Matematika Diskrit
Himpunan
Modul 1
Fakultas Teknik Elektro
2023
Contents
Operasi Himpunan
Hukum-hukum Himpunan
Prinsip Dualitas
Prinsip Inklusi-Eksklusi
Himpunan Ganda
Modul 1 - Himpunan
Definisi
Definisi
Himpunan apa ya??? Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda yang
dapat didefinisikan dengan jelas.
Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur atau anggota.
Keanggotaan suatu himpunan dinyatakan dengan notasi “∈”.
Contoh 1 :
A = {x, y, z}
x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A.
w ∉ A : w bukan merupakan anggota himpunan A.
Modul 1 - Himpunan
Definisi
Contoh 2 :
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan
Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan
Mencacah Anggotanya (enumerasi)
Contoh 3 :
Himpunan empat bilangan ganjil pertama: A = {1, 3, 5, 7}.
Himpunan lima bilangan prima pertama: B = {2, 3, 5, 7, 11}.
Himpunan bilangan asli yang kurang dari 50 : C = {1, 2, ..., 49}
Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan
Menggunakan Simbol Standar (Baku)
Suatu himpunan dapat dinyatakan dalam suatu simbol standar (baku) yang telah diketahui
secara umum oleh masyarakat (ilmiah).
Contoh 4 :
P = himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, … }
N = himpunan bilangan asli (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { …,-2, -1, 0, 1, 2, ... }
R = himpunan bilangan riil
Q = himpunan bilangan rasional
C = himpunan bilangan kompleks
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan
Notasi Pembentuk Himpunan (1)
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan
himpunan tersebut. Himpunan ini dinotasikan dengan :
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan
Notasi Pembentuk Himpunan (2)
Contoh 6 :
i. A adalah himpunan bilangan asli yang kecil sama dengan 10, dinyatakan sebagai :
A = { x | x adalah bilangan asli yang kecil sama dengan 10}
atau dalam notasi yang lebih ringkas :
A = {x | x ∈ N , x ≤ 10 }
yang ekivalen dengan :
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
ii. M adalah himpunan mahasiswa yang mengambil mata kuliah matematika diskrit
M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah matematika diskrit} Atau
M = { x adalah mahasiswa | ia mengambil kuliah matematika diskrit}
Modul 1 - Himpunan
Cara Menyatakan Himpunan (5)
Menggunakan Diagram Venn
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan anggotanya dalam suatu gambar
(diagram) yang dinamakan Diagram Venn.
Contoh 7 :
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
Modul 1 - Himpunan
Kardinalitas
Kardinalitas
Jumlah unsur dalam suatu himpunan dinamakan kardinalitas dari himpunan tersebut.
n(A) atau ⎢A ⎢
Contoh 8 :
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Kosong
Himpunan Kosong
Jika suatu himpunan tidak mempunyai anggota, dengan kata lain dengan kardinalitas
himpunan tersebut sama dengan nol maka himpunan tersebut dinamakan himpunan
kosong (null set).
Contoh 9 :
B = {{ }} dapat juga ditulis sebagai B = {∅}. Jadi B bukan himpunan kosong karena ia
memuat satu unsur yaitu himpunan kosong.
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Bagian
Himpunan Bagian (1)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap unsur A merupakan unsur dari B.
Jika digambarkan dalam bentuk diagram Venn himpunan bagian tersebut menjadi :
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Bagian (2)
Contoh 10 :
i. {1, 2, 3} ⊆ {1, 2, 3, 4, 5}
ii. N ⊆ Z ⊆ R ⊆ C
iii. {2, 3, 5} ⊆ {2, 3, 5}
iv. A = {p, q, r} bukan himpunan bagian dari B = {m, p, q, t, u} Karena r ∈ A tapi r ∉ B
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Bagian (3)
Himpunan Bagian Sebenarnya (Proper Subset) dan Himpunan Bagian tak Sebenarnya
(Improper Subset)
Contoh 11 :
Misalkan A = {1, 2, 3}, maka
{1,2, 3} dan ∅ merupakan improper subset dari himpunan A.
{1}, {2}, {3}, {1,2}, {1,3} dan {2,3} merupakan proper subset dari himpunan A.
