Anda di halaman 1dari 12

NAMA: SABILA FIRDAUSINUZULA

NIM: 202101070031

HIMPUNAN DAN BILANGAN

A. PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-obejek yang berbeda. Obejek di dalam himpunan disebut elemen,
unsur, atau anggota. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, negara,
dan sebagainya. Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan anggota suatu himpunan ini sangat penting
karena untuk membedakan mana yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan menjadi anggota
himpunan. Inilah yang kemudian dinamakan himpunan yang terdefinisi dengan baik (well-defined set).
B. NOTASI
Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf besar A, B, C, D, dan sebagainya. Cara penulisan ini adalah
yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu.
Tabel dibawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai.
Nama Notasi Contoh

Himpunan Huruf besar S

Anggota himpunan Huruf kecil (jika merupakan huruf) a

Kelas Huruf tulisan tangan C

Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya.
Menggunakan notasi khusus.
Bilangan Asli Bulat Rasional Riil Komples
Notasi ℕ ℤ ℚ ℝ ℂ

Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:


Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:
 Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola
tertentu, dapat digunakan elipsis (...).
B = {apel, jeruk, mangga, pisang}
A = {a, b, c, ..., y, z}
ℕ = {1, 2, 3, 4, ...}
 Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus
dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut.
O = {u | u adalah bilangan ganjil}

P = {p | p adalah orang yang pernah menjabat sebagai presiden RI}

Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan
berikut:

Himpunan kosong
Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk, mangga,
dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh
mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut
sebagai himpunan kosong.

Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:


Pendefinisian Himpunan
Untuk mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu :

1.Mendaftarkan semua anggotanya.

Contoh:

–A={a,e,i,o,u}

– B = {2,3,5,7,11,13,17,19}

2. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya

Contoh:

– A = Himpunan vokal dalam abjad latin

– B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20

3. Menyatakan sifat dengan pola

Contoh:

– P = {0,2,4,8,10,…,48}

– Q = {1,3,5,7,9,11,13,15,…}

Awas dalam kasus: R = { 2,3,5,7,…,19}. Penulisan himpunan seperti ini bukan

merupakan well-defined karena memunculkan ambigu, yaitu R dapat diartikan sebagai

himpunan bilangan ganjil yang lebih besar dari 1 dan kurang dari 20. Sementara itu R

dapat diartikan pula sebagai himpunan bilangan prima yang kurang dari 20. Oleh

karena itu pendefinisian himpunan dengan menyatakan pola seperti ini harus sangat

hati-hati agar tidak menimbulkan tafsiran lain.

4. Menggunakan notasi pembentuk himpunan

Contoh:

– P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15}

(Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14})

– Q = { t | t biangan asli}
(Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…}

– R = { s | s² -1=0, s bilangan real}

(Maksudnya R = {-1,1})

Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang anggotanya semua objek pembicaraan.

Himpunan semesta dilambangkan dengan S atau U.

Contoh :

Kalau kita membahas mengenai 1, ½ , -2, -½,… maka semesta pembicaraan kita

adalah bilangan real. Jadi himpunan semesta yang dimaksud adalah R. Apakah hanya R

saja? Jawabannya tidak. Tergantung kita mau membatasi pembicaraanya. Pada contoh

di atas bisa saja dikatakan semestanya adalah C (himpunan bilangan kompleks).

Namun kita tidak boleh mengambil Z (himpunan bilangan bulat) sebagai semesta

pembicaraan. (Mengapa?).

Himpunan Bagian
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat

himpunan-himpunan lain yang anggotanya adalah diambil dari himpunan tersebut.

{apel, jeruk}
{jeruk, pisang}
{apel, mangga, pisang}
Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu

adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai himpunan

bagian dariA. Jadi dapat dirumuskan:

B adalah himpunan bagian dari A jika setiap anggota B juga terdapat dalam A.

Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka   juga subhimpunan

dari A.

Untuk sembarang himpunan A,


Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian

dari A adalah A sendiri.

Untuk sembarang himpunan A,

Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai himpunan

bagiannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan

bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas

dari konteksnya.

Himpunan bagian sejati dari A menunjuk pada himpunan bagian dari A, tetapi

tidak mencakup A sendiri.

Kelas
Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri dari

himpunan-himpunan. Himpunan   adalah sebuah

keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan kuasanya, 
adalah sebuah keluarga himpunan.

