teori Himpunan - 3
3. Himpunan yang Sama
• Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B , jika dan
hanya jika :
• Sebaliknya, Setiap elemen B adalah elemen A
Contoh :
• Jika A= {3, 5, 8} dan B= {3, 5, 8} ➔ A=B
• Jika A= {3, 5, 8, 5} dan B= {3, 8} ➔ A≠B

3 prinsip dalam memeriksa kesamaan himpunan:


1. Urutan elemen tidak penting : {3, 2, 1} = {1, 2, 3}
2. Pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan : {1, 1, 1}=
{1, 1} = {1}; {1,2, 1, 3, 2} = {1, 2, 3}
3. Untuk 3 himpunan A, B, C, berlaku aksioma :
• A=A, B=B, C=C
• Jika A=B maka B=A
• Jika A=B dan B=C maka A=C
Definisi pada Teori Himpunan - 4
4. Himpunan Ekivalen
• Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B , jika
dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan sama.
• Notasi A ~ B ↔ |A| = |B|

Contoh :
• Jika A= {3, 5, 8, 2} dan B= {a, b, c, d} ➔ A ~ B karena |A| =
|B| = 4

5. Himpunan Saling Lepas


• Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika
keduanya tidak memiliki elemen yang sama
• Notasi : A//B
Definisi pada Teori Himpunan - 5
6. Himpunan Kuasa (Power Set)
• Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan semua
himpunan bagian dari A, termasuk himpunan
kosong dan himpunan itu sendiri:
• Notasi : P(A) atau 2A

Contoh
• Jika A = {1, 2} maka P(A) = { Ø, {1}, {2}, {1,2} }
• Jika himpunan A memiliki n anggota atau |A| = n,
maka P(A) memiliki 2n anggota, atau |P(A)| = 2n
A={1, 2, 3} → P(A)={{1}, {2}, {3}, {1,2}, {1,3}, {2,3},{1,2,3}, {} }
Operasi Operasi Dasar Himpunan - 1
1. Union (Gabungan)
Union himpunan S dan himpunan T adalah himpunan
dari semua elemen yang termasuk dalam S atau T atau
keduanya.
S  T (S union T)
S  T = {x | x  S atau x  T)
S T= TS
S  (S  T) dan T  (S  T)
Contoh:
S = {1,2,3} dan T= {4,5,6,7}, maka
S  T = {1,2,3,4,5,6,7}
Gabungan
Contoh :
• Himpunan A = {1,3,5,7,9,11}
• Himpunan B = {2,3,5,7,11,13}
• Ketika himpunan A dan himpunan B digabungkan,
himpunan baru terbentuk yang anggotanya dapat ditulis :
A ∪ B = {1,2,3,5,7,9,11,13}
Operasi Operasi Dasar Himpunan - 2
2. Irisan (Potongan)
Irisan himpunan S dan himpunan T adalah himpunan
dari elemen-elemen yang dimiliki bersama oleh S dan
T, yaitu elemen-elemen yang termasuk S dan juga
termasuk T.
S  T (S irisan T)
S  T = {x | x  S dan x  T)
(S  T)  S dan (S  T )  T
Contoh:
S = {1,2,3,4,5} dan T = {4,5,6,7}, maka
S  T = {4,5}
Irisan
• Contoh
• A = {1, 4, 6}
• B = {1, 2, 3, 4, 5}
• diagram Venn:
Operasi Operasi Dasar Himpunan - 3

3. Selisih
Selisih himpunan S dan himpunan T adalah himpunan
dari elemen-elemen yang termasuk S tetapi tidak
termasuk termasuk T.
S - T (selisih S dan T / S kurang T)
S - T = {x | x  S atau x  T)
(S - T)  S
Contoh:
A = {1,2,3,4,5} dan B = {4,5,6,7,8}, maka
A - B = {1,2,3}
Selisih