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Bagian (4)
Contoh 12 :
Tunjukkan bahwa A = {a, b, c} adalah himpunan bagian sebenarnya dari B = {a, b, c, d, e, f}
Jawab :
untuk menunjukkan bahwa A adalah himpunan bagian yang sebenarnya dari B,
perlihatkan bahwa setiap elemen A juga elemen di dalam B dan sekurang-kurangnya ada 1
elemen B yang tidak terdapat di dalam A.
Maka :
setiap elemen dari A juga elemen dari B sehingga A ⊆ B
d ∈ B tetapi d ∉ A, oleh Karena itu A ≠ B
dengan demikan : A adalah himpunan bagian sebenarnya dari B → A ⊂ B
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Yang
Sama
Himpunan yang Sama (1)
Dua himpunan dikatakan sama jika semua anggota di dalam kedua himpunan tersebut sama
meskipun urutan di dalam himpunan tersebut tidak sama.
Dengan kata lain, dua himpunan dikatakan sama jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
Notasi : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
Contoh 13 :
i. jika A = {3, 5, 8, 5} dan B = {5, 3, 8}, maka A = B
ii. Jika A = {3, 5, 8, 5} dan B = {3, 8}, maka A ≠ B
Modul 1 - Himpunan
Himpunan yang Sama (2)
Dalam menentukan kesamaan dari dua buah himpunan, ada 3 hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Yang
Ekivalen
Himpunan yang Ekivalen
Dua himpunan dikatakan ekivalen jika kardinal kedua himpunan tersebut sama meskipun
anggota kedua himpunan tersebut tidak sama.
Contoh 14 :
i. jika A = {3, 5, 8, 5} dan B = {a, b, c, d}, maka A ~ B karena |A| = |B| = 4
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Saling
Lepas
Himpunan Saling Lepas (Disjoint)
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki unsur
yang sama.
Notasi yang digunakan adalah A // B
Contoh 15 :
Jika A = { x | x ∈ N, x < 10 } dan B = { 11, 12, 13, 14, 15 }, maka A // B.
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Kuasa
Himpunan Kuasa (1)
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A merupakan suatu himpunan yang unsur-
unsurnya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan
himpunan A sendiri.
Jumlah anggota (kardinal) dari suatu himpunan kuasa bergantung pada kardinal
himpunan asal. Misalkan, kardinalitas himpunan A adalah m, maka :
|P(A) | = 2m
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Kuasa (2)
Contoh 16 :
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap
Himpunan
Selisih
Beda
Komplemen
Setangkup
Operasi
terhadap
Himpunan
Perkalian
Gabungan
Kartesian
Irisan
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (1)
Irisan (1)
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (2)
Irisan (2)
Contoh 17 :
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (3)
Gabungan (1)
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Gabungan (union) antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∪‘.
A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (4)
Gabungan (2)
Contoh 18 :
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (5)
Komplemen (1)
Komplemen (complement) dari suatu himpunan merupakan unsur -unsur yang ada pada
himpunan universal (semesta pembicaraan ) kecuali anggota himpunan tersebut.
Ā = { x | x ∈ U dan x ∉ A }
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (6)
Komplemen (2)
Contoh 19 :
1. Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
jika A = {1, 3, 7, 9}, maka Ā = {2, 4, 5, 6, 8}
jika A = { x ∈ U | x habis dibagi dua }, maka Ā = { 1, 3, 5, 7, 9 }
2. Misalkan :
A = himpunan mahasiswa Telkom University
B = himpunan mahasiswa yang tinggal di Asrama
C = himpunan mahasiswa angkatan 2022
D = himpunan mahasiswa yang mengambil matematika diskrit
E = himpunan mahasiswa yang membawa motor untuk pergi ke kampus
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (7)
Komplemen (3)
a. Pernyataan
“Semua mahasiswa Telkom University angkatan 2022 membawa motor untuk pergi
ke kampus”
Dapat dinyatakan dalam notasi operasi himpunan sebagai berikut : (A ∩ C) ∩ E
b. Pernyataan
“Semua mahasiswa Telkom University yang tinggal di asrama dan tidak mengambil
matematika diskrit”
Dapat dinyatakan dalam notasi operasi himpunan sebagai berikut : A ∩ B ∩ D
c. Pernyataan
“semua mahasiswa angkatan 2022 yang tidak tinggal di asrama atau tidak membawa
motor untuk pergi ke kampus”
Dapat dinyatakan dalam notasi operasi himpunan sebagai berikut : C ∩ B ∪ E
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (8)
Selisih (1)
Selisih (difference) dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B.
