Oleh :
Muhammad Imron H
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
Universitas Gunadarma
BAB I
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur, anggota, elemen) yang
dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga dapat dibeda-bedakan antara satu dengan yang
lainnya.
Notasi himpunan biasanya dilambangkan dengan huruf kapital (misal A,B,C,...) dan elemen-
elemennya dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya huruf a,b,c.
Himpunan dituliskan dengan tanda kurung kurawal {}.
Contoh :
Suatu himpunan tiga warna lampu lalu lintas.
K = {merah, kuning, hijau}
Matematika Ekonomi 1 1
Universitas Gunadarma
5. Himpunan Sederajat
Dua himpunan A dan B dikatakan sederajat jika n(A) = n(B).
6. Himpunan Sama
Dua himpunan dikatakan sama jika kedua himpunan mempunyai anggota yang sama.
Walaupun urutannya berbeda. (elemen-elemennya sama dan banyaknya anggota sama)
Matematika Ekonomi 1 2
Universitas Gunadarma
8. Disjoin (Himpunan yang saling lepas) adalah pasangan dua himpunan yang tidak
mempunyai anggota sekutu.
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (A//B), jika elemen A tidak termuat di B
dan elemen B tidak termuat di A.
A B
A // B
Latihan :
1) Tentukan himpunan kuasa dari C = {1, 3, 5, 7}
2) Tentukan himpunan kuasa dari D = {a, b, c, d, e}
Banyaknya anggota Himpunan kuasa dari suatu himpunan yang memiliki n anggota
adalah sebanyak 2n.
Matematika Ekonomi 1 3
Universitas Gunadarma
2. Irisan adalah bagian yang serentak menjadi anggota kedua himpunan tersebut atau
dengan kata lain Irisan adalah himpunan semua elemen dari kedua himpunan yang
mempunyai unsur yang sama.
Notasi dari Irisan ini adalah (huruf en lepas).
Misalnya :
A = {1,2,3} dan B = {3,4,5}
Maka, A B = {x; x A dan x B}
Diagram vennnya adalah sebagai berikut :
A B adalah terlihat pada bagian yang diarsir
Maka, A – B = {3,4,5}, yang diarsir kiri Dan B – A = {8,9,0}, yang diarsisr kanan
Dimana, A – B = {x; x A dan x B} Dimana, B – A = {x; x A dan x B}
A B A B
A–B B–A
Matematika Ekonomi 1 4
Universitas Gunadarma
Misalnya :
S = {a,b,c,d,e,f,g} A = {a,b,c,d} B = {d,e,f,g}
Maka, A’ = {e,f,g} dan B’ = {a,b,c}
1 3
Latihan :
Matematika Ekonomi 1 5
Universitas Gunadarma
Tuliskan Himpunan :
a. A = Mahasiswa berasal dari Bekasi
b. B = Mahasiswa berasal dari Bogor
c. C = Mahasiswa Laki-laki
d. D = Mahasiswa Perempuan
e. E = Mahasiswa berpendidikan SMA
f. F = Mahasiswa berpendidikan SMK
g. (C A) = Mahasiswa laki-laki dan berasal dari Bekasi
h. (D F) = Mahasiswa perempuan dan berpendidikan SMK
i. (E B) = Mahasiswa berpendidikan SMA dan berasal dari Bogor
j. (A F) = Mahasiswa berasal dari Bekasi dan berpendidikan SMK
k. (C B E) = Mahasiswa laki-laki dan berasal dari Bogor dan berpendidikan SMA
l. (C A) = Mahasiswa Laki-laki atau yang berasal dari Bekasi
m. (D E) = Mahasiswa Perempuan atau berpendidikan SMA
n. (B E) = Mahasiswa berasal dari Bogor atau berpendidikan SMA
o. (D A F) = Mahasiswa Perempuan atau yang berasal dari Bekasi atau
berpendidikan SMK
Matematika Ekonomi 1 6
Universitas Gunadarma
1. Hukum Komutatif adalah penggantian daripada himpunan yang satu dengan himpunan
yang lainnya, akan memberikan penghasilan yang sama. Hukum komutatif
dikelompokkan atas dua yaitu :
a. Komutatif untuk union ;
A B = B A
b. Komutatif untuk irisan ;
A B = B A
2. Hukum assosiatif adalah penggantian penggabungan himpunan dari tiga himpunan yang
diajukan pada suatu persoalan. Hukum assosiatif dikelompokkan atas dua yaitu :
a. Assosiatif untuk union :
(A B) C = A (B C)
b. Assosiatif untuk irisan
(A B) C = A (B C)
3. Hukum Distributif adalah pembagian pengelompokkan dua himpunan dari tiga himpunan
yang mempunyai cara berbeda dan hasil yang berbeda. Hukum distributif dikelompokkan
atas dua yaitu :
a. Distributif Irisan terhadap Union ;
1. A (B C) = (A B) (A C)
2. (A B) C = (A C ) (B C)
b. Distributif union terhadap Irisan ;
1. (A B) C = (A C) (B C)
2. A (B C) = (A B) (A C)
4. Hukum identitas adalah pasangan suatu himpunan dengan himpunan kosong. Hukum
identitas dikelompokkan atas dua yaitu :
a. Identitas untuk union
A I =I A = A
Matematika Ekonomi 1 7
Universitas Gunadarma
5. Hukum Idempoten adalah penggabungan dua himpunan yang sama dan akan
menghasilkan himpunan yang sama pula. Hukum idempoten ada dua yaitu :
a. Idempoten untuk Union :
A A=A
b. Idempoten untuk irisan :
A A=A
8. Hukum Absorbsi
A (A B) = A
A (A B) = A
9. Hukum Dominasi
AS=S
AØ=Ø
Matematika Ekonomi 1 8
Universitas Gunadarma
BAB II
Sistem Bilangan dan Pertidaksamaan
A. Sistem Bilangan
Macam himpunan bilangan adalah sebagai berikut :
1. Bilangan asli
Sistem dasar dari bilangan adalah himpunan bilangan asli
Himpunan bilangan asli A = {1, 2, 3, 4, 5, ... }
2. Bilangan cacah
bilangan asli ditambah nol
Himpunan bilangan cacah C = {0, 1, 2, 3, 4, ... }
3. Bilangan Bulat
bilangan cacah ditambah negatif dari bilangan asli
Himpunan bilangan Bulat B = {..., –2, –1, 0, 1, 2, ...}
4. Bilangan prima,
bilangan asli yang tepat mempunyai dua faktor yaitu 1 dan dirinya sendiri.
