Anda di halaman 1dari 28

BAB I

HIMPUNAN
Standar Kompetensi :
4. Menggunakian konsep himpunan dan diagram venn dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar :
4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya.
4.2 Memahami konsep himpunan bagian.
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (selisih) dan komplemen pada himpunan.
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram venn.
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.

A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (obyek) yang dapat didefinisikan
(diterangkan) dengan jelas.
Contoh himpunan :
a. Kumpulan alat-alat music
b. Kumpulan buah-buahan
c. Kumpulan bilangan ganjil kurang dari 10
Sekarang perhatikan contoh berikut :
a. Kumpulan baju yang bagus
b. Kumpulan makanan enak
c. Kumpulan siswa yang rajin
Ketiga kumpulan diatas merupakan contoh bukan himpunan, karena tidak mempunyai
batasan yang jelas. Misalkan makanan menurut anda enak tapi belum tentu menurut orang
lain juga enak.

B. Anggota Himpunan
Setiap benda atau objek yang berada dalam suatu himpunan disebut anggota atau elemen dari
himpunan itu dan dinotasikan ∈. Adapun benda atau objek yang bukan anggota dari suatu
himpunan ditulis dengan notasi ∈
Banyaknya anggota suatu himpunan dinyatakan dengan n. Jika A = { 1,3,5,7,9} maka n(A) =
5. Berdasarkan banyaknya anggota suatu himpunan dapat dibedakan menjadi himpunan
berhingga dan himpunan tak berhingga.
a. Himpunan berhingga , yaitu himpunan yang banyak anggotanya berhingga ( terhitung
jumlahnya).
Contoh : A = himpunan bilangan cacah kurang dari 4, maka A= {0,1,2,3} sehingga n(A) = 4.
b. Himpunan tak berhingga, yaitu himpunan yang banyak anggotanyatak berhingga
(tidak terhitung banyaknya)
Contoh : P = himpuana bilangan ganjil, maka P = {1,3,5,…} sehingga n(P) = ∞
C. Menyatakan Himpunan
Himpunan dapat dinyatakan dengan 3 cara yaitu sebagai berikut :
1. Menyatakan himpunan dengan kata-kata.
Contoh :
a. P adalah himpunan himpunan bilangan asli kurang dari 9.
P = { bilangan asli kurang dari 9 }
b. R adalah himpunan bilangan asli lebih dari -3 dan kurang dari 4.
R = { bilangan asli lebih dari -3 dan kurang dari 4 }
2. Menyatakan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan
Notasi = lambang
Menyatakan himpunan dengan notasi yaitu menyatakan himpunan dengan menggunakan
lambing-lambang matematika.
Pada umumnya anggota himpunan dilambangkan dengan huruf x atau y.
Contoh :
a. P = { x │ x < 9; x ∈ A }
Dibaca, P adalah himpunan x dengan syarat x kurang dari 9, x anggota himpunan bilangan
asli.
b. R = { y │ -3 ≤ y < 4 ; y ∈ bilangan bulat }
Dibaca , R adalah himpunan y dengan syarat -3 kurang dari atau sama dengan y dan y kurang
dari 4; y anggota bilangan bulat.
3. Menyatakan himpunan dengan mendaftar anggota-anggotanya
Contoh :
a. P = {1,2,3,4,5,6,7,8}
b. R = {-3,-2,-1,0,1,2,3}

LATIHAN
1. Nyatakan himpunan-himpunan berikut dengan cara mendaftar anggotanya.
a. A adalah himpunan bilangan prima antara 1 dan 15.
b. B = { x │ x < 1, x ∈ cacah }
2. Nyatakan himpunan – himpunan berikut dengan kata-kata !
a. P = {a,e,i,o,u}
b. Q = {x │ 15 < y < 20, x ∈ bilangan genap }
3. Nyatakan himpunan-himpunan di bawah ini dengan notasi pembentuk himpunan 1
a. R adalah himpunan lima bilangan cacah yang pertama.
b. S = { 1,4,9,16 }
D. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong
dilambangkan dengan { } atau ∅. Himpunan kosong tidak sama dengan himpunan nol. { } ≠
{0}.

E. Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua anggota dari himpunan yang
dibicarakan. Atau disebut juga semesta pembicaraan atau universum, dan biasanya
dilambangkan dengan S.
Contoh :
1. S = { nama-nama hari dalam 1 minggu }
A = { senin, selasa, sabtu }
Pada contoh diatas semua anggota A terdapat di dalam S. Maka bias dikatakan S adalah
himpunan semesta dari A.
2. P = { x │ x = kelipatan 3, x ≤ 15, x ∈ A }
Pada contoh diatas, semesta pembicaraan dari P adalah A, yaitu himpunan bilangan asli.
Maka dapat dikatakan himpunan semesta dari P adalah
S = { bilangan asli }.

F. Himpunan Bagian
Himpunan A disebut bagian dari B jika setiap anggota A menjadi anggota B. A himpunan
bagian dari B ditulis dengan notasi A ⊂ B. Sedangkan A bukan himpunan bagian dari B jika
terdapat anggota A yang bukan anggota B, dan dinotasikan A ⊄ B.
Contoh :
Diketahui A = {1, 3}, B = { 2 }, C = {3,4,5}, D = {1,3,5,7,9}, maka A ⊂ D, B ⊄ D, dan C ⊄
D. Banyak himpunan bagian dapat dirumuskan 2ndimana n = banyak anggota atau nilai
himpunan.
Contoh :
P = { x, y, z } ⇒n(P) = 3. Banyaknya himpunan bagian dari P = 23 = 8, terdiri dari:
1 himpunan tanpa anggota yaitu { }
3 himpunan dengan 1 anggota yaitu {x}, {y}, {z}
3 himpunan dengan 2 anggota yaitu {x,y}, {x,z}, {y,z}
1 himpunan dengan 3 anggota yaitu {x,y,z}

LATIHAN
1. Diantara himpunan-himpunan berikut manakah yang merupakan himpunan kosong
dan bukan himpunan kosong !
a. Himpunan bilangan prima yang habis dibagi 2.
b. Himpunan bilangan prima antara 13 dan 17.
c. Himpunan balok yang mempunyai 12 sisi.
d. Himpunan hewan berkaki 3.
2. B = { x │4 < x ≤ 36; x ∈ bilangan kuadrat}
a. Tuliskan B dengan menyebutkan anggota-anggotanya.!
b. Berapa banyak anggota B?
c. Berapa banyak himpunan bagian dari B?
d. Sebutkan himpunan bagian dari B yang mempunyai 3 anggota!
3. Sebutkan salah satu semesta yang mungkin untuk himpunan berikut !
a. A = {merah, kuning, hijau, biru }
b. B = {bilangan prima}
c. C = {Maret, mei, juni }
d. D = {1, 3,5,7,9}

G. Diagram Venn
Diagram venn merupakan cara sederhana menyatakan himpunan dalam bentuk gambar.
Betikut adalah langkah-langkah membuat diagram venn:
1. Himpunan semesta (S) digambarkan dengan sebuah persegi panjang dan notasi S
ditulis pada pojok kiri atas.
2. Setiap himpunan yang termuat dalam himpunan semesta digambarkan dengan kurva
tertutup (seperti lingkaran) dan nama himpunannya ditulis didekat kurva tersebut.
3. Anggota-anggotanya ditunjukkan dengan noktah dan nama nggotanya ditulis didekat
noktah itu.
Contoh:
1. Buatlah diagram venn dari himpunan-himpunan berikut !
S = {1,2,3,4,5,6,7}
A = {1,3,5,7}

Jawab:

S
A
•2 •3
3 •7
•1
•5
•4 •8
•6
2
2. Dikelas 7A terdapat 35 anak, 10 diantaranya berangkat ke sekolah dengan berjalan
kaki, dan yang lain tidak. Gambarlah diagram venn dari illustrasi tersebut !
Jawab:
Banyaknya anggota S yang diluar A = 35-10 = 25

S
A

10

25

LATIHAN
Kerjakan SOal dibawah ini dengan benar !
S = { bilangan cacah kurang dari 100}
A = { bilangan prima kurang dari 10 }
B = {bilangan ganjil kurang dari 10 }
1. Tulislah S, A, dan B dengan menyebut anggota-anggotanya !
2. Buatlah diagram venn !
3. Sebutkan anggota S yang menjadi anggita A juga menjadi anggota B!
4. Sebutkan anggota S yang menjadi anggota A atau anggota B!
5. Sebutkan anggota S yang menjadi anggota A tetapi tidak anggota B!
6. Sebutkan anggota S yang menjadi anggota B tetapi tidak menjadi anggota A!
7. Sebutkan anggota s yang tidak menjadi anggota A maupun B!
8. Sebutkan anggota S yang tidak menjadi anggota A!
9. Sebutkan anggota s yang tidak menjadi anggota B!
10. Apa hubungannya antara himpunan a dan himpunan B?

H. Irisan Antarhimpunan (Intersection)


Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan semua elemen yang menjadi elemen A juga
menjadi elemen B. Dengan notasi pembentuk himpunan dinyatakan A ∩ B = { x │x
∈ A dan x ∈ B } dibaca A irisan B adalah himpunan semua x sedemikian hingga x elemen A
dan x elemen B.
Contoh :
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 }
A = {2,4,6,8,10} C = {1,3,5,7,9 }
B = { 3,6,9 } D = {4,8 }
Maka :
A∩B={6} B ∩C= {3,9 }
A ∩C={} B ∩ D={}
A ∩ D={ 4,8 } =D C ∩ D={}
I. Gabungan Antarhimpunan (Union)
Gabungan dua himpunan a dan B adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan
anggota A saja, anggota B saja, dan anggota persekutuan A dan B. Dengan notasi pembentuk
himpunan dinyatakan : A ∪ B= { x|x= A atau x =B }
Contoh :
A = { 1,3,5,7,9 } B = { 2,4,6 } C = { 2,3,5,7 }
Maka :
A ∪ B= {1,2,3,4,5,6,7,9 }
B ∪ C={ 2,3,4,5,6,7 }

J. Menggunakan Konsep Himpunan Dalam Pemecahan Masalah


Dibagian ini akan diberikan beberapa contoh permasalahan sehari-hariyang berkaitan dengan
himpunan dan akan dibahas bagaimana cara menyelesaikan permasalahan itu dengan konsep
himpunan.
Contoh :
Dari 30 anak terdapat 15 anak memakai topi, 20 anak memakai sepatu,dan 7 anak selain
memakai topi juga memakai sepatu.
a. Adakah anak yang tidak memakai topi maupun sepatu? Berapa banyaknya?
b. Buatlah diagram venn!
Jawab :
a. S = { anak} → n ( S )=30
A = {anak memakai topi} → n ( A )=15
B = {anak memakai sepatu} → n ( B ) =20
A ∩ B= { anak memakaitopi juga memakai sepatu } → n ( A ∩ B )=7
Anak memakai topi + anak memakai sepatu – anak memakai topi juga sepatu
= n(A) + n(B) – n(A ∩ B ¿
= 15 + 20 – 7 = 28
Karena n(A) + n(B) – n(A ∩ B ¿<n ( S ) atau 28<30 maka ada anak yang tidak memalai
topi maupun sepatu sebanyak 30-28 = 2 anak.
b.