Selisih (difference) antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (9)
Selisih (2)
Contoh 20 :
1. Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 3, 5, 7}, maka A – B = { 1, 4, 6, 8, 9,10 } dan B – A = ∅
2. {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
3. Jika A = {1, 2, 3, 4} dan B = {2,5,6} maka A – B = {1,3,4} dan B – A = {5,6}
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (10)
Beda Setangkup (1)
Beda setangkup (symmetric Difference) dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang
elemennya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Beda setangkup (symmetric Difference) dari himpunan A dan B adalah suatu impunan antara
dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ⊕ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan
oleh :
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A)
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (11)
Beda Setangkup (2)
Contoh 21 :
1. Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A ⊕ B = { 1, 4, 7 }
2. Jika C = {2, 4, 6} dan D = {2, 3, 5}, maka C ⊕ D = {3, 4, 5, 6}
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (12)
Perkalian Kartesian (1)
Perkalian kartesian (cartesian product) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
elemennya semua pasangan berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari komponen
pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Perkalian kartesian (cartesian product) antara dua buah himpunan dinotasikan oleh
tanda ‘× ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka perkalian kartesian antara A dan B
dinotasikan oleh :
A × B = {(a, b) | a ∈ A dan b ∈ B }
Contoh 22 :
Misalkan C = {1, 2, 3}, dan D = { a, b }, maka
C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (13)
Perkalian Kartesian (2)
Catatan :
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka :
|A × B | = | A | . | B |.
2. Pasangan terurut (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ≠ (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu :
A×B≠B×A
Modul 1 - Himpunan
Operasi terhadap Himpunan (14)
Perkalian Kartesian (3)
Contoh 23 :
Misalkan :
A = himpunan makanan = {s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus}
B = himpunan minuman = {c = coca-cola, t = teh, d = es dawet}
Pertanyaan :
a. Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua
himpunan di atas?
| AxB | = |A|.|B| = 4 . 3 = 12
b. Sebutkan kombinasi dari perkalian kartesian kedua himpunan di atas!
={(s,c), (s,t), (s,d), (g,c), (g,t), (g,d), (n,c), (n,t), (n,d), (m,c), (m,t), (m,d)}
Modul 1 - Himpunan
Latihan
Diketahui himpunan A = {2, {5}, ∅}. Apakah pernyataan berikut benar atau salah?
a. {2} ∈ A
b. {5} ⊆ A
c. {5} ∈ A
d. ∅ ⊆ A
e. ∅ ∈ A
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Inklusi-
Eksklusi
Prinsip Inklusi – Eksklusi (1)
Misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas (disjoint) maka :
| A B | | A | | B |
| A B | | A | | B | | A B |
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Inklusi – Eksklusi (2)
Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup :
| A B | | A | | B | 2 | A B |
Prinsip inklusi-eksklusi dapat dirambatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan.
Untuk tiga buah himpunan A, B dan C, berlaku terorema berikut :
| A B C | | A | | B | | C | | A B | | A C | | B C | | A B C |
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Inklusi – Eksklusi (3)
Contoh 24 :
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?
Jawab :
= 100/3 = 33
= 100/5 = 20
∩ = 100/15 = 6
maka banyak nya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5 adalah :
∪ = + − ∩
= 33 + 20 −6
= 47
Contoh 25 :
Di antara bilangan bulat antara 1 hingga 500 (termasuk bilangan 1 dan 500 itu sendiri),
tentukan banyaknya bilangan :
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Inklusi – Eksklusi (4)
Contoh 26 :
Modul 1 - Himpunan
Perampatan
Operasi
Himpunan
Perampatan Operasi Himpunan (1)
n
n
A 1 A 2 ... A n I
i 1
Ai A 1 xA 2 x ... xA n x A i
i 1
n n
A 1 A 2 ... A n U
i 1
Ai A 1 A 2 ... A n A i
i 1
Modul 1 - Himpunan
Perampatan Operasi Himpunan (2)
Contoh 27 :
Misalkan :
A1 = {0, 2, 3}
A2 = {1, 2, 3, 6}
A3 = {-1, 0, 3, 9}
Maka :
3 3
U
i 1
A i { 1 , 0 ,1 , 2 , 3 , 6 , 9 } dan I
i 1
A i { 3}
Modul 1 - Himpunan
Hukum-hukum
Aljabar Himpunan
Hukum-hukum Aljabar Himpunan
Hukum Penyerapan/
Hukum Komutatif Hukum Asosiatif
absorpsi
• ∪# ∩ $= • ∪ = ∪ • ∪ ∪% =# ∪ $∪%
• ∩# ∪ $= • ∩ = ∩ • ∩ ∩% =# ∩ $∩%
Modul 1 - Himpunan
Hukum-hukum Aljabar Himpunan
• & = !