Himpunan bilangan Prima P = {2, 3, 5, 7, 11, ... }
5. Bilangan Komposit,
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 (satu) yang bukan
termasuk bilangan prima.
Himpunan bilangan Komposit K = {4, 6, 8, 9, 10, ...}
6. Bilangan rasional (Q)
a
bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dimana a dan b Bulat, dimana b z 0
b
(a : pembilang dan b : penyebut )
Contoh bilangan rasional adalah bilangan bulat, pecahan biasa, pecahan campuran,
bilangan pecahan desimal terbatas dan pecahan desimal berulang.
Misalnya :
6 12
a. Bilangan bulat 6 =
1 2
4
b. Bilangan pecahan
3
2 17
c. Bilangan pecahan campuran 3
5 5
2345
d. Bilangan pecahan desimal terbatas 2,345 =
1000
4
e. Bilangan pecahan desimal berulang 1,333... =
3
Matematika Ekonomi 1 9
Universitas Gunadarma
a
7. Bilangan Irrasional, bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai (a, b Bulat)
b
Misalnya : - bentuk akar : 2 , 3
- S = 3,1415926535897932384626433832795...
- bilangan desimal takterbatas takberulang 2,36543455......
8. Bilangan riil (R),
bilangan yang dibentuk oleh bilangan rasional dan bilangan irrasional.
9. Bilangan imajiner,
bilangan yang apabila dikuadratkan menghasilkan bilangan negatif. Satuan bilangan
10. Bilangan Kompleks, bilangan yang digabung antara bilangan riil dengan bilangan
imajiner.
Misalnya : 1+ 2 = 1 + i 2
4–3 1 = 4 – 3i
Bilangan
Bilangan Bilangan
Riil Imajiner
Bilangan Bilangan
Irrasional Rasional
Bilangan Bilangan
Pecahan Bulat
Bilangan Bilangan
Nol
Bulat Negatif Bulat Positif
a b
Matematika Ekonomi 1 10
Universitas Gunadarma
Contoh :
1. {x | –1 < x < 3 } = (–1, 3)
2. {x | –1 d x < 3 } = [–1, 3)
3. {x | –1 < x d 3 } = (–1, 3]
4. {x | –1 d x d 3 } = [–1, 3]
5. {x | x < 3 } = (–f, 3)
6. {x | x t –2 } = [–2, f)
7. (–1, 5) (0, 7] = (–1, 7]
8. (–1, 5) (0, 7] = (0, 5)
Latihan :
Diketahui interval-interval A = (–2, 6], B = (0, 8], C = [2, 4), D = [3, 9)
Tentukan :
a. A B c. A C e. A D g. B – D
b. A B d. A C f. A – D h. A – C
Matematika Ekonomi 1 11
Universitas Gunadarma
B. Pertidaksamaan
Sebelum membahas pertidaksamaan, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
Kalimat tertutup merupakan kalimat yang sudah dapat diketahui nilai kebenarannya.
Contoh : 2 + 4 = 6 benar
8–3=4 salah
Jakarta adalah ibu kota Indonesia benar merupakan kalimat tertutup
Gunung merapi terletak di jawatimur salah
Kalimat terbuka merupakan kalimat yang belum dapat diketahui nilai kebenarannya.
Contoh : Buah jeruk itu manis
Yogyakarta ada di pulau x belum dapat diketahui nilai kebenarannya
3x = 12
9–x=4
Kesamaan : kalimat tertutup yang menggunakan tanda hubung sama dengan (=)
Ketidaksamaan : kalimat tertutup yang menggunakan tanda hubung >, <, t, d.
Persamaan : kalimat terbuka yang menggunakan tanda hubung sama dengan (=)
Pertidaksamaan : kalimat terbuka yang menggunakan tanda hubung >, <, t, d.
Pada kalimat terbuka 3x = 12 bernilai benar jika x diganti dengan 4 dan bernilai salah jika
diganti dengan selain 4. Selanjutnya x disebut dengan V ariabel , sedangkan 3 dan 12 disebut
konstanta dan 4 disebut dengan penyelesaian dari kalimat terbuka tersebut.
Pada kalimat x2 = 25. Jika variabel x diganti dengan –5 atau 5 maka kalimat x2 = 25 akan
bernilai benar. Dalam hal ini x = –5 atau x = 5 adalah penyelesaian dari kalimat terbuka x2 =
25. Jadi, himpunan penyelesaian dari kalimat x2 = 25 adalah {–5, 5}.
Himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka adalah himpunan semua pengganti dari
variabel-variabel pada kalimat terbuka sehingga kalimat tersebut bernilai benar
Matematika Ekonomi 1 12
Universitas Gunadarma
Sifat-sifat pertidaksamaan :
1. a < b # b > a
2. Jika a > b maka : Jika a < b maka :
x arc>brc x arc<brc
x ac > bc jika c > 0 x ac < bc jika c > 0
x ac < bc jika c < 0 x ac > bc jika c < 0
3. Jika a > b dan b > c maka a > c
4. Jika a > b dan c > d maka a + c > b + d
5. Jika a > b > 0 dan c > d > 0 maka ac > bd
6. Jika a > b > 0 maka :
x a2 > b2
x 1/a < 1/b
7. Jika a/b < 0 dimana b z 0 maka ab < 0
8. Jika a/b > 0 dimana b z 0 maka ab > 0
Penyelesaian pertidaksamaan
Menemukan jawaban pertidaksamaan adalah menentukan daerah yang memenuhi hubungan
pertidaksamaan yang dinyatakan. Penulisan himpunan jawaban pertidaksamaan dapat dalam
bentuk interval yang telah didefenisikan di atas.