Contoh berikut,   bukanlah sebuah kelas, karena mengandung anggota c yang


bukan himpunan.
Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya anggota yang
dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya anggota

himpunan   adalah 4. Himpunan   juga memiliki


anggota sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki
kardinalitas yang sama.
Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi
satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat

fungsi   yang memetakan satu-satu


dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.
Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan  , yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan
tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas  .
Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki
korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan
oleh  .

Operasi Himpunan
Gabungan (Union)
Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan

{{nowrap|1=A ∪ B setara dengan A or B, dan anggota himpunannya adalah semua

anggota yang termasuk himpunan A ataupun B.

Contoh:

{1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.


{1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
{Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
Beberapa sifat dasar gabungan:

A ∪ B = B ∪ A.
A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
A ⊆ (A ∪ B).
A ∪ A = A.
A ∪ ∅ = A.
A ⊆ B jika dan hanya jika A ∪ B = B.
Irisan (Intersection)
Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B. Irisan merupakan himpunan baru yang

anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih himpunan

yang terhubung. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint (terpisah).

Contoh:

{1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.


{1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
{Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}.
{Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa sifat dasar irisan:

A ∩ B = B ∩ A.
A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.
A ∩ B ⊆ A.
A ∩ A = A.
A ∩ ∅ = ∅.
A ⊂ B jika dan hanya jika A ∩ B = A.
Komplemen

Diberikan suatu himpunan A. Komplemen dari A ditulis dengan “ Ac “ adalah himpunan

yang anggotanya berada dalam hiompunan semesta tetapi bukan berada di A. Jadi Ac

= { x | xES, xE A }

Contoh:

Diberikan semesta himpunan bilangan asli. Jika A = {0,2,4,6,…} maka Ac = {1,3,5,

…}

Sifat-sifat operasi
Komutatif

Diberikan himpunan A dan B. Maka berlaku AuB = BuA dan juga AnB = BnA

Asosiatif

Diberikan himpunan A, B dan C.

Maka berlaku (AuB)uC = Au(BuC) dan juga (AnB)nC= An(BnC).

Idempoten

Diberikan suatu himpunan A. Maka berlaku A u A=A dan juga A n A=A

Identitas

Diberikan suatu himpunan A dalam semesta S. Maka A u S=A dan juga A n S=A

Distributif
Diberikan himpunan A,B dan C.

Maka A u (B n C) = (A u B) n (A u C) dan juga A n (B u C)=(A n B) u (A n C)

Komplementer

Diberikan suatu himpunan A dalam semesta S. Maka A u Ac = S dan A n Ac =O

Dalil De Morgan

Diberikan himpunan A dan B. Maka (A u B) c = Ac n Bc dan (A n B) c = Ac u Bc

SKEMA HIMPUNAN BILANGAN


Himpunan bilangan asli
Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan bilangan bulat
positif.N = {1,2,3,4,5,6,……}
Himpunan bilangan prima
Himpunan bilangan prima adalah himpunan bilangan-bilangan asli yang hanya dapat dibagi dirinya
sendiri dan satu, kecuali angka 1.P = {2,3,5,7,11,13,….}
Himpunan bilangan cacah
Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan bilangan bulat
positif digabung dengan nol.C = {0,1,2,3,4,5,6,….}
Himpunan bilangan bulat
Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya seluruh bilangan bulat,
baik negatif, nol, dan positif.B = {…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…}
Himpunan bilangan rasional
Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang anggota-anggonya merupakan bilangan
yang dapat dinyatakan sebagai:
p/q dimana p,q Î bulat dan q ¹ 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu desimal berulang. contoh: 0,-2, 2/7, 5,
2/11, dan lain lain
Himpunan bilangan irasional
Himpunan bilangan irasional adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya tidak dapat dinyatakan
sebagai sebagai p/q atau tidak dapat dinyatakan sebagai suatu desimal berulang.contoh: log 2, e, Ö7
Himpunan bilangan riil
Himpunan bilangan riil adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan gabungan dari himpunan
bilangan rasional dan irasional.contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3
Himpunan bilangan imajiner
Himpunan bilangan imajiner adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan i (satuan
imajiner) dimana i merupakan lambang bilangan baru yang bersifat i² = -1contoh: i, 4i, 5i
Himpunan bilangan kompleks
Himpunan bilangan kompleks adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya (a + bi) dimana a, b Î
R, i² = -1, dengan a bagian riil dan b bagian imajiner.contoh: 2-3i, 8+2
Contoh soal :