S B
A

8 7 13

2
LATIHAN
1. Diketahui : P = {a,b,c,d,e}
Q = {b,c,d}
R = {d,e,f}
Daftarlah anggota-anggota dar :
a. P ∩Q=… b. Q ∩ R=… c. P ∩ R=…
2. Diketahui : A = {bilangan asli kurang dari 7}
B = {bilangan ganjil kurang dari 8 dan habis dibagi 3}
C = {Faktor dari 15 }
Nyatakan himpunan berikut dengan mendaftar anggota-anggotanya !
a. A ∪B c. A ∪ C
b. B ∪C d. A ∪ B∪C
3. Dalam suatu kelompok siswa terdapat 16 anak gemar voli, 20 anak gemar tenis, dan 6
anak gemar keduanya.
a. Berapa jumlah anak dalam kelompok itu?
b. Gambarlah diagram venn!
BENTUK ALJABAR

A. Pengertian Bentuk Aljabar, Suku dan Variabel

Pak Amir memiliki 15 ekor ayam dan 20 ekor bebek. Kemudian


seluruh ayam dan bebek tersebut dijual ke pasar. Harga satu ekor
ayam adalah x rupiah dan harga seekor kambing adalah y rupiah.
Berapa uang yang diperoleh Pak Amir ?

Dari cerita di atas, hasil penjualan ayam dan bebek Pak Amir dapat dituliskan dalam
bentuk aljabar :

15 x + 20 y

Dengan 15 x dan 20 y disebut suku


x dan y disebut variabel
15 adalah koefisien dari 6 x, dan
10 adalah koefisien dari 10 y

Lebih jelas, perhatikan bentuk aljabar berikut :


(i) Bentuk ax (dengan a ≠o)
Bentuk ini dinamakan suku kata / suku tunggal berderajat satu
(ii) Bentuk ax + b (dengan a ≠ o)
Bentuk ini dinamakan suku dua / binom berderajat satu dengan satu variabel.
(iii) Bentuk : ax2 + bc + c (dengan a ≠ o)
Bentuk ini dinamakan suku banyak (polinom) berderajat dua dengan satu variabel.
Bentuk ini secara khusus disebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu
variabel. Tiga buah suku yang berbeda, yaitu : ax2, bx, dan konstanta c.

(iv) Bentuk ax2y + bxy2 + c


Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinom berderajat dua dengan dua
variabel. Nama khusus bentuk ini adalah suku tiga atau trinom berderajat dua dengan
dua variabel. Tiga buah suku yang berbeda masing-masing adalah ax2y, bxy2, dan c.
Contoh 1 :
Sebutkan jenis suku banyak berikut ini dan tulislah suku-suku yang berbeda dalam
suku banyak tersebut.
a. x2 + x + 4
b. 5x2 – 7 + 3x
c. 2 + 4x
Jawab :
a. x2 + x + 4 disebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu variabel. Tiga
suku yang berbeda tersebut adalah x2, x, dan 4
b. 5x2 – 7 + 3x disebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu variabel.
Tiga suku yang berbeda adalah 5x2 – 7 + 3x.
c. 2 + 4x disebut suku dua atau binom berderajat satu dengan satu variabel. Dua
suku yang berbeda adalah 2 dan 4.
Berdasarkan contoh 1 kita dapat menjawab pertanyaan apa yang dimaksud dengan
suku-suku sejenis?

Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai faktor huruf (variabel) yang
sama dan pangkat pada variabel yang bersesuaian juga sama.

Contoh 2 :
Berikut ini diberikan contoh suku-suku sejenis.
a. -9x, 4x, x
b. 5x2, -x2, -8x2
c. 2xy, xy, -xy
2
d. -3x2y, x2y, 5 x2y

Latihan A
1. Tentukan suku, variabel, koefisien dan konstanta pada masing-masing bentuk aljabar
berikut :
a. 2p + 3q + 9
1
b. 4 x2 + 6y – 3z + 5
c. 4m – 3m2
2. Tuliskan suku-suku yang sejenis pada masing-masing bentuk aljabar berikut ini :
a. -6x + 3y + 2x – 5y + 9
b. 4ab – 5bc + 3ab + 6bc

