Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM FUZZY

Himpunan Klasik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik Elektro P141700004 Galang Persada Nurani Hakim S.T , M.T.

01

Abstract Kompetensi
Himpunan teori adalah cabang dari Mahasiswa mampu menjelaskan
logika matematika yang mempelajari tentang teori himpunan dasar
tentang himpunan, semakin kompleks
kehidupan umat manusia, maka

‘13 Kendali Cerdas


1 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
semakin berkembang juga teori
himpunan.

1) Teori Himpunan Klasik


teori himpunan adalah cabang dari logika matematika yang mempelajari himpunan, yang
secara informal adalah koleksi benda. Meskipun semua jenis objek dapat dikumpulkan ke
dalam himpunan, himpunan teori paling sering diterapkan pada objek yang relevan dengan
matematika. Bahasa teori himpunan dapat digunakan untuk mendefinisikan hampir semua
objek matematika. Beberapa syarat-syarat himpunan adalah :
 Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas.
 Objek dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, negara, dan sebagainya,
selanjutnya objek ini dinamakan anggota atau elemen dari himpunan.
 Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan untuk
membedakan antara anggota himpunan dan bukan anggota himpunan, selanjutnya
dinamakan himpunan yang terdefinisi dengan baik (well-defined set).

2) Notasi Himpunan
Notasi matematika adalah sistem representasi simbol dari objek dan ide matematika.
Notasi matematika digunakan dalam matematika, ilmu fisika, teknik, dan ekonomi. Notasi
matematika termasuk representasi simbolik yang relatif sederhana, seperti angka 0, 1 dan 2;
simbol fungsi seperti “sin”, simbol operator seperti "+"; simbol konseptual seperti “lim” dan
“dy/dx”, dan lain-lainnya. Notasi dan simbol-simbol baku yang digunakan dalam penulisan
himpunan:

Sebagai contoh kita memiliki himpunan A {1,2,3,4} dan B {3,4,5}


• Himpunan, atau kumpulan dari elemen-elemen {...}
contoh: {1, 2, 3, 4}
• Union atau perpaduan dalam A atau B (atau keduanya)
contoh: A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5}
• Intersection atau Persimpangan: di A dan B
contoh: A ∩ B = {3, 4}
• Subset atau bagian dari himpunan, A memiliki beberapa (atau semua) elemen B
contoh: A ⊆ B = {3,4,5}
• Proper Subset atau bagian dari himpunan yang tepat, A hanya memiliki beberapa
elemen B

‘13 Kendali Cerdas


2 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
contoh: A ⊂ B= {3,5} ⊂ B
• Not a Subset: atau bukan bagian dari himpunan, A bukan subset dari B
contoh: A ⊄ B = {1,6} ⊄ B
• Superset atau himpunan yang mencakup himpunan yang lainnya, A memiliki elemen
yang sama dengan B, atau lebih
contoh: A ⊇ B= {3, 4} ⊇ {3, 4}
• Proper Superset atau himpunan yang mencakup himpunan yang lainnya yang Tepat,
A memiliki elemen yang sama dengan B, dan lebih
contoh: A ⊃ B = {1,2,3,4} ⊃ {3, 4}
• Bukan Superset atau bukan himpunan yang mencakup himpunan yang lainnya: A
bukan superset dari B
contoh: A ⊅ B = {1,2} ⊅ {3,4,5}
• Komplemen atau pelengkap: elemen tidak dalam A
contoh: AC = {5, 6, 7} ketika U = {1,2,3,4,5,6,7}
• Difference atau Perbedaan: dalam A tetapi tidak dalam B
contoh: A – B = {1,2,3,4} − {3,4} = {1,2}
• Elemen atau unsur himpunan: a adalah dalam A, jika a {3}
contoh: a ∈ A = 3 ∈ {1,2,3,4}
• Not element atau bukan unsur himpunan: b is not in A {6}
contoh: b ∉ A = 6 ∉ {1,2,3,4}
• Himpunan Kosong
contoh: ∅= {1,2} ∩ {3,4}
• Himpunan Universal atau himpunan semesta
contoh: U = {1,2,3,4,5,6,7}
• Power Set: semua himpunan bagian dari A
contoh: P(A) = P({1,2}) = { {}, {1}, {2}, {1,2} }
• Equality atau Kesetaraan: kedua set memiliki anggota yang sama
contoh: A = B, {3,4} = {3,4}
• Produk Cartesian atau perkalian himpunan pasangan dari A dan B)
contoh: A×B, {1,2} × {3,4} = {(1,3), (1,4), (2,3), (2,4)}
• Cardinality atau jumlah elemen dalam himpunan atau pengelompokan lainnya,
sebagai properti pengelompokan itu : jumlah elemen himpunan A
contoh: |A|, |{3,4}| = 2
• | dan : Seperti yang
contoh: { A | A > 0 } = {1,2,3,...} dan { n : n > 0 } = {1,2,3,...}
• ∀ Untuk Semua

