BAB 1 HIMPUNAN
1.1 Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan benda-benda/unsur-unsur yang diterangkan dengan jelas. Peulisan himpunan diberi tanda kurung kurawal: {..} Contoh: 1. Himpunan huruf hidup Ditulis dengan: A = {a, i, u, e, o} 2. Himpunan bilangan cacah kurang dari sepuluh. Ditulis dengan: B = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} Anggota atau elemen adalah benda-benda/unsur-unsur yang terdapat di dalam himpunan. Contoh: 1. a adalah salah satu anggota atau elemen dari huruf hidup. 2. 3 adalah salah satu anggota atau elemen dari bilangan cacah kurang dari sepuluh. Himpunan dilambangkan dengan huruf besar, sedangkan dengan huruf kecil.
1.2 Cara Menyatakan Himpunan Untuk menyatakan suatu himpunan dapat kita gunakan dengan 3 cara, yaitu: 1. Dengan menyebutkan anggota-anggotanya satu persatu. 2. Dengan menyatakan sifat-sifatnya. 3. Dengan rangkaian kata-kata yang menggambarkan himpunan tersebut.
1.10 Himpunan Semesta Himpunan semesta adalah himpunan yang mencakup atau memuat seluruh himpunan yang dibicarakan. Ditulis dengan lambing: S.
1.12 Irisan Himpunan Irisan himpunan A dan B dilambangkan dengan A B. Anggota A B adalah merupakan anggota-anggota A yang juga anggotaanggota B. Dapat ditulis dengan notasi: A B = { x x A dan x B} Diagram Venn-nya adalah sebagai berikut:
S) A B
AB Irisan himpunan A dan B adalah gambar yang diarsir. Contoh: A = {a, b, c, d, e} B = {c, d, e, f, g} S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i}
10
Irisan himpunan A dan B adalah gambar yang diarsir, maka: A B = {c, d, e} 1.13 Gabungan himpunan Gabungan himpunan A dan B dilambangkan dengan: A U B. Anggota A U B adalah seluruh anggota A digabung dengan sseluruh anggota B. Dapat ditulis dengan notasi: A U b = { x x A atau x B} Diagram Venn-nya adalah sebagai berikut:
S) A B
B AU Gabungan himpunan A dan B adalah gambar yang diarsir. Contoh: A = {a, b, c, d, e} B = {c, d, e, f, g} S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i} Untuk mencari gabungan himpunan A dan B dapat dilakukan dengan menggunakan diagram Venn sebagai berikut:
11
Gabungan himpunan A dan B adalah gambar yang diarsir maka: A U b = [a, b, c, d, e, f, g} Catatan: 1. A = {1, 3, 5, 7} B = {2, 4, 6, 8} S = {1, 3, 4, 5, 6, 7, 8} Diagram Venn-nya:
S) 3 A 1 5 7 2 6 8 4 B
AB= A U b = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
4 7 B
12
A atau komplemen A adalah gambar yang diarsir. Contoh: A = [a, b, c, d} S = {a, b, c, d, e, f, g} Diagram Venn-nya:
S) e a f d b A c g
A atau komplemen A adalah gambar yang diarsir, maka: A = {e, f, g} Catatan: 1. Komplemen himpunan semesta adalah himpunan kosong, maka: S = 2. Komplemen himpunan kosong adalah himpunan semesta, maka: = S 3. A A = { } 4. A U A = S 5. (A) = A
