Anda di halaman 1dari 99

MATEMATIKA

EKONOMI 1
(PERTEMUAN KE-1)

“Suatu kelompok atau

HIMPUNAN sekumpulan benda-benda atau


objek-objek lain yang dapat
diterangkan dengan jelas
(terdefinisikan)
CONTOH :

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai :


1. Mahasiswa Manajemen Semester 1 Reg.A
2. Mahasiswa Manajemen Semester 1 Reg.B
2. Gugusan planet-planet di langit
3. Kelompok pendengar, dan pembaca

Pernyataan semester 1 Reg. A dan B, gugusan, dan kelompok dalam matematika dikatakan
“Himpunan”.
Suatu kelompok, gugusan, semester dikatakan himpunan, jika anggota-anggotanya dapat
disebutkan atau diterangkan dengan jelas.
CONTOH
1. Gugusan planet-planet di langit.
Adalah himpunan, sebab anggota-anggotanya dapat disebutkan, antara lain :
Mars, Venus, Bumi, dan lain-lain.

2. Sekumpulan makanan yang enak-enak.


Adalah bukan himpunan sebab ketika kita menyebutkan makanan yang enak-enak
bagi seseorang belum tentu enak menurut orang lain, atau dengan kata lain
“makanan yang enak” tidak dapat diterangkan dengan jelas.
CONTOH
3. Bilangan Asli.
Adalah himpunan, sebab dapat disebutkan anggotanya, yaitu : 1, 2, 3, 4 dan
seterusnya.
LATIHAN 1
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini himpunan atau bukan, dan berikan penjelasannya!
1. Mahasiswa laki-laki semester 2 Reg.B
2. Warna lampu pada rambu lalu lintas
3. Bilangan ganjil
4. Lukisan yang indah-indah
5. Vokal dalam abjad
6. Mahasiswa/I yang ganteng dan cantik
7. Orang-orang pintar
8. Mahasiswa manajemen yang tingginya 170 CM
PENULISAN HIMPUNAN
Penulisan himpunan biasanya dinyatakan/dilambangkan dengan suatu huruf kapital
A, B, C … Sedangkan penulisan himpunannya/elemen-elemennya didaftarkan
dalam tanda dua kurung kurawal ( { } )dan elemen-elemennya dipisahkan dengan
tanda koma.
Contoh :
A adalah himpunan hari-hari dalam seminggu yang dimulai dengan huruf S.
kalimat tersebut dapat dinyatakan :
A = { Senin, Selasa, Sabtu }
CONTOH

Q adalah himpunan bilangan asli yang lebih dari 10.


Bila kalimat itu dinyatakan dengan himpunan, maka kita akan menemui kesulitan
dalam penulisannya, karena bilangan asli yang lebih dari 10 yaitu : 11, 12, 13, 14,
15, dan seterusnya (yang kalau dituliskan satu persatu banyak sekali dan tidak
mungkin.
Untuk menuliskan himpunan yang berlanjut tiada batas, biasanya dinyatakan dengan
tanda titik sebanyak 3 buah sebagai pengganti dan seterusnya.
maka, penulisannya :
Q = { 11, 12, 13, 14, … }
KESIMPULAN :
1. Nama himpunan dinyatakan dengan huruf capital.
2. Penulisan himpunan dinyatakan diantara dua kurung kurawal.
3. Untuk memisahkan anggota yang satu dengan lainnya digunakan tanda koma.
4. Untuk menuliskan himpunan yang berlanjut, digunakan tanda titik sebanyak
3 buah.
LATIHAN 2
Tuliskan himpunan-himpunan berikut :
1. A adalah himpunan vokal dalam abjad
2. B adalah himpunan panca indera manusia
3. K adalah himpunan bilangan asli antara 4 dan 10
4. M adalah himpunan bilangan prima yang kurang dari 5
5. P adalah himpunan bilangan ganjil antara 1 dan 10
KEANGGOTAAN HIMPUNAN
DENGAN NOTASI
Misalkan A adalah himpunan yang dinyatakan dengan {1,3, 5, 7}, maka :