1. Dari sekelompok anak terdapat 15 anak gemar bulu tangkis, 20 anak gemar

tenis meja, dan 12 anak gemar keduanya. Jumlah anak dalam kelompok tersebut

adalah…

a. 17 orang

b. 23 orang

c. 35 orang

d. 47 orang

Penyelesaian :  ( B )

Diketahui :

n(A)          = 15

n(B)          = 20

n(A∩B)    = 12

Ditanya : n ( S )

Jawab :

n(S)          =  n(A) + n(B) – n(A∩B)

= 15 + 20 – 12

= 23 .

2. Dalam suatu kelas terdapat 47 siswa, setelah dicatat terdapat 38 anak senang

berolahraga, 36 anak senang membaca, dan 5 orang anak tidak senang berolahraga
maupun membaca. Banyak anak  yang senang berolahraga dan senang membaca

adalah…

A. 28 anak

B. 32 anak

C. 36 anak

D. 38 anak

Penyelesaian : ( B )

Diketahui :

n(S)=  47 ;  n(O)= 38 ;  n(M)= 36 ;  n(X) = 5 (Tidak senang keduanya)

Ditanya : n(O∩M)

Jawab :

n(S)           =( n(O) + n(M) – n(O∩M) ) + n(X)

47              = (38 + 36 – n(O∩M) ) + 5

47 – 5        = 74 – n(O∩M)

42              = 74 – n(O∩M)

n(O∩M)    = 74 – 42 = 32.

3. Dalam kelas terdapat 20 siswa gemar matematika, 15 siswa gemar fisika, 8 siswa gemar
keduanya. Banyak siswa didalam kelas adalah . . . .
A.23siswa
B.27siswa
C.28siswa
D.43siswa
Pembahasan
n(M)=20orang
n(F)=15orang
n(M∩F)=8orang
n(M∪F)=n(M)+n(F)–n(M∩F)
=20+15–8
=35–8
=27orang
Jawaban B

SOAL AKM

PEMBAGIAN ADIL

Ibu memiliki 60 buah permen yang terdiri dari 3 rasa, yaitu 24 permen rasa coklat, 16 permen
rasa jeruk dan sisanya rasa mint. Permen tersebut dibagikan kepada beberapa anaknya masing masing
mendapat tiga jenis rasa permen yang berbeda dengan jumlah permen masing masing sama banyak.
Jumlah permen yang diterima masing masing anak adalah...
a. 4 buah
b. 8 buah
c. 12 Buah
d. 15 buah
Penyelesaian
langkah analisis 1
Banyak permen seluruhnya 60 buah
rasa coklat = 24 buah
rasa jeruk = 16 buah 
rasa mint = .....?
Rasa mint dapat dihitung sebagai berikut.
Rasa mint = 60 - 24 - 16 atau 60 - (24+ 16) = 60 - 40 = 20 buah

langkah analisis 2 
Pada langkah ini kita akan membagi kelompok permen tersebut agar masing masing anak
mendapat jumlah permen yang sama dengan rasa permen masing masing anak sama jumlahnya. Cara
yang bisa ditempuh adalah dengan mengunakan atau mengaplikasikan konsep Faktor Sekutu atau
biasa dikenal dengan FPB. Baik ayo coba kita cari dulu FPB dari 24, 16 dan 20 . bagi yang sudah
mahir mencari FPB tentu mudah mereka dapat menebak 4 adalah FPB dari 24, 16, 20.
catatan  mencari FPB 
Pembag
i 24 16 20

Agar diperoleh 2 12 8 10
pembagian yang 2 6 4 5 adil
maka permen 2x 2 = 4  6  4  5
tersebut harus
dibagikan kepada 4 orang anak dengan masing-masing anak mendapatkan bagian
rasa coklat = 6 permen
rasa jeruk = 4 permen 
rasa mint = 5 permen.
jadi masing masing anak mendapatkan 15 permen dengan rincian seperti di atas.

Kesimpulan Agar diperoleh pembagian yang adil pada permen permen tersebut maka banyaknya anak
adalah 4 anak. 
banyak permen masing masing anak adalah 15 permen.

Jawaban paling tepat adalah D


r

Anda mungkin juga menyukai