Anda di halaman 1dari 16

Definisi Himpunan

Himpunan adalah sekumpulan objek atau benda yang terdefinisi dengan jelas (dapat dibedakan
mana anggotanya, mana yang bukan)

Sekarang coba deh perhatikan beberapa kumpulan berikut ini!

1. Kumpulan laki-laki berparas ganteng


2. Kumpulan bilangan cacah
3. Kumpulan orang yang rajin
4. Kumpulan bilangan bulat positif

Dari contoh kumpulan di atas, bisakah kalian bedakan mana yang merupakan himpunan dan
yang bukan himpunan?

Jika diperhatikan dengan seksama, contoh yang merupakan himpunan adalah contoh ke 2 dan ke
4. Sedangkan contoh ke 1 dan ke 3 bukan himpunan. Apa kalian tahu alasannya?

Bila kalian masih bingung, perhatikan alasan berikut.

Pada contoh ke 2 himpunan bilangan cacah, kita akan memikirkan hal yang sama tentang
bilangan berapa sajakah yang termasuk anggota bilangan cacah. Yaitu 0,1,2, dan 3. Dan kita
semua setuju bahwa kalau bilangan tersebut termasuk bilangan cacah kan?

Pada contoh 1 laki-laki berparas ganteng dan contoh 3 orang yang rajin, keduanya tidak memiliki
definisi yang jelas. Setiap orang memiliki definisi masing-masing tentang kata ganteng dan rajin.

Contoh gampangnya seperti ini misalnya Ani menganggap Bayu ganteng, tapi belum tentu
Anggi menganggap Bayu ganteng juga, bukan? Begitu juga dengan kata rajin. Oleh karena itu,
laki-laki dan orang yang rajin bukanlah suatu himpunan. Karena tidak dapat didefinisikan
dengan jelas.

Nah, berdasarkan contoh kumpulan himpunan di atas, saya harap kalian udah tahu perbedaan
himpunan dan bukan himpunan.

Sekarang kita akan belajar bagaimana cara menyatakan suatu himpunan dan macam-macam
himpunan.

Cara Menyatakan Himpunan


Setelah teman-teman memahami pengertian dari himpunan, sekarang kita belajar memahami
cara untuk menyatakan suatu himpunan.

Secara umum, himpunan dapat disimbolkan dengan huruf kapital. Jika anggota himpunan
tersebut berupa huruf, maka anggotanya dituliskan dengan huruf kecil. Ada 3 cara yang dapat
digunakan untuk menyatakan suatu himpunan, yaitu :

1. Menyebutkan sifat yang dimiliki anggota-anggotanya

Yaitu dengan menyebutkan sifat yang dimiliki setiap anggotanya secara spesifik.

Contoh : A merupakan himpunan bilangan genap antara 2 dan 10


Dapat ditulis menjadi

A = { bilangan genap antara 2 dan 10}

Dari sifat yang disebutkan, kita dapat mengetahui anggota himpunan A yaitu 4, 6 dan 8
2. Menyebutkan anggota-anggotanya

Jika dengan menyebutkan anggotanya, maka menggunakan penulisan seperti ini.

Contoh : A = { 4, 6, 8 }

3. Menggunakan notasi pembentuk himpunan

yaitu menyebutkan semua sifat dari anggota himpunan dengan anggotanya yang dinyatakan
dalam suatu variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.

Contoh : A = { x | 2 < x < 10, x ∈ bilangan genap}

Cara baca : “Himpunan A adalah himpunan yang anggotanya adalah x sedemikian sehingga 2
lebih kecil dari x dan x lebih kecil dari 10, dengan x adalah bilangan genap”

Mungkin teman-teman sekalian masih ada yang bingung, apakah semua himpunan dapat
dinyatakan dengan ketiga cara tersebut?

Jawabannya tentu saja tidak. Karena tidak semua himpunan bisa kita ditulis dengan
menyebutkan semua anggotanya.

Contohnya saja himpunan bilangan real (riil) yang tidak bisa disajikan dengan menyebutkan
semua anggotanya. Sehingga lebih cocok dinyatakan dengan cara notasi pembentuk himpunan.