13
1.15 Operasi dan Sifat-sifat Himpunan 1. Irisan AB=B sifat komutatif irisan. sifat asosiatif irisan.
3. Distributif A U (B C) = (A U B) (A U C) Sifat distributive irisan terhadap gabungan. 4. Banyaknya anggota n(A) + n(B) n(A U B) n(A) + n(B) = n(A U B) + n(A B) n(A) + n(B) + n(C) = n (A U B U C) + n(A B)+ n(A C) + n(B C) n(A B C) n(A U B) = n(A) + n(B) n(A B) n(A U B U C) = n(A) + n(B) + n(C) n(AB) n(BC) n(CA) + n(ABC) 5. Komplemen (A) = A S = = S
14
15
16
17
18
19
Dalam system jam duaan, maka angka-angka yang ada adalah: 0 dan 1. Contoh: 1+1=0 Jika jam duaan menunjukkan angka 1 ditambah 1 jam, maka jam duaan akan menunjukkan angka 0. Tabel penjumlahan jam duaan + 0 1 0 1 0+0=0 1+0=1 0+1=1 1+1=0 0 1 1 0
20
jika jam tigaan menunjukkan angka 2 ditambahkan 1 jam, maka jam tigaan akan menunjukkan angka 0. Tabel penjumlahan jam tigaan + 0 1 0 0 1 1 1 2 2 2 0
2 2 0 1 0+0=1 1+1=2 1+0=1 0+2=2 2+0=2 1+2=0 0+1=1 2+2=1 Dalam jam tigaan berlaku sifat komutatif: A+b=b+a 3. System jam empatan 0 Angka-angka yang ada adalah : 0, 1, 2 dan 3.
3 2 1
Contoh : 3+1=0
Jika jam empatan menunjukkan angka 3 ditambahkan 1 jam, maka jam empatan akan menunjukkan angka 0.
21
22
0 0 0
1 0 1
1 0 1 2 1 0 1 2 3 2 0 2 0 2
2 0 2 1 jam empatan 3 0 3 2 1
23
24
25
26
3.6 Perkalian dan pembagian Variabel Perkalian variabel Contoh : 3a x 5 b = 3 x 5 x a x b = 15 ab Pembagian variabel Contoh : 9a3 b2 : 3a2b = =3xaxaxb =3xaxb = 3ab
27
28
+ = + = + =
=
( (
) )(
( )
29
- = - = =
=
( (
) )(
( )
30
BAB IV PERSAMAAN
4.1 Pengertian Persamaan Persamaan adalah kalimat yang menyatakan hubungan dengan tanda = (sama dengan). Contoh : 3a + 4 = 0 a + 5 = 0 2a + 5a + 10 = 0 Persamaan dapat dibagi dalam bentuk : 1. Persamaan Linier yaitu persamaan yang variabelnya berpangkat 1 Contoh : a+7=0 2a + 4 = 0 2. Persamaan kuadrat yaitu persamaan yang variabelnya paling tinggi berpangkat 2. Contoh : a + 8a + 15 = 0 a - 16 = 0 3. Persamaan pangkat tinggi yaitu persamaan yang variabelnya berpangkat sama dengan atau lebih besar dari 3. Contoh : x + 2x + 6x + 9 = 0 5x - 80 = 0
31
=5
Dua persamaan linier dengan dua variable Bentuk umum : ax + by = c variabelnya adalah : x dan y px + qy = 4 variabelnya adalah : x dan y Persamaan linier ini secara grafis terdiri dari dua buah garis lurus yang mungkin berimpit, sejajar atau berpotongan. Penyelesaiannya dapat dilakukan secara analitis, yaitu : - Metoda Eliminasi (menghilangkan) - Metode Substitusi Metode Eliminasi :
32
33
2. px + qy = r di substitusikan : x =
maka : ( ) + qy = r dikalikan dengan a, maka :
34
bpx + q(c-ax) = br bpx + qc aqx = b (bp-aq)x = br qc X= Contoh : 2x y = 3 3x+2y = 8 Dengan substitusi x I) 2x y = 3 2x = 3+y X= II) 3x + 2y = 8 x = ( ) + 2y = 8 dikalikan dengan 2
3(3+y) + 4y = 16 9 + 3y + 4y = 16 7y = 16 - + y = 1
35
=2
36
( )( ( ) ( ) )
= =
x = 3 x = -
37
38
39
BAB V PERTIDAKSAMAAN
5.1 Pengertian Pertidaksamaan Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan dengan tanda : >, ,<, Simbol > = lebih besar = lebih besar atau sama dengan < = lebih kecil = lebih kecil atau sama dengan . Pertidaksamaan dapat dibagi dalam bentuk : - Pertidaksamaan linier - Pertidaksamaan kuadrat - Pertidaksamaan pangkat tinggi
Sifat sifat pertidaksamaan 1. Penambahan dan pengurangan dengan bilangan yang sama Bila : a > b; maka berlaku : a + p > b + p Ap>bp P = bilangan yang ditambah atau dikurangkan. Bila : a< b, maka berlaku : a + p < b + p ap<bp
40
>
- Bila ; a>b dan p> 0, maka berlaku : ap < bp
<
-Bila ; a< b dan p>0, maka berlaku : ap < bp
<
-Bila ; a < b dan p < 0 maka berlaku : ap > bp
>
3. Perubahan tanda suku - suku : a+b<ca+bc<0 -a b + c > 0 4. Pengkuadratan Bila ; a > 0 dan b > 0 Dan a > b a > b Bila ; a < 0, b < dan a < b, maka berlaku : a > b
41
3. Ruas kiri dan kanan pada pertidaksamaan dapat dikali atau dibagi oleh bilangan negatif dengan cara membalikkan tanda pertidaksamaan. Contoh : -3x < 6 pertidaksamaan dibagi dengan : -3, maka : -3x > 6 x > -2 -3 -3 Garis bilangannya :
42
43
Karena : x - 2x -3 0, maka harga-harga x yang memenuhi adalah yang bertanda positif (+), yakni : x < -1 dan x > 3.
