FUNGSI
terhingga)
Himpunan berhingga
B = { 1, 3, 5, 7 }, (n)A = 4 (jumlah anggota himpunan B adalah sebanyak 4)
Himpunan kosong
K = { himpunan bilangan prima antara 7 dan 9 }, K = { } (jumlah anggota
himpunan K adalah tidak ada atau kosong)
Himpunan bagian
A = {2, 3, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Semua anggota himpuna A adalah merupakan anggota himpunan B. Sehingga dapat
dikatakan bahwa; A bagian dari B, ditulis A c B atau B memuat A ditulis B ﬤA
Himpunan semesta
Bila A = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka beberpa himpunan semesta pembicaraan yang
mungkin untuk A adalah;
S = { bilangan asli }
S = { bilangan cacah }
S = { bilangan kelipatan 2 }
Operasi antar himpunan dan contohnya
Rumus operasi himpunan :
Menyatakan himpunan dengan menggunakan kata-kata atau menyebut syarat-
syaratnya
*Contohnya adalah;
– A = { bilangan prima kurang dari 20 }
– B = { bilangan asli antara 7 sampai 25 }
*Contohnya adalah;
Karena hanya terdapat 50 siswa, berarti terdapat beberapa siswa yang double counted, terhitung
dua kali. Mengapa? karena, jika dijumlahkan yang suka sate dan suka soto, jumahnya lebih besar
yakni 60 siswa.
Berarti ada 10 siswa ( 60 – 50 ) =10.
35 orang + 25 orang tidak sama dengan ketika kedua kelompok itu digabungkan.
akan tetapi
50 orang (total siswanya) = 35 orang (suka sate) + 25 orang (suka soto) – 10 orang (ska
keduanya)
Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf A dan anggota himpunan dari bilangan asli
dinyatakan sebagai berikut.
A = {1, 2, 3, 4, …}.
Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf C dan anggota himpunan dari bilangan cacah
dinyatakan sebagai berikut:
C = {0, 1, 2, 3, 4,…}.
a + b = b + a
(a x b = b x a)
Contoh
Contoh Sifat komutatif dalam Penjumlahan
2+3=5
3+2=5
Dan hasilnya tetap sama, yaitu 5. Maka Hukum Komutatif berlaku untuk operasi hitung
penjumlahan.
Sehingga : 2 + 3 = 3 + 2
2x3=6
3x2=6
Dan hasilnya tetap sama, yaitu 6. Maka Hukum Komutatif berlaku untuk operasi hitung
Perkalian.
Sehingga : 2 x 3 = 3 x 2
Sifat Assosiatif
Sifat Asosiatif adalah penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan yang dikelompokkan secara
berbeda. Namun hasil operasinya akan tetap sama. Sifat Asosiatif dinamakan dengan Sifat
Pengelompokan. Sifat Assosiatif dapat dirumuskan sebagai berikut :
(a + b) + c = a + (b + c) dan
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh :
Contoh sifat asosiatif dalam penjumlahan:
(2 + 3) + 4 = 5 + 4 = 9
2 + (3 + 4) = 2 + 7 = 9
Maka, (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4)
(2 × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
maka, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Sifat Distributif
Sifat Distributif adalah menggabungkan dengan cara mengkombinasikan bilangan. Sifat
distributif juga di sebut dengan sifat penyebaran. Sifat Distributif di rumuskan sebagai berikut :
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
Contoh
Contoh Sifat Distributif
2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
Maka :
2 × (3 + 4) = 2 × 7 = 14
(2 × 3) + (2 × 4) = 6 + 8 =14
Jadi, 2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
1. Bilangan bulat dan bilangan rill
BILANGAN BULAT
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang mencakup bilangan cacah, bilangan asli, bilangan
nol, bilangan satu, bilangan prima, bilangan komposit dan bilangan negatif.
0 (Nol)
Nol tidak termasuk anggota bilangan bulat positif dan negatif. Dia berdiri sendiri. Sehingga
anggota bilangan bulat adalah bilangan bulat postif, nol, dan bilangan bulat negatif.
Untuk pengukuran suhu. Suhu di Kota Jakarta siang ini sebesar 24 derajat celcius
sedangkan suhu di kutub utara -34 derajat celcius. Angka 24 dan -34 tersebut
merupakan bilangan bulat.