1 adalah anggota himpunan A, dan ditulis : 1 ε A demikian pula halnya dengan


3, 5, dan 7. tetapi, sebagai contoh 10 bukanlah anggota himpunan A, maka dapat
ditulis : 10 ε A
>> Bila P = { bilangan ganjil yang kurang dari 10 }, nyatakan benar atau salah
pernyataan-pernyataan berikut:
a. 1 ε P
b. 2 ε P
c. 11ε P
d. 10 ε P
e. 9 ε P
BANYAKNYA ANGGOTA
HIMPUNAN
Misalkan A = {a,c,g,h}
Anggota-anggota himpunan A adalah : a, c, g, dan h.
Apabila kita katakan banyaknya anggota himpunan A, maka kita katakan bahwa :
Banyaknya anggota himpunan A adalah 4.
Menyatakan banyaknya anggota himpunan A ditulis : n (A).
Jadi, kalimat tersebut dapatlah ditulis : n (A) = 4
Contoh :
Jika P = { bilangan prima yang kurang dari 15 }, tentukan n (P)!
Penyelesaian :
P = { bilangan prima yang kurang dari 15 }
P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13 }
Maka, n (P) = 6
MENYATAKAN SUATU
HIMPUNAN
Untuk membedakan penulisan himpunan, ada 3 (tiga) :
1) Dengan kata-kata
2) Dengan notasi pembentuk himpunan/deskriptif/kaidah
3) Dengan mendaftar

1. Menyatakan Himpunan dengan Kata-kata


Bila suatu himpunan dinyatakan dalam bentuk kalimat (tidak menggunakan
lambang-lambang) atau menuliskan syarat-syarat keanggotaannya, maka
penulisan semacam itu disebut menyatakan himpunan dengan kata-kata.
Contoh :
a. Himpunan bilangan asli yang kurang dari 5.
b. Himpunan nama-nama bulan dalam satu tahun yang dimulai dengan huruf J.
MENYATAKAN SUATU HIMPUNAN
2. Menyatakan Himpunan dengan Notasi/Deskripsi/Kaidah
Penulisan dengan cara ini sangat efektif bagi himpunan yang anggotanya banyak
atau tidak terbilang.
Berbeda dengan “kata-kata”, penulisan dengan notasi pembentuk himpunan banyak
menggunakan lambang-lambang (notasi) himpunan.
Bentuk umum notasi pembentuk himpunan adalah :
{ X|…‚ X ε … }
X : Variabel/peubah yang menyatakan anggota himpunan itu
… : Pernyataan, kalimat matematika yang menjadi syarat keanggotaan himpunan itu
… : Himpunan bilangan yang memuat x
Contoh :
1. A = { X|X <5‚ X ε A} dibaca : A adalah himpunan x dimana x kurang dari 5 dengan x
anggota himpunan bilangan Asli (A).
2. P adalah himpunan bilangan cacah yang lebih dari 10. Bila anggota himpunan P itu adalah t,
maka notasi pembentuk himpunannya ?.
MENYATAKAN SUATU
HIMPUNAN
3. Menyatakan himpunan dengan Mendaftar
Dengan cara mendaftar, anggota himpunan itu dituliskan satu persatu.
Contoh :
1. P adalah himpunan bilangan Asli yang kurang dari 5, dengan cara mendaftar,
pernyataan itu ditulis, P = { 1, 2, 3, 4 }
2. R adalah himpunan hari-hari dalam seminggu yang dimulai dengan huruf S.
dengan cara mendaftar, ditulis, R = { senin, selasa, rabu }
LATIHAN 3
Nyatakan himpunan-himpunan berikut ini dengan notasi/kaidah/deskriptif dan
dengan mendaftar!
1. himpunan bilangan ganjil antara 2 dan 10
2. himpunan bilangan asli yang kurang dari 10
3. himpunan bilangan prima kurang dari 20
4. himpunan bilangan bulat antara 5 dan 15
5. himpunan bilangan cacah yang lebih dari 10
HIMPUNAN SEMESTA (UNIVERSAL)
Suatu himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua elemen
(objek) yang dibicarakan, dan biasanya dinyatakan dengan S atau U.
Contoh 1:
A = { 1, 2, 3, 5, 7 }
B = { 5, 7, 9 }
S = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
Contoh 2 :
A = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan Semesta yang mungkin dari himpunan A antara lain :
a. S = { bilangan asli }
b. S = { bilangan cacah }
c. S = { bilangan bulat }
d. S = { bilangan asli yang kurang dari 10}
e. S = { bilangan asli yang kurang dari 5 } dan lain-lain
DIAGRAM VENN
Cara lain untuk menggambarkan suatu himpunan adalah dengan bentuk diagram
(gambar himpunan), yang disebut dengan diagram Venn.
Diagram Venn ini ditemukan oleh John Venn seorang ahli matematika Inggris (1834-
1923).
Pembuatan diagram Venn biasanya :
a. Himpunan semesta (S) digambarkan dengan daerah persegi atau persegi panjang
b. Himpunan yang dibicarakan dinyatakan dengan kurva tertutup
c. Anggota-anggotanya dinyatakan dengan noktah.
CONTOH
Jika :
S ={ 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = { 1, 3, 5, 7 }
Gambarkan diagram Vennya !
LATIHAN
Gambarkan diagram Venn dari masing-masing himpunan berikut!
1. S = { 1, 2, 3, …, 10 }, A = { 2, 3, 5, 7 }
2. S = { 1, 2, 3, …, 10 }, A = { x I x < 7, x ε A }
3. S = { x I x < 10, x ε C }, A = { 1, 2, 3, 4, 5 } , dan B = { 4, 5, 6, 7 }
HIMPUNAN BAGIAN
Bila S = { a, b, c, d, e, f, g, h, i, j }, P = { a, b, d, e, i } dan Q = { a, d, e }
Pada diagram Venn dapat dilihat.