Contoh 1 WHQWXNDQKLPSXQDQSHQ\HOHVDLDQSHUWLGDNVDPDDQ[–5
Jawab: [–5
[–5 –3
[– 4; jadi himpunan penyelesaiannya {x|x t – 4} = [–4,f)
x
Contoh 2 : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan <3
2
x
Jawab : <3
2
x
.2<3.2
2
x<6 jadi himpunan penyelesaiannya {x|x< 6} = (– f, 6)
x
Contoh 3 : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan <4
3
x
Jawab : <4
3
x
. (–3) > 4 . (–3)
3
x > –12 jadi himpunan penyelesaiannya {x|x>–12} = (–12, f)
Matematika Ekonomi 1 13
Universitas Gunadarma
2
Contoh 5 : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan d–4
x 1
2
Jawab : d–4 bermakna x+1<0
x 1
2
. (x + 1) t – 4 . (x + 1) dan x+1<0
x 1
2 t – 4x – 4 x < –1
4x t – 4 – 2
4x t – 6
3 3
x t jadi penyelesaiannya dalam interval [ , –1)
2 2
+ – +
2 3
Daerah yang memenuhi adalah negatif “–“ sehingga penyelesaiannya dalam
interval [2, 3]
Latihan :
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut :
3x
1. x – 3 < 6 6. > 7 – 2x
2
x
2. x +5 t 2 7. –5d6
4
2x 3 x 1
3. 6x – 5 > 7 – 2x 8. t
3 2
4. 8 + 5x d 7x – 6 9. x2 – 3x < 10
2x
5. <8 10. x2 t – 4x – 3
5
Matematika Ekonomi 1 14
Universitas Gunadarma
FUNGSI
A. Pengertian
Kita sudah pelajari tentang perkalian cartesius dua buah himpunan A dan B (ditulis A x B)
yang merupakan himpunan yang elemennya terdiri dari pasangan berurutan (a,b)
dengan a ∈A dan b ∈ B atau
A x B = {(a,b) | a ∈A dan b ∈ B }
Contoh :
Jika himpunan A = {1, 2, 3} dan B = {a, b, c, d} maka
A x B = {(1,a), (1,b), (1,c), (1,d), (2,a), (2,b), (2,c), (2,d), (3,a), (3,b), (3,c), (3,d)}
2. Suatu relasi (x,y)∈R memenuhi 2x ≤ y, dimana x∈A dan y∈B dengan A={1, 2} dan
B={2, 3, 4} maka
(1, 2) ∈ R
(1, 3) ∈ R
(1, 4) ∈ R 1 2
3
(2, 2) ∉ R 2
4
(2, 3) ∉ R
(2, 4) ∈ R
Matematika Ekonomi 1 15
Universitas Gunadarma
B. Fungsi
Fungsi f dari himpunan A ke himpinan B adalah suatu relasi yang memasangkan setiap
unsur/elemen pada A ke tepat satu unsur/elemen pada B.
f:A→B dibaca ”f memetakan himpunan A ke himpunan B”
Suatu kaidah atau aturan yang memasangkan unsur pada A dan B ditulis dengan
y → f(x) atau y = f(x)
d. Grafik Cartesius
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5
Matematika Ekonomi 1 16
Universitas Gunadarma
Fungsi dapat dituliskan dalam berbagai cara. Misal fungsi f yang kaidahnya ditentukan
oleh persamaan y = x2 – 4 dimana x,y∈Real, dapat dituliskan dengan salah satu cara
berikut :
1. y = x2 – 4
2. f(x) = x2 – 4
3. f : x → y ialah fungsi yang harganya diberikan oleh f(x) = x2 – 4
4. f : (x,y) ialah fungsi pasangan urutnya (x, x2 – 4)
5. {(x,y) | y = x2 – 4}
Latihan
b. g(x) = x −2
c. h(x) = 2Log x
5. Diketahui fungsi f(x) = x2 – 2x + 3. Tentukan f(–2), f(0), f(3), f(4) dan f(8)
C. Jenis-jenis Fungsi
1. Berdasar bentuk operator dalam persamaan
a. Fungsi Aljabar
• Fungsi Rasional Bulat (Fungsi Polinom)
Bentuk umum : f(x) = a0 + a1x + a2x2 + ... anxn
Contoh :
Fungsi Linier f(x) = ax + b (polinom berderajat 1)
Fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c (polinom berderajat 2)
Fungsi pangkat tiga f(x) = ax3 + bx2 + cx + d (polinom berderajat 3)
• Fungsi Rasional Pecahan
ax 2 + bx + c
f ( x) =
px 2 + qx + r
• Fungsi Irrasional
1/2
Contoh : f(x) = 2x + 3 atau ditulis f(x) = (2x +3)
Matematika Ekonomi 1 17
Universitas Gunadarma
b. Fungsi Transenden
• Fungsi Trigonometri contoh : f(x) = 3 Sin 2x
• Fungsi Logaritma contoh : f(x) = 2log 5x
• Fungsi Eksponen contoh : f(x) = 5x
4. Fungsi Invers
Jika fungsi asal adalah y = f(x) maka fungsi inversnya adalah x = f –1(y)
Contoh : Jika fungsi asal diketahui sebagai f(x) = y = 3x + 2 maka
y = 3x + 2
3x = 2 – y
(2 − y )
x =
3
(2 − y )
f –1(y) =
3
D. Grafik Fungsi
1. Fungsi Linier
Grafik fungsi linier berbentuk garis lurus
Misal : y = f(x) = 2x
y = f(x) = 2x + 3
y = f(x) = ½ x
Matematika Ekonomi 1 18
Universitas Gunadarma
2. Fungsi Kuadrat
Contoh : y = f(x) = x2
y = f(x) = x2 + 2
y = f(x) = –x2 + 4
y = f(x) = x2 – 2x – 3