B. Operasi hitung pada bentuk aljabar


B.1. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Perlu diperhatikan!!
a. Suku - suku sejenis
b. Sifat-sifat distributive perkalian terhadap penjumlahan
(i) ab + ac = a (b+c) atau a (b+c) = ab + ac
(ii) ab – ac = a (b-c) atau a (b-c) = ab – ac
c. Hasil perkalian dua bilangan bulat
x=
xӨ=Ө
Өx=Ө
ӨxӨ=
Keterangan :
 = Bilangan positif
Ө = Bilangan negatif

Contoh :
1) Sederhanakan bentuk aljabar berikut ini !
a. 4x + 3x
b. 9x2 – 3x2 + 2x + 2 – 5x

Jawab :
a. 4x + 3x = (4 + 3) x
= 7x (sifat distributif)
b. 9x2 – 3x2 + 2x + 2 – 5x = 9x2 – 3x2 + 2x – 5x + 2 (sifat komutatif)
= (9x2 – 3x2) + (2x – 5x) + 2 (sifat asosiatif)
= (9 – 3) x2 + (2 – 5x) + 2 (sifat distributif)
= 6x2 – 3x + 2 (aturan perkalian tanda)

2) Tentukan jumlah dari 10x2 – 7x + 6 dan -2x2 + 5x – 12 kemudian


sederhanakan.
Jawab :
(10x2 – 7x + 6) + (-2x2 + 5x – 12) = 10x2 – 7x + 6 -2x2 + 5x – 12)
= 10x2 – 2x2 – 7x + 5x + 6 – 12
= 8x2 – 2x – 6
Atau
10x2 – 7x + 6
-2x2 + 5x – 12
+
8x2 – 7x – 6
3) Sederhanakan
a. 5p – 4 p
b. 8p2 – 2pq – 4 pq2 + 5pq
Jawab :
a. 5p – 4 p = (5-4) p
=p
b. 8p2 – 2pq – 4 pq2 + 5pq = (8p2 – 4 p2) – 2pq + 5pq
= 8p2 + 3pq

4) Kurangkan 8x – 4y dari 3x – 5y, kemudian sederhanakan.


Jawab :
3x – 5y - (8x -4y) = 3x – 5y – 8x + 4y
= 3x – 8x – 5y + 4y
= –5x – y
Perkalian Bentuk Aljabar
a. Perkalian suku satu dengan suku dua

a(x + y) = ax + ay dan a(x – y) = ax - ay


(x + y)a = ax + ay (x + y)a = ax - ay

Contoh :
Sederhanakan bentuk-bentuk berikut ini !
a. 2 (x + y)
b. -3 (3a – 4b)
Jawab :
a. 2 (x + y) = 2x + 3y
b. -3(3a – 4b) = -3 )3a) – 3 (-4b)
= -9a + 12b

b. Perkalian suku dua dengan suku dua

(x + y) (a + y) = x (a + b) + y (a + b)
= ax + bx + ay + by

Contoh :
Sederhanakan bentuk berikut ini :
a. (2x + 3 (5x + 2)
b. (6x – 1) (x – 5)
Jawab :
a. (2x + 3) (5x + 2) = 2x (5x + 2) + 3 (5x + 2)
= 10x2 + 4x + 15 x + 6
= 10x2 + 19x + 6
b. (6x – 1) (x – 5) = 6x2 – 30x – x + 5
= 6x2 – 31x + 5

c. Perkalian antar suku banyak


Pada saat kita melakukan perkalian antar suku dua dengan menggunakan sifat
distributif ternyata kita telah melakukan operasi perkalian dan penjumlahan. Hal ini
berarti kita telah melakukan perkalian antar suku banyak. Agar lebih jelas, perhatikan
contoh berikut ini.
Contoh :
Sederhanakanlah : (3x – 2) (2x2 + 5x + 3)
Jawab :
(3x – 2) (2x2 + 5x + 3) = 3x (2x2 + 5x + 3) – 2 (x2 + 5x + 3)
= 6x3 + 15x2 + 9x – 4x2 – 10x – 6
= 6x3 + (15x2 – 4x2) + (9x – 10x) – 6
= 6x3 + 11x2 – x – 6