Biar makin paham, simak contoh soal berikut ini.

Contoh Soal

Tulislah himpunan berikut dengan cara menyebutkan anggota nya dan notasi pembentuk
himpunan!

1. B = {bilangan ganjil antara 4 dan 20 }


2. C = {bilangan cacah kurang dari 9}

Pembahasan nomor 1

Bilangan ganjil adalah bilangan asli yang bukan kelipatan dari 2 dan tidak habis dibagi 2. Jadi,
anggota himpunan B adalah 5,7,9,11, 13, 15, 17, dan 19. Sehingga dapat ditulis

B = {5, 7, 9,11, 13, 15, 17, 19}

Atau

B = { x | 4 < x < 20, x ∈ bilangan ganjil}

Pembahasan nomor 2

Bilangan cacah merupakan bilangan bulat yang tidak negatif yang dimulai dari angka 0. Jadi,
anggota himpunan D adalah 0,1,2,3,4,5,6,7, dan 8. Sehingga dapat ditulis

C = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}

Atau 0 = { x | 0 ≤ x < 9, x ∈ bilangan cacah}


Kardinalitas himpunan
kardinalitas himpunan adalah banyaknya anggota yang ada di dalam sebuah himpunan. Contoh
adalah seperti ini:

A = {merah, kuning, biru, hijau}

maka kardinalitas himpunannya adalah 4 atau n(A) = 4

B = {4, 8, 12, 16, 20}

maka kardinalitas himpunannya adalah 5 atau n(B) = 5

C = {x│x < 10, x bilangan asli}

maka kardinalitas himpunannya adalah 9 atau n(C) = 9


karena anggota himpunan C = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

Diagram Venn
Suatu himpunan dapat disajikan dengan cara menuliskan anggotanya dalam suatu gambar
(diagram) yang dinamakan diagram Venn. Aturan dalam pembuatan diagram Venn adalah
sebagai berikut:

1. Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan semesta dengan


mencantumkan huruf S di pojok kiri atas.
2. Setiap himpunan yang ada dalam himpunan semesta ditunjukkan oleh kurva tertutup
sederhana.
3. Memberi noktah (titik) berdekatan dengan masing-masing anggota himpunan. Untuk
suatu himpunan anggotanya banyak sekali, maka noktah-noktah tidak perlu digambarkan

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh diagram venn berikut ini :

Contoh 1

Misalkan S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6} adalah himpunan semesta, dan A = {2, 3, 5}. Maka bentuk
diagram venn nya adalah sebagai berikut :

Contoh 2

Misalkan A = {1, 2, 3}, B = {2, 3, 7} dan himpunan semesta S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Maka
bentuk diagram venn nya adalah sebagai berikut
Contoh 3

Misalkan A = {bilangan genap}, B = {bilangan prima} dan himpunan semesta S = {bilangan


asli}. Maka bentuk diagram venn nya adalah sebagai berikut

Jenis Himpunan
Dalam materi himpunan, ada beberapa jenis himpunan yang wajib kalian ketahui. Ada himpunan
semesta, himpunan bagian, himpunan kosong, himpunan kuasa, dan lain-lain. Berikut
pembahasannya

Himpunan Semesta

Himpunan semesta adalah himpunan seluruh unsur yang menjadi objek pembicaraan, dan
dilambangkan dengan S. Himpunan semesta disebut juga semesta pembicaraan atau himpunan
universal.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini!

Contoh 1

Sebutkan paling sedikit dua buah himpunan semesta yang mungkin dari himpunan

A = { 3, 5, 7 }

Penyelesaian :

Himpunan semesta dari himpunan A adalah { bilangan asli }, atau { bilangan ganjil }, atau
{ bilangan prima }, atau { bilangan cacah }.
Contoh 2

Sebutkan paling sedikit dua buah himpunan semesta yang mungkin dari himpunan

B = { Januari, Juli}

Penyelesaian

Himpunan semesta dari himpunan B adalah { nama-nama bulan }; atau { nama-nama bulan
yang diawali dengan huruf J }; atau { nama-nama bulan yang jumlah harinya 31 hari}.