∅ • ∩ ∪% =# ∩ $∪ ∩% • ∩ = ̅∪ '
• & = ∅
! • ∪ ∩% =# ∪ $∩ ∪% • ∪ = ̅∩ '
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Dualitas
Prinsip Dualitas (1)
Contoh 28:
AS → kemudi mobil di kiri depan
Indonesia → kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di Indonesia,
mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Dualitas (2)
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan
yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia.
Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-
operasi seperti ∪, ∩, dan komplemen. Jika S* merupakan kesamaan yang berupa dual
dari S maka dengan mengganti ∪ → ∩, ∩ → ∪, ∅ → U, U → ∅, sedangkan komplemen
dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada kesamaan S* juga benar.
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Dualitas (3)
Modul 1 - Himpunan
Prinsip Dualitas (4)
Modul 1 - Himpunan
Partisi
Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2,
… dari A sedemikian sehingga :
1 ∪ 2 ∪ ⋯ = , *+,
- ∩ . = ∅ /,0/1 - ≠ .
Contoh 29 :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} maka {{1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6}} adalah partisi A
Catatlah bahwa partisi membagi himpunan A menjadi beberapa buah “blok”. Jika
himpunan A terbatas jumlah elemennya, maka jumlah partisi yang dapat dibentuk tidak
lebih banyak dari |A|.
Modul 1 - Himpunan
Himpunan Ganda
Himpunan Ganda/Multi Set
Multi set atau himpunan ganda adalah himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus
berbeda).
Misal : {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2} , {2, 3, 4}, {}
Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen
tersebut pada himpunan ganda.
Misal : M = {0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1}, multiplisitas 0 adalah 4
Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini
multiplisitas dari setiap unsurnya adalah 0 atau 1.
Modul 1 - Himpunan
Operasi antara
Dua Buah Multi
Set
Operasi antara Dua Buah Multi Set (1)
Misalkan P dan Q adalah multiset, operasi yang berlaku pada dua buah multi set tersebut
adalah sebagai berikut :
Modul 1 - Himpunan
Operasi antara Dua Buah Multi Set (2)
d. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu
multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen
tersebut pada P dan Q.
Contoh 33 :
P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d }, maka P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
Modul 1 - Himpunan
Pembuktian
Pernyataan
Perihal Himpunan
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
Pembuktian dengan Menggunakan Diagram Venn
Contoh 34 :
Bukti :
Modul 1 - Himpunan
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
Pembuktian dengan Menggunakan Tabel Keanggotaan
Contoh 35 :
Misalkan A, B dan C adalah himpunan. Buktikan ∩ ∪ % = # ∩ $ ∪ # ∩ %$
Bukti :
Modul 1 - Himpunan
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
Pembuktian dengan Menggunakan Aljabar Himpunan
Contoh 36 :
Bukti :
∩ ∪ ∩' = ∩ # ∪ ' ) (Hukum Distributif)
= ∩ U (Hukum Komplemen)
= (hukum Identitas)
Modul 1 - Himpunan
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
Pembuktian dengan Menggunakan Definisi
Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk
kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut
terdapat notasi himpunan bagian (⊆ atau ⊂).
Contoh 37:
Misalkan himpunan A dan B. Jika ∩ = ∅ dan ⊆ ( ∪ %) maka A ⊆ B. Buktikan!
Bukti :
Dari definisi himpunan bagian, P ⊆ Q jika dan hanya jika setiap 3 ∈ 4 juga ∈ 5.
Misalkan 3 ∈ . Karena ⊆ ( ∪ %) maka dari definisi himpunan bagian, 3 juga ∈ ( ∪ %).
Dari definisi operasi gabungan (∪), 3 ∈ ( ∪ %) berarti 3 ∈ B atau 3 ∈ C.
