HIMPUNAN
Kelas 1C
Oleh Kelompok 3:
Rahma NIM. 1813011010
Ni Putu Novi Diantari NIM. 1813011030
M. Harum Pradnyani W. NIM. 1813011031
Made Sudarsana NIM. 1813011036
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan
dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk
himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
Istilah kelompok, kumpulan, maupun gugus dalam matematika disebut
dengan istilah himpunan. Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan
oleh seorang matematikawan berkebangsaan Jerman bernama Georg
Cantor (1845-1918) Benda yang termasuk dalam himpunan biasa disebut dengan
anggota, elemen, atau unsur.
2
Anggota himpunan bilangan cacah kurang dari 6 adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Jadi, A = {0, 1, 2, 3, 4, 5}.
Berdasarkan contoh di atas, A adalah himpunan bilangan cacah kurang
dari 6, sehinggan A={0,1,2,3,4,5}. Bilangan 0,1,2,3,4, dan 5 adalah anggota atau
elemen dari himpunan A, ditulis 0 ∈ A, 1 ∈ A, 2 ∈ A, 3 ∈ A, 4 ∈ A, dan 5 ∈ A.
karena 6,7, dan 8 bukan anggota A, maka ditulis 6 A, 7 A, dan 8 A.
3
Contoh :
Z adalah himpunan bilangan ganjil antara 20 dan 46.
a. Dinyatakan dengan kata-kata.
Z = {bilangan ganjil antara 20 dan 46}
b. Dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan.
Z = {20 < x < 46, x ∈ bilangan ganjil}
c. Dinyatakan dengan mendaftar anggota-anggotanya.
Z = {21, 23, 25, ..., 43, 45}.
C. Jenis-Jenis Himpunan
1. Himpunan Berhingga dan Himpunan Tak Berhingga
Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga disebut himpunan berhingga.
Contoh : A = {1, 2, 3, 4, 5}., n(A) = 5
Himpunan yang memiliki banyak anggota tak berhingga disebut himpunan tak
berhingga.
Contoh : B = {1, 2, 3, ...}., n(B) = ∞
2. Himpunan Semesta
Himpunan A = {1, 2, 3}, B = {3, 4, 5}, dan C = {6, 7, 8, 9}. Himpunan yang
memuat semua anggota A, B, dan C dapat dikatakan sebagai himpunan semesta.
Secara umum himpunan semesta yaitu sebagai himpunan yang memuat semua
anggota himpunan yang dibicarakan. Himpunan semetsa disebut juga universum
dan biasanya dinotasikan dengan S. Himpunan semesta juga dapat diartikan
sebagai himpunan yang mencakup semua anggota dari lingkaran diagram venn .
Anggota himpunan semesta sudah pasti ada yang menjadi anggota dalam
lingakaran diagram
misalnya :
S={bilangan asli dari 1-10}
A={2,4,6,8}
B={1,3,57,9}
Jadi anggota himpunan semesta nya adalah
S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
Tentukanlah himpunan semesta dari
4
A = {3, 4, 5, 6, 7}.
Penyelesaian:
Semesta untuk himpunan A sangat banyak. Untuk contoh dapat diambil beberapa
himpunannya.
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
S = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
S = himpunann bilangan asli kurang dari 12
S = himpunan bilangan cacah kurang dari 15
3. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.
Himpunan kosong dilambangkan dengan ∅
Himpunan kosong memberikan landasan untuk membangun teori bilangan.
Himpunan kosong merupakan himpunan yang unik.
Beberapa contoh himpunan kosong, misalnya:
a. Himpunan manusia di bumi yang tingginya lebih dari 25 meter.
b. Himpunan orang tua mahasiswa yang usianya di bawah 15 tahun,
c. Himpunan bilangan bulat yang tidak ganjil dan tidak genap,
d. Himpunan bilangan pecahan yang irasional,
e. Himpunan mahasiswa Unesa yang usianya tidak lebih dari 15 tahun.
Sifat-sifat Himpunan Kosong Himpunan Kosong mempunyai beberapa
sifat yang unik, yaitu:
a. Himpunan kosong merupakan himpunan dari sebarang himpunan,
b. Himpunan kosong adalah tunggal,
c. Himpunan kosong tidak saling lepas dengan himpunan kosong itu sendiri,
d. Himpunan kosong tidak berpotongan dengan himpunan kosong itu sendiri,
e. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari himpunan kosong itu
sendiri.,
f. Himpunan kosong ekivalen dengan himpunan kosong itu sendiri,
g. Himpunan kosong yang diiriskan dengan sebarang himpunan memghasilkan
himpunan kosong, dan
5
h. Himpunan kosong digabung dengan sebarang himpunan menghasilhan
himpunan sebarang tersebut.