3. Fungsi Logaritma
Contoh : y = f(x) = 2 log x
y = f(x) = –2 log x
4. Fungsi Trigonometri
Contoh : y = f(x) = 2 sin x
y = g(x) = 2 cos x
5. Fungsi Eksponen
Contoh : y = f(x) = 2x
y = f(x) = –2x
y = f(x) = (½)x
y = f(x) = –(½)x
Matematika Ekonomi 1 19
Universitas Gunadarma
E. Fungsi Linear
1. Persamaan dan Grafik fungsi linier
Fungsi Linier merupakan fungsi polinom berderajat satu (pangkat tertinggi dari
variabel bebasnya adalah satu). Bentuk umum fungsi liner adalah :
Jika suatu garis melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) maka lereng/gradien garis
y − y1
tersebut dapat ditentukan dengan rumus m= 2
x 2 − x1
Matematika Ekonomi 1 20
Universitas Gunadarma
Latihan :
Tentukan gradien dan penggal dari garis-garis berikut :
1. y = 9x + 3
2. y = –7x + 14
3. 2x + 6y – 21 = 0
4. 5x – 3y + 15 = 0
Matematika Ekonomi 1 21
Universitas Gunadarma
b. Cara koordinat-lereng
Jika suatu garis diketahui melalui titik A(x1, y1) dengan gradien m, maka
y − y1 y 2 − y1 y − y1
persamaan garis tersebut = dengan m = 2 menjadi :
x − x1 x 2 − x1 x 2 − x1
y − y1
=m
x − x1
y – y1 = m(x – x1)
Contoh :
Suatu garis melalui titik (5, 1) dengan gradien m = 2 maka persamaan garis
tersebut adalah y – y1 = m(x – x1)
y – 1 = 2 (x – 5)
y – 1 = 2x – 10
y = 2x – 9 atau 2x – y – 9 = 0
c. Cara penggal-lereng
Jika suatu garis dengan gradien m = a dan melalui penggal pada sumbu y di
(0, b), maka persamaan garisnya y = ax + b
Contoh :
Suatu garis dengan gradien m = 3 dan melalui titik (0, 5) maka persamaan
garisnya adalah y = ax + b
y = 3x + 5
d. Cara dwi-penggal
Jika suatu garis melalui dua penggal yaitu pada sumbu y di (0, p) dan pada
sumbu x di (q, 0) maka persamaan garis tersebut
p
px + qy = pq atau y=– x+p
q
Contoh :
y Garis di samping mempunyai persamaan :
5x + 6y = 5(6)
5
5
5x + 6y = 30 atau y=– x+5
6
x
6
Matematika Ekonomi 1 22
Universitas Gunadarma
–9
Contoh :
1. Selidiki hubungan dua buah garis dengan persamaan
x + 2y – 5 = 0 dan y = – ½ x + 2
Penyelesaian :
Persamaan garis x + 2y – 5 = 0
2y = –x + 5
y = – ½ x + 2½ → m1 = –½
Persamaan garis y = – ½ x + 2 → m2 = –½
Karena m1 = m2 maka kedua garis sejajar
Matematika Ekonomi 1 23
Universitas Gunadarma
Latihan :
1. Selidiki hubungan pasangan garis-garis dengan persamaan berikut :
a) y = 3x + 7 dan y = –x + 4
b) 3x + 6y – 1 = 0 dan x + 2y + 10 = 0
c) 4x – 2y = 8 dan y = 2x – 4
d) 5x – 2y + 3 = 0 dan 2x – 5y + 3 = 0
e) x – 3y = 6 dan 6x + 2y – 5 = 0
2. Tentukan persamaan garis melalui titik (2, –3) dan sejajar dengan garis dengan
persamaan 2x – 3y + 1 = 0
3. Tentukan persamaan garis melalui titik (2, –3) dan tegak lurus dengan garis dengan
persamaan 2x – 3y + 1 = 0
Secara grafis, menyelesaikan sistem persamaan linier berarti menentukan titik potong
kedua garis.
Matematika Ekonomi 1 24
Universitas Gunadarma
Nilai y ini kita substitusikan ke salah satu persamaan semula akan diperoleh :
2x + 3y = 21 atau x + 4y = 23
2x + 3(5) = 21 x + 4(5) = 23
2x + 15 = 21 x + 20 = 23
2x = 6 x=3
x=3 Pilih salah satu persamaan saja
b. Eliminasi
Cara ini dilakukan dengan cara menghilangkan(mengeliminasi) sementara salah
satu variabel sehingga dapat ditentukan nilai variabel yang lain.
Contoh : Selesaikan SPL berikut dengan cara eliminasi
2x + 3y = 21
x + 4y = 23
Penyelesaian :
Misal kita eliminasi variabel x, maka kita kalikan masing-masing persamaan
dengan suatu bilangan (yang berbeda) sehingga koefisien variabel x sama.
2x + 3y = 21 x 1 2x + 3y = 21 Agar variabel x hilang, kita kurangkan
x + 4y = 23 x 2 2x + 8y = 46 kedua persamaan
–5y = – 25 (kadang kita lakukan penjumlahan
y=5 tergantung bentuk persamaan)
Matematika Ekonomi 1 25
Universitas Gunadarma
c. Determinan
Jika suatu SPL terdiri dari n persamaan dengan n variabel, maka dengan kedua
cara di atas, pekerjaan akan menjadi lebih komplek. Untuk itu ada cara
menyelesaikan SPL yaitu dengan determinan.