Himpunan kosong (∅)

Himpunan kosong merupakan suatu himpunan yang tidak memiliki anggota. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh himpunan berikut ini!

Contoh 1

A = {Bilangan cacah yang kurang dari 0}

Anggota Bilangan cacah yang paling kecil adalah 0, sehingga himpunan tersebut C adalah
himpunan yang tidak memiliki anggota.

Contoh 2

B = {Bilangan bulat yang lebih dari 4 dan kurang dari 5}

Tidak ada satupun bilangan asli antara 4 dan 5. Dengan demikian himpunan tersebut adalah
himpunan yang tidak memiliki anggota.

Contoh 3

C = {Nama bulan yang lamanya 32 hari}

Tidak ada satupun bulan yang lamanya 32 hari. Dengan demikian himpunan tersebut yang
diperoleh adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.

Catatan

Himpunan kosong (∅) merupakan bagian dari semua himpunan

Himpunan Bagian (Subset)

Himpunan bagian merupakan suatu himpunan yang seluruh anggotanya merupakan anggota dari
himpunan lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram venn berikut:

Misalkan

S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6}
B = {0, 1, 2}

Maka bentuk diagram venn nya adalah sebagai berikut


Penjelasan

 Coba Kamu amati diagram Venn gambar tersebut. Pada diagram Venn tersebut,
himpunan B berada di dalam himpunan A. Dengan kata lain setiap anggota B juga
merupakan anggota A. Hal ini dikatakan bahwa B adalah himpunan bagian dari A dan
ditulis “A ⊂ B”.
 Pada diagram Venn tersebut, himpunan B berada di dalam himpunan S. Dengan kata lain
setiap anggota B juga merupakan anggota S. Hal ini dikatakan bahwa B adalah himpunan
bagian dari Sdan ditulis “B ⊂ S”.
 Pada diagram Venn tersebut, himpunan A tidak berada di dalam himpunan B, sebab ada
anggota himpunan A yang bukan anggota himpunan B, yaitu 3, 4, 5, 6. Sehingga
himpunan A bukan himpunan bagian dari himpunan B, ditulis dengan A ⊄ B.

Himpunan B merupakan himpunan bagian dari himpunan A jika setiap anggota himpunan B juga
merupakan anggota himpunan A, dilambangkan B ⊂ A. Jika ada anggota A yang bukan anggota
B, maka B bukan himpunan bagian dari A, maka bisa dilambangkan dengan B ⊄ A.

Himpunan Kuasa

Himpunan Kuasa dari himpunan M adalah himpunan dari semua himpunan bagian dari M,
dinotasikan dengan P(M). Banyak anggota himpunan kuasa dari himpunan M dilambangkan
dengan n(P(M)). Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini :

Diberikan himpunan M = {1, 2, 3}, carilah himpunan-himpunan yang merupakan himpunan


bagian dari M !

Himpunan-himpunan yang merupakan himpunan bagian dari M adalah:

 Himpunan yang banyak anggotanya 0, yaitu: {} atau ∅


 Himpunan yang banyak anggotanya adalah 1, yaitu {1}, {2}, {3}
 Himpunan yang banyak anggotanya adalah 2, yaitu {1, 2}, {1, 3}, {2, 3}
 Himpunan yang banyak anggotanya adalah 3 adalah himpunan M itu sendiri,yaitu {1, 2, 3}

Berdasarkan uraian di atas himpunan yang anggotanya himpunan-himpunan bagian dari M


adalah {{ }, {1}, {3}, {5}, {1, 3}, {1, 5}, {3, 5}, {1, 3, 5}}. Himpunan ini dinamakan himpunan
kuasa dari M, dinotasikan dengan P(M). Jadi, P(M) = {{ }, {1}, {3}, {5}, {1, 3}, {1, 5}, {3, 5},
{1, 3, 5}} Banyak himpunan kuasa M adalah 8, ditulis n(P(M)) = 8.
Untuk menentukan jumlah himpunan kuasa, perhatikan tabel berikut :

Sehingga dapat dikatakan bahwa Misalkan A himpunan dan P(A) adalah himpunan kuasa dari A.
Jika n(A) = k, dengan k bilangan cacah, maka n(P(A)) = 2^k.