A-B B-A

A – B = A  B’ A B
B
Operasi Operasi Dasar Himpunan - 4
4. Komplemen
Komplemen dari himpunan S adalah himpunan dari
elemen-elemen yang tidak termasuk S, yaitu selisih
dari himpunan semesta U dan S.
• S’ (komplemen S) → atau Sc
S’ = {x | x  U dan x  S) atau S’ = {x | x  S)
S  S’ = U
S  S’ = 
(S’)’ = S
S – T = S  T’
Contoh : U={ 1, 2, 3, ... 100} ; S = {1, 2, 3, 4}
S’={ 5, 6, 7, .., 100}
Komplemen
• Himpunan komplemen A (ditulis A’ atau Ac) :
jumlah yang anggotanya adalah anggota
himpunan universal, tetapi bukan anggota
himpunan A.
• Diagram Venn :
Kombinasi
• (A-B) U (B-A) U (A∩B) equal to:
• (A) A^c U B^c
(B) A^c ∩ B^c
(C) A ∩ B
(D) ((A U B)c)c
• Answer
Drawing a Venn Diagram for (A-B) U (B-A) U (A∩B):
Operasi Operasi Dasar Himpunan - 5
5. Beda Setangkup
Beda Setangkup dari himpunan A dan B adalah
sesuatu himpunan yang elemennya ada pada
himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
• Notasi : A + B= (A  B) – (A  B)
= (A-B)  B-A
Soal 1
• A = {jan,feb, mar, apr, mei,nop}
• B = {apr,mei,jun,jul,agt,sep,okt}
1. AB
2. BA
3. AB
4. BA
5. A-B
6. B-A
7. A’
8. B’
9. (A  B)  A
10. (B  A)  B
11. (A  B)  B
Soal 2
• A = {1,2,3,4,5,6,10,11,12}
• B = {5,6,7,8,9}
• C = {11,12,13,14,15,16,17,18,19,20}
1. (A  B)  C
2. (B  C)  A
3. (A  C)  B
4. (A  B)  C
5. (B  C)  A
6. (A  C)  B
7. (A  B)  (A  C)
8. (B  C)  (B  C)
9. (A  B)  (A  C)
10. (B  C)  (B  C)  B
Hukum-Hukum Pada Operasi Himpunan
Hukum-hukum Pada Operasi Himpunan
S U=U S + U = S’ SU=S
S S=S S+S= S S=S
S  S’ = U R + R’ = U R  R’ = 
S  =S S+ =S R =
S  T = (S+ T)  (S  T) = (S+ T) + (S  T)
S + T = (S T) - (S  T)
(S  T)’ = S’  T’ → hukum de Morgan
(S  T)’ = S’  T’
S  (T  V) = (S  T)  (S  V) → hukum distributif
S  (T  V) = (S  T)  (S  V)
(S’)’ = S → komplemen ganda
Hukum Komutatif Hukum Asosiatif
ST=TS (S  T )  U = S  (T  U )
ST=TS (S  T )  U = S  (T  U )
Soal 3
• S = {1,2,3,4,5,6,10,11,12}
• T = {5,6,7,8,9}
• V = {11,12,13,14,15,16,17,18,19,20}
1. (S  T)’
2. S’  T’
3. S  (T  V)
4. (S  T)  (S  V)
5. S  (T  V)
6. (S  T)  (S  V)
7. (S’)’
8. S+T
9. (S T) - (S  T)
Perkalian Himpunan /Perkalian Kartesius
• Perkalian Himpunan (product of Sets) / Perkalian Kartesius
S x T = {(x,y) | {(xS) dan (yT)}}
• → Perkalian dari himpunan A danB adalah himpunan yang
elemennya semua pasangan berurutan, yang terbentuk dengan
komponen dari kedua himpunan A dan B

• Pasangan Berurutan (Ordered Pair)


• Pasangan berurutan berisi 2 objek dengan urutan tetap
• Dua pasangan berurutan sama apabila :
(x,y) = (u,v)  ((x=u) dan (y=v))
• Pasangan berurutan berisi n tuple, maka 3-tuple disebut
sama, apabila :
• (x,y,z) = (u,v,w)  ((x=u) dan (y=v) dan (z=w))
Perkalian Himpunan /Perkalian Kartesius -2

• Contoh
• S x T → {<r,s> | r  S dan s  T}
• Diketahui : S = {3,4} T = {b,c,d}
• S x T = {<3,b>, <3,c>, <3,d>, <4,b>, <4,c>, <4,d>}
• T x S = {<b,3>, <b,4>, <c,3>, <c,4>, <d,3>, <d,4>}
• S x S = {<3,3>, <3,4>, <4,3>, <4,4>}
• |S| x |T| = 2 x 3 = 6 => jumlah kombinasi pasangan
berurutan
Relasi
• aksi yang menghubungkan 2 objek satu dengan
lainnya
• Hubungan antara elemen dari 2 himpunan
• Contoh
• Relasi orang_tua antara bapak dengan anak
• Relasi antara luas bujur sangkar dengan panjang sisinya
• Relasi antara mahasiswa dan matakuliah yang diambil

• Cara menyatakan hubungan antara elemen dari 2 himpunan


adalah dengan himpunan pasangan terurut.
• → diperoleh dari perkalian kartesius antara 2 himpunan
(contoh sebelumnya)
Relasi dan Perkalian Kartesius
• A x B = {(a,b) | (aA) dan (bB)}
• Relasi antara himpunan A dan B → disebut relasi biner R
• Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari
AxB
• Notasi : R  (A x B)
• Jika (a, b)  R → notasi aRb : a dihubungkan dengan b oleh
relasi R
• Jika (a, b)  R → notasi aRb : a tidak dihubungkan dengan b
oleh relasi R
• Himpunan A : daerah asal dari R;
• Himpunan B: daerah hasil dari R
• Jika A, B adalah himpunan berhingga → perkalian AxB
menghasilkan himpunan pasangan terurut yang jumlah
anggotanya |A|.|B|
B
A

Relasi 1 a

Contoh 2 b

3 c
A={1, 2, 3} dan B={a, b, c}
A x B = {(1, a), (1, b), (1, c), (2,a), (2,b), (2,c), (3,a), (3,b), (3,c)}
Jumlah anggota himpunan : |A|.|B| = 3.3 = 9

Relasi (R) : B
A
Misal didefinisikan R = {(1, a), (2,a), (3,c)}
1 a
Dapat dilihat R  (A x B), dimana
A daerah asal R; B daerah hasil R 2 b

(1, a)  R atau 1 R a 3 c
(1,c)  R, atau 1 R c
Sifat-sifat Relasi
• Reflexive
• Jika untuk setiap → x  X, xRx, maka (x,x)  R
• Symmetric
• Jika untuk setiap x dan y dalam X ketika xRy, maka yRx
• Transitive
• Jika untuk setiap x,y dan z dalam X ketika xRy dan yRz, maka xRz
• Irreflexive
• Jika untuk setiap x  X, maka (x,x)  R
• Antisymmetric
• Jika untuk setiap x dan y dalam X ketika xRy dan yRx, maka x=y

Anda mungkin juga menyukai