Di bawah ini akan dijabarkan cara penyelesaian SPL untuk dua variabel.
a b c
Untuk matriks A = �d e f � maka :
g h i
a b c a b
�d e f � d e (tambahkan dua kolom pertama)
g h i g h
|𝐷𝐷𝑥𝑥 | |𝐷𝐷𝑦𝑦 |
Nilai x = dan nilai y =
|𝐷𝐷| |𝐷𝐷|
Matematika Ekonomi 1 26
Universitas Gunadarma
Penyelesaian :
2 3
D=� � sehingga |D| = 2(4) – 3(1) = 8 – 3 = 5
1 4
21 3
Dx = � � sehingga |Dx| = 21(4) – 3(23) = 84 – 69 = 15
23 4
2 21
Dy = � � sehingga |Dy| = 2(23) – 21(1) = 46 – 21 = 25
1 23
|𝐷𝐷𝑥𝑥 | 15
nilai x = = =3
|𝐷𝐷| 5
|𝐷𝐷𝑦𝑦 | 25
nilai y = = =5
|𝐷𝐷| 5
Catatan :
Matematika Ekonomi 1 27
Universitas Gunadarma
F. Kungsi Kuadrat
1. Pengertian
Fungsi kuadrat merupakan fungsi polinom berderajat dua.
Bentuk Umum fungsi kuadrat adalah : y = ax2 + bx + c atau dalam bentuk
persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax2 + bx + c = 0
c. Rumus abc
-b ± �b 2 - 4ac
2
Akar-akar PK ax + bx + c = 0 adalah x1.2 =
2a
Matematika Ekonomi 1 28
Universitas Gunadarma
6 ± �36 – 32
=
2
6 ± √4 6±2
= =
2 2
6+2 8 6–2 4
Diperoleh x1 = = atau x2 = =
2 2 2 2
x1 = 4 x2 = 2
2
Jadi akar-akar PK x – 6x + 8 = 0 adalah x1 = 4 dan x2 = 2
Latihan
Tentukan Himpunan Penyelesaian dari persamaan kuadrat berikut !
1. x2 + 4x + 3 = 0
2. x2 + 3x – 10 = 0
3. x2 – 2x – 48 = 0
4. 2x2 + 13x + 6 = 0
5. 3x2 + 16x – 12 = 0
sb y
-b Sumbu simetri
c. Persamaan sumbu simetri x=
2a
–D
d. nilai ekstrim y= y = ax2 + bx + c
4a
–b –D
e. Titik ekstim mempunyai koordinat �2a , 4a
�
sb x
Titik
ekstrim
Matematika Ekonomi 1 29
Universitas Gunadarma
a>0
x
x x
x
x
a<0 x
Matematika Ekonomi 1 30
Universitas Gunadarma
Untuk y = 0 maka
x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0
x–2=0 dan x–4=0
x=2 x=4
Diperoleh titik potong dengan sumbu x di (2, 0) dan (4, 0)
• Sumbu simetri
−b −(−6) 6
Sumbu simetri grafik adalah x= = = =3
2a 2(1) 2
Diperoleh sumbu simetrinya adalah x = 3
• Titik Ekstrim
−D −4 −4
Nilai ekstrim y = = = = –1
4a 4(1) 4
Diperoleh titik ekstrim di (3, –1) dan titik ekstrimnya minimum (a > 0)
Matematika Ekonomi 1 31
Universitas Gunadarma
Sumbu simetri
x=3
y = x2 – 6x + 8
Latihan :
Gambarkan grafik fungsi dari persamaan kuadrat berikut :
1. y = x2 + 4x – 12
2. y = –x2 + 4x + 5
Matematika Ekonomi 1 32
Universitas Gunadarma
Latihan :
1. Bentuklah persamaan linier yang garisnya melalui pasangan titik-titik berikut :
a. (–1, 4) dan (1, 0) c. (0,0) dan (1, 5)
b. (–1, –2) dan (–5, –2) d. (1, 4) dan (2, 3)
2. Bentuklah persamaan linier yang garisnya :
a. Melalui (–1, 3) dengan lereng sebesar 2
b. Melalui (0, 4) dengan scope sebesar –3
c. Melalui (2, –5) dengan kemiringan sebesar ½
d. Melalui (3, –1) dengan koefisien arah sebesar 0
3. Diketahui f(x) = 8 – 2x. Hitunglah :
a. f(–1) c. f(2) e. f(5)
b. f(0) d. f(4)
4. Tentukan scope dan penggal garis (pada sumbu y) dari persamaan-persamaan :
a. y = –x c. 3x – y – 7 = 0
b. y = –3 –4x d. –2x + 8y – 3 = 0
5. Tentukan titik potong dari pasangan garis-garis berikut :
a. y = –2 + 4x dan y = 2x + 2 c. y = 8 dan y = 2x – 10
b. y = 4x – 2 dan y = 6 d. 2x + y – 10 = 0 dan 2x – y + 2 = 0
6. Selesaikan determinan-determinan berikut :
7 3 2 1 12 −3 1 2 3
a. �4 8 5� b. � 10 7 6� c. �4 5 6�
6 4 9 −5 4 3 7 8 9
7. Diketahui sistem persamaan
8x = 4 + 4y
2x + 3y – 21 = 0
Selesaikan SPL di atas dengan cara determinan
8. Carilah nilai-nilai a, b, dan c dengan cara determinan jika :
a+b+c =3
5a – 9b – 2c = 8
3a + 5b – 3c = 45
Matematika Ekonomi 1 33
Universitas Gunadarma
Q atau
–a a 1
Ps = + Q
b b
Matematika Ekonomi 1 34
Universitas Gunadarma
Contoh :
1. Suatu produk jika harganya Rp 1000,- akan terjual 10 unit, dan jika hargnay turun
menjadi Rp 750,- akan terjual 20 unit. Tentukan fungsi permintaan dan
gambarkan grafiknya.