Bahwa pada diagram Venn himpunan Q di dalam himpunan P, atau semua anggota
himpunan Q terdapat dalam himpunan P dan kita katakan bahwa himpunan Q adalah
himpunan bagian dari himpunan P.
Contoh :
Jika A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }, maka himpunan A
adalah himpunan bagian dari himpunan B, sebab semua anggota himpunan A juga
merupakan anggota himpunan B.
LAMBANG HIMPUNAN
BAGIAN
Jika A adalah himpunan bagian dari B dilambangkan dengan :
AB
Contoh :
1. P = { 1, 3 } adalah himpunan bagian dari Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
ditulis P Q

2. Himpunan bilangan asli adalah himpunan bagian dari himpunan bilangan cacah ,
dan ditulis :
A C
HIMPUNAN EKUIVALEN
Dua himpunan dikatakan ekuivalen jika anggota-anggota kedua himpunan itu dapat
dipasangkan dengan tepat satu-satu
Contoh 1 :
Jika A = { a, b, c } dan B = { 1, 2, 3 } apakah himpunan A dan B ekuivalen ?
Antara kedua himpunan itu anggota-anggotanya dapat dipasangkan dengan tepat satu-satu.
Misalnya :
a dipasangkan kepada 1
b dipasangkan kepada 2
c dipasangkan kepada 3
Maka, himpunan A ekuivalen dengan himpunan B dan dapat ditulis :
AB
Contoh 2 :
Jika P = { p, q, r, s } dan Q = { a, b, c }, apakah kedua himpunan tersebut ekuivalen ?
LATIHAN
Diketahui A = { bilangan asli antara 2 dan 7 }
B = { empat bilangan prima yang pertama }

a. Apakah himpunan A dan B ekuivalen ?


b. Apakah himpunan A dan B sama ?
HIMPUNAN SAMA
Perhatikan himpunan berikut!
A = { a, d, I }
B = { a, d, e }
C = { d, i, a }
Ketiga himpunan itu memiliki banyak anggota yang sama yaitu tiga buah.
Antara himpunan A dan B kita dapatkan anggota-anggota kedua himpunan itu ada yang sama tetapi
ada pula yang berbeda, sementara antara himpunan A dan C semua anggotanya tepat sama.
Maka dapat dikatakan :
A dan C adalah himpunan yang sama dan dilambangkan :
A=C
Sedangkan A dan B adalah dua himpunan yang tidak sama, dan dilambangkan :
A B
HIMPUNAN KUASA
Himpunan kuasa dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A. Termasuk himpunan kosong dan
himpunan A sendiri (ditulis n(P(A) = 2 )
Contoh :
A = {1, 2, 3 }
P(A) = { , {1}, {2}, {3}, {1,2}, {1,3}, {2,3}, {1,2,3} }
HIMPUNAN LEPAS
Perhatikan himpunan A = {1, 3, 5, 7} dan B = {2, 4, 6, 8}
Antara himpunan A dan B tidak ada satupun anggota yang sama.
Bila kedua himpunan itu kita gambarkan dalam bentuk diagram Venn, maka akan
tampak pada gambar.