Sebagai pengukur kedalaman laut. Jika kita menyatakan kedalaman 25 meter di
bawah permukaan laut, maka yang ditulis adalah -25 meter. Angka -25 merupakan
bilangan bulat negatif.
Untuk menyatakan jumlah. Pernahkah adik-adik ke kebun binatang? Disana terdapat
banyak sekali binatang. Coba hitung berapa jumlah jerapah di kebun binatang
tersebut? Misalkan jumlah jerapahnya 15 ekor. Maka angka 15 merupakan bilangan
bulat positif.
BILANGAN RIIL
Bilangan riil atau sering disebut juga bilangan real dalam matematika menyatakan suatu bilangan
yang dapat dibentuk menjadi desimal seperti 3.2678. Bilangan riil ini meliputibilangan
rasional yang direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir dan bilangan irasional yang
direpresentasikan dalam bentuk desimal berulang. Untuk bilangan riil sendiri direpresentasikan
sebagai salah satu titik pada garis bilangan.
Contoh Soal :
Intan membeli sepeda dan kemudian menjual kembali dengan harga Rp. 800.000,00-. Jika
ternyata ia untung 25 %, maka harga pembelian sepeda tersebut adalah ….
Pembahasan :
Harga beli
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 640.000,00
1. RELASI
2. Definisi Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua elemen himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak dan tidak
perlu memiliki arti apapun baik secara konkrit maupun secara matematis. Jika R suatu relasi
yang menghubungkan dengan , maka kita dapat menulisnya dengan atau . Dimana x disebut
prapeta y, ydisebut peta atau bayangan dari x (ditulis: y = R(x)). Himpunan A disebut daerah asal
atau domain, himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain dan himpunan yang dibentuk
dari prapeta pada anggota A yang merupakan anggota himpunan B disebut daerah hasil atau
range. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh
Kodomain : {1,3,2,4}
Range : {1,3,2,4}
Diagram Panah
Langkah-langkah cara menyatakan relasi dengan diagram panah:
Contoh : Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15} jika kita definisikan relasi R dan P ke Q
dengan jika p habis membagi q
Maka diperoleh
R=
R=
Adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan
S =
Adalah relasi himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan
Peny :
Transitif
Suatu Relasi bersifat transitif, jika setiap x,y,z є A dengan xRy, yRz, dan xRz
Contoh :
A = {-1,0,1} dan R = {(x,y) │x,y є A, x ≥ y}
Periksa apakah R transitif atau tidak
Peny :
A x A = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,-1), (0,0), (0,1), (1,-1), (1,0), (1,1)} dari hasil kali Cartesian
kita memperoleh,
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y,z є A) dengan xRy dan yRz, berlaku xRz
Simetris
Suatu relasi bersifat simetrik, jika untuk setiap x,y є A dengan xRy dan yRx
Contoh
Peny :
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є M. Jadi R
adalah sebuah relasi yang simetris.
Contoh :
Peny :
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
R = {(-2,2),(-1,1),(1,1),(0,0),(2,2)}
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є A. Jadi R
adalah sebuah relasi yang antisimetris.
1. FUNGSI
2. Definisi Fungsi
Fungsi f adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang
disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang
disebut daerah kawan (Kodomain).
1. Fungsi f pada R yang didefinisikan dengan f(x) = x2 bukan suatu fungsi satu-satu
sebab
f(-2) = f(2).
Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f(A)
dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B, atau f(A) c B. Apabila f(A) = B, yang berarti setiap
elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang-kurangnya satu elemen di A maka kita katakan f
adalah suatu fungsi surjektif atau “f memetakan A Onto B”
Contoh:
1. Fungsi f: R→R yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2 bukan fungsi yang onto
karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi tersebut
2. Gb. 2.11
Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A
3. Perbedaan Domain, Kodomain, dan Range suatu fungsi
Domain adalah himpunan asal yang dipetakan dalam fungsi
Kodomain adalah himpunan tujuan pemetaan dalam fungsi
Range adalah daerah hasil pemetaan yang merupakan bagian dari kodomain.
0 (Nol)
Nol tidak termasuk anggota bilangan bulat positif dan negatif. Dia berdiri sendiri. Sehingga
anggota bilangan bulat adalah bilangan bulat postif, nol, dan bilangan bulat negatif.