‘13 Kendali Cerdas


3 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
contoh: ∀x>1, x2>x
• ∃ Disana terdapat
contoh: ∃ x | x2>x
• ∴ maka
contoh: a=b ∴ b=a
• N himpunan bilangan natural atau alami
contoh N = {1,2,3,...} atau {0,1,2,3,...}
• Z himpunan bilangan integer atau bilangan bulat
contoh Z = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
• Q himpunan bilangan Rasional atau himpunan yang berasal dari angka, jumlah, atau
yang dapat diekspresikan, atau mengandung jumlah yang dapat diekspresikan,
sebagai rasio dari bilangan bulat. Ketika dinyatakan sebagai desimal, bilangan
rasional memiliki pengembangan terbatas atau berulang.
• A himpunan bilangan Aljabar atau himpunan yang huruf dan simbol umum lainnya
digunakan untuk mewakili angka dan jumlah dalam rumus dan persamaan.
• R himpunan bilangan Real atau himpunan bilangan nyata
contoh R = 2
• I himpunan bilangan Imajiner atau himpunan bilangan tidak nyata
contoh i = 5i
• C himpunan bilangan kompleks atau himpunan bilangan gabungan antara bilangan
tidak nyata dan bilangan nyata
contoh c = 2 + 5i

‘13 Kendali Cerdas


4 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1 Diagram Venn untuk Himpunan bilangan special
3) Diagram Venn
Diagram Venn (juga disebut diagram primer, diagram set atau diagram logika)
adalah diagram yang menunjukkan semua kemungkinan hubungan logis antara kumpulan
terbatas dari himpunan yang berbeda. Diagram ini menggambarkan elemen sebagai titik di
dalam 1 dimensi, dan ditetapkan sebagai daerah di dalam kurva tertutup. Diagram Venn
terdiri dari beberapa kurva tertutup yang tumpang tindih, biasanya lingkaran, masing-masing
mewakili satu himpunan. Titik-titik di dalam kurva berlabel S mewakili elemen himpunan S,
sedangkan titik di luar batas mewakili elemen yang tidak ada dalam himpunan S. Dalam
diagram Venn ada beberapa kurva tumpang tindih, yang menunjukkan semua kemungkinan
hubungan antar himpunan. Diagram Venn disusun sekitar tahun 1880 oleh John Venn.
Diagram Venn digunakan untuk mengajarkan teori himpunan dasar, serta menggambarkan
hubungan himpunan sederhana dalam probabilitas, logika, statistik, linguistik, dan ilmu
komputer.

Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} atau dapat ditulis U = {1, 2, ..., 7, 8} dan B = {2, 5, 6, 8}


dapat dibuat diagram Venn sebagai berikut:

‘13 Kendali Cerdas


5 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2 Diagram Venn dasar

Kardinalitas:
 Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A
 Notasi: n(A)atau |A|
Contoh:
1. B = { x | x merupakan bilangan proima lebih kecil dari 20}
Atau B = {2,3,5,7,11,13,17,19}
Maka |B| = 8
2. A = { a, {a}, {{a}} }
maka |A| = 3
 Himpunan kosong:
 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong atau null set.
 Notasinya: {} atau ∅
Contoh: E = { x | x < x} maka n(E)= 0atau |A| = 0

4) Hubungan antar Himpunan


Himpunan Bagian
Himpunan ini merupakan himpunan yang memiliki anggota yang ada pada himpunan yang
lain. misalnya adalah Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subet) dari himpunan B jika
dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. Himpunan B disebut superset
dari A dan himpunan A adalah subset dari himpunan B

‘13 Kendali Cerdas


6 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3 Diagram Venn Himpunan B superset dari A

Notasi: A ⊆ B = {3,4} atau B ⊇ A= {3, 4, 5} ⊇ {3, 4}

Himpunan saling lepas (disjoint)


Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen
yang sama.

Gambar 4 Diagram Venn Himpunan saling lepas

Notasi: A // B
Jika A = { x | x ∈ < P, x <8 } dan B = { 10, 230, 30 }

5) Operasi dasar pada himpunan


Irisan (intersection)

‘13 Kendali Cerdas


7 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
himpunan irisan atau perpotongan dapat dibangun dengan menentukan anggota mana yang
memiliki nilai yang sama pada dua himpunan yang berbeda. Perpotongan A dan B,
dilambangkan dengan A ∩ B, adalah himpunan semua hal yang merupakan anggota dari A
dan B. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dikatakan terpisah.
Notasinya adalah :
A ∩ B = { x | x ∈ A, dan x ∈ B }

Contoh :
 {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
 {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
 {1, 2} ∩ {3, 4} = ∅.

Beberapa sifat dasar persimpangan :


 A ∩ B = B ∩ A.
 A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.
 A ∩ B ⊆ A.
 A ∩ A = A.
 A ∩ ∅ = ∅.
 A ⊆ B jika dan hanya jika A ∩ B = A.