Hubungan antara kedua himpunan itu disebut saling lepas atau saling asing, dan bisa
dilambangkan. A//B
HIMPUNAN BERPOTONGAN
Dua himpunan dikatakan tidak saling lepas jika paling sedikit memiliki satu anggota
persekutuan.
Dua himpunan yang tidak saling lepas memiliki dua keadaan yaitu :
1. Himpunan yang satu tidak merupakan himpunan bagian yang lain.
Contoh :
Jika A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 3, 5, 7, 11}, maka antara kedua himpunan itu
terdapat anggota persekutuan, yaitu : 2, 3, dan 5, sehingga dikatakan bahwa kedua
himpunan itu tidak saling lepas.
Dengan diagram Venn kedua himpunan itu tampak pada gambar.
Keadaan khusus semacam ini disebut himpunan berpotongan, dan dilambangkan : A B
HIMPUNAN BERPOTONGAN
2. Himpunan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain.
Jika A = { 1, 2, 3 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A B.
Antara kedua himpunan itu terdapat anggota persekutuan yaitu 1, 2, 3 sehingga
kedua himpunan itu tidak saling lepas.
OPERASI HIMPUNAN
1. Gabungan (Union)
Himpunan A gabungan himpunan B dilambangkan dengan A B, yang didefinisikan sebagai :
A B = { x I x A atau x B }
Atau dengan kata-kata lain.
Gabungan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya adalah
anggota himpunan A atau anggota himpunan B yang berarti menyatukan seluruh anggota
himpunan A dan anggota himpunan B.
Dengan catatan : anggota-anggota yang sama tidak dituliskan dua kali.
Contoh 1 :
Jika A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 3,5,7,9 }, maka :
A B = { 1,2,3,4,5,7,9 }
Pada jawaban 3 dan 5 tidak ditulis dua kali, hal ini dapat lebih jelas pada gambar diagram
Venn.
OPERASI HIMPUNAN
2. Irisan (Intersection)
Himpunan A irisan himpunan B dilambangkan A B didefinisikan sebagai :
A B = { x I x A dan x B }
Atau dengan kata-kata lain :
A irisan B adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota himpuanan A yang
juga merupakan anggota himpunan B.
Contoh :
Jika A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 1,3,5,7,9 } tentukan A B!

Penyelesaian :
Karena 1, 3, dan 5 adalah anggota himpunan A dan juga merupakan anggota himpuanan B, maka :
A B = { 1,3,5 }
SELISIH (DIFERENCE)
Selisih antara himpunan A dan B dituliskan dengan notasi A – B adalah himpunan
yang beranggotakan objek-objek milik A yang bukan objek milik B.
Contoh :
Jika diketahui S = {1,2,3,4,5,6,7,8}, himpunan A = {1,3,4,6,7} dan B = {1,2,4,5}
Tentukan anggota himpunan A – B dan S – A serta gambarkan diagram Venn-nya!
PELENGKAP (KOMPLMENT)
Pelengkap dari sebuah himpunan A, dituliskan dengan notasi À, adalah himpunan
yang beranggotakan objek-objek yang tidak dimiliki oleh himpunan A.
Contoh :
Jika diketahui S = {1,2,3,4,5,6,7,8} dan A = {1,4,6,7}
Tentukan anggota himpunan À dan gambarkan diagram Venn-nya!
BILANGAN KARDINAL
Bilangan yang menyatakan banyaknya unsur/anggota yang ada pada suatu
himpuanan.
Banyaknya unsur himpunan A (Bilangan cardinal himpunan A) ditulis dengan n(A).
Bilangan cardinal dari himpunan hampa n(Ø) = 0
Contoh :
Tentukan himpunan kardinal dari :
A = {1,3,5,7}
N={¼,½}
R = { 1,2,3 … }
LATIHAN