3. Pembagian Bentuk Aljabar


Jika dua bentuk aljabar memiliki faktor-faktor yang sama, maka hasil pembagian
kedua bentuk aljabar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk sederhana dengan
memperhatikan faktor-faktor yang sama.
Contoh :
1) Tentukan hasil pembagian bentuk aljabar berikut ini.
a. 10x2 : 5x
b. 30 x3y : (-2xy)
Jawab :
10 x2
a. 10x2 : 5x = 5 x

10 x2
=
( )( )
5 x
= 2x
2
30 x y
b. 30x3y : (-2xy) = −2 xy
30 x 3 y
=
( )( )( )
−2 x y
= -15x2
2) Tentukan hasil pembagian x2 + 8x + 12 dengan x + 2
Jawab :

¿ Jadi hasil pembagian x2 + 8x + 12 dengan x + 2 adalah x + 6

4. Pemangkatan Bentuk Aljabar


Perlu diingat arti pemangkatan!
a2 = a x a
Perhatikan!
4a2 = 4 x a x a
(4a)2 = 4a x 4a
-(4a)2 = - (4a x 4a)
(-4a)2 = (-4a) x (-4a)

Contoh :
Tentukan hasil pemangkatan bentuk aljabar berikut !
a. (5xy)3
b. (-3x2y3)2
c. - (4xy2)4
Jawab :
a. (5xy)3 = (5xy) x (5y) x (5xy)
= 125x3y3

b. (-3x2y3)2 = (-3x2y3) x (-3x2y3)


= 9x4y6

c. - (2xy2)4 = -(4xy2) x (4xy2) x (4xy2) x (4xy2)


= -256x4y8

5. Pemangkatan Suku Dua


Dalam menentukan hasil pemangkatan suku dua, koefisien dari suku-sukunya dapat
diperoleh dari bilangan-bilangan yang terdapat pada segitiga Pascal.
Hubungan antara segitiga Pascal dengan pemangkatan suku dua, yaitu (a + b) n dan (a
– b) n, ditunjukkan seperti berikut ini.

1 (a + b)1 dan (a – b)1


1 1 (a + b)2 dan (a – b)2
1 2 1
1 3 3 1 (a + b)3 dan (a – b)3
1 4 6 4 1 (a + b)4 dan (a – b)4

dan seterusnya
Bilangan - bilangan pada segitiga Pascal diatas merupakan koefisien suku-suku pada
hasil pemangkatan bentuk aljabar suku dua.

Koefisien suku-suku pada hasil pemangkatan suku dua diperoleh dari bilangan-bilangan
pada segitiga pascal.

1 2 1 (a + b)2 = 1a2 + 2ab + 1b2


1 3 3 1 (a + b)3 = 1a3 + 3a2b + 3ab2 + 1b3
1 4 6 4 1 (a + b)4 = 1a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + 1b4
1 5 10 10 5 1 (a + b)5 = 1a5 + 5a4b + 10a3b2 + 10a2b3 + 5ab4 + 1b5

Perhatikan, pangkat dari a turun, dan pangkat dari b naik !