Kesamaan dua himpunan

Dua himpunan P dan Q dikatakan sama jika dan hanya jika P ⊂ Q dan Q ⊂ P. Dilambangkan P =
Q. Atau bisa dibilang bahwa dua himpunan dikatakakan sama apa bila kedua himpunan tersebut
secara keseluruhan memiliki anggota yang sama.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut

Diketahui himpunan P = {2, 3, 5} dan Q = {bilangan prima kurang dari 7 }.

Dari kedua himpunan tersebut, kita harus menyelidiki bilangan mana saja yang menjadi
anggotanya.

P = {2, 3, 5} dan Q = {2, 3, 5}.

Jika digambar dalam diagram venn, Maka hasilnya adalah seperti ini

Karena semua anggota himpunannya sama, maka terbukti bahwa P ⊂ Q dan Q ⊂ P. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa P = Q
Operasi Himpunan 
Okay selanjutnya kita akan bahas tentang operasi himpunan nih. Ada irisan, gabungan dan
komplemen. Seperti apa operasinya, simak penjelasan berikut ini!

Irisan

Irisan himpunan A dan B adalah himpunan semua anggota yang merupakan anggota himpunan A
dan himpunan B. Dilambangkan A ∩ B = {x│x ∈ A dan x ∈ B}.

Catatan

Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda “∩”

Contoh 1

A = { 7, 8, 9, 10 } dan B = { 6, 7, 9 }

Maka A ∩ B = {7, 9}

Jika digambar dalam diagram venn maka hasilnya seperti ini

Hubungan antara himpunan A dan B adalah dua himpunan yang saling beririsan atau tidak saling
lepas.

Contoh 2

C = { 0, 3, 6 } dan D = { 1, 2, 5 }

Maka C ∩ D = { }

Jika digambar dalam diagram venn maka hasilnya seperti ini


Karena tidak ada elemen himpunan C yang ada di himpunan D, maka kita sebut irisan himpunan
C dan himpunan D adalah himpunan kosong, di lambangkan dengan C ∩ D = Ø atau C ∩ D =
{ } Jika C ∩ D = Ø disebut bahwa himpunan C saling lepas dengan himpunan D.

Catatan :

Himpunan C dan D dikatakan saling lepas atau saling asing, jika tidak ada anggota C yang
merupakan anggota D dan tidak ada anggota D yang merupakan anggota C. Dinotasikan dengan
C // D

Contoh 3

E = { 4, 6 } dan F = { 2, 4, 6 }

Maka E ∩ F = { 4, 6 }

Jika digambar dalam diagram venn maka hasilnya seperti ini

Karena seluruh anggota himpunan E merupakan anggota himpunan F,


maka disimpulkan E ⊂ F dan E ∩ F = E.

Catatan

Misalkan E dan F adalah dua himpunan. Jika E ⊂ F, maka E ∩ F = E

Gabungan

Gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan
A atau anggota himpunan B, dilambangkan dengan A ∪ B.
A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}

Jika digambar dalam diagram venn, maka hasilnya adalah seperti ini
Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut ini!

Contoh 1

P = {0, 3, 6} dan Q = {1, 2, 5}


P ∪ Q = himpunan semua anggota yang ada di P digabungkan dengan semua anggota di Q
P ∪ Q = {0, 3, 6, 1, 2, 5}
P ∪ Q = {0, 1, 2, 3, 5, 6}

Contoh 2

P = {1, 2, 3}, Q = {2, 3, 7}

Maka P ∪ Q = {1, 2, 3, 7}
Catatan :

Catatan

Perhatikan kardinalitas himpunannya.

Jika himpunannya saling lepas maka kardinalitas himpunannya

n(A ∪ B)= n(A) + n(B)

Jika himpunannya saling beririsan maka kardinalitas himpunannya

n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)

Komplemen Himpunan

Misalkan S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu himpunan. Komplemen himpunan A
adalah suatu himpunan semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan A,
dilambangkan dengan Ac . Dengan notasi pembentuk himpunan definisi ini dapat dituliskan
sebagai berikut. Ac = {x | x ∈ S dan x ∉ A}

Contoh 1

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

A = {2, 4, 6, 8}

Maka Ac adalah = { 1, 3, 5, 7, 9 }

Contoh 2
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

A = {2, 4, 6, 8}

B = {2, 3, 5, 7}

Maka Bc adalah = { 1, 4, 6, 8, 9 }

Catatan

Misalkan P himpunan dan Pc adalah komplemen himpunan P, maka (Pc)c = P

Sifat Komplemen

Misalkan S himpunan semesta dan P ⊂ S , maka :

1. P ∩ Pc = Ø

2. P U Pc = S

3. n(P) + n(Pc) = n(S)

Hukum De Morgan

Misalkan S himpunan semesta dan P ⊂ S , maka :

1. (P ∩ Q)c = Pc U Qc

2. (P U Q)c = Pc ∩ Qc
Selisih Himpunan

Selisih B terhadap A adalah himpunan semua anggota himpunan A yang bukan anggota
himpunan B, dilambangkan dengan A – B. Ditulis : A – B = {x | x ∈A dan x ∉ B} = A ∩ Bc

Jika digambar dalam diagram venn maka hasilnya seperti ini

Contoh 1

S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 }

A = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 }

B = { 3, 6, 9, 12, 15 }

Maka

A – B = { 2, 4, 8, 10, 14 }

Jika digambar dengan diagram venn, maka hasilnya seperti ini


Contoh 2

S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 }

A = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 }

B = { 3, 6, 9. 12, 15 }

Maka

B – A = { 3, 9, 15 }

Jika digambar dengan diagram venn, maka hasilnya seperti ini

Catatan

Untuk sembarang himpunan A dan B, berlaku:

Jika A ∩ B = ∅, maka A – B = A dan B – A = B

Jika A ⊂ B, maka A – B = ∅

Sifat Operasi Himpunan


Perlu kalian ketahui ada beberapa sifat operasi pada himpunan, antara lain :

Sifat Komutatif

Misalkan A dan B adalah himpunan:

1. A ∪ B = B ∪ A

2. A ∩ B = B ∩ A

Sifat Asosiatif

Untuk sembarang himpunan P, Q, dan R, berlaku:

1. (P ∪ Q)∪ R = P ∪ (Q ∪ R)

2. (P ∩ Q) ∩ R = P ∩ (Q ∩ R)
3. P ∪ (Q ∩ R) = (P ∪ Q) ∩ (P ∪ R)

4. P ∩ (Q ∪ R) = (P ∩ Q) ∪ (P ∩ R)

Untuk sebarang himpunan A, B, dan C, berlaku sifat-sifat:

Sifat komplemen

(A ∪ B)c = Ac ∩ Bc

(A ∩ B)c = Ac ∪ B c

(Ac) c = A

Sifat identitas

A∪Ø=A

A∩Ø=Ø

Sifat idempoten

A∪A=A

A∩A=A

Sifat distributif

A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)

A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

Selain sifat-sifat di atas berlaku juga sifat:

1) Himpunan kosong (Ø) merupakan himpunan bagian dari semua himpunan.

2) Jika n(A) = k, maka n(P(A)) = 2 k , k bilangan bulat positif.

3) Jika A ⊂ B maka A ∩ B = A.

4) Jika A ∩ B = Ø maka A – B = A dan B – A = B.

5) Jika A ⊂ B, maka A – B = Ø.

6) n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B).

7) n (A ∪ B ∪ C) = n (A) + n (B) + n(C) – n(A ∩ B) – n(A ∩ C) – n(B ∩ C) + n (A ∩ B ∩ C).

8) Jika A ⊂ B maka A ∪ B = B
MATERI HIMPUNAN
Belongs to ………………………………………

Anda mungkin juga menyukai