Hati-hati dengan angka nol (0) sebab nol (0) bukanlah himpunan kosong
tetapi merupakan anggota dari himpunan yang bernilai nol (0). Seperti pada
himpunan 5 bilangan cacah pertama, maka bilangan nol adalah salah satu anggota
himpunan bilangan tersebut.
4. Himpunan Bagian
Dalam matematika, terutama teori himpunan, suatu himpunan A adalah himpunan
bagian atau subset dari himpunan B bila A "termuat" di dalam B.
Penjelasan:
Dari contoh di atas diperoleh keterangan sebagai berikut:
Himpunan B dan C merupakan himpunan bagian dari himpunan A karena setiap
anggota himpunan B dan C merupakan anggota himpunan A.
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan S karena setiap
anggota himpuna A merupakan anggota himpunan S.
Himpunan B bukan merupakan himpunan bagian dari himpunan C begitu juga
sebaliknya, karena tidak ada anggota himpunan B yang merupakan anggota
himpunan C dan sebaliknya.
6
Perhatikan diagram Venn berikut.
7
mempelajari bagaimana cara untuk menentukan banyaknya himpunan bagian dari
suatu himpunan.
Contoh cara Menyatakan banyaknya himpunan bagian;
Penyelesaian:
Banyak anggota himpunan A = n(A) = 4, jadi banyak himpunan bagian dari
himpunan A adalah 24 = 16.
8
U n(U) Himpunan Kuasa dari U Banyaknya Elemen
Himpunan Kuasa
dari U
1. 0 { } 1 = 20
2. {x} 1 2 = 21
{ , {x}}
3. {x,y} 2 4 = 22
{ , {x}, {y}, {x,y}}
4. {x,y,z} 3 8 = 23
{ ,{x},{y}, {z}, {x,y},
{x,z}, {y,z}, {x,y,z}} ...
... {...} ...
{...}
Contoh
1. Diberikan himpunan A = { a,b}
Himpunan bagian dari himpunan A adalah Q, {a}, {b}, {a,b}, maka himpunan
kuasa dari himpunan A adalah…
Jawab
Penyelesaian
P(A) = {Q, {a},{b},{ab}}
a (P(A)) = 4
2. Tentukan himpunan kuasa dari M = {p,q,r}….
Penyelesaian
maka himpunan kuasa dari himpunan M adalah
P(M) = {{p,q,r},{p},{q},{r},{p,q},{p,r},{q,r},Q}
N (P(A)) = 8
9
Operasi irisan dinotasikan dengan tanda ∩. Untuk menulis “A irisan B” atau “A
interseksi B” dapat ditulis dalam: 𝐴 ∩ 𝐵. Contoh:
Contoh: Bila 𝐴 = {𝑝, 𝑞, 𝑟, 𝑠}dan B = {𝑟, 𝑠, 𝑡}maka A∩B = {𝑟, 𝑠}
Operasi irisan dapat didefinisikan dengan notasi: 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥|𝑥 𝜖 𝐴 𝑥 𝜖 𝐵},
himpunan A irisan B adalah himpunan x sedemikian hingga x merupakan anggota
A dan x merupakan anggota B. jadi dapat disimpulkan, irisan antara dua buah
himpunan adalah himpunan yang anggotanya termasuk pada kedua himpunan itu.
Contoh 1.1
Bila 𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9}dan B = {3, 6, 9}maka A∩B = {3, 9}. Relasinya A∩B ≠ ∅
S
A B
⋅1 ⋅3
⋅5 ⋅6
⋅9
⋅7
Contoh 1.2
Bila 𝐶 = {0, 2, 4, 6}dan D = {3, 5, 7}maka C∩D = ∅. Relasinya A//B
S
C D
⋅0 ⋅3
⋅2 ⋅4 ⋅5
⋅6 ⋅7
Contoh 1.3
Bila 𝐸 = {2, 3, 5, 7}dan F = {𝑥|𝑥 ≤ 8, 𝑥 𝜖 bilangan asli}
maka E∩F = {2, 3, 5, 7}, 𝐸 ∩ 𝐹 = 𝐸. Relasinya E ⊂ F
10
S
⋅1
E
⋅2⋅3⋅5⋅7 ⋅6
⋅8
2. Operasi gabungan (Union)
Gabungan dari dua buah himpunan A dan B atau dapat ditulis A ∪ B adalah
himpunan semua elemen anggota A atau anggota B.