Contoh:
1. Tentukan hasil pemangkatan berikut ini!
a. (p + 5)2
b. (4x – 3y)2

Jawab:
Untuk (a + b)2 dan (a – b)2, bilangan segitiga pascalnya adalah 1,2,1, sehingga
penjabarannya sebagai berikut :
a. (p + 5)2 = 1 (p)2 + 2 (p)(5) + 1 (5)2
= p2 + 10p + 25
b. (4x – 3y)2 = 1 (4x)2 + 2 (4x) (-3y) + 1 (-3y)2
= 16x2 – 24xy + 9y2
2. Tentukan hasil pemangkatan berikut ini !
a. (2x + y)3
b. (3x – 2y)3
Jawab :
a. (2x + y)3 = 1 (2x)3 + 3 (2x)2 (y) + 3 (2x) (y)2 + 1 (y)3
= 8x3 + 12x2y + 6xy2 + y3

b. (3x – 2y)3 = 1 (3x)3 + 3 (3x)2 (-2y) + 3 (3x) (-2y)2 + 1 (-2y)3


= 1 (27x3) + 3 (9x2) (-2y) + 3 (3x) (4y2) + 1 (-8y3)
= 27x3 – 54x2y + 36xy2 - 8y3

Latihan B
1. Sederhanakan bentuk aljabar berikut!
a. 7a – 15a
b. 10 + 5(2x – 1)

2. Tentukan jumlah dari :


a. 4a + 3 dan 5a + 4
b. 3(2a + 5b + 1) dan 5b – 3a + 2

3. Kurangkanlah !
a. 8x + 16 dari 5x + 20
b. 4a – 10b – 8c dari – 2a + 4b – 5c

4. Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut!


a. a 3a + 2b)
b. (x – 3)(x + 15)
c. (y + 4) (y2 + 2y + 1)

5. Tentukan hasil pembagian bentuk aljabar berikut!


a. 20 a2b : 4a
b. -x4y2 : (-xy)

6. Tentukan hasil pemangkatan bentuk aljabar berikut!


a. (-5a)2
b. (3 x 3y)2
c. (6x – 5y)2
d. (a + 2b)3

C. Menentukan faktor – faktor suku aljabar


C.1. Bentuk ax + ay
Bentuk diatas mengingatkan kita pada sifat distributif berikut ini.
ab + ac = = a(b + c), untuk setiap a, b, dan c  R
Sifat ini menunjukkan bahwa penjumlahan suku-suku dinyatakan sebagai bentuk
perkalian. Faktor persekutuan itu adalah a dan (b + c)
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat memfaktorkan bentuk ax + ay sebagai berikut :
(i) ax + ay = a(x + y)
(ii) ax – ay = a(x – y)
Contoh :
Faktorkan bentuk-bentuk berikut.
a. 3x – 9x3
b. x2yz + xy2z + xyz2

Jawab :
a. Faktor persekutuan Terbesar (FPB) dari 3x dan 9x3 adalah 3x, maka :

3 x 9 x3
3x – 9x3 = 3x
( −
3x 3x )
=3 x ( 1−3 x 2 )

b. FPB dari x2yz, xy2z dan xyz2 adalah xyz, maka :

x2 yz xy 2 z xyz 2
x2yz + xy2z + xyz2 = xyz
( +
xyz xyz xyz
+ ) =xyz( x+ y+z )

C.2. Selisih Dua Kuadrat


Selain dua kuadrat dari suatu variabel atau bilangan dapat kita ubah ke bentuk
perkalian sebagai berikut :
Apabila a, b  R, maka
(a + b) (a – b) = a(a – b) + (b(a – b)
= a2 – ab + ab – b2
= a2 – b2
Jadi, a2 – b2 = (a + b) (a – b)

Contoh :
Faktorkan selisih dua kuadrat berikut.
a. a2 – 25
b. 8x2 – 50y2
c. 4x2 – 81
d. (x + y)2 - 49

Jawab :
a. a2 – 25 = a2 – 52 = (a + 5) (a – 5)
b. 8x2 – 50y2 = 2(4x2 – 25y2) = 2(2x)2 – (5y)2 = 2(2x + 5y) (2x – 5y)
c. 4x2 – 81= (2x)2 – 92 = (2x + 8)(2x – 9)
d. (x + y)2 – 49 = (x+y2) – 72 = (x + y + 7) (x + y -7)