Diketahui himpunan :
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
A = {1,2,3,4,5}
B = {1,3,5,7,9}
C = {6,8}
Tentukan
a. A B
b. A (B – C)
c. C (A – B )
HIMPUNAN 2 (PERTEMUAN KE-2)
Kaidah Dalam Pengoperasian Himpunan
1. Kaidah Idempoten
2. Kaidah Assosiatif
3. Kaidah Komutatif
4. Kaidah Distributif
5. Kaidah Identitas
6. Kaidah Kelengkapan
7. Kaidah De Morgan
8. Sifat lain yang perlu diperhatikan
TERAPAN PADA EKONOMI
Contoh :
Suatu survey pada suatu asrama yang dihuni oleh 50 mahasiswa Sutomo diperoleh
data sebagai berikut :
25 orang menguasai Bahasa Jerman
30 orang menguasai Bahasa Inggris
10 orang menguasai Bahasa Ingris dan Jerman
Berapa orangkah yang tidak dapat menguasai bahasa Inggris dan Jerman?
Gambarkan diagram Venn-nya!
LATIHAN
Hasil penelitian terhadap 30 orang mahasiswa Sutomo yang rajin mengunjungi
perpustakaan, menunjukkan bahwa ada 15 orang yang pernah membaca buku teks
matematika dan 18 orang yang pernah membaca buku teks Bahasa Indonesia serta 9
orang yang sudah pernah membaca keduanya.
Tentukan banyaknya mahasiswa yang tidak pernah membaca satupun dari kedua
buku tersebut!
Gambarkan diagram venn-nya!
SISTEM BILANGAN
(PERTEMUAN KE-3)
Dalam matematika bilangan-bilangan yang ada dapat digolongkan menjadi bilangan
nyata dan bilangan khayal
PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA
(PERTEMUAN KE-4/5)
Pangkat dari sebuah bilangan adalah suatu indeks yang menunjukkan banyaknya
perkalian bilangan yang sama secara beruntun.

Notasi berarti bahwa x harus dikalikan dengan x itu sendiri secara berurutan
sebanyak a kali.

Notasi pemangkatan sangat bermanfaat untuk merumuskan penulisan banyak


perkalian secara ringkas. Sebagai contoh : perkalian bilangan 7 sebanyak 5 kali tidak
perlu dituliskan dengan lengkap 7x7x7x7x7, melainkan cukup ditulis dengan
PANGKAT (EKSPONEN)
Sehingga :
7x7x7x7x7 =
5x5x5x5x5x5x5 =
0,3x0,3x0,3x0,3x0,3x0,3 =

Notasi pemangkatan juga bermanfaat pula untuk meringkas bilangan-bilangan


kelipatan perkalian sepuluh yang nilainya sangat besar atau sangat kecil sebagai
contoh :
Bilangan 100.000 dapat diringkas menjadi
Bilangan atau 0,00001 dapat diringkas menjadi
PANGKAT (EKSPONEN)
begitu pula dengan :
1.000.000.000 =
5.000.000.000 = …
7.500.000.000 = …
0,0000000001 =
0,000000034 = …
Dalam pemangkatan sebuah bilangan dan pengoperasian bilangan-bilangan
berpangkat mematuhi kaidah-kaidah tertentu.
KAIDAH PEMANGKATAN BILANGAN
1. Bilangan bukan-nol berpangkat nol adalah 1.
=1(x 0)
Contoh : = 1
2. Bilangan berpangkat satu adalah bilangan itu sendiri.
=x
Contoh : = 3
3. Nol berpangkat sebuah bilangan adalah tetap nol.
=0
Contoh : = 0
4. Bilangan berpangkat negatif adalah kebalikan pengali (multiplicative inverse) dari bilangan itu
sendiri.

Contoh : = = ( )
KAIDAH PEMANGKATAN BILANGAN

5. Bilangan brpangkat pecahan adalah akar dari bilangan itu sendiri dengan suku
pembagi dalam pecahan menjadi pangkat dalam dari akarnya sedangkan suku
terbagi menjadi pangkat dari bilangan yang bersangkutan.
=
Contoh : = = = 1,55
6. Bilangan pecahan berpangkat adalah hasil bagi suku-suku berpangkatnya.
(=
Contoh : ( = =
7. Bilangan berpangkat dipangkatkan lagi adalah bilangan berpangkat hasil kali
pangkat-pangkatnya.
(=
Contoh : = = = 6.561
KAIDAH PEMANGKATAN BILANGAN
8. Bilangan dipangkatkan pangkat-pangkatnya adalah bilangan berpangkat ke
hasil pemangkatan pangkatnya.
= di mana c =
Contoh : = = 43.046.721
9. Hasil kali bilangan-bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah bilangan
basis berpangkat jumlah pangkat-pangkatnya.
=
Contoh : = = 729
10. Hasil kali bilangan berpangkat yang pangkat sama, tapi hasilnya berbeda
adalah perkalian basis-basisnya dalam pangkat yang bersangkutan.

