Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR DASAR MATEMATIKA

HIMPUNAN

Kelas 1C
Oleh Kelompok 3:
Rahma NIM. 1813011010
Ni Putu Novi Diantari NIM. 1813011030
M. Harum Pradnyani W. NIM. 1813011031
Made Sudarsana NIM. 1813011036

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan
dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk
himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
Istilah kelompok, kumpulan, maupun gugus dalam matematika disebut
dengan istilah himpunan. Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan
oleh seorang matematikawan berkebangsaan Jerman bernama Georg
Cantor (1845-1918) Benda yang termasuk dalam himpunan biasa disebut dengan
anggota, elemen, atau unsur.

Contoh Kelompok/kumpulan yang merupakan suatu himpunan:


Kelompok hewan berkaki empat.
Yang merupakan anggota, misalnya : Gajah, sapi, kuda, kambing
Yang merupakan bukan anggota, misalnya : ayam, bebek, itik.

Contoh Kelompok/kumpulan yang bukan merupakan suatu himpunan:


Kumpulan siswa di kelasmu yang berbadan tinggi.
Pengertian tinggi tidak jelas harus berapa cm batasannya.
Mengapa disebut begitu??? karena batasan contoh di atas tidak jelas. Di dalam
Matematika kumpulan tidak dapat disebut himpunan jika batasannya tidak jelas.

B. Notasi dan Anggota Himpunan


Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar
(kapital) A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpunan
tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.
Setiap benda atau objek yang berada dalam suatu himpunan disebut
anggota atau elemen dari himpunan itu dan dinotasikan dengan є. Adapun benda
atau objek yang tidak termasuk dalam suatu himpunan dikatakan bukan anggota
himpunan dan dinotasikan dengan .
Contoh :
A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 6.

2
Anggota himpunan bilangan cacah kurang dari 6 adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Jadi, A = {0, 1, 2, 3, 4, 5}.
Berdasarkan contoh di atas, A adalah himpunan bilangan cacah kurang
dari 6, sehinggan A={0,1,2,3,4,5}. Bilangan 0,1,2,3,4, dan 5 adalah anggota atau
elemen dari himpunan A, ditulis 0 ∈ A, 1 ∈ A, 2 ∈ A, 3 ∈ A, 4 ∈ A, dan 5 ∈ A.
karena 6,7, dan 8 bukan anggota A, maka ditulis 6 A, 7 A, dan 8 A.

Banyak anggota suatu himpunan dinyatakan dengan n. Jika


A = {0, 1, 2, 3, 4, 5} maka n(A) = banyak anggota himpunan A = 6.
Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A).

Menyatakan Suatu Himpunan


Himpunan dapat dinyatakan dalam tiga cara:
a. Dengan kata-kata.
Dengan cara menyebutkan semua syarat/sifat keanggotaannya.
Contoh : P adalah himpunan bilangan prima antara 10 dan 40,
ditulis P = {bilangan prima antara 10 dan 40}.
b. Dengan notasi pembentuk himpunan.
Pada cara ini disebutkan semua syarat/sifat keanggotannya. Namun, anggota
himpunan dinyatakan dengan suatu peubah. Peubah yang biasa digunakan
adalah x atau y.
Contoh:
P : {bilangan prima antara 10 dan 40}.
Dengan notasi pembentuk himpunan, ditulis
P = {10 < x < 40, x ∈ bilangan prima}.
c. Dengan mendaftar anggota-anggotanya.
Dengan cara menyebutkan anggota-anggotanya, menuliskannya dengan
menggunakan kurung kurawal {....}, dan anggota-anggotanya dipisahkan dengan
tanda koma ( - ).
Contoh :
P = {11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37}
A = {1, 2, 3, 4, 5}

