Anda di halaman 1dari 41

HIMPUNAN DAN

HUBUNGAN
DALAM
HIMPUNAN
Devieka Rhama Dhanny, S.Gz., M.K.M
DEFINISI
HIMPUNAN

 Kumpulan objek-objek (benda-benda


real atau abstrak) yang didefinisikan
dengan jelas.
CONTOH
HIMPUNAN
 Kumpulan mahasiswa
Jurusan PGMI UIN
Lampung
 Kumpulan anak-anak SD 1
Sukarame
 Kumpulan mahasiswa PGMI yang
berumur kurang dari 20 tahun
CONTOH BUKAN
HIMPUNAN

 Kumpulan anak-anak yang


berambut gondrong
 Kumpulan makanan yang lezat-
lezat
 Kumpulan anak-anak yang
pandai
NOTASI
HIMPUNAN
 Himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf
kapital ; A, B, C, … atau ditandai oleh dua
kurung kurawal, { … }
Sedangkan anggota himpunan biasanya
dinyatakan dalam huruf kecil ; a, b, c, …
 Jika x anggota himpunan A, maka ditulis
x A
 Jika y bukan anggota himpunan B,
maka ditulis
y B
 Banyaknya anggota himpunan A ditulis
n(A)
MACAM-MACAM
HIMPUNAN

Himpunan kosong

Himpunan semesta

Himpunan Bilangan

Himpunan terhingga (finite) dan tak terhingga (infinite)

Himpunan Terhitung (countable) dan Tak Terhitung (uncountable)


MACAM-MACAM
 HIMPUNAN
Himpunan kosong
Yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis dengan
simbol ø atau {}. Contoh, himpunan buah yang rasanya asin
Himpunan tak Kosong
Yaitu himpunan yang memiliki anggota. Contoh, himpunan bilangan prima
kurang dari 10
 Himpunan semesta
Yaitu himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan,
biasanya ditulis dengan simbol S, contoh A = {2,3,5,7 }, maka himpunan
semesta nya S = {Bilangan prima} / {bilangan asli} / {bilangan cacah}
 Himpunan Bilangan, terdiri dari ; Himpunan Bilangan Asli : N
= {1,2, 3,…}
Himpunan Bilangan Cacah : C = {0, 1, 2, 3,…} Himpunan Bilangan Bulat : Z =
{… , -1, 0, 1,…} Himpunan Bilangan Rasional : Q = {p/q : p, q Z, q. 0}
Himpunan Bilangan Real : R
MACAM-MACAM HIMPUNAN
(LANJUTAN)
Himpunan terhingga (finite) 
himpunan yang banyak anggotanya
terhingga, yaitu himpunan kosong
atau himpunan yang mempunyai n
elemen.
 Contoh
A = {a, b, c, d} , B= ={ }
MACAM-MACAM HIMPUNAN
(LANJUTAN)
 Himpunan tak terhingga (infinite atau
denumerable)  himpunan yang
berkorespondensi satu-satu dengan bilangan
asli, yaitu himpunan yang banyak
anggotanya tak terhingga.
 Contoh
Himpunan bilangan genap, himpunan
bilangan ganjil, himpunan bilangan bulat,
himpunan bilangan rasional, dsb.
MACAM-MACAM HIMPUNAN
(LANJUTAN)
 Himpunan Terhitung (countable) dan Tak
Terhitung (uncountable)  himpunan
terhingga atau denumerable. Jadi
Himpunan terhingga
Himpunan Terhitung
Himpunan denumerable

Contoh ;
A = {1, 2, 3, 4}
B = himpunan bilangan ganjil
MACAM-MACAM HIMPUNAN
(LANJUTAN)