Contoh : = = 225
KAIDAH PEMANGKATAN BILANGAN
11. Hasil bagi bilangan-bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah
bilangan basis berpangkat selisih pangkat-pangkatnya.

Contoh :
12. Hasil bagi bilangan-bilangan berpangkat yang pangkatnya sama, tetapi
basisnya berbeda, adalah pembagian basis-basisnya dalam pangkat yang
bersangkutan.

=
KAIDAH PEMANGKATAN BILANGAN
Catatan :
Kaidah ke-7 dan ke-8 perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering diselesai-
kan secara tidak benar. Jika kurang teliti, contoh-contoh kaidah ke-7 dan ke-8
Bisa salah diselesaikan menjadi (1.296), padahal seharusnya masing-masing
adalah

Prinsip penyelesaiannya bilangan yang pangkatnya berpangkat ialah menyelesaikan


Pangkat-pangkatnya terlebih dahulu.

Kaidah ke-6 identik dengan kaidah ke-12, sementara itu kaidah ke-5 identik dengan
kaidah ke-2.
TAMBAHAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN
TAMBAHAN
LATIHAN
1. Selesaiakanlah bentuk bilangan berpangkat berikut !
a.
b. (
c.
2. Sederhankanlah dan nyatakanlah dalam bentuk pangkat positif dari
!
BARISAN DAN DERET
(PERTEMUAN 6 & 7)
PENERAPAN BARISAN DAN
DERET (PERTEMUAN 8)
FUNGSI (PERTEMUAN 9)
Fungsi adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variable dengan variable lainnya.
Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur :
1. Variable
2. Koefisien
3. Konstanta
Variable adalah unsur pembentuk fungsi yang mencerminkan atau mewakili faktor
tertentu, dilambangkan (berdasarkan kesepakatan umum) dengan huruf-huruf latin.
Berdasarkan kedudukan atau sifatnya, variable terbagi menjadi variable bebas
(independent variable) dan variable terikat (dependent variable).
LANJUTAN
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variable yang nilainya tidak tergantung dengan variable lain.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel yang nilainya tergantung pada variable lain

Koefisien adalah bilangan atau angka yang terkait pada dan terletak di depan suatu
variable dalam sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-kadang) turut membentuk
sebuah fungsi tetapi berdiri sendiri sebagai yang tidak terikat pada suatu variable
tertentu.
JENIS-JENIS FUNGSI
LANJUTAN
LANJUTAN
LANJUTAN
LANJUTAN
LANJUTAN
Bentuk umum fungsinya : Y =
LANJUTAN
MENGGAMBARKAN GRAFIK FUNGSI LINIER
Setiap fungsi dapat disajikan secara grafik pada bidang sepasang sumbu silang (sistem
koordinat).
Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara menghitung koordinat titik-
titik yang memenuhi persamaanya, dan kemudian memindahkan pasangan-pasangan
titik tersebut ke sistem sumbu silang.
Dalam menggambarkan suatu fungsi meletakkan variable bebas pada sumbu horizontal
(absis) dan variable terikat pada sumbu vertikal (ordinat).
Bentuk umum Fungsi Linier :
y = a + bx atau y = mx + c
Dimana :
a atau c adalah konstanta / potongan (intercept) garis pada sumbu vertical y
b atau m adalah koefisien arah / lereng (slope) / kemiringan / gradien garisnya
LANJUTAN
Koefisien nilai b dan m mencerminkan :
. Besar tambahan nilai y untuk setiap tambahan satu unit x
. Tangen yang dari sudut yang dibentuk oleh garis y dan sumbu x
( Catatan : Koefisien arah dari satu fungsi linier selalu konstan, untuk setiap nilai x )

Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara menghitung koordinat titik-
titik yang memenuhi persamaannya dan kemudian memindahkan pasangan-pasangan
titik tersebut ke dalam system koordinat cartesius, dimana sumbu horizontal (absis)
merupakan letak dari nilai variable bebasnya (x) dan sumbu vertikalnya (ordinat)
merupakan letak dari nilai variable terikatnya (y).
LANJUTAN
CONTOH
Gambarkan grafik dari fungsi linier berikut :
1. y = 3 + 2x
2. y = 6 – 2x

Penyelesaian :
1. Untuk fungsi linier y = 3 + 2x
nilai konstanta a : 3 dan koefisien arah b : 2
(Perlu diperhatikan apabila koefisien arah b bernilai positif (b>0), maka grafik
garisnya akan bergerak dari kiri bawah ke kanan atas).
LANJUTAN
Pasangan berurutan fungsi y = 3 + 2x

Jika nila X Nilai y = 3 + 2x Pasangan bilangan (x,y)

X=0 y = 3 + 2 (0) = 3 (0,3)

X=1 y = 3 + 2 (1) = 5 (1,5)

X=2 y = 3 + 2 (2) = 7 (2,7)

X=3 y = 3 + 2 (3) = 9 (3,9)

X=4 y = 3 + 2 (4) = 11 (4,11)


LANJUTAN
MENGGAMBARKAN GRAFIK FUNGSI NON-LINIER

Untuk menggambarkan grafik fungsi non-linier tidaklah semudah menggambarkan


grafik fungsi linier.
Hal ini dikarenakan masing-masing fungsi non-linier memiliki bentuk khas tertentu
mengenai kurva, sehingga diperlukan ketelitian dalam pembuatan grafiknya.
1. Menggambar fungsi kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat
y = + bx + c ; a 0
Contoh :
Gambarkan grafik fungsi dari : y = + 2x + 3
LANJUTAN
Jika Nilai X Nilai y = + 2x + 3 Pasangan bilangan (x,y)

X = -1 y = + 2(-1) + 3 = 0 (-1,0)

X=0 y = + 2 (0) + 3 = 3 (0,3)

X=1 y = + 2 (1) + 3 = 4 (1,4)

X=2 y = + 2 (2) + 3 = 3 (2,3)

X=3 y = + 2 (3) + 3 = 0 (3,0)


LANJUTAN
LANJUTAN
2. Menggambar Grafik Fungsi Kubik
Contoh :
Gambarkan grafik fungsi dari y = -2 + -
Jika Nilai x Nilai y = -2 + - Pasangan bilangan (x,y)

X = -1 y = -2 + - = 3 (-1,3)

X=0 y = -2 + - () = -2 (0,-2)

X=1 y = -2 + - = 1 (1,1)

X=2 y = -2 + - ( = 6 (2,6)

X=3 y = -2 + - = 7 (3,7)

X=4 y = -2 + - = -2 (4,-2)
LANJUTAN
Grafik fungsi dari y = -2 + -
LANJUTAN
LANJUTAN
KUIS
Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1). Perhatikan bentuk pecahan berikut!


a. 3/4 dan 4/6
b. 5/6 dan 5/12
Tentukanlah!
1. Jumlah dari pasangan pecahan di atas.
2. Selisih dari pasangan pecahan di atas.