3
Contoh :
Z adalah himpunan bilangan ganjil antara 20 dan 46.
a. Dinyatakan dengan kata-kata.
Z = {bilangan ganjil antara 20 dan 46}
b. Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan.
Z = {20 < x < 46, x ∈ bilangan ganjil}
c. Dinyatakan dengan mendaftar anggota-anggotanya.
Z = {21, 23, 25, ..., 43, 45}.
C. Jenis-Jenis Himpunan
1. Himpunan Berhingga dan Himpunan Tak Berhingga
Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga disebut himpunan berhingga.
Contoh : A = {1, 2, 3, 4, 5}., n(A) = 5
Himpunan yang memiliki banyak anggota tak berhingga disebut himpunan tak
berhingga.
Contoh : B = {1, 2, 3, ...}., n(B) = ∞
2. Himpunan Semesta
Himpunan A = {1, 2, 3}, B = {3, 4, 5}, dan C = {6, 7, 8, 9}. Himpunan yang
memuat semua anggota A, B, dan C dapat dikatakan sebagai himpunan semesta.
Secara umum himpunan semesta yaitu sebagai himpunan yang memuat semua
anggota himpunan yang dibicarakan. Himpunan semetsa disebut juga universum
dan biasanya dinotasikan dengan S. Himpunan semesta juga dapat diartikan
sebagai himpunan yang mencakup semua anggota dari lingkaran diagram venn .
Anggota himpunan semesta sudah pasti ada yang menjadi anggota dalam
lingakaran diagram
misalnya :
S={bilangan asli dari 1-10}
A={2,4,6,8}
B={1,3,57,9}
Jadi anggota himpunan semesta nya adalah
S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
Tentukanlah himpunan semesta dari

4
A = {3, 4, 5, 6, 7}.
Penyelesaian:
Semesta untuk himpunan A sangat banyak. Untuk contoh dapat diambil beberapa
himpunannya.
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
S = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
S = himpunann bilangan asli kurang dari 12
S = himpunan bilangan cacah kurang dari 15
3. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.
Himpunan kosong dilambangkan dengan ∅
Himpunan kosong memberikan landasan untuk membangun teori bilangan.
Himpunan kosong merupakan himpunan yang unik.
Beberapa contoh himpunan kosong, misalnya:
a. Himpunan manusia di bumi yang tingginya lebih dari 25 meter.
b. Himpunan orang tua mahasiswa yang usianya di bawah 15 tahun,
c. Himpunan bilangan bulat yang tidak ganjil dan tidak genap,
d. Himpunan bilangan pecahan yang irasional,
e. Himpunan mahasiswa Unesa yang usianya tidak lebih dari 15 tahun.
Sifat-sifat Himpunan Kosong Himpunan Kosong mempunyai beberapa
sifat yang unik, yaitu:
a. Himpunan kosong merupakan himpunan dari sebarang himpunan,
b. Himpunan kosong adalah tunggal,
c. Himpunan kosong tidak saling lepas dengan himpunan kosong itu sendiri,
d. Himpunan kosong tidak berpotongan dengan himpunan kosong itu sendiri,
e. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari himpunan kosong itu
sendiri.,
f. Himpunan kosong ekivalen dengan himpunan kosong itu sendiri,
g. Himpunan kosong yang diiriskan dengan sebarang himpunan memghasilkan
himpunan kosong, dan

5
h. Himpunan kosong digabung dengan sebarang himpunan menghasilhan
himpunan sebarang tersebut.
Hati-hati dengan angka nol (0) sebab nol (0) bukanlah himpunan kosong
tetapi merupakan anggota dari himpunan yang bernilai nol (0). Seperti pada
himpunan 5 bilangan cacah pertama, maka bilangan nol adalah salah satu anggota
himpunan bilangan tersebut.
4. Himpunan Bagian
Dalam matematika, terutama teori himpunan, suatu himpunan A adalah himpunan
bagian atau subset dari himpunan B bila A "termuat" di dalam B.

Contoh Himpunan Bagian


Untuk memahami himpunan bagian, perhatikanlah himpunan berikut ini.
S = {semua siswa kelas VII di sekolahmu}
A = {semua siswa kelas VIIA di kelasmu}
B = {semua siswa perempuan VIIA di kelasmu}
C = {semua siswa laki-laki VIIA di kelasmu}

Penjelasan:
Dari contoh di atas diperoleh keterangan sebagai berikut:
 Himpunan B dan C merupakan himpunan bagian dari himpunan A karena setiap
anggota himpunan B dan C merupakan anggota himpunan A.
 Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan S karena setiap
anggota himpuna A merupakan anggota himpunan S.
 Himpunan B bukan merupakan himpunan bagian dari himpunan C begitu juga
sebaliknya, karena tidak ada anggota himpunan B yang merupakan anggota
himpunan C dan sebaliknya.