44
BAB VI FUNGSI
6.1 Relasi Yang dimaksud dengan relasi atau hubungan antara dua himpunan A dan B adalah memasang-masangkan himpunan A (domain) dengan anggota anggota himpunan B (kodomain). Misalkan himpunan A adalah himpunan nama anak dan adalah himpunan nama orang tua.
A direlasikan terhadap B dengan anak dari , maka : Ali anak dari Hamid Amir anak dari Hamdan Ajat anak dari Hasim Himpunan A dan B dapat dibuat himpunan pasangan berurutan : = (Ali-Hamid), (Amir, Hamdan), (Ajat , Hasim) Jadi pasangan berurutan di atas menggambarkan relasi atau hubungan antara keduanya yaitu : anak dari
45
Relasi A dan B disebut pemetaan atau fungsi, karena setiap anggota A yang merupakan domain dipasangkan tepat satu anggota B yang merupakan kodomain.
Relasi C dan D bukan merupakan pemetaan atau fungsi karena tidak setiap anggota C dipasangkan tepat satu anggota.
46
Relasi G dan H disebut pemetaan atau fungsi walaupun setiap anggota asal hanya dipasangkan suatu anggota pada daerah hasil (range), tetapi hal ini tidak menyalahi aturan pemetaan.
Contoh : Himpunan A = {2, 3, 4, 5} Himpunan B = {4, 9, 16, 25, 36, 49} Fungsinya adalah kuadrat : Himpunan A sebagai Domain sedangkan himpunan B sebagai kodomain.
Himpunan yang merupakan daerah hasil (range) = {4, 9, 16, 25} Fungsinya adalah kuadrat artinya relasi A dan B merupakan fungsi. x x atau f(x) = x Pasangan berurutannya : = {(2,4), (3,9), (4,16), (5,25)}
47
6.4 Fungsi Linier Bentuk umum fungsi linier ax + by + c = 0 implicit y = mx + c eksplisit Fungsi linier berbentuk garis lurus dan kemiringannya disebut gradien. y = mx + c m = gradien Cara menggambarkan fungsi linier.
48
Memasukkan nilai x sembarangan (minimal dua buah) kemudian di dapat nilai y. Menggambar koordinat titik-titikyang di dapatkan, kemudian menarik garis lurus melewati titik tersebut. Contoh : Persamaan linier y = 2x 2 Cara menggambar . -Memasukkan nilai x sembarang X = 0 y = 2(0) 2 y= -2 (0, -2) X = 1 y = 2(1) 2 y= 0 (1, 0) X = 2 y = 2(2) 2 y= 2 (2, 2) X = 3 y = 2(3) 2 y= 4 (3, 4) X = 0 y = 2(4) 2 y= 6 (4, 6) Jadi koordinat titiknya : (0, -2), (1, 0), (2, 2), (3, 4), (4, 6) Table nilai x dan y : X y 0 -2 1 0 2 2 3 4 4 6
Cara mencari gradient atau tingkat kemiringan adalah dengan bentuk suatu persamaan kedalam bentuk eksplisit, yaitu : y = mx + c
49
Contoh : 2y 6x + 4 = 0 2y = 6x 4 persamaan dibagi dengan 2, maka : y = 3x -2 bentik eksplisit Jadi gradient = m = 3 6.5 Pertidaksamaan Linier pada Grafik Bentuk umum pertidaksamaan linier (bentuk eksplisit) : Y > mx + c y mx + c Y > mx + c y mx + c Pada grafik pertidaksamaan linier dapat ditentukkan daerah-daerah yang dimaksud, dengan cara : - Menentukkan garis y = mx + c. - Mencoba suatu titik diluar garis, jika benar pada pertidaksamaan maka daerah tersebut adalah merupakan daerah yang dimaksud. - Bila : y > mx + c , maka daerah yang dimaksud adalah di atas garis. - Bila : y < mx + c , maka daerah yang dimaksud adalah dibawah garis. Contoh :
50
Jawab : Menentukkan garis y = 3x + 2, yaitu dengan mencari nilai x dan y. X = -2 y = 3(-2) +2 y = -4 X = -1 y = 3(-1) +2 y = -1 X = 0 y = 3(0) +2 y = 2 X = 1 y = 3(1) +2 y = 5 X = 2 y = 3(2) +2 y = 8 Table nilai x dan y dari : y = 3x +2 X y -2 -4 -1 -1 0 2 1 5 2 8
Grafik fungsi : y = 3x + 2 Daerah : y 3x + 2 adalah daerah diatas garis y = 3x + c (daerah yang di garis-garis)
51
52
Grafik fungsi kuadrat adalah berupa parabola. Sifat-sifat grafik fungsi kuadrat : 1. Bila ; a > 0 grafik fungsi (parabola) terbuka keatas. Titik ekstrimnya adalah minimum atau titik terbawah. 2. Bila ; a < 0 grafik fungsi atau parabola terbuka ke bawah. Titik ekstrimnya ekstrimnya maksimum atau titik teratas. 3. Diskriminan (D) : D = b - 4ac 4. Nilai maksimum atau minimum : - b - 4ac atau -D 4a 4a 5. Koordinat titik ekstrim :
(X=-
6. Persamaan titik simetris : Contoh : Fungsi kuadrat : y = x + 2x 3 a. Cara membuat grafiknya : y = x + 2x 3 bila , x = -4, maka : y = (-4)+2(-4)-3=16-8-3 y = 5 (-4, 5) bila ; x = -3, maka : y = (-3)+2(-3)-3=9-6-3 y =0 (-3, 0) bila ; x = -2, maka : y = (-2)+2(-2)-3=4-4-3
53
54
( )( ( )
=-
=-4
) x = y=
= -1 == -4
Jadi titik koordinat titik ekstrim (titik terbawah) :
=-
= -1
55
2. Sudut Siku-siku
3. Sudut Tumpul
4. Sudut Lurus
56
Sifat-sifatnya: sisi-sisinya sama panjang (AB=BC=CD=DA). mempunyai empat buah sudut siku-siku ( DAB = ABC = BCD = CDA). diagonal-diagonalnya sama panjang, berpotongan tegak lurus satu sama Iainnya (AC = BD dan AP = CP = BP = DP). mempunyai 4 buah sumbu simetri. mempunyai 4 buah simetri putar. mempunyai 8 buah cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
Sifat-sifatnya: - sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (AB = CD dan AD = BC). mempunyai 4 buah sudut siku-siku ( DAB = ABC = BCD = CDA). diagonal-diagonalnya sama panjang (AC = BD dan AP = CP = BP DP). mempunyai 2 buah sumbu simetri.
57
Keliling empat persegi panjang (K): K = 2 (p + ) yang mana : p = panjang = lebar Luas empat persegi panjang (L) L=px 7.4 SEGITIGA 1. Jenis-jenis segitiga a. Segitiga lancip
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga tumpul
58
2. Segitiga sembarang
Sifat-sifatnya: dibatasi oleh 3 buah sisi yang tidak sama panjangnya (AB BC CA). mempunyai 3 buah sudut yang tidak sama besarnya ( CAB ABC BCA) Keliling segitiga sembarang: (K) K = AB + BC + CA Luas segitiga sembarang (L): L=at yang mana : a = sisi alas segitiga t = CP = tinggi segitiga 3. Segitiga sama kaki
Sifat-sifatnya: - mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang (AC = BC). mempunyai 2 buah sudut yang sama besarnya ( CAB = ABC). mempunyai 1 buah sumbu simetri (CP). mempunyai 2 buah cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
59
Luas segitiga sama kaki (L) L=at yang mana: a = AB panjang sisi alas segitiga t = CP = tinggi segitiga.
4. Segitiga siku-siku
Sifat-sifatnya - salah satu sudutnya siku-siku. - sisi BC disebut sisi miring. - berlaku hubungan Keliling segitiga siku-siku (K) K = AB + BC + CA Luas segitiga sama kaki (L) L=at yang mana: a = AB panjang sisi alas segitiga t = CP = tinggi segitiga. 5. Segitiga sama sisi
60
Sifat-sifatnya: - mempunyai 3 buah sisi yang sama panjang (AB = BC = CA). - mempunyai 3 buah sudut yang sama besarnya ( CAB = ABC = BCA = 600) - mempunyai 3 buah sumbu simetri (AQ, CP dan BR). - mempunyai 3 buah simetri putar. - mempunyai 3 cara untuk dipasangkan menempati bingkainya. Keliling segitiga siku-siku (K) K = AB + BC + CA Luas segitiga sama kaki (L) L=at yang mana: a = AB panjang sisi alas segitiga t = CP = tinggi segitiga.
7.5 LINGKARAN Sifat-sifatnya: - mempunyai pusat lingkaran (P). - mempunyai radius/jari-jari (r). - mempunyal diameter/garis tengah (d), yang mana: d = 2r. - mempunyai sumbu simetri banyak sekali atau setiap garis yang melalui pusat iingkaran
61
Keliling Iingkaran (K): K=2R yang mana: = 3,14 (mendekati) r = jari-jari lingkaran. Luas lingkaran (L) : L = r2
Sifat.sifatnya: - mempunyaI 4 buah sisi yang sama panjang (AB = BC = CD = DA). - sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar. - mempunyai 4 buah sudut, yang mana sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya ( DAB = BCD dan ADC = ABC). - perpotongan diagonal, diagonalnya saling tegak lurus: AC dan DP = BP. - mempunyai 2 sumbu simetri: AC dan BD. - mempunyai 4 cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
BD; AB = CP
62
Keliling belah ketupat (K): K=4a yang mana: a = panjang sisi-sisi belah ketupat.
Luas belah ketupat (L): L = AC.BD AC dan BD = panjang diagonal-diagonal belah ketupat.
7.7 LAYANG-LAYANG
BD.
- mempunyai 4 buah sisi sepasang-sepasang sama panjangnya AB = BC dan AD = CD. - mempunyai 1 sumbu simetri. - mempunyai 2 cara untuk dipasangkan
menempati bingkainya. Keliling layang-layang (K) K = 2 (AB + AD) Luas layang-layang (L) L = . AC. BD yang mana : AC dan BD = panjang masing-masing diagonalnya
63
Sifat-sifatnya: - mempunyai 4 buah sisi, yang mana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar: AD = BC atau AD // BC dan AB = DC atau AB = DC. - sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya: DAB = BCD dan ABC =
ADC.
- titik potong diagonal membagi diagonal sama panjang tetapi tidak saling tegak lurus: AP = CP dan DP = BP. - tidak mempunyai sumbu simetri. Keliling jajaran genjang (K): K = 2 (p + ) yang mana : p = AB = panjang = BC = lebar Luas empat persegi panjang (L) L=a.t yang mana : a = AB = panjang alasnya t = DE = tingginya
64
Sifat.sifatnya: - mempunyai 6 sisi yang sama berbentuk bujursangkar ABCD, ABFE, ADHE, BCGF, CDHG, EFGH. - mempunyai 12 rusuk yang sama panjang: AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH. - semua sisi-sisi yang berpotongan saling tegak lurus dan sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar. Luas permukaan kubus (L): L = 6 a2 yang mana : A = panjang rusuk-rusuk kubus Volume/Isi kubus (I): I = a3
65
Sifat-sifatnya: - mempunyai sisi 6 buah: ABCD, ADHE, BCGF. CDHG, EFGH. - semua sisi berbentuk empat persegi panjang. - sisi-sisi yang saling berhadapan sama besarnya: ABCD = EFGH, ABFE = CDHG dan ADHE = BCGF. - mempunyai 12 buah nisuk. Luas permukaan balok (L): L = 2 (p. ) + 2 ( .t) + 2 (p.t) Volume/isi (I) : I=p. .t
66
Si fat-sifatnya: - alasnya berbentuk segiempat. - mempunyai 8 rusuk; TA = TB = TC = TD. - mempunyai 5 buah sisi/bidang, yaitu: 1 sisi bentuk segiempat dan 4 sisi bentuk segitiga. Luas permukaan limas segiempat (L): L = jumlah luas sisi-sisinya Volume/Isi limas segiempat (I) : L=
1 . P . . T 3
p. t
2. Limas segitiga
Sifat-sifatnya : - alasnya berbentuk segitiga. - mempunyai 6 buah rusuk: TA = TB = TC. - mempunyai 4 buah bidang sisi, yaitu berbentuk segitiga.
67
luas alas = luas segitiga ABC. tinggi = panjang rusuk (TA = TB = TC).
7.12 Prisma
Si fat-sifatnya: - bentuk alas dapat berupa segitiga atau segiempat. - bidang alas dan bidang atas prisma sejajar dan sama. - prisma yang bidang alasnya berupa segitiga mempunyai 9 buah rusuk dan 5 buah bidang/sisi. Gambar di atas adalah prisma segitiga: - luas segitiga ABC = luas segitiga DEF. - rusuk-rusuk: AD = BE = CF. Luas permukaan prisma (L): L = jumlah luas sisi-sisinya Volume/Isi prisma (I): I = luas alas x tinggi luas alas = luas segitiga ABC. tinggi prisma panjang rusuk AD = BE = CF.
68
Sifat-sifatnya : - alas berbentuk lingkaran. - tinggi kerucUt (t) = jarak dari puncak kerucut ke pusat lingkaran alas. - s = panjang garis pelukis kerucut (S = TA = TB).
Selimut kerucut:
- Garis lengkung ABA = keliling lingkaran alas = 2 r. - Luas selimut kerucut (TABA) = r. s - Luas lingkaran alas = r2 - Jadi luas permukaan kerucut: = r. s + .r2 Volume/Isi kerucut (I) : I= I=
1 x luas alas x tinggi 3
1 . r2 . t 3
69
70
BD - sumbu simetri. Sumbu simetri dapat juga disebut: - simetri sekutu. - simetri lipat. - simetri balik. Bangun ABCD adalah bangun yang simetri sumbu atau simetri lipat terhadap garis BD yang disebut garis simetri. Untuk mencari sumbu simetri dan suatu bangun adalah dengan cara melipat bangun tersebut menurut suatu garis lurus tertentu sehingga dua bangun yang terbentuk saling menutup atau saling berimpit. b. Titik Pusat Simetri
Bangun ABCD adalah bangun yang memiliki simetri setengah putaran. Simetri setengah putaran adalah bangun yang bila diputar pada pusatnya, maka bangun itu dapat masuk kembali ke dalam bingkainya.
71
Tabel simetri beberapa bangun Nama Bangun Segitiga sama sisi Segitiga sama kaki Segitiga sembarang Bujursangkar Persegi panjang Belah ketupat Layang-layang Lingkaran Segilima teratur Segienam teratur Banyaknya sumbu simetri 3 1 0 4 2 2 1 5 6 Banyaknya simetri putar 3 1 1 4 2 2 1 5 6 Banyaknya cara menempatkan bingkai 6 2 1 8 4 4 2 10 12
2. Pencerminan atau Refleksi Titik A dicernainkan terhadap garis Y menjadi: A Pencerminan titik A terhadap garis Y: A A
Sifat-sifat pencerminan: - bayangan sama dengan benda tetapi terbalik. - jarak antara benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
72
Pencerminan titik A terhadap sumbu X: A(3,4) A(3,_4) Pencerminan titik A terhadap sumbu Y: A(3,4) A(.-3,4)
73
sumbu X dan b satuan arah sumbu Y. Translasi ( ) dapat dinyatakan dengan pasangan bilangan:
b a
74
6 2
) Komposisi dari dua translasi secara berurut dapat diperoleh dengan penempatan secara berangkai dari segmen-segmen garis berarah dalam suatu segi tiga.
75
AB mewakili translasi (
-2 3 4
BC mewakili translasi ( ) 3 -2 4 2 Translasi ( ) diikuti translasi ( ) adalah ekivalen dengan translasi ( ) yang 3 2 5
) dilanjutkan dengan
76
BAB IX VEKTOR
9.1 Pengertian Vektor Vektor adalah himpunan semua garis berarah yang besar dan arahnya sama. Contoh vektor: - Gaya - Kecepatan - Percepatan Vektor AB mempunyai besar AB dan arahnya AB . Vektor AB dapat dinyatakan dalam bentuk pasangan bilangan mana: - p menyatakan pergeseran sejajar sumbu X. - q menyatakan pergeseran sejajar sumbu Y. Berdasarkan hukum Phytagoras maka besar (
p q
( ) yang
q
):
p2 q2
p q
AB =
77
CD = V = ( )
AB = U = ( ) BC = V = (
2 ) 7
4 5
4 5
AC = U + V = ( ) + ( =(
6 ) 2
2 ) 7
AC AB = AC + BA = BA + AC BC Dengan pasangan bilangan ( ) - ( ) =( 9.2. Penjumlahan Vektor * a + b = b = a berlaku hukum komutatif * ( a + b ) + c = a + ( b + c ) berlaku hukum asosiatif * a + 0 = a = 0 + a unsur identitas * a + ( -a ) = 0 = ( -a ) + a -a disebut negative dari a = ( )
2 6 5 2 3 ) 4
78
9.4. Perkalian Vektor dengan Bilangan * k ( a + b ) = ka + kb berlaku sifat distributive terhadap penjumlahan. * m ( a b ) = ma mb berlaku sifat distributive terhadap pengurangan. * Misalkan : a = ( Ka ( ) ; maka berlaku : ) 4a ( ) )=( ) )
79
BAB X ARITMATIKA
10.1. Sistem Desimal 1. Panjang 1 km = 10 hm 1 hm = 10 dam 1 dam = 10 m 1 m = 10 dm 1 dm = 10 cm 1 cm = 10 mm 1 km = 10 hm = 100 dam = 1000 m 1 m = 10 dm = 100 cm = 1000 mm Inch ( in ) = inci = 25,4 mm Foot ( ft ) = kaki = 12 in = 0,3048 m Mile ( mil ) = 5280 ft = 1,6093 km Mil laut = 6080 ft = 1,852 km
80
81
5. Berat 1 kilogram ( kg ) = 10 hektogram ( hg ) 1 hg = 10 dekagram ( dag ) 1 dag = 10 gram ( g ) 1 g = 10 desigram ( dg ) 1 dg = 10 sentigram ( dg ) 1 dg = 10 miligram ( cg ) 1 cg = 10 miligram ( mg ) 1 kg = 10 hg = 100 dag = 1000 g 1 g = 10 dg = 100 cg = 1000 mg 1 kwintal = 100 kg
82
6. Satuan Sudut 1 menit ( ) = 60 detik ( ) 1 derajat ( ) = 60 menit ( ) Sudut siku siku = 90 Sudut lurus = 180 Lingkaran = 360 1 putaran penuh = keliling lingkaran = 360 putaran penuh = x keliling lingkaran = 180 putaran penuh = x keliling lingkaran = 90 1 radian ( rad ) = = 57 17 44,8
rad = 1 = 0,01745329 rad 180 30 = 0,52 rad 45 = rad 90 = rad 180 = = 3,14159265 rad
83
84
10.2. Pecahan, perbandingan dan prosentase 1. Pecahan Sebuah pecahan : , yang mana : a. Disebut pembilang b. Disebut penyebut Dua pecahan hanya dapat dijumlahkan atau dikurangi, bila kedua pecahan tersebut senama atau mempunyai penyebut yang sama
85
Sifat sifat penjumlahan pecahan : -Sifat komutatif penjumlahan pecahan + = + -Sifat asosiatif penjumlahan pecahan ( + )+ = +( + ) -Bilangan 0 dalam pecahan =0 = tidak didefinisikan Sifat sifat pecahan dan asosiatif tidak berlaku pada pengurangan bilangan pecahan. Sifat sifat perkalian pecahan - Sifat komunitatif pecahan x = = - Sifat asosiatif perkalian pecahan ( x )x = x( x ) - Sifat distributive perkalian pecahan x ( + ) = ( x )+ ( x ) x( - )=( x )-( x )
86
2. Perbandingan a:b=c:daxd=b:c a : b = c : d dapat di ubah menjadi 4 perbandingan lainnya menjadi : d:b=c:a a:c=b:d c:d=a:b b:a=d:c Pada setiap perbandingan suku sukunya boleh di kalikan atau di bagi dengan bilangan yang sama Contah : A:b=c:d 1: a: pa : pb = pc : pd atau pa : pb = c : d atau : : = =c:d : :d :
a : pb = c : pd atau a : pa : b = c = = = = atau a : pb =
=c: :d
87
10.3. Untung dan Rugi Untung adalah apabila penerimaan lebih besar dari pengeluaran. Untung = penerimaan pengeluaran Rugi adalah apabila pengeluaran lebih besar dari penerimaan . Rugi = pengeluaran penerimaan Keuntungan bila dinyatakan sebagai prosen dari penerimaan : x 100 % Keuntungan bila dinyatakan sebagai prosen dari pengeluaran : x 100 %
88
2.
Diagram - diagram a. Piktogram adalah cara menyajikan data dengan perbandingan dan symbol. Contoh : Data dan jumlah penduduk 5 kota besar, yaitu : Kota A : 5.000.000 orang Kota B : 6.500.000 orang Kota C : 3.000.000 orang
89
b. Diagram batang adalah cara penyajian databdengan menggunakan perbandingan pada tinggi batang Contoh : Data dari jenis kendaraan bermotor pada satu kota yaitu : Sedan = 600 buah Truk = 200 buah Bus = 300 buah Mini bus = 700 buah Motor = 1000 buah
90
c. Diagram lingkaran adalah cara penyajian data dengan menggunakan bujur derajat atau dengan membagi lingkaran. Contoh : Data dari tingkat pendidikan penduduk di suatu kota, yaitu : SD = 20 % SMP = 40 % SMA = 30 % Universitas ( Univ. ) = 10 %
91
3. Menghitung Mean ( rata rata ), Media dan Ukuran sentral lainnya a. Mean digunakan untuk membandingkan sample sample yang sejenis Mean =
( ( ) )
92
b.
Median adalah ukuran tengah dari data yang telah di urut. Untuk data yang ganjil maka median adalah suku yang tepat ditengah, tetapi untuk data yang genap, maka medium adalah merupakan rata rata dari dua suku yang terletak di tengah. Contoh : Median dari suatu data yang ganjil : 4,5,5,7,8,9,10 adalah suku yang tepat di tengah, yaitu 7. Median dari suatu data yang genap. 4,5,5,6,7,7,8,9 adalah rata rata dari dua suku yang terletak di tengah , yaitu : = = 6,5
c. Modus adalah ukuran yang paling sering muncul Contoh : 4,5,7,6,5,4,7,5,8,5,9 Yang paling muncul adalah bilangan Bilangan Frekuensi 4 2 5, yaitu : mempunyai frekuensi 4. 5 4 Jadi modusnya = 5 6 1 7 2 8 2 9 1
93
a
3
an log an = an log am =
94
BAB XI Trigonometri
1.1.1. Pengertian Fungsi Sinus, Cosinus dan Tangen Sinus disingkat dengan Sin. Cosinus disingkat dengan Cos. Tangen disingkat dengan Tg.
= = = = = =
= =
1.1.2. Tanda tanda Sinus, Cosinus dan tangent dalam kuadran Tanda tanda sinus, cosines dan tangent suatu sudut tergantung pada kuadran kuadran di mana sudut itu berbeda.
95
1.1.3. Nilai Sinus, Cosinus dan Tangen dari beberapa sudut Sudut Sin Cos Tg 0 0 1 0 30
45 1
60 3
90 180 270 1 0 -1 0 -1 0 ~ 0 ~
96