 Himpunan tak Terhitung (uncountable)


 himpunan yang tidak terhitung.
Contoh :
R = Himpunan bilangan real
RELASI/HUBUNGAN
ANTAR HIMPUNAN
Himpunan Himpunan Himpunan Himpunan
sama equivalen bagian kuasa
• dua buah • dua buah • Himpunan A • himpunan
himpunan himpunan dikatakan yang
yang yang himpunan anggotanya
memiliki memiliki bagian dari adalah
anggota banyak himpunan B himpunan-
yang persis anggota jika setiap himpunan
sama, tanpa yang sama. anggota A bagian dari
melihat Jika A termasuk suatu
urutannya. equivalen B, anggota B, himpunan
maka ditulis ditulis A
A~B •A B
HIMPUNAN SAMA
 Dua buah himpunan dikatakan sama apabila kedua himpunan
tersebut memiliki anggota yang sama walaupun urutannya dapat
berbeda.
 Contoh:

Misalkan, terdapat dua buah himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan


B dengan masing-masing anggota sebagai berikut:
A = {a, s, r, i} dan B = {r, i, a, s}
A=B
HIMPUNAN BAGIAN
 himpunan yang semua anggotanya terdapat di dalam himpunan lainnya.
Himpunan bagian biasanya disimbolkan dengan “⊂” yang artinya “himpunan
bagian dari”, sedangkan simbol “⊄”memiliki arti “bukan himpunan bagian dari”.
 Contoh:

Misalkan, terdapat tiga buah himpunan, yaitu himpunan A, himpunan B, dan himpunan
C dengan masing-masing anggotanya adalah sebagai berikut:
A = {1, 2, 3}, B = {1, 2, 3, 4, 6}, C = {8, 9, 10}
Jawab:
himpunan A merupakan himpunan bagian atau subset dari himpunan B. Kita bisa
menulisnya dengan simbol (A ⊂ B), berarti (A ⊂ B) = {1, 2, 3}

- himpunan C bukan merupakan himpunan bagian dari himpunan A (C ⊄ A) maupun


himpunan B (C ⊄ B)
HIMPUNAN EKUIVALEN
 Dua buah himpunan dikatakan ekuivalen apabila banyak anggota
dari kedua himpunan bernilai sama.
 Contoh:

Misalkan, terdapat dua buah himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan


B dengan masing-masing anggota sebagai berikut:
A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {a, b, c, d, e}
Jawab:
himpunan A memiliki jumlah anggota, yaitu n(A) = 5 dan himpunan B
memiliki jumlah anggota, yaitu n(B) = 5. Jadi, (n(A) = n(B) = 5). Oleh
karena itu, dapat dikatakan kalau himpunan A ekuivalen dengan
himpunan B.
HIMPUNAN KUASA
 himpunan yang seluruh anggotanya merupakan kumpulan dari
himpunan-himpunan bagian
 Jika A = {a, b, c}, maka himpunan kuasa dari A adalah :
2A = { ø, {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, A}
 Jika m adalah banyaknya anggota himpunan A, maka
banyaknya anggota himpunan kuasa dari A adalah 2m
 Contoh:
Misalkan, terdapat suatu himpunan A yang anggotanya merupakan
bilangan-bilangan ganjil ≤ 5. Maka, banyak anggota A adalah sebanyak
3 buah, yaitu A = {1, 3, 5}. P(A) merupakan himpunan kuasa dari A
dengan semua anggotanya merupakan himpunan bagian dari A. Jadi,
banyak anggota P(A) adalah (n(P(A)) = 2n(A) = 23 = 8,) yang terdiri
dari { }, {1}, {3}, {5}, {1, 3}, {1, 5}, {3, 5}, {1, 3, 5}. Rumus Pangkat
(2=pangkat anggota)
NOTASI DAN ANGGOTA
HIMPUNAN
 Suatu himpunan biasanya diberi nama atau
dilambangkan dengan huruf besar (kapital)A,B,C, ...,Z.
Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpuna
tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung
kurawal {...}.
 Contoh:
 A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 6,
sehingga A ={0,1,2,3,4,5}.
 P adalah himpunan huruf-huruf vokal, sehingga
P={a,i,u,e,o}.
MENENTUKAN BANYAKNYA
HIMPUNAN BAGIAN DARI SUATU
HIMPUNAN
 Banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2¬¬n, dengan n
banyaknya
 anggota himpunan tersebut. Banyaknya himpunan bagian adalah himpunan
kuasa.
 Contoh:

Himpunan bagian dari {a,b,c,d} yang mempunyai 0 anggota ada 1, yaitu { };