Adapun definisi operasi gabungan antara dua buah himpunan adalah
A ∪ B = {𝑥 𝜖 𝑆 | 𝑥 𝜖 𝐴 𝑥 𝜖 𝐵}
Contoh 2.1
Bila 𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9} dan B = {3, 6, 9, 11}
S
A B
⋅1
⋅3 ⋅6
⋅5
⋅11
⋅7 ⋅9
11
S
A B
Contoh 3.1
Jika A = {1,2,3,…,10} dan B = {1,3,5,7,9}, maka A – B = {2,4,6,8,10} dan B – A
=Ø
4. Beda Setangkup
Operasi beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan
yang elemen nya ada pada himpunan A dan B tetapi tidak pada keduanya.
Dengan kata lain, operasi beda setangkup mengambil semua bagian yang
berbeda dari kedua himpunan.
Notasi: A ⊕ B ={x ϵ S |x ϵ A x ϵ B tapi x ∉ A ∩ B}
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
S
A B
Contoh 4.1
a. Jika A = {2, 5, 8} dan B = {2, 4, 6},
Maka A ⊕ B = {4,5,6,8}
b. A = himpunan segitiga sama kaki
B = himpunan segitiga siku-siku
A ⊕ B = himpunan segitiga sama kaki yang tidak siku-siku dan segitiga
siku-siku yang tidak sama kaki.
12
5. Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan
yang anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan
dengan 𝐴𝑐
Notasi : 𝐴𝑐 = {x Є S | x∉A}
Contoh 5.1
Misalkan U = {1,2,3,..,10}
Jika A = {2,4,6,8,10}, maka 𝐴𝑐 = {1,3,5,7,9}
Contoh Soal:
Buktikanlah
𝐴 − (𝐴 ∩ B) = 𝐴 − 𝐵
13
Bukti:
𝐴 − (𝐴 ∩ B) (Definisi selisih himpunan)
= 𝐴 ∩ (𝐴 ∩ B)𝑐 (Hukum De Morgan)
= 𝐴 ∩ (𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) (Hukum Distributif)
= (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 ) (Definisi selisih himpunan)
= (𝐴 − 𝐴) ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 )
= ∅ ∪ (A ∩ 𝐵 𝑐 )
= (A ∩ 𝐵 𝑐 ) (Definisi selisih himpunan)
=𝐴−𝐵 (Terbukti)
LATIHAN SOAL:
1. Diketahui Himpunan A = {x|x < 7, x bilangan asli}, B = {lima bilangan
ganjil yang pertama}. Tentukan A ∩ B!
2. Diberikan Q = {x | x ≥ 5, x anggota bilangan asli} dan P = {4, 5, 6, 8},
maka P irisan Q = ...
3. Diketahui himpunan A = {x | x ≥ 1, x bilangan asli}, B {x | x < 5, x
bilangan cacah}. Tentukanlah himpunan A – B
4. Diketahui himpunan P = {x | x ≤ 6, x bilangan cacah}, Q = {x | 1 ≤ x ≤ 8, x
bilangan ganjil}, R = { x | 2 ≤ x ≤ 8, x bilangan asli} Tentukanlah
P ∪ {Q ∩ R}!
5. Buktikanlah persamaan berikut menggunakan hukum hukum pada
himpunan
a. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴
b. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴
PEMBAHASAN
1. Jawab :
A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
B = {1, 3, 5, 7, 9}
A∩B = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ∩ {1,3,5,7,9}
= {1, 3, 5}
14
Jadi, A ∩ B = {1, 3, 5}
2. Jawab:
Irisan P dan Q akan menghasilkan anggota himpunan baru di yang
anggotanya adalah anggota yang ada di himpunan Q dan P.
Anggota himpunan Q = {5, 6, 7, 8, 9, 10,...}
Anggota himpunan P = {4, 5, 6, 8}
Anggota yang sama diantara kedua himpunan itu adalah {5, 6, 8}
3. Jawab:
A = {1, 2, 3 dst…}
B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
A – B = {1, 2, 3, 4, 5, 6 dst…} - {0, 1, 2, 3, 4, 5}
= {6, 7, 8, 9,…}
= { x| x > 5, x bilangan asli}
Jadi , A – B = { x| x > 5, x bilangan asli}
4. Jawab:
P = { 0,1,2,3,4,5,6 }
Q ={ 1,3,5,7}
R = {2,3,4,5,6,7,8 }
Q ∩ R = {3,5,7}
P ∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6 } ∪ {3,5,7}
= { 0,1,2,3,4,5,6,7 }
Jadi, P∪ {Q ∩ R} = { 0,1,2,3,4,5,6,7 }
5. Jawab:
a. ((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = A
Bukti:
((𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ) ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 = (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 ∩ 𝐴𝑐 )𝑐 (Hukum De Morgan)
= (((𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴)𝑐 )𝑐 (Komplemen Ganda)
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ 𝐴 (Hukum Irisan Dengan S)
= (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝑆) (Hukum Distributif)
=𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝑆) (Hk. Gabungan Dengan S)
15
=𝐴∩𝑆 (Hukum Irisan Dengan S)
=A (Terbukti)
b. (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴
Bukti
(𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵)
=(𝐴 ∩ 𝐵 𝑐 ) ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) (Definisi selisih himpunan)
= 𝐴 ∩ (𝐵 𝑐 ∪ 𝐵) (Hukum distributif)
=𝐴∩𝑆 (Hukum irisan dengan S)
=A (Terbukti)
Gambar diagram:
S = 34
A B
17-x X 18-x
Mencari nilai x
17 – x + x + 18 – x = 34
16
35 – x = 34
x =1
sehingga, diagram menjadi:
S = 34
A B
16 1 17
2. Jika S adalah himpunan semesta, P = {x| x2 – 3x – 10 < 0} dan Q = {x| |x| > 2}
dan PC adalah komplemen P, maka P C ∩ Q adalah?
Pembahasan:
P = {x|x2-3x-10 <0}
= {x| (x-5)(x+2) <0}
= {x| -2< x < 5}
PC = {x | x < -2 v x > 5}
Maka Pc ∩ Q = {x | x < -2 v x > 5}
17
S x 1 x 10
A 1, 4, 7, 10
B x x bilangan Asli kurang dari 6
C x x bilangan genap positif kurang dari 10
Tentukan nilai dari, A AC A B B C
Pembahasan:
Berdasarkan operasi beda setangkup pada himpunan, kita peroleh bahwa
A B A B A B
A A A A A A berdasarkan hukum diperoleh
C C C
A A A A A A S A A S
C C C
A B A B A B
A B 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10 1, 4
A B 2, 3, 5, 7, 10
B C B C B C
B C 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 2, 4
A B 1, 3, 5, 6, 8
A B B C 2, 3, 5, 7, 10 1, 3, 5, 6, 8
A B B C 2, 7, 10
A A A B B C 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2, 7, 10
C
A A A B B C 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9
C
18
Pembahasan:
(a) A U = (A U) – (U A) (Definisi operasi beda setangkup)
=U–A (Hk. Gabungan dengan U dan irisan)
=A (Hukum Identitas)
(b) A A = (A A ) – ( A A) (Definisi operasi beda setangkup)
=AA (Hukum Idempoten)
=U (Hukum Komplemen)
(c) A AC = (A AC) – ( A AC) (Definisi operasi beda setangkup)
= (A U) – ( A – A) (Definisi selisih himpunan)
=U–
=U
b. (𝐴 − (𝐵 ∩ 𝐶)) ∩ (𝐵 − (𝐴 ∪ 𝐶))
≡ (𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶)𝑐 ) ∩ (𝐵 ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)𝑐 ) (definisi selisih himpunan)
19
≡ (𝐴 ∩ (𝐵 𝑐 ∩ 𝐶 𝑐 )) ∩ (𝐵 ∩ (𝐴𝑐 ∩ 𝐶 𝑐 )) (hukum de morgan)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 )(𝐵 ∩ 𝐵 𝑐 ) ∩ (𝐶 ∩ 𝐶 𝑐 ) (hukum asosiatif)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 )(𝐵 − 𝐵) ∩ (𝐶 ∪ 𝐶)𝑐 (definisi selisih himpunan)
≡ (𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ) ∩ ∅ ∩ (𝐶 ∪ 𝐶)𝑐 (irisan dengan ∅)
≡∅
Karena irisan antara (𝐴 − (𝐵 ∩ 𝐶)) dan (𝐵 − (𝐴 ∪ 𝐶)) adalah ∅, maka himpunan
tersebut merupakan himpunan yang disjoint.
20