Penyelesaian :
Diketahui P1 = 1000 Q1 = 10
P2 = 750 Q2 = 20
Q − Q1 Q 2 − Q1
Cara I (Dengan rumus = )
P − P1 P2 − P1
Q − 10 20 − 10
=
P − 1000 750 − 1000
Q − 10 10
=
P − 1000 − 250
Q − 10 1
=−
P − 1000 25
1
(Q – 10) = − (P – 1000)
25
1
Q – 10 = − P + 40
25
1 1
Qd = 50 − P atau P = 50 – Q
25 25
Pd = 1250 – 25Q
Matematika Ekonomi 1 35
Universitas Gunadarma
2. Jika harga suatu produk Rp 500,- maka produsen menawarkan sebanyak 60 unit.
Bila harga meningkat menjadi Rp 700,- maka produsen menawarkan 100 unit.
Tentukan fungsi penawaran dan gambarkan grafiknya !
Penyelesaian :
Diketahui P1 = 500 Q1 = 60
P2 = 700 Q2 = 100
Q − Q1 Q 2 − Q1
Cara I (Dengan rumus = )
P − P1 P2 − P1
Q − 60 100 − 60
=
P − 500 700 − 500
Q − 60 40
=
P − 500 200
Q − 60 1
=
P − 500 5
1
(Q – 60) = (P – 500)
5
1
Q – 60 = P – 100
5
1 1
Qs = – 40 + P atau P = 40 + Q
5 5
Ps = 200 + 5Q
Matematika Ekonomi 1 36
Universitas Gunadarma
Latihan :
1. Fungsi permintaan produk pensil merk ”2B” ditunjukkan sebagai berikut :
Jika dijual seharga Rp 4.000,-/batang maka akan laku 2500 batang dan jika
dijual dengan harga Rp 3.000,-/batang akan laku 3500 batang.
a. Rumuskan bentuk fungsi permintaan tersebut
b. Gambar grafik fungsi tersebut
c. Berapa harga pensil jika ternyata tidak laku (tidak ada yang terjual)
Titik keseimbangan terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran.
P Qs E = Equilibrium
Qe = Jumlah keseimbangan
Pe = Harga keseimbangan
Matematika Ekonomi 1 37
Universitas Gunadarma
Contoh :
1. Diketahui fungsi permintaan dan penawaran sebagai berikut :
Qd = 6 – ¾ P
Qs = – 5 + 2P
Tentukan : a. Harga dan kuantitas pada keseimbangan pasar
b. Grafik
Penyelesaian :
a. Syarat keseimbangan pasar
Qd = Qs
Substitusi nilai Pe ke salah satu persamaan.
6 – ¾ P = –5 + 2P
Misal ke persamaan Qs
6 + 5 = 2P + ¾ P
Q = –5 + 2P
11
11 = P Q = –5 + 2(4)
4 Q = –5 + 8
Pe = 4 Q=3
b. Gambar grafik
Untuk Qd = 6 – ¾ P P
Jika P = 0 Q = 6 – ¾(0) = 6
Jika Q = 0 0=6–¾P
¾P=6
P=8
E(3,4)
Untuk Qs = –5 + 2P
Jika P = 0 Q = –5 + 2(0) = –5
Jika Q = 0 0 = –5 + 2P
2P = 5
P = 2½ Q
2. Diketahui fungsi permintaan (Pd) dan fungsi penawaran (Ps) sebagai berikut :
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4
a. Tentukan Harga dan Jumlah keseimbangan
b. Tunjukkan secara geometris (Gambar grafiknya)
Penyelesaian :
a. Syarat keseimbangan
Pd = Ps
24 – 3Q2 = Q2 + 2Q + 4 Untuk Q = 2 maka
4Q2 + 2Q – 20 = 0 P = 24 – 3Q2
2Q2 + Q – 10 = 0 P = 24 – 3(2)2
(2Q + 5)(Q – 2) = 0 P = 24 – 12
2Q + 5 = 0 Q–2=0 P = 12
2Q = –5 Q=2
Q = – 5/2
(Q dipilih yang positif)
Matematika Ekonomi 1 38
Universitas Gunadarma
b. Gambar grafik
Ps
E(2,12
)
Pd
Latihan :
Tentukan Jumlah dan harga keseimbangan pasar jika diketahui
1. Fungsi Permintaannya P = 15 – Q dan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q
2. Fungsi permintaan dan penawaranya berturut-turut P = 11 – Q2 dan P = Q2 + 3
a. Pajak
Jika pemerintah mengenakan pajak penjualan pada suatu barang maka harga jual barang
tersebut akan naik.
1) Pajak Spesifik
Pajak yang dikenakan kepada barang yang dihasilkan oleh produsen, misalnya
sebesar t per unit produksi, pada awalnya merupakan biaya bagi produsen,
tetapi karena produsen pada umumnya tidak bersedia mengurangi laba yang
akan diterimanya, maka beban pajak tersebut berusaha untuk dibebankan
kepada konsumen.