Untuk pengukuran suhu. Suhu di Kota Jakarta siang ini sebesar 24 derajat celcius
sedangkan suhu di kutub utara -34 derajat celcius. Angka 24 dan -34 tersebut
merupakan bilangan bulat.
Sebagai pengukur kedalaman laut. Jika kita menyatakan kedalaman 25 meter di
bawah permukaan laut, maka yang ditulis adalah -25 meter. Angka -25 merupakan
bilangan bulat negatif.
Untuk menyatakan jumlah. Pernahkah adik-adik ke kebun binatang? Disana terdapat
banyak sekali binatang. Coba hitung berapa jumlah jerapah di kebun binatang
tersebut? Misalkan jumlah jerapahnya 15 ekor. Maka angka 15 merupakan bilangan
bulat positif.
BILANGAN RIIL
Bilangan riil atau sering disebut juga bilangan real dalam matematika menyatakan suatu bilangan
yang dapat dibentuk menjadi desimal seperti 3.2678. Bilangan riil ini meliputibilangan
rasional yang direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir dan bilangan irasional yang
direpresentasikan dalam bentuk desimal berulang. Untuk bilangan riil sendiri direpresentasikan
sebagai salah satu titik pada garis bilangan.
Contoh Soal :
Intan membeli sepeda dan kemudian menjual kembali dengan harga Rp. 800.000,00-. Jika
ternyata ia untung 25 %, maka harga pembelian sepeda tersebut adalah ….
Pembahasan :
Harga beli
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 640.000,00
1. RELASI
2. Definisi Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua elemen himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak dan tidak
perlu memiliki arti apapun baik secara konkrit maupun secara matematis. Jika R suatu relasi
yang menghubungkan dengan , maka kita dapat menulisnya dengan atau . Dimana x disebut
prapeta y, ydisebut peta atau bayangan dari x (ditulis: y = R(x)). Himpunan A disebut daerah asal
atau domain, himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain dan himpunan yang dibentuk
dari prapeta pada anggota A yang merupakan anggota himpunan B disebut daerah hasil atau
range. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh
Kodomain : {1,3,2,4}
Range : {1,3,2,4}
2. Relasi dengan matriks relasi dan diagram panah
Matriks Relasi
Misalkan R adalah relasi dari A = {,, … ,} dan B = {,, … ,}
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [],
Diagram Panah
Langkah-langkah cara menyatakan relasi dengan diagram panah:
Contoh : Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15} jika kita definisikan relasi R dan P ke Q
dengan jika p habis membagi q
Maka diperoleh
R=
R=
Adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan
S =
Adalah relasi himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan
Peny :
Transitif
Suatu Relasi bersifat transitif, jika setiap x,y,z є A dengan xRy, yRz, dan xRz
Contoh :
A x A = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,-1), (0,0), (0,1), (1,-1), (1,0), (1,1)} dari hasil kali Cartesian
kita memperoleh,
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y,z є A) dengan xRy dan yRz, berlaku xRz
Simetris
Suatu relasi bersifat simetrik, jika untuk setiap x,y є A dengan xRy dan yRx
Contoh
Peny :
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є M. Jadi R
adalah sebuah relasi yang simetris.
Anti Simetri
Suatu Relasi bersifat antisimetris, jika untuk setiap x,y є A dengan xRy dan yRx maka x = y.
Contoh :
Peny :
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
R = {(-2,2),(-1,1),(1,1),(0,0),(2,2)}
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є A. Jadi R
adalah sebuah relasi yang antisimetris.
1. FUNGSI
2. Definisi Fungsi
Fungsi f adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang
disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang
disebut daerah kawan (Kodomain).
Contoh:
1. Fungsi f pada R yang didefinisikan dengan f(x) = x2 bukan suatu fungsi satu-satu
sebab
f(-2) = f(2).
Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f(A)
dari fungsi f adalah himpunan bagian dari B, atau f(A) c B. Apabila f(A) = B, yang berarti setiap
elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang-kurangnya satu elemen di A maka kita katakan f
adalah suatu fungsi surjektif atau “f memetakan A Onto B”
Contoh:
1. Fungsi f: R→R yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2 bukan fungsi yang onto
karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi tersebut
2. Gb. 2.11
Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A