1 anggota ada 4, yaitu {a},{b},{c},{d};
2 anggota ada 6, yaitu {a,b},{a,c},{a,d},{b,c},{b,d},{c,d};
3 anggota da 4, yaitu {a,b,c},{a,b,d},{a,c,d},{b,c,d};
4 anggota ada 1, yaitu {a,b,c,d};
DIAGRAM
HIMPUNAN

Diagram Diagram
Venn Garis

Diagram
Cartess
DIAGRAM
VENN
Cara penulisan A
diagram Venn

C B
DIAGRAM
GARIS
Jika A himpunan bagian dari C dan B himpunan
bagian dari C, maka ditulis dalam diagram
garis sbb;

C
A B
DIAGRAM
CARTESS
Untuk menggambarkan suatu himpunan bilangan, Rene
Descartes menggambarkannya dalam suatu garis bilangan.
Garis bilangan ini disebut garis bilangan Cartess.
Jika A = {x : 0 x < 3}, maka digambarkan dalam
garis bilangan sbb;

0 1 2 3
OPERASI PADA HIMPUNAN
 Irisan  Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-
anggotanya ada di himpunan A dan ada di himpunan B. Irisan antara dua buah
himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∩’
 Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A ∩ B = {b, c}
 Gabungan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-
anggotanya merupakan gabungan dari anggota himpunan A dan himpunan B.
Gabungan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ∪‘.
 Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A ∪ B = {a, b, c, d, e, g, k}
OPERASI PADA HIMPUNAN
 Selisih  A selisih B adalah himpunan dari anggota A yang tidak memuat
anggota B. Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
 Contoh Soal:
A = {a, b, c, d, e}
B = {b, c, e, g, k}
Maka A – B = {a, d}
 Komplemen dari suatu himpunan adalah unsur-unsur yang ada pada
himpunan universal (semesta pembicaraan) kecuali anggota himpunan
tersebut. Komplemen dari A dinotasikan (dibaca A komplemen).
Contoh Soal:
A = {1, 3, 5, 7, 9}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Maka = {2, 4, 6, 8, 10}
OPERASI PADA
HIMPUNAN
 Irisan
A ∩ B = {x : x A dan x B}
 Gabungan
A B = {x : x A atau x B}
 Penjumlahan
A + B = {x : A, x B, x (A∩B)}
x
 A
Pengurangan
– B = A \ B = {x : x A, x
B}
 Komplemen
Ac = {x : x A, x S}
PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN DALAM
DIAGRAM
 A + B = {x : x VENN
A, x A
B, x B
(A∩B)}

 A – B = {x : x A, x
B} A
B
SIFAT-SIFAT OPERASI
HIMPUNAN
 Sifat komutatif
A B = B A dan A B = B A
 Sifat asosiatif
A (B C) = (A B) C
A (B C) = (A B) C
 Sifat distributif
A (B C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
 Sifat Komplemen
A Ac = ø, A Ac = S, (Ac)c = A, Sc = ø, ø c = S
(A B)c = Ac Bc dan (A B)c = Ac Bc
SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN (LANJUTAN)

 Sifat pengurangan
A - A = ø, A – ø = A, A – B Bc
=A
A - (B C) = (A - B) (A - C)
A - (B C) = (A - B) (A - C)
 Sifat identitas
A ø = ø, A S = A, A ø = A, A S=S
 Sifat idempoten
A A = A, A A
=A
 Sifat himpunan
(A B) A, (A bagianB) B, (A - B)

A (B – A) = B A
Jika A B, maka A B = A, A B = B, Bc Ac dan
SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN (LANJUTAN)

 Sifat refleksif
A = A, A A, A ~ A
 Sifat simetrik
Jika A = B, maka B = A
Jika A ~ B, maka B ~
A
 Sifat transitif
Jika A = B dan B = C, maka A = C
Jika A B dan B C, maka A
C
Jika A ~ B dan B ~ C, maka A ~ C
ALJABAR
HIMPUNAN