Gambar 5 Diagram Venn Himpunan irisan

Gabungan (union)
Dua himpunan dapat "ditambahkan" secara bersamaan. gabungan A dan B, dilambangkan
dengan A ∪ B, adalah himpunan semua hal yang merupakan anggota dari A dan B.
Notasinya adalah :
A U B = { x | x ∈ A, dan x ∈ B }

‘13 Kendali Cerdas


8 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh :
 {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.
 {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
 {1, 2, 3} ∪ {3, 4, 5} = {1, 2, 3, 4, 5}

Beberapa sifat dasar gabungan :


 A ∪ B = B ∪ A.
 A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
 A ⊆ (A ∪ B).
 A ∪ A = A.
 A ∪ ∅ = A.
 A ⊆ B jika dan hanya jika A ∪ B = B.

Gambar 6 Diagram Venn Himpunan Gabungan

Pelengkap (complement)
Dalam teori himpunan, Pelengkap himpunan A mengacu pada elemen yang tidak dalam A.
Ketika semua himpunan yang dipertimbangkan dianggap himpunan bagian dari himpunan U
yang diberikan, Pelengkap absolut dari A adalah himpunan elemen dalam U tetapi tidak
dalam A.

Notasinya adalah :
Ā = { x | x ∈ U, x ∉ A } atau AC = { x | x ∈ U, x ∉ A }
AC = {5, 6, 7} ketika U = {1,2,3,4,5,6,7}

‘13 Kendali Cerdas


9 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa sifat dasar Pelengkap adalah :
 A \ B ≠ B \ A for A ≠ B.
 A ∪ A′ = U.
 A ∩ A′ = ∅.
 (A′)′ = A.
 ∅ \ A = ∅.
 A \ ∅ = A.
 A \ A = ∅.
 A \ U = ∅.
 A \ A′ = A and A′ \ A = A′.
 U′ = ∅ and ∅′ = U.
 A \ B = A ∩ B′.
 if A ⊆ B then A \ B = ∅.

Gambar 6 Diagram Venn pelengkap atau complement kiri A kanan U

Selisih (difference)
Merupakan himpunan yang termasuk di dalam A tetapi tidak termasuk ke dalam himpunan
B.

Notasinya adalah :
A – B = { x | x ∈ A, x ∉ B } = A ∩ Bc
Contoh : {1,2,3,4} − {3,4} = {1,2}

‘13 Kendali Cerdas


10 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 7 Diagram Venn Difference atau selisih antar A dengan B

Perkalian Kartesian (cartesian product)


Himpunan baru dapat dibangun dengan mengaitkan setiap elemen dari satu Himpunan
dengan setiap elemen dari Himpunan lainnya. Produk Cartesian dari dua Himpunan A dan B,
dilambangkan dengan A × B adalah himpunan semua pasangan berurutan (a, b) sedemikian
rupa sehingga a adalah anggota A dan b adalah anggota B.

Notasinya adalah :
A × B = { (a, b) | a ∈ A, b ∈ B }

Beberapa sifat dasar Perkalian Cartesian adalah :


 A × ∅ = ∅.
 A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).
 (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).

Contoh :
 {1, 2} × {red, white, green} = {(1, red), (1, white), (1, green), (2, red), (2, white), (2,
green)}.
 {1, 2} × {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2)}.
 {a, b, c} × {d, e, f} = {(a, d), (a, e), (a, f), (b, d), (b, e), (b, f), (c, d), (c, e), (c, f)}.
 | A × B | = | B × A | = | A | . | B | = 4.3 =12

‘13 Kendali Cerdas


11 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
[1] Z. Saputra, “Kendali Cerdas.” Module Pembelajaran kendali modern.
[2] J.-S. R. Jang, C.-T. Sun, and E. Mizutani, Neuro-Fuzzy and Soft Computing A
Computational Approach to Learning and Machine Intelligence. Prentice Hall, 1997.
[3] R. Agus, Perancangan Chiller Aquarium Dengan Menggunakan Metode Fuzzy
Mamdani. Tugas Akhir. Universitas Mercu Buana.2019.
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_intelligence#General_intelligence
[5] https://en.wikipedia.org/wiki/Fuzzy_logic
[6] https://en.wikipedia.org/wiki/Artificial_neural_network
[7] Suyanto, Artificial Intelligence Searching Reasoning Planning Learning, Penerbit
Informatika.2007
[8] Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence Teknik dan aplikasinya, Penerbit Graha
Ilmu .2003
[9] Jumail, Modul Perkuliahan Kendali Cerdas.Pusat Bahan Ajar dan E-Learning
Universitas Mercu Buana. 2019.
[10] Triyanto Pangaribowo, Modul Perkuliahan Kendali Cerdas.Pusat Bahan Ajar dan E-
Learning Universitas Mercu Buana. 2018.
[11] R. E. Bellman and L. A. Zadeh, “Decision-Making In A Fuzzy Environment Report No
ERL-69-8 National Aeronautics And Space Administration,” 1970.
[12] L. A. Zadeh, “The Concept of a Linguistic Variable and its Application to Approximate
Reasoning,” Inf. Sci. (Ny)., vol. 8, 1975.
‘13 Kendali Cerdas
12 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
[13] L. A. Zadeh, “Fuzzy Sets,” Inf. Control, vol. 8, pp. 338–353, 1965.

‘13 Kendali Cerdas


13 Galang Hakim S.T .M.T
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai