BAB 1
HIMPUNAN
Untuk menyatakan suatu himpunan dapat kita gunakan dengan 3 cara, yaitu:
1. Dengan menyebutkan anggota-anggotanya satu persatu.
2. Dengan menyatakan sifat-sifatnya.
3. Dengan rangkaian kata-kata yang menggambarkan himpunan tersebut.
3
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Contoh:
Contoh:
1. A = himpunan ayam yang berkaki empat.
Ditulis menjadi: A = { } atau A = Ø
2. B = himpunan orang Indonesia yang tingginya 5 meter.
Ditulis menjadi: B = { } atay B = Ø
Catatan:
{ 0 } = bukan himpunan kosong, sebab himpunan ini mempunyai anggota,
yakni: 0
{ { } } = bukan himpunan kosong, sebab himpunan ini mempunyai anggota,
yakni: { }. Suatu himpunan yang anggotanya himpunan kosong, jadi
mempunyai anggota.
Contoh:
2ⁿ⁽ᴬ⁾ = 2´ = 16 buah.
Yaitu:
Contoh:
7 9 6
Contoh 2:
S = {a, b, c, d, e, f, g, h}
A = {a, b, c, d, e}
B = {c, d, e, f, g, h}
9
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
a c f
d g
b e h
A B
A∩B
S) A B
a c f
e
b d g
h i
Irisan himpunan A dan B adalah gambar yang diarsir, maka:
A ∩ B = {c, d, e}
1.13 Gabungan himpunan
Gabungan himpunan A dan B dilambangkan dengan:
A U B.
Anggota A U B adalah seluruh anggota A digabung dengan sseluruh anggota B.
Dapat ditulis dengan notasi:
A U b = { x │ x є A atau x є B}
Diagram Venn-nya adalah sebagai berikut:
S)
A B
AU
S)
a c f
A B
e
b d g
h i
5 6
Maka: A∩B=Ø
A U b = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
2. A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {3, 5, 7}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
Diagram Venn-nya:
S) A
2 5 4
1 3 7
B
9
6 8
12
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Maka: A∩B=B
= {3, 5, 7}
AUB=A
= {1, 3, 5, 7, 9}
1.14 Komplemen dari Suatu Himpunan
Komplemen A adalah anggota-anggota yang bukan termasuk A tetapi
masih termasuk himpunan semesta.
Komplemen A dilambangkan dengan: A
Diagram venn-nya:
S)
f d g
6. {(A’)’} = A’
1. Irisan
A∩A=A
A∩ Ø = Ø
A∩S=A
2. Gabungan
3. Distributif
A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ (A U C)
Sifat distributive irisan terhadap gabungan.
4. Banyaknya anggota
n(A) + n(B) ≠ n(A U B)
n(A) + n(B) = n(A U B) + n(A ∩ B)
n(A) + n(B) + n(C) = n (A U B U C) + n(A ∩ B)+ n(A ∩ C) + n(B ∩ C) ─ n(A ∩ B
∩ C)
n(A U B) = n(A) + n(B) ─ n(A ∩ B)
n(A U B U C) = n(A) + n(B) + n(C) ─ n(A∩B) ─
n(B∩C) –n(C∩A) + n(A∩B∩C)
5. Komplemen
(A’)’ = A
S’ = Ø
Ø’ = S
14
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
A U A’ = S
A ∩ A’ = Ø
6. Selisih
A─A=Ø
A─Ø=A
A ─ B = A B’
A ─ (B U C) = (A ─ B) ∩ (A ─ C)
A ─ (B ∩ C) = (A ─ B) ∩ (A ─ C)
15
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB II
OPERASI DALAM BILANGAN
2.1 Penjumlahan
1. Sifat komutatif penjumlahan
a+b=b+a
2. Sifat asosiatif penjumlahan:
(a + b) + c = a + (b + c)
3. Sifat penjumlahan bilangan 0
a+0=a
0+a=a
0+0=0
4. Penjumlahan bilangan pecahan
─ menyamakan penyebut
─ perkalian bersilang
Contoh:
* 2/3 + 4/5 = 10/15 + 12/15 = 22/15; atau
* 2/3 + 4/5 = (2 x 5) + (3 x 4) = 10 + 12/15 = 22/15
3x5
2.2 Pengurangan
1. a ─ b ≠ b ─ a tidak berlaku sifat komutatif
2. c ≠ a ─ b (b + c) tidak berlaku sifat asosiatif
3. Sifat pengurangan bilangan 0
a─0=a
0 ─ a = ─a
0─0=0
16
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
2.3 Perkalian
1. Sifat komutatif perkalian
axb=bxa
2. Sifat asosiatif perkalian
(a x b) x c = a x (b x c)
3. Sifat distributive perkalian terhadap penjumlahan
(a + b) x c = (a x c) + (b x c)
4. Sifat distributive perkalian terhadap pengurangan
(a ─ b) x c = (a x c) ─ (b x c)
5. Sifat perkalian dengan bilangan 1
ax1=a
1xa=a
1x1=1
1x0=0
6. Sifat perkalian dengan bilangan 0
0xa=0
ax0=0
0x0=0
17
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
2.4 Pembagian
1. a : b ≠ b : c tidak berlaku sifat komutatif
2. (a : b) : c ≠ a : (b : c) tidak berlaku sifat asosiatif
3. Sifat distributive pembagian terhadap penjumlahan
(a + b) : c = (a : c) + (b : c)
4. Sifat distributive pembagian terhadap pengurangan
(a ─ b) : c = (a : c) ─ (b : c)
5. Sifat pembagian dengan bilangan 1
a:1=a
1 : a = 1/a
1:1=1
6. Sifat pembagian dengan bilangan 1
0:a=0
a : 0 = tidak didefinisi
0 : 0 = sembarang atau tidak terhingga
7. a : b = (c x a) : (c x b)
syarat: a, b, dan c adalah bilangan asli
8. a/b : c/d = a/b x d/c = ad/bc
2.5 Perpangkatan
1. Sifat distributive perpangkatan terhadap perkalian
(a x b)ᶜ = aᶜ x bᶜ
2. aᵇ x aᶜ = aᵇ⁺ᶜ
aᵇ : aᶜ = aᵇ¯ᶜ
( a/b )ᶜ = aᶜ : bᶜ
(aᵇ)ᶜ = aᵇˣᶜ
3. bilangan 0 dalam perpangkatan
0ᵃ = 0
a: = 1
0: = tidak didefinisi
4. suatu bilangan positif dipangkatkan dengan bilangan positif atau
negative hasilnya selalu positif.
a¯ᵇ = 1/aᵇ = (1/a)ᵇ selalu positif
18
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
(a + b)² = (a + b) (a + b)
= a(a + b) + b(a + b) distributive
= a² + ab + ba + a² ab = ba (komutatif)
= a² + 2ab + b²
(a + b)³ = a³ + 3a² b + 3ab² + b³
(a + b)´ = a´ + 4a³ b + 6a² b² + 4ab³ + b´
(a + b)µ = aµ + 5a´ b + 10a³ b² + 10a² b³ + 5ab´ + bµ
(a + b)¶ = a¶ +6aµ b + 15a´ b² + 20a³ b³ + 15a² b´ + 6abµ + b¶
7. Pemangkatan terhadap pengurangan
(a – b)² = (a – b) 9a – b)
= a(a – b) – b(a – b) distributif
= a² - ab – ba + b² ab = ba (komutatif)
(a – b)³ = a³ - 3a² b + 3ab² - b³
(a – b)´ = a´ - 4a³ b + 6a² b² - 4ab³ + b´
(a – b)µ = aµ - 5a´ b + 10a³ b² - 10a² b³ + 5ab´ -bµ
(a – b)¶ = a¶ - 6aµ b + 15a´ b² - 20a³ b³ + 15a² b´ - 6abµ + b¶
8. Pemangkatan terhadap bilangan pecahan
(a/b)ᶜ = aᶜ/bᶜ
Contoh: (3/4)² = 3²/4² = 9/16
19
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
1
Dalam system jam duaan, maka angka-angka yang ada adalah: 0 dan 1.
Contoh:
1+1=0
Jika jam duaan menunjukkan angka 1 ditambah 1 jam, maka jam duaan
akan menunjukkan angka 0.
Tabel penjumlahan jam duaan
+ 0 1
0 0 1
1 1 0
0+0=0
1+0=1
0+1=1
1+1=0
20
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Jika jam empatan menunjukkan angka 3 ditambahkan 1 jam, maka jam empatan
akan menunjukkan angka 0.
21
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
+ 0 1 2 3
0 0 1 2 3
1 1 2 3 0
2 2 3 0 1
3 3 0 1 2
Dalam jam empatan berlaku sifat komutatif :
a+b=b+a
- 0 1 0–0=0
0 0 1 1–0=1
1 1 0 0-1=1
1–1=0
Tabel pengurangan jam tigaan
- 0 1 2 0–1=2
0 0 2 1 0–2=1
1 1 0 2 1–0=1
2 2 1 0 2–1=1
1–2=2
- 0 1 2 3
0 0 3 2 1
1 1 0 3 2
2 2 1 0 3
3 3 0 1 2
22
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
x 0 1
0 0 0
1 0 1
x 0 1 2
0 0 0 0
1 0 1 2
2 0 2 1
Tabel perkalian jam empatan
X 0 1 2 3
0 0 0 0 0
1 0 1 2 3
2 0 2 0 2
3 0 3 2 1
23
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB III
KALIMAT MATEMATIKA
Contoh :
1. Keliling sebuah segitiga yan panjang sisi-sisinya a cm, b cm, dan c cm adalah
50 cm.
Kalimat maetematikanya : a + b + c = 50 cm.
2. Perkalian a dan b dikurangi dengan 25 akan menghasilkan 55.
Kalimat matematikanya : (a x b ) -25 = 55.
1. Kalimat matematika yang benar adalah kalimat yang benar untuk suatu
maksud yang dituju oleh kalimat tersebut .
Contoh :
Kalimat matematika yang salah adalah suatu kalimat yang salah untuk suatu
maksud yang dituju oleh kalimat tersebut.
Contoh :
6 – 5 = 8 → kalimat matematikanya salah
16 – 5 < 11 → kalimat matematikanya salah
2 x 5 ≠ 20 : 2 → kalimat matematikanya salah
3. Kalimat matematika yang tidak benar dan tidak salah adalah suatu kalimat
yang mempunyai variabel.
Contoh :
a + 5 = 15 → variabelnya adalah : a.
- Bila a diganti dengan 10, maka : 10 + 5 = 15 → kalimat
matematikanya benar.
- Bila a diganti dengan 7, maka : 7 + 5 = 15 → kalimat
metematikanya salah.
Contoh-contoh lainnya :
Contoh :
1. 4 ab + a2 b + 3 ab = a2 b + 4b + 3ab →komutatif
= a2 b + (4+3) ab → distributif
= a2 b + 7 ab
= ab (a+7)
2. 9 a2 b3 – 4 a2 b3 = (9-4) a2 b3
= 5 a2 b3
3. 6ab2 + 3a2b = tidak dapat disederhanakan
9a3 b2 : 3a2b =
=3xaxaxb
=3xaxb
= 3ab
27
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
- (a + b + c) (a + b + c)
= a (a + b + c) + b(a + b + c) + c(a + b + c)
= a² + ab + ac + ba + b² + bc + ca + cb + c²
= a² + b² + c² +(ab + ba) + (ac + ca) + (bc+cb)
= a² + b² + c² +2ab + 2 ac + 2 bc
28
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
+ =
+ =
( ) ( )
+ = ( )( )
=
29
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Pengurangan :
- =
- =
( ) ( )
- = ( )( )
= =
30
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB IV
PERSAMAAN
4.1 Pengertian Persamaan
Persamaan adalah kalimat yang menyatakan hubungan dengan
tanda “=” (sama dengan).
Contoh :
3a + 4 = 0
a² + 5 = 0
2a² + 5a³ + 10 = 0
Persamaan dapat dibagi dalam bentuk :
1. Persamaan Linier yaitu persamaan yang variabelnya berpangkat 1
Contoh :
a+7=0
2a² + 4 = 0
2. Persamaan kuadrat yaitu persamaan yang variabelnya paling
tinggi berpangkat 2.
Contoh :
a² + 8a + 15 = 0
a² - 16 = 0
3. Persamaan pangkat tinggi yaitu persamaan yang variabelnya
berpangkat sama dengan atau lebih besar dari 3.
Contoh :
x² + 2x + 6x + 9 = 0
5x² - 80 = 0
31
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
ax + b = c; a ≠ 0
Dapat ditulis sebagai berikut :
ax + b = c → ax = c – b
x =
a
Contoh : 4x – 7 = 13 → 4x = 13 +7
X= =5
Dua persamaan linier dengan dua variable
Bentuk umum :
ax + by = c → variabelnya adalah : x dan y
px + qy = 4 → variabelnya adalah : x dan y
Persamaan linier ini secara grafis terdiri dari dua buah garis lurus
yang mungkin berimpit, sejajar atau berpotongan.
Penyelesaiannya dapat dilakukan secara analitis, yaitu :
- Metoda Eliminasi (menghilangkan)
- Metode Substitusi
Metode Eliminasi :
1. Eliminasi x (menghilangkan x )
ax + by = c x q →apx + bpy = cp
px + qy = r x a →apx + aqy = rp -
(bp – aq) y = cp – aqr
y = cp – ar
bp – aq
32
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
2. Eliminasi y (menghilangkan y)
ax + by = c x q → aqx + bqy = cq
px + qy = r x b → bpx + bqy = br -
(aq – bp) x = cq – br
x = cq – br
aq– bp
Contoh :
2x + 3y = 10
4x + 2y = 6
- Dengan eliminasi x
2x + 3y = 10 x2 →4x + 7y = 20
4x + 2y = 6 x 1 →4x + 2y = 6 -
(6– 2) y = 20 –6
y = 20 – 6 = 14
6–2 4
y =3 ⅟2
- Dengan eliminasi y
2x + 3y = 10 x 2 →4x + 6y = 20
4x + 2y = 6 x 3 →12x + 6y = 18-
(4 – 12) x = 20 –18
x = 20 – 18
4 – 12
=2 = _ 1
-8 4
Jadi harga x dan y yang memenuhi kedua persamaan di atas
adalah : x = - ⅟4 dan y = 3 ⅟2.
Secara grafis kedua persamaan yang menggambarkan kedua
garis lurus tersebut saling berpotongan pada titik (- ⅟4, 3 ⅟2)
33
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Metode substitusi
1. Substitusi x
ax + by = c (I)
px + qy = r (II)
I). ax + by = c → ax + c – by
X=
II). px + qy = r → disubstitusikan : x =
maka :
y=
Substitusi y
ax + by = c (I)
px + qy = r (II)
1. ax + by = c → ax + c – y
x=
2. px + qy = r → di substitusikan : x =
(-bp + aq)y = ar – pc y =
34
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
2. Substitusi y
ax + by = c
px + qy = r
I) ax + by = c
by = c – ax
y=
bpx + q(c-ax) = br
bpx + qc – aqx = b
(bp-aq)x = br – qc
X=
Contoh :
2x – y = 3
3x+2y = 8
Dengan substitusi x
I) 2x – y = 3 → 2x = 3+y
X=
II) 3x + 2y = 8 → x =
( ) + 2y = 8 → dikalikan dengan 2
3(3+y) + 4y = 16
9 + 3y + 4y = 16
7y = 16 - + → y = 1
35
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Dengan substitusi y :
I) 2x – y = 3
-y = 3 – 2x
Y = -3 + 2x
II) 3x + 2y = 8 →y = -3 + 2x
3x + 2(-3 + 2x) = 8
3x-6 + 4x = 8
7x = 8 + 6→ x =2
ax ² + bx + c = 0 → a ≠ 0
- dengan rumus
- dengan faktorisasi (memfaktorkan)
- dengan melengkapkan kuadrat.
1. Penyelesain persamaan kuadrat dengan rumus :
√
x1 =
√
x2 =
√
x1, x2 =
36
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
a = koefiensi x2
b= kofisien drai x
c = konstanta
Contoh soal :
2x² 5 x – 3 =0
Penyelesaian dengan rumus:
X1, 2
Contoh soal :
2x² - 5x – 3 = 0 → x1 =…
X2 = …
√
x1, x2 = →
√( ) ( )( )
=
( )
√ ( ) √
= =
√
x₁ = = → x₂ = 3
√
x = = → x₂ = -
Contoh :
2x² - 5x + 3 = 0
Menyelesaikan dengan memfaktorkan :
2x² - 5x + 3 = 0 → 2x² - 2x – 3x + 3 = 0
(2x² - 2x) – (3x - 3 ) = 0
2x(x-1) x – 3(x - 3 ) = 0
(2x-3) ((x-1) = 0
(2x-3) = 0 → 2x = 3
X = 3/2 = 1 ½
(x – 1) = 0 → x = 1
Jadi, x₁ = 1 ½ dan x₂ = 1
(x + )² = - (+ )²
(x + )=√ ( )
38
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
x₁ , ₂ = ± √ ( ) -
Contoh :
x² + 2x - 8 = 0
Penyelesaian dengan melengkapkan kuadrat :
x² + 2x - 8 = 0
x² + 2x = 8
Persamaan ditambahkan dengan : 1, maka :
x² + 2x + 1 = 8 + 1
( x + 1)² = 9
( x + 1) = √
x₁, ₂ = ± √ - 1 → x₁ = +3 – 1 = 2
x₂ = -3 -1 = -4
39
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB V
PERTIDAKSAMAAN
5.1 Pengertian Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan
hubungan dengan tanda : “>”, “≥”,”<”, “≤”
Simbol > = lebih besar
≥ = lebih besar atau sama dengan
< = lebih kecil
≤ = lebih kecil atau sama dengan .
Pertidaksamaan dapat dibagi dalam bentuk :
- Pertidaksamaan linier
- Pertidaksamaan kuadrat
- Pertidaksamaan pangkat tinggi
>
<
4. Pengkuadratan
a² > b²
41
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Pertidaksamaan linier adalah kalimat terbuka yang salah satu atau kedua
ruasnya mengandung variabel berpangkat satu, dan menyatakan hubungan
dengan tanda “>”, “<”, “≥”, “≤”.
1. Ruas kiri dan kanan pada pertidaksamaan dapat di jumlah atau dikurangi
oleh suatu bilangan tanpa mengubah pertidaksamaan.
Contoh :
X – 4 < 8 → pertidaksamaan ditambah dengan 4, maka :
X–4+<8+4
X < 12
2. Ruas kiri dan kanan pada pertidaksamaan dapat dikali atau di bagi oleh
bilangan positif tanpa mengubah tanda pertidaksamaan.
Contoh :
4x ≥ 12 → pertidaksamaan dibagi dengan 4, maka :
4x ≥ 12 → x ≥ 3
4 4
Garis bilangannya :
3. Ruas kiri dan kanan pada pertidaksamaan dapat dikali atau dibagi oleh
bilangan negatif dengan cara membalikkan tanda pertidaksamaan.
Contoh :
-3x < 6 → pertidaksamaan dibagi dengan : -3, maka :
-3x > 6 → x > -2
-3 -3
Garis bilangannya :
42
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Catatan : Setiap suku yang pindah ruas tandanya selalu berubah dari (+)
menjadi (-) , atau dari (-) menjadi (+).
Contoh :
3x - 4 < 5x + 8
3x - 5x
ax ² + bx + c = 0 → a ≠ 0
Penyelesaiannya adalah
x ² - 2x -3 >0
( x -3) (x +1)>0
Harga-harga nol dari pertidaksamaan
( x – 3) = 0 → x = 3
(x–1)=0→x=-1
43
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB VI
FUNGSI
6.1 Relasi
Yang dimaksud dengan relasi atau hubungan antara dua himpunan A dan B
adalah memasang-masangkan himpunan A (domain) dengan anggota –anggota
himpunan B (kodomain).
Misalkan himpunan A adalah himpunan nama anak dan adalah himpunan nama
orang tua.
1. Ada himpunan yang merupakan domain, yaitu daerah asal atau daerah
definisi fungsi tersebut.
2. Ada himpunan yang merupakan kodomain, yaitu daerah kawan.
3. Ada himpunan yang merupakan daerah hasil (range) dari fungsi tersebut.
Daerah hasil (range) adalah himpunan bagian daerah dari daerah kawan
(kodomain).
4. Semua anggota asal (domain) habis terpetakkan.
5. Tidak ada satupun anggota asal yang terpetakkan secara bercabang.
Contoh :
Himpunan A = {2, 3, 4, 5}
Himpunan B = {4, 9, 16, 25, 36, 49}
Fungsinya adalah kuadrat :
Himpunan A sebagai Domain
sedangkan himpunan B sebagai kodomain.
Himpunan yang merupakan daerah hasil (range) = {4, 9, 16, 25} Fungsinya adalah
kuadrat artinya relasi A dan B merupakan fungsi.
x → x² atau f(x) = x²
Pasangan berurutannya :
Perkawanan satu-satu adalah pemetaan atau fungsi yang mempunyai relasi lebih
khusus.
Contoh :
Himpunan A = {1, 2, 3, 4}
Himpunan B = {3, 6, 9, 12}
Fungsi f(x) = 3x
Jadi koordinat titiknya : (0, -2), (1, 0), (2, 2), (3, 4), (4, 6)
X 0 1 2 3 4
y -2 0 2 4 6
Cara mencari gradient atau tingkat kemiringan adalah dengan bentuk suatu
persamaan kedalam bentuk eksplisit, yaitu : y = mx + c
49
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Contoh :
2y – 6x + 4 = 0
y = 3x -2 → bentik eksplisit
Jadi gradient = m = 3
Y > mx + c → y ≥ mx + c
Y > mx + c → y ≤ mx + c
- Menentukkan garis y = mx + c.
- Mencoba suatu titik diluar garis, jika benar pada pertidaksamaan
maka daerah tersebut adalah merupakan daerah yang
dimaksud.
- Bila : y > mx + c , maka daerah yang dimaksud adalah di atas
garis.
- Bila : y < mx + c , maka daerah yang dimaksud adalah dibawah
garis.
Contoh :
50
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Tentukkan daerah y ≥ 3x +2
Jawab :
Menentukkan garis y = 3x + 2, yaitu dengan mencari nilai x dan
y.
X = -2 → y = 3(-2) +2 → y = -4
X = -1 → y = 3(-1) +2 → y = -1
X = 0 → y = 3(0) +2 → y = 2
X = 1 → y = 3(1) +2 → y = 5
X = 2 → y = 3(2) +2 → y = 8
Table nilai x dan y dari : y = 3x +2
X -2 -1 0 1 2
y -4 -1 2 5 8
Grafik fungsi : y = 3x + 2
Daerah : y ≥ 3x + 2 adalah daerah
diatas garis y = 3x + c (daerah yang di
garis-garis)
51
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Misalkan dua buah titik (-3, 2) dan titik (1, 3), maka yang
termasuk daerah : y ≥ 3x + 2 dapat ditentukkan dengan cara
sebagai berikut :
Titik (-3, 2) → y = -3
y = 2 → y ≥ 3x + 2
2≥ 3x(-3)+ 2
2≥ -9+ 2
2≥ -7 → benar
Titik (1, 3) → x = 1
Y = 3 → y ≥ 3x + 2
3 ≥ 3(1) + 2
y ≥ 5 → salah
Y = ax² + bx + c → a ≠ 0
52
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Fungsi kuadrat adalah fungsi yang mempunyai variabel dengan pangkat tertinggi 2.
1. Bila ; a > 0 → grafik fungsi (parabola) terbuka keatas. Titik ekstrimnya adalah
minimum atau titik terbawah.
2. Bila ; a < 0 → grafik fungsi atau parabola terbuka ke bawah. Titik ekstrimnya
ekstrimnya maksimum atau titik teratas.
3. Diskriminan (D) :
D = b² - 4ac
4. Nilai maksimum atau minimum :
- b - 4ac atau -D
4a 4a
5. Koordinat titik ekstrim :
(- , )
6. Persamaan titik simetris :
X=-
Contoh :
Fungsi kuadrat : y = x² + 2x – 3
a. Cara membuat grafiknya :
y = x² + 2x – 3
bila , x = -4, maka : y = (-4)²+2(-4)-3=16-8-3
y = 5 → (-4, 5)
bila ; x = -3, maka : y = (-3)²+2(-3)-3=9-6-3
y =0 → (-3, 0)
bila ; x = -2, maka : y = (-2)²+2(-2)-3=4-4-3
53
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
y = -3 → (-2, -3)
bila ; x = -1, maka : y = (-1)²+2(-1)-3=1-2-3
y = -4→ (-1, -4)
bila ; x = 0, maka : y =-3 → (0, -3)
bila ; x = 1, maka : y = (1)²+2(1)-3=1+2-3
y = 0 → (1, 0)
bila ; x = 2, maka : y = (2)²+2(2)-3=4+4-3
y = 5 → (2, 5)
bila ; x = 3, maka : y = (3)²+2(3)-3=9+6-3
y = 12 → (3, 12)
Himpunan pasangan berurutan dari fungsi :
= { (-4, 5), (-3, 0), (-2, -3), (-1, -4), (0, -3), (1,0), (2, 5), (3, 12)}
Pasangan berurut di atas diperlukan untuk membuat grafik fungsinya.
( )( )
- =- =-4
( )
( )→ x = = -1
y= =- = -4
Jadi titik koordinat titik ekstrim (titik terbawah) :
(-1, -4)
Persamaan sumbu simetri :
x=
=- = -1
55
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB VII
BENTUK-BENTUK BENDA
2. Sudut Siku-siku
3. Sudut Tumpul
4. Sudut Lurus
Sifat-sifatnya:
Sifat-sifatnya:
- sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (AB = CD dan AD = BC).
- mempunyai 4 buah sudut siku-siku ( DAB = ABC = BCD = CDA).
- diagonal-diagonalnya sama panjang (AC = BD dan AP = CP = BP DP).
- mempunyai 2 buah sumbu simetri.
57
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.4 SEGITIGA
1. Jenis-jenis segitiga
a. Segitiga lancip
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga tumpul
58
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
2. Segitiga sembarang
Sifat-sifatnya:
dibatasi oleh 3 buah sisi yang tidak sama panjangnya (AB ≠ BC ≠ CA).
mempunyai 3 buah sudut yang tidak sama besarnya ( CAB ≠ ABC ≠
BCA)
Keliling segitiga sembarang: (K)
K = AB + BC + CA
Sifat-sifatnya:
- mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang (AC = BC).
- mempunyai 2 buah sudut yang sama besarnya ( CAB = ABC).
- mempunyai 1 buah sumbu simetri (CP).
- mempunyai 2 buah cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
Keliling segitiga sama kaki (K):
K = AB + BC + CA
59
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
4. Segitiga siku-siku
Sifat-sifatnya
- salah satu sudutnya siku-siku.
- sisi BC disebut sisi miring.
- berlaku hubungan
Keliling segitiga siku-siku (K)
K = AB + BC + CA
Luas segitiga sama kaki (L)
L=½at yang mana: a = AB panjang sisi alas segitiga
t = CP = tinggi segitiga.
Sifat-sifatnya:
- mempunyai 3 buah sisi yang sama panjang (AB = BC = CA).
- mempunyai 3 buah sudut yang sama besarnya ( CAB = ABC = BCA
= 600)
- mempunyai 3 buah sumbu simetri (AQ, CP dan BR).
- mempunyai 3 buah simetri putar.
- mempunyai 3 cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
7.5 LINGKARAN
Sifat-sifatnya:
- mempunyai pusat lingkaran (P).
- mempunyai radius/jari-jari (r).
- mempunyal diameter/garis tengah (d), yang
mana: d = 2r.
- mempunyai sumbu simetri banyak sekali atau
setiap garis yang melalui pusat iingkaran
61
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
π = 3,14 (mendekati)
r = jari-jari lingkaran.
L = π r2
Sifat.sifatnya:
- mempunyaI 4 buah sisi yang sama panjang (AB = BC = CD = DA).
- sisi-sisi yang berhadapan saling sejajar.
- mempunyai 4 buah sudut, yang mana sudut-sudut yang berhadapan sama
besarnya ( DAB = BCD dan ADC = ABC).
- perpotongan diagonal, diagonalnya saling tegak lurus: AC BD; AB = CP
dan DP = BP.
- mempunyai 2 sumbu simetri: AC dan BD.
- mempunyai 4 cara untuk dipasangkan menempati bingkainya.
62
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.7 LAYANG-LAYANG
Sifat-sifatnya
- mempunyai 2 garis diagonal yang saling tegak
tunis: AC BD.
- mempunyai 4 buah sisi sepasang-sepasang sama
panjangnya AB = BC dan AD = CD.
- mempunyai 1 sumbu simetri.
- mempunyai 2 cara untuk dipasangkan
menempati bingkainya.
Keliling layang-layang (K)
K = 2 (AB + AD)
Sifat-sifatnya:
- mempunyai 4 buah sisi, yang mana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar: AD = BC atau AD // BC dan AB = DC atau AB = DC.
- sudut-sudut yang berhadapan sama besarnya: DAB = BCD dan ABC =
ADC.
- titik potong diagonal membagi diagonal sama panjang tetapi tidak saling
tegak lurus: AP = CP dan DP = BP.
- tidak mempunyai sumbu simetri.
7.9 KUBUS
Sifat.sifatnya:
- mempunyai 6 sisi yang sama berbentuk bujursangkar ABCD, ABFE, ADHE,
BCGF, CDHG, EFGH.
- mempunyai 12 rusuk yang sama panjang: AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH,
EF, FG, GH, EH.
- semua sisi-sisi yang berpotongan saling tegak lurus dan sisi-sisi yang
berhadapan saling sejajar.
Luas permukaan kubus (L):
L = 6 a2 yang mana : A = panjang rusuk-rusuk kubus
I = a3
65
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.10 BALOK
Sifat-sifatnya:
- mempunyai sisi 6 buah: ABCD, ADHE, BCGF. CDHG, EFGH.
- semua sisi berbentuk empat persegi panjang.
- sisi-sisi yang saling berhadapan sama besarnya:
ABCD = EFGH, ABFE = CDHG dan ADHE = BCGF.
- mempunyai 12 buah nisuk.
Volume/isi (I) :
I=p. .t yang mana :
p = panjang balok
= lebar balok
t = tinggi balok
66
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.11 Limas
1. Limas segiempat
Si fat-sifatnya:
- alasnya berbentuk segiempat.
- mempunyai 8 rusuk; TA = TB = TC = TD.
- mempunyai 5 buah sisi/bidang, yaitu: 1 sisi bentuk segiempat dan 4 sisi
bentuk segitiga.
t = tinggi limas
2. Limas segitiga
Sifat-sifatnya :
- alasnya berbentuk segitiga.
- mempunyai 6 buah rusuk: TA = TB = TC.
- mempunyai 4 buah bidang sisi, yaitu berbentuk segitiga.
67
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.12 Prisma
Si fat-sifatnya:
- bentuk alas dapat berupa segitiga atau segiempat.
- bidang alas dan bidang atas prisma sejajar dan sama.
- prisma yang bidang alasnya berupa segitiga mempunyai 9 buah rusuk dan 5
buah bidang/sisi.
Gambar di atas adalah prisma segitiga:
- luas segitiga ABC = luas segitiga DEF.
- rusuk-rusuk: AD = BE = CF.
Luas permukaan prisma (L):
L = jumlah luas sisi-sisinya
7.13 Kerucut
Sifat-sifatnya :
Selimut kerucut:
1
I= . π r2 . t
3
69
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
7.14 Bola
Sifat-sifatnya:
- M = pusat bola
- r = jari-jari bola
- irisan pada bola dengan bidang mendatar
selalu berbentuk lingkaran.
Luas bola (L) :
L = 4 π r2
BAB VIII
TRANSFORMASI
BD - sumbu simetri.
Sumbu simetri dapat juga disebut:
- simetri sekutu.
- simetri lipat.
- simetri balik.
Bangun ABCD adalah bangun yang simetri sumbu atau simetri lipat
terhadap garis BD yang disebut garis simetri.
Untuk mencari sumbu simetri dan suatu bangun adalah dengan cara
melipat bangun tersebut menurut suatu garis lurus tertentu sehingga
dua bangun yang terbentuk saling menutup atau saling berimpit.
b. Titik Pusat Simetri
Untuk mencari titik pusat simetri dan suatu bangun adalah dengan
cara melakukan putaran (setengah putaran) terhadap bangun
tersebut.
Bila suatu bangun diputar terhadap titik putarnya (setengah putaran)
dan dapat mengisi bingkainya berarti bangun tersebut adalah bangun
simetri putar.
Sifat-sifat pencerminan:
- bayangan sama dengan benda tetapi terbalik.
- jarak antara benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
72
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
A(3,4) A’(3,_4)
A(3,4) A’(.-3,4)
73
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
8.2 Translasi
Suatu translasi adalah suatu permindahan semua titik di dalam bidang yang
bersangkutan, sejauh jarak yang sama dalam arah yang sama.
Perpindahan tempat dari A ke B diwakili
oleh garis AB.
Garis yang mewakili perpindahan A harus
diketahui:
- besar (panjang) garis
- arab dan posisi A
Garis AB disebut segmen garis berarah,
ditulis dengan: AB .
Sifat-sifat translasi:
Contoh :
6
Translasi titik A (2,2) ke titik B (3,5) dinyatakan dengan notasi bilangan ( )
2
6
Translasi titik C (4,1) ke titik D(10,3) dinyatakan dengan notasi bilangan (
2
)
Komposisi dari dua translasi secara berurut dapat diperoleh dengan
penempatan secara berangkai dari segmen-segmen garis berarah dalam
suatu segi tiga.
75
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
-2
AB mewakili translasi ( )
3
4
BC mewakili translasi ( )
3
-2 4 2
Translasi ( ) diikuti translasi ( ) adalah ekivalen dengan translasi ( ) yang
3 2 5
diwakili AC
-2
A B oleh translasi ( ) dilanjutkan dengan
3
4
B C oleh translasi ( )
2
-2 4 2
AB + BC = AC ( ) + ( ) = ( )
3 2 5
76
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
BAB IX
VEKTOR
3
AB = U = ( )
6
4
CD = V = ( )
5
4
AB = U = ( )
5
2
BC = V = ( )
7
4 2
AC = U + V = ( ) + ( )
5 7
6
=( )
2
AC – AB = AC + BA
= BA + AC
BC
* a + 0 = a = 0 + a → unsur identitas
* AB = ( ) ; BC = ( ) → AB + BC = ( )
=( )
* AB = ( ) ; BC = ( ) → AB – BC = AB + ( -BC )
- BC = ( )
AB – BC = ( )+( )
=( )
Ka ( ) → 4a ( )
-1a = -a = ( )
BAB X
ARITMATIKA
1. Panjang
1 km = 10 hm
1 hm = 10 dam
1 dam = 10 m
1 m = 10 dm
1 dm = 10 cm
1 cm = 10 mm
1 m = 10 dm = 100 cm = 1000 mm
2. Luas
1 dam² = 100 m²
1 m² = 100 dm²
1 sentiare ( ca ) = 1 m²
1 are ( a ) = ca
3. Volume ( isi )
1 dam³ = 1000 m³
1 m³ = 1000 dm³
4. Kapasitas
1 kiloliter ( k ) = 10 hoktelitor ( h )
1 h = 10 dekaliter ( da )
1 da = 10 liter ( )
1 = 10 desiliter ( d )
1 d = 10 sentiliter ( c )
1 c = 10 mililiter ( m )
1 = 10 d = 100 cl = 1000 m
5. Berat
1 kilogram ( kg ) = 10 hektogram ( hg )
1 hg = 10 dekagram ( dag )
1 dag = 10 gram ( g )
1 g = 10 desigram ( dg )
1 dg = 10 sentigram ( dg )
1 dg = 10 miligram ( cg )
1 cg = 10 miligram ( mg )
1 g = 10 dg = 100 cg = 1000 mg
1 kwintal = 100 kg
82
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
1 ton = 1000 kg
1 kg = 10 ons
1 ons = 1 hg
6. Satuan Sudut
1 menit ( ‘ ) = 60 detik ( “ )
1 derajat ( ˚ ) = 60 menit ( ‘ )
Lingkaran = 360˚
45˚ = ¼ rad
90˚ = ½ rad
7. Waktu
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit
1 hari = 24 jam
1 minggu = 7 hari
1 tahun = 12 bulan
1 dekade = 10 tahun
Tahun Kabisat
Tahun kabisat adalah suatu tahun yang angkanya habis di bagi dengan 4.
Pada setiap tahun kabisat, bulan februari mempunyai 29 hari dan tahun
tersebut mempunyai 366 hari.
Contoh :
- Tahun 1990 : tidak habis dibagi 4, maka bulan februari tahun 1990
mempunyai 28 hari
- Tahun 1992 : habis dibagi 4, maka bulan februari 1992 mempunyai 29 hari
84
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
9. Ukuran Lainnya
1 lusin = 12 buah
1 kodi = 20 buah
1. Pecahan
a. Disebut pembilang
b. Disebut penyebut
Dua pecahan hanya dapat dijumlahkan atau dikurangi, bila kedua pecahan
tersebut senama atau mempunyai penyebut yang sama
85
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
Contoh :
- = . . . . .? dan + = . . . .?
- = - =
+ = + =
x( - )=( x )-( x )
86
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
= x = →syarat 0
2. Perbandingan
• a:b=c:d→axd=b:c
d:b=c:a
a:c=b:d
c:d=a:b
b:a=d:c
Contah :
A:b=c:d
→ pa : pb = pc : pd atau : = :
→ pa : pb = c : d atau : =c:d
→ a : b = pc : pd atau a : b = :
→ pa : b = pc : d atau :b= :d
→ a : pb = c : pd atau a : =c:
→ pa : b = c atau a : pb = :d
1: = =
a: = =
87
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
3. Prosentase
Contoh :
1%= = 0,01
10 % = = = 0,1
25 % = = = 0,25
60 % = = = 0,6
75 % = = = 0,75
x 100 %
x 100 %
88
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
x 100 %
x 100 %
10.4. Statistik
1. Penyajian Data
A. Piktogram
B. Diagram batang
C. Diagram lingkaran
D. Polygon frekuensi
2. Diagram - diagram
Contoh :
Diagram piktogramnya :
Kota A
Kota B
Kota C
Kota D
Kota E
= 1.000.000 = 500.000
Diagram batangnya :
1200
1000
800
600
400
200
0
Sedan Truk Bus Mini Bus Motor
Univ
10% SD
20%
SMA
30%
SMP
40%
91
TKD HITUNGAN DASAR – Rumus Matematika
70
60
50
40
30
20
10
0
Januari Februari Maret April Mei
Contoh :
Adalah : = =7
Jadi median = 7
Contoh :
Median dari suatu data yang ganjil :
4,5,5,7,8,9,10 → adalah suku yang tepat di tengah, yaitu 7.
Median dari suatu data yang genap.
4,5,5,6,7,7,8,9 adalah rata – rata dari dua suku yang terletak di
tengah , yaitu :
= = 6,5
9.5. Logaritma
BAB XI
Trigonometri
1.1.1. Pengertian Fungsi Sinus, Cosinus dan Tangen
Sinus disingkat dengan Sin.
Cosinus disingkat dengan Cos.
Tangen disingkat dengan Tg.
Sin = → Sin =
Sin = → Sin =
Sin = → Sin =
Sin = → Sin =
Tg = → Tg =
Sin = → Sin =
Kuadran 1 II III IV
Sinus + + - -
Cosinus + - - +
Tangen + - + -