 Sifat-sifat
 Prinsip  Himpunan
aljabar
dualitas Berindeks
himpunan

 Himpunan
 Partisi
bersarang
SIFAT-SIFAT ALJABAR
HIMPUNAN
 Hukum idempoten
A A = A, A A = A
 Hukum asosiatif
A (B C) = (A B) C
A (B C) = (A B) C
 Hukum komutatif
A B=B A B=B A
dan A
 Hukum
A (B distributif
C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
Sifat-sifat aljabar himpunan (lanjutan)

 Hukum identitas
A ø = ø, A S = A, ø = A, A S=S
A
 Hukum
A Akomplemen
c = ø, A Ac = S, (Ac)c = A, Sc =
ø,
øc = S
 Hukum De Morgan
(A B)c = Ac Bc dan (A B)c = Ac
Bc
PRINSIP
DUALITAS
 Jika kita menukar dengan dan
S dengan ø dalam setiap
pernyataan tentang himpunan,
maka pernyataan baru tersebut
disebut dual dari pernyataan
aslinya.
 Contoh
Dual dari (S B) (A ø) = A adalah
(ø B) (A S) = A
HIMPUNAN
BERINDEKS
 J = {1, 2, 3, 4} disebut himpunan indeks
 {A1, A2, A3, A4} disebut himpunan berindeks
dan ditulis;
{Ai : i J} = {A1, A2, A3, A4}
 Jika K = {1, 2, 3, … n}, maka
{ i Ai : i K} = {A1 A2 … An}
 Jika K = {1, 2, 3, … }, maka
{ i Ai : i K} = {A1 A2 … }
CONTOH HIMPUNAN
BERINDEKS
Jika A1 = {1 }
A2 = {1, 2}

An = {1, 2, …
, n} i n} dan { iAi : 1 i
Tentukan { n}
{i Aii:A1i : 1 i n} = {A1 A2 …
{ i Ai : 1 i n} = {A1 A2 … An}= An
An}= A1
PARTI
SI
β = {B1, B2, … , Bn} disebut partisi
dari A, jika memenuhi kedua sifat
berikut ;
1) A = B1 B2 … Bn
2) Bi Bj = ø, untuk setiap i ≠ j, 1 i
n,
1 j n
CONTOH
PARTISI
P = {1, 2, 3, … } , Q = {1, 3, 5, … } dan
R {2, 4, 6, … } , maka Q dan R adalah
partisi dari P, sebab Q R = P
dan Q R=ø
HIMPUNAN
BERSARANG
 A1, A2, … , An, … disebut himpunan
bersarang jika memenuhi ;
A1 A2 … An …
 Contoh
A1 = [0,1] , A2 = [0, 1/2] … , An = [0,
1/n], …
A1, A2, … , An, … merupakan himpunan
bersarang, sebab A1 A2 … An

TUGAS
INDIVIDU
1. Jika A dan B suatu himpunan buktikan
bahwa A (A B) = A
2. Misalkan An = {x : x kelipatan n, n bil asli},
tentukan A4 A6
3. Misalkan Ai = [i, i+1], i {bil bulat}, tentukan
A3 A4 dan A3 A4
4. Misalkan Dn = (0, 1/n), n {bil asli},
tentukan D3 D7 dan D3 D7
5. Tentukan semua himpunan bagian dari M ={x
│2 ≤ x ≤ 6 }
TUGAS
INDIVIDU
6. Misalkan An = {x : x kelipatan n, n bil
asli}, tentukan i P Ai , P = bil prima
7. Misalkan Ai = [i, i+1], i {bil bulat},
tentukan
i Ai
8. Misalkan Dn = [0, 1/n], n A={bil asli},
tentukan
i A Di
9. Misalkan Dn = (-1/n, 1/n), n A={bil
asli}, tentukan
i A Di
TUGAS INDIVIDU

10. Sebutkan himpunan semesta dari


a. J={2, 4, 8, 16, 32}
b. K={1, 1, 2, 3, 5, …} bilangan prima
c. L={-2, -1, 0, 1, 2} bilangan bulat
d. M={-8, -1, 0, 1, 8}
e. N={1, 3, 5, 7, 9} S={bilangan ganjil

Anda mungkin juga menyukai