Anda di halaman 1dari 6

Materi pertemuan 1

BAB I
HIMPUNAN

**************Pelajarilah semesta ini, jangan merasa kecewa jika dunia tidak mengenal
Anda, tetapi kecewalah jika Anda tidak mengenal dunia.************ (Kong Fu Tse –
Filusuf China)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membicarakan objek-objek diskrit, misalnya
buku, komputer, mahasiswa, nilai ujian, dan lain-lain. Sehingga kita juga sering berhadapan
dengan situasi yang berhubungan dengan sekumpulan objek di dalam suatu kelompok atau
kelas. Sebagai contoh: semua Mahasiswa/i Pendidikan Matematika Angkatan 2012 adalah
sebuah kelompok yang terdiri atas sejumlah mahasiswa/i Pendidikan Matematika Angkatan
2012 dari Fakultas TMIPA Universitas Indraprasta PGRI. Terminologi dasar tentang
sekumpulan objek diskrit adalah himpunan.

A. Pengertian
Himpunan adalah sekumpulan objek-objek yang berbeda (tidak boleh sama) yang
dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang
termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut. Dengan kata lain,
himpunan adalah kumpulan benda-benda real atau abstrak yang dapat di bedakan antara
satu dengan yang lainnya. Objek yang terdapat di dalam himpunan disebut elemen, unsur,
atau anggota. Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan oleh seorang
matematikawan berkebangsaan Jerman bernama George Cantor (1845-1918).
1. Notasi Himpunan
Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B,
sementara elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Jika x milik
himpunan A, ditulis x ∈ A, dibaca x adalah anggota himpunan A atau milik himpunan
A.
Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap
himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu.

2. Simbol Baku

Lasia Agustina, M.Pd Page 1


Terdapat sejumlah simbol baku yang berbentuk huruf tebal yang digunakan untuk
mendefinisikan himpunan, antara lain:
P = himpunan bilangan positif
N = himpunan bilangan asli
Z = himpunan bilangan bulat
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
Manakala berhubungan dengan himpunan yang semuanya merupakan bagian dari
sebuah himpunan yang universal atau yang disebut semesta dengan simbol U.
Contoh:
U = {1, 2, 3, 4, 5}
Sedangkan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.

3. Penyajian Himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan 3 (tiga) cara, antara lain:
a. Dengan kata-kata atau Deskripsi.
Dengan cara menyebutkan semua syarat/sifat keanggotaannya.
Contoh: P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40,
ditulis P = {bilangan prima antara 10 dan 40}.

b. Aturan (rule atau rotasi pembentukan himpunan)


Sama seperti menyatakan himpunan dengan kata-kata, pada cara ini disebutkan
semua syarat/sifat keanggotannya. Namun, anggota himpunan dinyatakan dengan
suatu peubah. Peubah yang biasa digunakan adalah x atau y.
Contoh: P : {bilangan prima antara 10 dan 40}.
Dengan notasi pembentuk himpunan, ditulis P = {10 < x < 40, x ∈ bilangan prima}.

c. Dengan menyebutkan anggota-anggotanya (tabulasi atau roster).


Dengan cara menyebutkan anggota-anggotanya, menuliskannya dengan
menggunakan kurung kurawal, dan anggota-anggotanya dipisahkan dengan tanda
koma.
Contoh:
P = {11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37}

Lasia Agustina, M.Pd Page 2


A = {1, 2, 3, 4, 5}

B. Macam-macam Himpunan
1. Keanggotaan himpunan
Setiap benda yang terdapat dalam suatu himpunan disebut anggota / elemen dengan
simbol “ ”.
a. Himpunan kosong
Suatu himpunan yang tidak mungkin terdapat dalam sebuah himpunan dengan
simbol { },
b. Himpunan semesta pembicaraan
Dilambangkan dengan “ S ”. himpunan semesta / himpunan umum adalah himpunan
yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan.
c. Himpunan terhingga dan himpunan tak terhingga
Himpunan terhingga: himpunan yang anggota-anggotanya diketahui.
A = {1,2,3,….}
Himpunan tak terhingga: himpunan yang anggotanya belum diketahui.
B = {1,2,3,…,10}
d. Himpunan terbilang dan tak terbilang
Himpunan terbilang: anggotanya dapat disebutkan satu persatu
A = { x | x > 7, x A}
Himpunan tak terbilang: anggotanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
B = {x | x > 7, x R}
e. Himpunan sama
Adalah himpunan yang jumlah anggota dan urutannya sama dengan menggunakan
simbol “ = “.
A = {1,2,3,4} A≠𝐵
B = {a,b,c,d} A=C
C = {4,3,2,1}
f. Himpunan ekuivalen
Adalah himpunan yang anggotanya sama (n (A) = n (B)) dengan menggunakan
simbol “ “.
A = {1,2,3,4}
B = {a,b,c,d} A~𝐵