6
Perhatikan diagram Venn berikut.

Gambar: Contoh Himpunan Bagian


 Himpunan B adalah himpunan bagian dari himpunan A, karena anggota B juga
anggota A.
 Himpunan A himpunan bagian dari himpunan S, karena anggota A juga
anggota S.
 Himpunan B dikatakan bukan himpunan bagian dari C atau sebaliknya karena
anggota B bukan merupakan anggota C, demikian juga sebaliknya. Misalnya P
= {a, i, e, o, u} dan Q = {a, i}, R = {n, o, u}, maka
 Himpunan Q adalah himpunan bagian dari himpunan P, karena setiap anggota
Q juga merupakan anggota , ditulis Q  P.
 Tidak semua anggota R merupakan angota P, maka ditulis R  P.
Kesimpulan:
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Untuk dua buah himpunan P dan Q maka
Himpunan P merupakan himpunan bagian dari Q, ditulis P  Q, jika setiap
anggota P merupakan anggota Q.
Himpunan P bukan merupakan himpunan bagian dari himpunan Q, ditulis P  Q,
jika setiap anggota P bukan merupakan anggota Q.
Banyak Himpunan Bagian dari Suatu Himpunan
Pada penjelasan sebelumnya, kamu telah mempelajari bahwa suatu himpunan
merupakan himpunan bagian dari himpunan itu sendiri dan himpunan kosong
yang merupakan himpunan bagian dari suatu himpunan dan sekarang kamu akan

7
mempelajari bagaimana cara untuk menentukan banyaknya himpunan bagian dari
suatu himpunan.
Contoh cara Menyatakan banyaknya himpunan bagian;

Banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan yang mempunyai banyak


anggota n ditentukan dengan rumus 2n
Contoh Soal Himpunan Bagian
Diketahui: himpunan A = {1, 2, 3, 4} Tentukan banyak himpunan bagian dari A.

Penyelesaian:
Banyak anggota himpunan A = n(A) = 4, jadi banyak himpunan bagian dari
himpunan A adalah 24 = 16.

5. Himpunan Kuasa (Power Set)


Himpunan kuasa atau power set dari himpunan A dinotasikan dengan P(A).
P(A) adalah himpunan yang anggotanya merupakan semua himpunan bagian A.
banyak anggota himpunan yang anggotanya merupakan semua himpunan bagian
A. Banyak anggota himpunan kuasa A adalah 2 pangkat banyak anggota
himpunan A. secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
n(P(A))=2n(A)
Misalkan, nyatakan himpunan kuasa A dengan 2A. Jika sebuah himpunan
A terbatas, artinya A mempunyai n elemen maka himpunan kuasa dari A dapat
diperlihatkan mempunyai elemen-elemen sebanyak 2n. Himpunan semesta U
dengan dengan elemen-elemen, mulai dari tidak mempunyai elemen hingga
mempunyai tiga elemen yang ditunjukan pada tabel di bawah ini.

8
U n(U) Himpunan Kuasa dari U Banyaknya Elemen
Himpunan Kuasa
dari U
1. 0 { } 1 = 20
2. {x} 1 2 = 21
{ , {x}}
3. {x,y} 2 4 = 22
{ , {x}, {y}, {x,y}}
4. {x,y,z} 3 8 = 23
{ ,{x},{y}, {z}, {x,y},
{x,z}, {y,z}, {x,y,z}} ...
... {...} ...
{...}

Contoh
1. Diberikan himpunan A = { a,b}
Himpunan bagian dari himpunan A adalah Q, {a}, {b}, {a,b}, maka himpunan
kuasa dari himpunan A adalah…
Jawab
Penyelesaian
P(A) = {Q, {a},{b},{ab}}
a (P(A)) = 4
2. Tentukan himpunan kuasa dari M = {p,q,r}….
Penyelesaian
maka himpunan kuasa dari himpunan M adalah
P(M) = {{p,q,r},{p},{q},{r},{p,q},{p,r},{q,r},Q}
N (P(A)) = 8

D. Operasi pada Himpunan


1. Operasi irisan (Interseksi)
Irisan dikenal juga dengan sebutan interseksi. Jika kita mengatakan dua
himpunan A dan B beririsan, maksudnya adalah himpunan elemen-elemen yang
menjadi anggota himpunan A dan juga menjadi himpunan B. dapat juga diartikan
suatu himpunan yang anggotanya merupakan anggota persekutuan dari dua
himpunan tersebut.

9
Operasi irisan dinotasikan dengan tanda ∩. Untuk menulis “A irisan B” atau “A
interseksi B” dapat ditulis dalam: 𝐴 ∩ 𝐵. Contoh:
Contoh: Bila 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠}dan B = {𝑟, 𝑠, 𝑡}maka A∩B = {𝑟, 𝑠}
Operasi irisan dapat didefinisikan dengan notasi: 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥|𝑥 𝜖 𝐴  𝑥 𝜖 𝐵},
himpunan A irisan B adalah himpunan x sedemikian hingga x merupakan anggota
A dan x merupakan anggota B. jadi dapat disimpulkan, irisan antara dua buah
himpunan adalah himpunan yang anggotanya termasuk pada kedua himpunan itu.
Contoh 1.1
Bila 𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9}dan B = {3, 6, 9}maka A∩B = {3, 9}. Relasinya A∩B ≠ ∅

S
A B

⋅1 ⋅3
⋅5 ⋅6
⋅9
⋅7

Contoh 1.2
Bila 𝐶 = {0, 2, 4, 6}dan D = {3, 5, 7}maka C∩D = ∅. Relasinya A//B
S
C D

⋅0 ⋅3

⋅2 ⋅4 ⋅5

⋅6 ⋅7

Contoh 1.3
Bila 𝐸 = {2, 3, 5, 7}dan F = {𝑥|𝑥 ≤ 8, 𝑥 𝜖 bilangan asli}
maka E∩F = {2, 3, 5, 7}, 𝐸 ∩ 𝐹 = 𝐸. Relasinya E ⊂ F

10
S
⋅1

E
⋅2⋅3⋅5⋅7 ⋅6

⋅8
2. Operasi gabungan (Union)
Gabungan dari dua buah himpunan A dan B atau dapat ditulis A ∪ B adalah
himpunan semua elemen anggota A atau anggota B.
Adapun definisi operasi gabungan antara dua buah himpunan adalah
A ∪ B = {𝑥 𝜖 𝑆 | 𝑥 𝜖 𝐴  𝑥 𝜖 𝐵}
Contoh 2.1
Bila 𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9} dan B = {3, 6, 9, 11}

S
A B

⋅1
⋅3 ⋅6
⋅5
⋅11
⋅7 ⋅9

Jadi, A ∪ B = {1, 3, 5, 6, 7, 9, 11}

3. Operasi Selisih Himpunan


Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan
anggota himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B
adalah komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B
Notasi : A – B = {x ϵ S |x ϵ A  x ∉ B}
Dari diagram berikut, daerah yang arsir merupakan himpunan A-B

11
S
A B

Contoh 3.1
Jika A = {1,2,3,…,10} dan B = {1,3,5,7,9}, maka A – B = {2,4,6,8,10} dan B – A

4. Beda Setangkup
Operasi beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan
yang elemen nya ada pada himpunan A dan B tetapi tidak pada keduanya.
Dengan kata lain, operasi beda setangkup mengambil semua bagian yang
berbeda dari kedua himpunan.
Notasi: A ⊕ B ={x ϵ S |x ϵ A  x ϵ B tapi x ∉ A ∩ B}
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
S
A B

Contoh 4.1
a. Jika A = {2, 5, 8} dan B = {2, 4, 6},
Maka A ⊕ B = {4,5,6,8}
b. A = himpunan segitiga sama kaki
B = himpunan segitiga siku-siku
A ⊕ B = himpunan segitiga sama kaki yang tidak siku-siku dan segitiga
siku-siku yang tidak sama kaki.

12
5. Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan
yang anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan
dengan 𝐴𝑐
Notasi : 𝐴𝑐 = {x Є S | x∉A}

Contoh 5.1
Misalkan U = {1,2,3,..,10}
Jika A = {2,4,6,8,10}, maka 𝐴𝑐 = {1,3,5,7,9}

Operator-operator himpunan memenuhi beberapa hukum berikut ini:


1. Hukum Komutatif : A ∩ B = B∩A ; A ∪ B = B ∪ A
2. Hukum Assosiatif :A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C ;
A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
3. Hukum Idempoten : A ∩ A = A dan A ∪ A = A
4. Hukum Distributif : A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) ;
A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
5. Komplemen Ganda : (𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴
6. Irisan Dengan S :𝐴∩𝑆=𝐴
7. Gabungan Dengan S :𝐴∪𝑆=𝑆
8. Hukum De Morgan : (A ∪ B)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 ; (A ∩ B)𝑐 = 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐
9. Hukum Penyerapan : A ∪ (A ∩ B) = A; A ∩ (A ∪ B) = A

Contoh Soal:
Buktikanlah
𝐴 − (𝐴 ∩ B) = 𝐴 − 𝐵

13
Bukti:
𝐴 − (𝐴 ∩ B) (Definisi selisih himpunan)
= 𝐴 ∩ (𝐴 ∩ B)𝑐 (Hukum De Morgan)
= 𝐴 ∩ (𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) (Hukum Distributif)
= (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 ) (Definisi selisih himpunan)
= (𝐴 − 𝐴) ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 )
= ∅ ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 )
= (A ∩ 𝐵 𝑐 ) (Definisi selisih himpunan)
=𝐴−𝐵 (Terbukti)

LATIHAN SOAL:
1. Diketahui Himpunan A = {x|x < 7, x bilangan asli}, B = {lima bilangan
ganjil yang pertama}. Tentukan A ∩ B!
2. Diberikan Q = {x | x ≥ 5, x anggota bilangan asli} dan P = {4, 5, 6, 8},
maka P irisan Q = ...
3. Diketahui himpunan A = {x | x ≥ 1, x bilangan asli}, B {x | x < 5, x
bilangan cacah}. Tentukanlah himpunan A – B
4. Diketahui himpunan P = {x | x ≤ 6, x bilangan cacah}, Q = {x | 1 ≤ x ≤ 8, x
bilangan ganjil}, R = { x | 2 ≤ x ≤ 8, x bilangan asli} Tentukanlah
P ∪ {Q ∩ R}!
5. Buktikanlah persamaan berikut menggunakan hukum hukum pada
himpunan
a. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴
b. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴

PEMBAHASAN
1. Jawab :
A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
B = {1, 3, 5, 7, 9}
A∩B = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ∩ {1,3,5,7,9}
= {1, 3, 5}

14
Jadi, A ∩ B = {1, 3, 5}
2. Jawab:
Irisan P dan Q akan menghasilkan anggota himpunan baru di yang
anggotanya adalah anggota yang ada di himpunan Q dan P.
Anggota himpunan Q = {5, 6, 7, 8, 9, 10,...}
Anggota himpunan P = {4, 5, 6, 8}
Anggota yang sama diantara kedua himpunan itu adalah {5, 6, 8}
3. Jawab:
A = {1, 2, 3 dst…}
B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
A – B = {1, 2, 3, 4, 5, 6 dst…} - {0, 1, 2, 3, 4, 5}
= {6, 7, 8, 9,…}
= { x| x > 5, x bilangan asli}
Jadi , A – B = { x| x > 5, x bilangan asli}
4. Jawab:
P = { 0,1,2,3,4,5,6 }
Q ={ 1,3,5,7}
R = {2,3,4,5,6,7,8 }
Q ∩ R = {3,5,7}
P ∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6 } ∪ {3,5,7}
= { 0,1,2,3,4,5,6,7 }

Jadi, P∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6,7 }

5. Jawab:
a. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = A
Bukti:
((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 (Hukum De Morgan)
= (((𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴)𝑐 )𝑐 (Komplemen Ganda)
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴 (Hukum Irisan Dengan S)
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝑆) (Hukum Distributif)
=𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝑆) (Hk. Gabungan Dengan S)

15
=𝐴∩𝑆 (Hukum Irisan Dengan S)
=A (Terbukti)
b. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴
Bukti
(𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵)
=(𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 ) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) (Definisi selisih himpunan)
= 𝐴 ∩ (𝐵 𝑐 ∪ 𝐵) (Hukum distributif)
=𝐴∩𝑆 (Hukum irisan dengan S)
=A (Terbukti)

SOAL TAMBAHAN DAN PEMBAHASAN


1. Jika S adalah himpunan semesta, A dan B adalah himpunan dalam n(S)
menyatakan banyaknya unsur dalam suatu himpunan. Diketahui n(S) = 34,
 
n(A) = 17, n(B) = 18 dan n AC  B C ) =…......?
Pembahasan:
Diketahui:
n(S) = 34
n(A) = 17
n(B) = 18

Gambar diagram:

S = 34
A B

17-x X 18-x

Mencari nilai x
17 – x + x + 18 – x = 34

16
35 – x = 34
x =1
sehingga, diagram menjadi:

S = 34
A B

16 1 17

n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B)


n(A  B) = 16 + 17 – 1
n(A  B) = 32

n(AC  BC) = n(A  B)C


= n(S) - n(A  B)
= 34 – 32
= 34 – 32
=2

2. Jika S adalah himpunan semesta, P = {x| x2 – 3x – 10 < 0} dan Q = {x| |x| > 2}
dan PC adalah komplemen P, maka P C ∩ Q adalah?
Pembahasan:
P = {x|x2-3x-10 <0}
= {x| (x-5)(x+2) <0}
= {x| -2< x < 5}
PC = {x | x < -2 v x > 5}
Maka Pc ∩ Q = {x | x < -2 v x > 5}

3. Misalkan terdapat data sebagi berikut:

17
S  x 1  x  10
A  1, 4, 7, 10
B  x x bilangan Asli kurang dari 6
C  x x bilangan genap positif kurang dari 10

 
Tentukan nilai dari, A  AC   A  B   B  C 
Pembahasan:
Berdasarkan operasi beda setangkup pada himpunan, kita peroleh bahwa
 A  B   A  B   A  B
A  A   A  A  A  A  berdasarkan hukum diperoleh
C C C

A  A   A  A  A  A   S   A  A  S
C C C

Dari soal, kita peroleh data sebagai berikut:


S  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
A  1, 4, 7, 10
B  1, 2, 3, 4, 5
C  2, 4, 6, 8
Maka penyelesaiannya menjadi:
A  A   1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
C

A  B  A  B  A  B
 A  B   1, 2, 3, 4, 5, 7, 10 1, 4
 A  B   2, 3, 5, 7, 10
B  C   B  C   B  C 
B  C   1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 2, 4
 A  B   1, 3, 5, 6, 8
 A  B   B  C   2, 3, 5, 7, 10 1, 3, 5, 6, 8
 A  B   B  C   2, 7, 10
A  A   A  B  B  C   1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2, 7, 10
C

A  A   A  B  B  C   1, 3, 4, 5, 6, 8, 9
C

4. Misalkan A adalah himpunan bagian dari himpunan semesta (U). Tuliskan


hasil dari operasi beda-setangkup berikut?
(a) A  U (b) A  A (c) A  Ac

18
Pembahasan:
(a) A  U = (A  U) – (U  A) (Definisi operasi beda setangkup)
=U–A (Hk. Gabungan dengan U dan irisan)
=A (Hukum Identitas)
(b) A  A = (A  A ) – ( A  A) (Definisi operasi beda setangkup)
=AA (Hukum Idempoten)
=U (Hukum Komplemen)
(c) A  AC = (A  AC) – ( A  AC) (Definisi operasi beda setangkup)
= (A  U) – ( A – A) (Definisi selisih himpunan)
=U–
=U

5. Buktikan apakah himpunan berikut ini terpisah (disjoint) atau tidak.


a. (𝐵 − 𝐴) 𝑑𝑎𝑛 (𝐴 − 𝐵)
b. (𝐴 − (𝐵 ∩ 𝐶)) 𝑑𝑎𝑛 (𝐵 − (𝐴 ∪ 𝐶))
c. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ (𝐴𝐶 ))𝑐 𝑑𝑎𝑛 𝐴 − (𝐴 ∩ 𝐵)
Jawab:
Dua buah himpunan dikatakan terpisah atau disjoint saat irisan kedua himpunan
tersebut sama dengan himpunan kosong ∅. Dengan begini, dapat dibuktikan
sebagai berikut:
a. (𝐵 − 𝐴) ∩ (𝐴 − 𝐵)
≡ (𝐵 ∩ 𝐴𝑐 ) ∩ (𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 ) (definisi selisih himpunan)
≡ 𝐵 ∩ (𝐴 ∩ 𝐴) ∩ 𝐵 𝑐 (hukum asosiatif)
≡ 𝐵 ∩ (𝐴 − 𝐴) ∩ 𝐵 𝑐 (definisi selisih himpunan)
≡ 𝐵 ∩ ∅ ∩ 𝐵𝑐 (irisan dengan ∅)
≡∅
Karena irisan antara (𝐵 − 𝐴) dan (𝐴 − 𝐵) adalah ∅, maka himpunan tersebut
merupakan himpunan yang disjoint.

b. (𝐴 − (𝐵 ∩ 𝐶)) ∩ (𝐵 − (𝐴 ∪ 𝐶))
≡ (𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶)𝑐 ) ∩ (𝐵 ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)𝑐 ) (definisi selisih himpunan)

19
≡ (𝐴 ∩ (𝐵 𝑐 ∩ 𝐶 𝑐 )) ∩ (𝐵 ∩ (𝐴𝑐 ∩ 𝐶 𝑐 )) (hukum de morgan)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 )(𝐵 ∩ 𝐵 𝑐 ) ∩ (𝐶 ∩ 𝐶 𝑐 ) (hukum asosiatif)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 )(𝐵 − 𝐵) ∩ (𝐶 ∪ 𝐶)𝑐 (definisi selisih himpunan)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∩ ∅ ∩ (𝐶 ∪ 𝐶)𝑐 (irisan dengan ∅)
≡∅
Karena irisan antara (𝐴 − (𝐵 ∩ 𝐶)) dan (𝐵 − (𝐴 ∪ 𝐶)) adalah ∅, maka himpunan
tersebut merupakan himpunan yang disjoint.

c. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ (𝐴𝐶 ))𝑐 ∩ ( 𝐴 − (𝐴 ∩ 𝐵))


≡((𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 ∩ 𝐴𝐶 )𝑐 ∩ 𝐴 − (𝐴 ∩ 𝐵) (hukum de morgan)
≡((𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴) ∩ (𝐴 ∩ (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 (hukum de morgan dan
definisi selisih himpunan)
≡ ((𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝑆)) ∩ (𝐴 ∩ (𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) (irisan dengan S dan
hukum de morgan)
≡ (𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝑆)) ∩ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 )) (hukum asosiatif)
≡ (𝐴 ∩ 𝑆) ∩ ((𝐴 − 𝐴) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 )) (gabungan dengan s dan
definisi
selisih himpunan)
≡ (𝐴) ∩ (∅) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 ) (irisan dengan ∅)
≡ ∅ ∪ (𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 ) (irisan dengan ∅)
≡ 𝐴 ∩ 𝐵𝑐 (gabungan dengan ∅)
≡𝐴−𝐵 (definisi selisih himpunan)
Karena irisan antara ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ (𝐴𝐶 ))𝑐 dan ( 𝐴 − (𝐴 ∩ 𝐵)) adalah 𝐴 − 𝐵, maka
himpunan tersebut bukan merupakan himpunan yang disjoint atau tidak disjoint.

20

Anda mungkin juga menyukai