2). Tentukan suku ke-10 (U10) dari barisan bilangan 5000, 5500, 6000 … !
KUIS
3). Hasil penelitian terhadap 30 orang mahasiswa Sutomo yang rajin mengunjungi
perpustakaan, menunjukkan bahwa ada 15 orang yang pernah membaca buku
teks matematika dan 18 orang yang pernah membaca buku teks Bahasa Indonesia
serta 9 orang yang sudah pernah membaca keduanya.
Tentukan banyaknya mahasiswa yang tidak pernah membaca satupun dari kedua
buku tersebut!
Gambarkan diagram venn-nya!
FUNGSI LINIER (PERTEMUAN
KE-10)
Fungsi linier adalah suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) anatara suatu variable dengan variable lainnya
dengan pangkat tertinggi dari variabelnya adalah satu, sehingga membentuk garis
lurus dengan kemiringan tertentu (gradient/m).
Bentuk umum fungsi linier
y = mx + c
Dimana
y : variable terikat (depedent variable)
m : koefisien arah/slope/gradient/kemiringan garis
x : variabel bebas (independent variable)
c : konstanta
KEMIRINGAN SUATU GARIS
(GRADIEN)
Kemiringan (slope) fungsi linier suatu variable yaitu besarnya tambahan nilai y
untuk setiap tambahan satu unit x dan biasanya dilambangkan dengan huruf m.
Secara geometri, kemiringan suatu garis lurus adalah tangent (Tg) dari sudut yang
dibentuknya terhadap sumbu absis x. sudut tangent ( adalah perbandingan antara
sumbu vertical y dengan sumbu horizontal x.
Sehingga rumus sudut tangen dapat dituliskan sebagai berikut :
KEMIRINGAN SUATU GARIS
(GRADIEN)
KEMIRINGAN SUATU GARIS
(GRADIEN)
Adapun bentuk kemiringan garis lurus (m) ada empat macam, yaitu :
a. Kemiringan positif, karena menaik dari kiri bawah ke kanan atas sehingga jika
nilai x naik/bertambah maka nilai y juga akan naik/bertambah juga.
b. Kemiringan negatif, karena menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Jika nilai x
naik/bertambah maka nilai y akan menurun/berkurang.
c. Kemiringan nol, karena nilai x bertambah sedangkan nilai y konstan.
d. Kemiringan tak tentu, nilai x konstan dan nilai y tak tentu.
CARA PEMBENTUKAN FUNGSI
LINIER
Ada empat macam cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan
linier, masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang diketahui.
CARA PEMBENTUKAN FUNGSI
LINIER
CARA PEMBENTUKAN FUNGSI LINIER
CARA PEMBENTUKAN FUNGSI LINIER
CONTOH
Jika diketahui konstanta dan gradien garis dari fungsi linier y = f(x) masing-masing
adalah 3 dan 0,5. Tentukanlah persamaan liniernya!.
Penyelesaian :
Diketahui :
Gradien garis (m) = 3
Konstanta (c) = 0,5
Maka persamaan liniernya adalah :
y = mx + c
y = 0,5x + 3
CARA PEMBENTUKAN FUNGSI LINIER
HUBUNGAN DUA BUAH FUNGSI LINIER
Dua buah garis lurus mempunyai 4 macam kemungkinan bentuk hubungan.
HUBUNGAN DUA BUAH FUNGSI LINIER
HUBUNGAN DUA BUAH
FUNGSI LINIER
HUBUNGAN DUA BUAH
FUNGSI LINIER
PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI LINIER
Gambar dari sebuah fungsi dapat dihasilkan dengan cara menghitung koordinat titik-
titik yang memenuhi persamaannya, dan kemudian memindahkan pasangan-
pasangan titik tersebut ke system sumbu silang.
Dalam menggambarkan suatu fungsi terdapat kebiasaan meletakkan variable bebas
pada sumbu horizontal (absis) dan variable terikat pada sumbu vertical (ordinat).
Penggambaran fungsi linier paling mudah dilakukan. Sesuai dengan namanya, setiap
fungsi linier akan menghasilkan sebuah garis lurus (kurva linier)
LANJUTAN …
Cara yang termudah untuk menggambar suatu grafik fungsi linier (garis lurus) yang
diketahui persamaannya adalah dengan mencari titik potong garis sumbu yang
dipotong oleh garis lurus tersebut.
Panjang titik potong garis sumbu diukur dari titik pusat sampai titik potong antara
garis lurus dengan sumbu-sumbu koordinat.
Perpotongan garis dengan sumbu x merupakan suatu titik yang ditentukan oleh
pasangan y = 0 pada persamaan garis lurus tersebut. Begitu pula perpotongan garis
lurus dengan sumbu y merupakan suatu titik yang ditentukan oleh pasangan x = 0
pada persamaan garis tersebut.
Bila kedua titik potong tersebut digambar/dihubungkan, maka garis lurus yang dicari
adalah garis yang melalui kedua titik tersebut.
CONTOH

Gambarkan grafik garis dari fungsi linier y = 8 - 2x.


Jawab :
. Titik potong garis dengan sumbu x, maka nilai y = 0. Untuk y = 0 substitusikan ke persamaan y = 8 –
2x, sehingga : 0 = 8 – 2x
2x = 8
x = 4 , jadi titik potongnya (4,0)
. Titik potong garis dengan sumbu y, maka nilai x = 0. Untuk x = 0 substitusikan ke persamaan y = 8 –
2x, sehingga : y = 8 – 2(0)
y = 8 , jadi titik potongnya (0,8)
. Grafik dari fungsi y = 8 - 2x
LATIHAN
1. Bentuklah persamaan linier yang garisnya melalui titik (-1,4) dan (1,0)!
2. Bentuklah persamaan linier yang garisnya melalui titik (-1,3) dan mempunyai
koefisien arah/kemiringan garis 5!
3. Gambarkan grafik linier y = 10 – 2x!
4. Tentukan persamaan garis yang melewati titik (2,0) dan tegak lurus dengan
garis x + 2y = 7 !

Anda mungkin juga menyukai