Matematika Ekonomi 1 39
Universitas Gunadarma
P’
Ps
Tkons
E’
E
TProd
Pd
Contoh :
1) Fungsi permintaan suatu produk P = 15 – Q dan fungsi penawaran
P = 0,5Q + 3. Bila pemerintah memberlakukan pajak penjualan sebesar
Rp 3/unit tentukan :
a. Keseimbangan pasar sebelum pajak
b. Keseimbangan pasar setelah pajak
c. Penerimaan pajak total pemerintah
d. Pajak yang ditanggung konsumen dan produsen per unit barang
Penyelesaian :
a. Keseimbangan sebelum pajak
Pd = 15 – Q dan Ps = 0,5Q + 3
Syarat keseimbangan :
Pd = P s P = 15 – Q
15 – Q = 0,5Q + 3 P = 15 – 8
– 1,5Q = –12 P=7
Q=8
Jadi keseimbangan sebelum pajak E(8, 7)
b. Keseimbangan setelah pajak
Pd = 15 – Q dan P’ = Ps + t
P’ = 0,5Q + 3 + 3
P’ = 0,5Q + 6
Keseimbangan Pd = P’ P’ = 15 – Q
15 – Q = 0,5Q + 6 P’ = 15 – 6
– 1,5Q = – 9 P’ = 9
Q’ = 6
Matematika Ekonomi 1 40
Universitas Gunadarma
Penyelesaian :
Diketahui : Pd = –0,5Q + 150
Ps = 0,25Q
t = 75
a. Titik keseimbangan setelah dikenakan pajak
P’ = Ps + t
P’ = 0,25Q + 75
Syarat keseimbangan
P’ = Pd P’ = 0,25(100) + 75
0,25Q + 75 = –0,5Q + 150 P’ = 25 + 75
0,75Q = 75 P’ = 100
Q’ = 100
Jadi titik keseimbangan setelah kena pajak Et = (100, 100)
Matematika Ekonomi 1 41
Universitas Gunadarma
2) Pajak Proporsional
Selain pajak per unit yang jumlahnya atau besarnya tetap, pemerintah juga
dapat mengenakan pajak proporsional terhadap harga barang yang ditetapkan
oleh produsen. Jumlah pajak yang akan diterima pemerintah adalah sejumlah
tertentu dari harga. Dengan demikian semakin tinggi harga yang ditetapkan
oleh produsen, maka semakin tinggi pula pajak yang diterima oleh
pemerintah.
Contoh :
1) Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q,
sedangkan fungsi penawarannya P = 3 + 0,5Q. Jika pemerintah
mengenakan pajak sebesar 25% dari harga jual, tentukan :
a. Harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah pajak.
b. Beban pajak yang ditanggung konsumen dan produsen per unit
barang.
c. Jumlah pajak yang diterima pemerintah.
Matematika Ekonomi 1 42
Universitas Gunadarma
Penyelesaian :
Diketahui Pd = 15 – Q
Ps = 3 + 0,5Q
t = 25% = 0,25 = ¼
Syarat keseimbangan :
2 33
P’ = Pd sehingga P=4+ .
3 5
2 22
4 + Q = 15 – Q P=4+
3 5
5
Q = 11 P = 8,4
3
33
Q= = 6,6
5
Matematika Ekonomi 1 43
Universitas Gunadarma
Latihan :
1. Dari fungsi penawaran P = 0,25Q dan fungsi permintaan P = -0,50Q + 150
seperti pada Contoh 3.14 pemerintah mengenakan pajak sebesar 20% dari
harga penawaran produsen. Tentukanlah keseimbangan sesudah pajak dan
total pajak yang dibayarkan konsumen dan produsen. serta total pajak yang
akan diterima pemerintah.
2. Diketahui fungsi permintaan sepeda motor adalah Q = -2P + 240, sedangkan
fungsi penawarannya adalah P = 4Q + 7,5. Jika pemerintah memungut pajak
sebesar 10% dari tingkat harga penawaran, hitunglah :
a. Keseimbangan pasar sebelum pajak
b. Keseimbangan pasar sesudah pajak
c. Total Pajak yang diterima pemerintah
d. Total Pajak yang dibayar konsumen
e. Total Pajak yang dibayar produsen
b. Subsidi
Kebijaksanaan pemberian subsidi atas suatu barang oleh pemerintah
dimaksudkan agar produsen dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih
rendah dari yang seharusnya, sehingga konsumen dapat memenuhi kebutuhan
barang tersebut dengan harga yang terjangkau.
Subsidi yang berfungsi sebagai pengurang biaya poduksi akan membuat
harga barang menjadi lebih murah. Hal itu akan mengakibatkan fungsi penawaran
bergeser ke kanan bawah, sehingga dengan jumlah barang yang sama produsen
mampu mengenakan harga baru yang lebih rendah dari yang sebelumnya.
Jika Ps = fungsi penawaran sebelum subsidi
s = besarnya subsidi per unit barang
P’ = fungsi penawaran setelah subsidi
Maka P’ = Ps – s
P
Ps
Subsidi yg dinikmati produsen
P’
Pe Subsidi yg dinikmati konsumen
P e’
Pd
Qe Q e’ Q
Subsidi yang dinikmati konsumen per unit barang skons = Pe – Pe’
Subsidi yang dinikmati konsumen per unit barang sprod = s – skons
Total subsidi dari pemerintah S = s x Qe’
Total subsidi yg dinikmati konsumen Skons = skons x Qe’
Total subsidi yg dinikmati produsen Sprod = sprod x Qe’ = S – Skons
Matematika Ekonomi 1 44
Universitas Gunadarma
Contoh :
Diketahui fungsi penawaran Q = 4P dan fungsi permintaan Q = –2P + 300,
pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 37,50. Tentukanlah harga dan
jumlah keseimbangan pasar yang baru, subsidi yang akan dinikmati konsumen
dan produsen serta subsidi yang harus diberikan oleh pemerintah
Penyelesaian :
- Fungsi penawaran sebelum subsidi: Q = 4P
menjadi: P = 0,25Q
- Fungsi penawaran sesudah subsidi: P’ = 0,25Q – 37,5
- Fungsi permintaan: Q = –2P + 300
menjadi: P = –0,5Q + 150
Harga Keseimbangan sebelum subsidi ditentukan dengan :
Q = 4P
Q = –2P + 300
0 = 6P – 300
6P = 300
300
Pe = = 50
6
Matematika Ekonomi 1 45
Universitas Gunadarma
TC = k + aQ
TC TC = k + aQ
VC = aQ
k FC = k
Q
Contoh : 0
1. Biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 20.000,- sedangkan biaya
variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q.