Karena 3 ∈ A dan ∩ = ∅, maka 3 ∉ .
Dari hal di atas :
3 ∈ C harus benar, karena ∀3 ∈ A juga berlaku 3 ∈ C, maka dapat
disimpulkan A ⊆ C.
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set
Fuzzy Set (1)
Contoh 38 :
A = {1, 2, 3,…, 9}
B = {x | x ∈ 4, x < 5}
Sementara itu, dalam teori himpunan Fuzzy, batasan-batasan yang ada dalam suatu
himpunan fuzzy lebih bersifat samar.
Jika property bersifat samar (Fuzzy), maka setiap anggota U mempunyai bobot keanggotaan.
Bobot keanggotaan menyatakan seberapa benar anggota U tersebut memenuhi property.
Dalam penyajian enumerasi, setiap anggota U diberi bobot keanggotaan himpunan tersebut.
Biasanya yang bobotnya 0 tidak terdaftar, kecuali untuk keperluan tertentu.
Bobot biasanya merupakan bilangan dalam interval [0,1].
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (2)
Contoh 39 :
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (3)
Contoh 39 :
Misal kita berikan bobot untuk beberapa bilangan asli sebagai berikut :
3 = 10^2 → 89890 = 0
3 = 10^4 → 89890 = 0.3
3 = 10^5 → 89890 = 0.35
3 = 10^50 → 89890 = 1
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (4)
Dalam teori himpunan Fuzzy, keanggotaan suatu elemen di dalam himpunan dinyatakan
dengan derajat keanggotaan (membership values) yang nilainya terletak dalam selang [0, 1].
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (5)
Contoh 40 :
Himpunan merek-merek mobil yang mahal didefinisikan sebagai berikut :
U = merek-merek mobil
M = himpunan mobil mahal
Contoh 41 :
Misal kita ingin mendefinisikan himpunan bilangan asli yang mendekati bilangan 6. Maka
kita dapat mendefinisikan himpunan tersebut sebagai berikut :
U = himpunan bilangan asli
F = himpunan bilangan asli yang mendekati 6
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (6)
Contoh 42 :
Misal U adalah bilangan-bilangan integer antara 1 sampai dengan 10, yaitu U = {1, 2, 3, …,
10}, maka himpunan Fuzzy “beberapa’ dapat didefinisikan sebagai :
U = {1, 2, …, 10}
B = beberapa
Hal ini berarti 5 dan 6 mempunyai derajat 1, sedangkan 4 dan 7 dengan derajat 0.8 dan 3.8
dengan derajat 0.5.
Sedangkan yang mempunyai derajat 0 adalah 1, 2, 9.
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (7)
Contoh 43 :
Kita juga dapat mendefinisikan himpunan untuk beberapa kategori usia manusia, seperti tua
dan remaja dengan fungsi keanggotaan :
X = usia
Tua Remaja
1, 10 ≤ 3 ≤ 16
1, 3 > 80 0, 3 ≤ 6 +0+/ 3 ≥ 30
3 − 20 3−6
; RST 3 = , 20 ≤ 3 ≤ 80 ;YZ[T\T 3 = , 7 < 3 < 10
60 3
0, 3 < 20 30 − 3
, 16 < 3 < 30
14
Modul 1 - Himpunan
Fuzzy Set (8)
Fuzzy set digunakan dalam Artificial Intelligence. Setiap elemen dalam himpunan semesta
S mempunyai derajat keanggotaan yang nilainya adalah bilangan riil dari 0 s/d 1.
Komplemen dari Fuzzy set F adalah himpunan F dengan derajat kenggotaannya adalah satu
dikurangi derajat keanggotaan F → ;<̅ #3$ = 1 − ;< #3$
Gabungan dari Fuzzy set P dan Q adalah Fuzzy set dimana derajat keanggotaan elemennya
adalah maksimum dari derajat keanggotaan dalam P dan Q → ;<∪_ #3$ =
`+3 ;< 3 . ;_ #3$
Irisan dari multiset F dan R dalah Fuzzy set dimana derajat keanggotaan elemennya adalah
minimum dari derajat keanggotaan dalam F dan R → ;<∩_ #3$ = `-, ;< 3 . ;_ #3$
Modul 1 - Himpunan
See You in the Next Class