Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

HIMPUNAN

B. SIFAT-SIFAT HIMPUNAN
1. Kardinalitas Himpunan
Kardinalitas adalah banyaknya anggota suatu himpunan yang berbeda. Untuk menyatakan
banyaknya anggota yang berbeda dalam suatu himpunan menggunakan notasi n(A).
Contoh:
1. Tentukan banyaknya anggota himpunan A = {Huruf pembentuk kata “cermat”}
Jawab:
Kardinalitas himpunan A yaitu n(A) = 6.
2. Tentukan banyaknya anggota himpunan B ={m, a, t, e, m, a, t, i, k, a}
Jawab:
Kardinalitas himpunan B yaitu n(B) = 6.

2. Himpunan Bagian
Himpunan bagian atau subset adalah himpunan yang semua angotanya terdapat di dalam
himpunan lainnya. Himpunan bagian biasanya disimbolkan dengan “⊂” yang artinya
“himpunan bagian dari”, sedangkan simbol “⊄” artinya “bukan himpunan bagian dari”.
Contoh:
Misalkan terdapat tiga buah himpunan, yaitu himpunan A, himpunan B, dan himpunan C
dengan masing-masing anggotanya adalah sebagai berikut:
A = {1, 2, 3}, B = {1, 2, 3, 4, 6}, C = {8, 9, 10}. Tentukanlah himpunan bagiannya.
Jawab:
Perhatikan masing-masing anggota dari himpunan A, B, dan C. Ternyata setiap anggota
dari himpunan A merupakan anggota dari himpunan B. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa himpunan A merupakan bagian atau subset dari himpunan B (A ⊂ B). Karena semua
anggota himpunan A merupakan anggota dari himpunan B juga, jadi himpunan B
merupakan super himpunan atau superset dari himpunan A (B ⊃ A).
Sementara itu, karena setiap anggota dari himpunan C tidak terdapat di dalam himpunan
A maupun himpunan B, maka dapat dikatakan bahwa himpunan C bukan merupakan
himpunan bagian dari himpunan A (C ⊄ A) maupun himpunan B (C ⊄ B).
Ilustrasi gambar:

3. Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa atau power set adalah himpuan yang seluruh anggotanya merupakan
kumpulan dari himpunan-himpunan bagian. Misalnya, himpunan kuasa dari A, maka dapat
kita tulis dengan notasi P(A) dengan anggota-anggotanya merupakan himpuna bagian dari
himpunan A. banyak anggota himpuna kuasa dapat di hitung dengan menggunakan rumus
n(P(A)) = 2n(A), dengan n(A) adalah banyak anggota dari himpunan A.
Contoh:
Misalkan, terdapat suatu himpunan A yang anggotanya merupakan bilangan-bilangan
ganjil 5. Maka, banyak anggota A adalah sebanyak 3 buah, yaitu A = {1, 3, 5}. P(A)
merupakan himpunan kuasa dari A dengan semua anggotanya merupakan himpunan
bagian dari A. Jadi, banyak anggota P(A) adalah n(P(A)) = 2n(A) = 23 = 8, yang terdiri dari
{}, {1}, {3}, {5}, {1, 3}, {1, 5}, {3, 5}, {1, 3, 5}.

4. Kesamaan dua Himpunan


Dua buah himpunan dikatakan sama apabila kedua himpunan tersebut memiliki anggota
yang sama walaupun urutannya dapat berbeda. Dua buah himpunan A dan B dikatakan
sama jika dan hanya jika (A ⊂ B) dan (B ⊂ A), dinotasikan dengan A = B.
Contoh:
Misalkan, terdapat dua buah himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan B dengan
masing-masing anggota sebagai berikut:
A = {a, s, r, i} dan B = {r, i, a, s}
Jawab:
Himpunan A ternyata memiliki anggota-anggota yang sama dengan himpunan B, yaitu a,
s, r, dan i. Meskipun urutan anggota dari himpunan B berbeda dengan himpunan A, akan
tetapi kedua himpunan tersebut memiliki anggota yang sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa
himpunan A dama dengan himpunan B.

5. Himpunan yang Ekuivalen


Dua buah himpunan dikatakan ekuivalen apabila banyak anggota dari kedua himpunan
bernilai sama. Jika n(A) = n(B), maka himpuna A ekuivalen dengan himpunan B.
Contoh:
Misalkan, terdapat dua buah himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan B dengan
masing-masing anggota sebagai berikut:
A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {a, b, c, d, e}
Jawab:
Dari kedua himpunan di ats, himpunan A memiliki jumlah anggota yang sama dengan
himpunan B, yaitu (n(A) = n(B) = 5).
Oleh karena itu, dapat dikatakan kalau himpuna A ekuivalen dengan himpunan B.

Anda mungkin juga menyukai