Tentukan : a. persamaan biaya total
b. biaya total jika perusahaan memproduksi 500 unit barang
Penyelesaian :
Diketahui FC = 20.000
VC = 100 Q
a. TC = FC + VC = 20.000 + 100 Q
b. Jika Q = 500
TC = 20.000 + 100 (500) = 20.000 + 50.000 = 70.000
2. Kalkulasi biaya di perusahaan yang menghasilkan batako adalah biaya tetap
sebesar Rp. 300.000,- dan biaya variabel per unit sebesar Rp. 500,- Dari data
tersebut, tentukanlah :
a. Fungsi biaya totalnya
b. Biaya totalnya jika diproduksi batako 4.000 unit
c. Jumlah yang diproduksi jika biaya totalnya sebesar Rp. 5.000.000,-
Matematika Ekonomi 1 46
Universitas Gunadarma
Penyelesaian :
Diketahui : FC = k = 250.000
a = 500
Jadi jika biaya total Rp 5.000.000,- maka produksinya sejumlah 9.500 unit.
VC FC
TC
Sehingga diperoleh AC = = aQ – b + c/Q
Q
VC
AVC = = aQ – b
Q
𝑐𝑐
AFC =
Q
Matematika Ekonomi 1 47
Universitas Gunadarma
Contoh :
Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
TC = 2Q2 – 24Q + 102. Tentukan :
a. Pada tingkat produksi berapa unit, biaya total ini minimum
b. Besarnya biaya total minimum tersebut
c. Besar biaya Tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, biaya tetap rata-rata, biaya
variabel rata-rata pada tingkat produksi tadi .
d. Jika dari kedudukan ini produksi ditambah 1 unit, berapa besar biaya marjinal
Penyelesaian :
Diketahui TC = 2Q2 – 24Q + 102
-b 24
a. TC minimum pada saat Q = = =6
2a 4
Jadi Biata total minimum pada saat jumlah barang yang diproduksi 6 unit
b. TC minimum TC = 2Q2 – 24Q + 102
TC = 2(6)2 – 24(6) + 102
TC = 72 – 144 + 102
TC = 30
Jadi Biaya Total minimumnya 30
c. Pada saat Q = 6 unit diperoleh :
FC = 102
VC = 2Q2 – 24Q = 2(6)2 – 24(6) = 72 – 144 = – 72
TC 30
AC = = =5
Q 6
FC 102
AFC = = = 17
Q 6
VC -72
AVC = = = –12
Q 6
Contoh :
Perusahaan batako berhasil menjual produknya seharga Rp 4.000,-/unit. Tentukan :
a. Fungsi Penerimaan
b. Jumlah penerimaan saat penjualan mencapai 1000 unit
c. Jumlah produk yang terjual jika diinginkan penerimaan sebesar Rp 2.400.000,-
Matematika Ekonomi 1 48
Universitas Gunadarma
Penyelesaian :
a. Fungsi penerimaan TR = P . Q
TR = 4.000 Q
b. Jika Q = 1000 unit maka TR = 4.000 (1000)
TR = 4.000.000
Jadi, jika terjual 1000 unit maka perusahaan menerima Rp 4.000.000,-
c. TR = Rp 2.400.000,- maka 2.400.000 = 4.000 Q
2.400.000
Q= = 600
4000
Jadi agar penerimaan Rp 2.400.000,- maka harus diproduksi 600 unit
∆R
MR =
∆Q
TR
Mengingat TR = P.Q atau P = = AR
Q
Hal ini berarti penerimaan rata-rata sama dengan harga barang per unit (P).
Contoh :
Fungsi permintaan suatu perusahaan ditunjukkan oleh P = 900 – 1,5Q.
a. Tentukan fungsi penerimaan total
b. Berapa besar penerimaan bila terjual sebanyak 200 unit dan berapa harga jual
per unitnya
c. Berapa penerimaan marjinal dari penjualan 200 unit menjadi 250 unit.
d. Berapa tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum
e. Berapa besar penerimaan total maksimum
Penyelesaian :
a. TR = P. Q = (900 – 1,5Q).Q
TR = 900 Q – 1,5 Q2
b. Bila Q = 200 unit maka
TR = 900 (200) – 1,5 (200)2
TR = 180.000 – 60.000
TR = 120.000
Harga jual per unit
P = 900 – 1,5 P
P = 900 – 1,5(200)
P = 900 – 300
P = 300
Matematika Ekonomi 1 49
Universitas Gunadarma
d. TR = 900 Q – 1,5Q2
-b -900
Penerimaan total maksimum pada saat Q = = = 300 unit
2a -3
e. Penerimaan total maksimum
−𝐷𝐷
TRmax = 900Q – 1,5Q2 atau gunakan rumus TRmax =
4𝑎𝑎
-D
TRmax = 900(300) – 1,5(300)2 TRmax = =
4a
TRmax = 270.000 – 135.000
TRmax = 135.000
5. Analisis Laba-Rugi
Penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi
bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total (TR) dan biaya total
(TC) yang dikeluarkan, dapat dianalisis apakah perusahaan mendapat keuntungan
atau kerugian.
- Keuntungan (profit positif, π > 0) didapat jika TR > TC
- Kerugian (profit negatif, π < 0) didapat jika TR < TC
- Keseimbangan (profit not, π =0) didapat jika TR = TC
Contoh :
Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
TC = 20.000 + 100 Q dan penerimaan toalnya TR = 200 Q, tentukan :
a. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan berada dalam posisi seimbang
b. Apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 dan 300 unit
Penyelesaian :
Diketahui TC = 20.000 + 100 Q
TR = 200 Q
a. Perusahaan dalam posisi keseimbangan jika TR = TC
TR = TC
200 Q = 20.000 + 100 Q
100 Q = 20.000
Q = 200
Jadi perusahaan berada pada posisi profit not saat memproduksi 200 unit.
Matematika Ekonomi 1 50
Universitas Gunadarma
Matematika Ekonomi 1 51