Lasia Agustina, M.Pd Page 3


C = {4,3,2,1,0}
g. Himpunan bagian
Himpunan P adalah bagian dari Q jika hanya jika setiap anggota P adalah anggota
dari Q tetapi sekurang-kurangnya ada sebuah anggota Q yang bukan anggota P.
Banyaknya semua himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2n.
P = {1,2,3,4} P⊂𝑄 ≠𝑄 ⊂𝑃
Q = {1,2,3,4,5} R Q
R = {1,2,3,6}
h. Himpunan semesta
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua
anggota atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta biasanya
dilambangkan dengan “ S “.
Contoh:
Tentukan tiga himpunan semesta yang mungkin dari himpunan berikut:
a. {2, 3, 5, 7}
b. {kerbau, sapi, kambing}
Penyelesaian:
a. Misalkan A = {2, 3, 5, 7}, maka himpunan semesta yang mungkin dari himpunan
A adalah:
S = {bilangan prima} atau
S = {bilangan asli} atau
S = {bilangan cacah}.
b. Himpunan semesta yang mungkin dari {kerbau, sapi, kambing} adalah
{binatang}, {binatang berkaki empat}, atau {binatang memamah biak}.
i. Himpunan kuasa
Suatu himpunan yang anggotanya merupakan himpunan bagian sebuah himpunan
tertentu.
{a,b,c,d} {a,b,c,d,e}
j. Himpunan yang berpotongan
Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada anggota B.
Contoh:
A = {2,6,7,8}
B = {7,8,9,10}

Lasia Agustina, M.Pd Page 4


Merupakan dua himpunan yang berpotongan karena ada anggota A yang menjadi
anggota B yaitu 7 dan 8.
k. Himpunan yang lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan lepas jika dan hanya jika kedua himpunan itu
tidak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama dengan simbol “║”
Contoh:
P= {1,2,3}
Q= {4,5,6}
Merupakan himpunan yang saling lepas
2. Kesebandingan
A dikatakan sebanding B, jika A himpunan bagian dari B (A ⊂ 𝐵) atau B ⊂ 𝐴, jika
tidak dikatakan tidak sebanding.
3. Koleksi Himpunan
Anggota-anggota suatu himpunan dapat saja merupakan suatu himpunan pula.
{1,2,3,4} ∈ 𝑃, {1,2,3} ∈ {1,2,3,4}
4. Diagram Venn
Diagram venn digunakan untuk menyatakan suatu himpunan atau hubungan antar
himpunan dengan gambar. Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh
matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881. Adapun cara untuk
menentukan Diagram Venn, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menyatakan himpunan semesta pembicaraan di lambangkan dengan persegi
panjang.
b. Semua anggota-anggota semesta pembicaraan ditandai/ ditunjukan dengan
noktah/titik.
c. Untuk menggambarkan suatu himpunan yang merupakan bagian dari semesta
pembicaraan dapat dipergunakan suatu garis lengkungan tertutup sederhana berupa
lingkaran, elips, atau lengkungan yang lainnya.
d. Penulisan nama himpunan dapat di letakkan di dalam atau di luar lingkaran

Lasia Agustina, M.Pd Page 5


Contoh :
Jika: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {4, 5, 6, 7, 8}
Pembahasan:
Perhatikan bahwa A dan B mempunyai anggota bersama, yaitu 4 dan 5, maka gambar
diagram venn-nya adalah sebagai berikut:

S A B

1 6

2 4 5 7

3 8

11

9 Garis
5. Diagram
10
Diagram garis hanya dapat digunakan bila himpunan yang satu merupakan himpunan
bagian dari himpunan yang lainnya.
Contoh :
A = {1,3,5} G
B = {2,3,4}
C = {1,2,3,4,5}
E F H
D = {2,3,5,7}
E = {1,2,3,4,5,6}
F = {2,3,4,5,6,7,8} C D
G = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
H = {1,7,9,10} B A

Lasia Agustina, M.Pd Page 6

Anda mungkin juga menyukai