C.3. Bentuk Kuadrat dan Faktor-faktornya


Bentuk kuadrat ini dari polinom adalah ax2 + bx + c dengan a, b, c  R dan a ≠ 0. Bentuk
kuadrat ini ada yang dapat difaktorkan dan ada pula yang tidak dapat difaktorkan.
Pemfaktorn kudrat tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1. Bentuk : ax2 + bx + c dengan c > 0


Untuk memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c, mula-mula kita misalkan :
ax2 + bx + c = (x + p) (x + q).
Dengan menguraikan ruas sebelah kanan, kita akan memperoleh hubungan p, q dengan
b, c.
ax2 + bx + c = (x + p) (x + q) = x2 + px + qp + pq
ax2 + bx + c = x2 + (p + q) x + pq
Hubungan yang diperoleh adalah :
p + q = b dan p  q = c
Nilai p dan q diproses dari kedua hubungan tersebut. Agar hal ini lebih jelas kita lihat
contoh berikut.
Contoh 1:
Faktorkan ax2 + 3x + 2
Jawab :
Cara 1 : (cara langsung)
ax2 + 3x + 2 dengan b = 3 dan c = 2
Berdasarkan hubungan diatas, diperoleh :
pxq=2  p = 1 dan q = 2
p+q=3
hal ini berarti :
x2 + 3x + 2 = (x + 1) (x + 2)

Cara 2 : (cara tak langsung)


ax2 + 3x + 2 dengan b = 3 dan c = 2
Berdasarkan hubungan diatas, diperoleh :
pxq=2  p = 1 dan q = 2
p+q=3
Hal ini berarti :
x2 + 3x + 2 = x2 + x + 2x + 2
= (x2 + x) + (2x + 2)
= x(x + 1) + 2(x + 1)
= (x + 2) x (x + 1)
Jadi, hasil pemfaktoran dari x2 + 3x + 2 adalah (x + 2) (x + 1)

Contoh 2:
Faktorkanlah !
a. x2 – 5x + 6
b. x2 + 5x + 6
Jawab :
a. x2 – 5x + 6 dengan b = -5 dan c = 6
berdasarkan hubungan diatas, diperoleh :
pxq=c=6  p = -3 dan q = -2
p x q = b = -5
Berdasarkan cara (1), diperoleh :
x2 – 5x + 6 = (x – 3) (x - 2)

b. x2 + 5x + 6 dengan b = 5 dan c = 6
Berdasarkan hubungan p, q dengan b, c diperoleh :
pxq=c=6  p = 3 dan q = 2
p+q=b=5

Berdasarkan cara (2) diperoleh :


x2 + 5x + 6 = x2 + 3x + 2x + 6
= (x2 + 3x) + (2x + 6)
= x(x + 3) + 2(x + 3)
= (x + 2) (x + 3)
Jadi, (x2 + 5x + 6) = (x + 2) (x + 3)
Berdasarkan contoh 1 dan contoh 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jika x2 + bx + c dengan b > 0 dan c > 0 maka nilai p dan q bertanda
positif.
2. Jika x2 + bx + c dengan b < 0 dan c > 0 maka nilai p dan q bertanda
negatif.

2. Bentuk : x2 + bx + c dengan c < 0


Pada bentuk ini juga akan diterapkan hubungan seperti pada bentuk x 2 + bx + c
dengan c < 0
Contoh:
Faktorkanlah !
x2 + x – 12
Jawab:
x2 + x – 12 dengan b = 1 dan c = - 12
Kita akan menjawab soal ini dalam dua cara sebagai berikut:
Cara 1: (cara langsung)
p x q = -12  p = 4 dan q = -3
p+q=1
Hal ini berarti : x2 + x – 12 = (x + 4) (x – 3)
Cara 2 : (cara tak langsung)
Berdasarkan hubungan p, q dengan b, c diperoleh :
p x q = -12  p = 4 dan q = -3
p+q=1
Hal ini berarti :
x2 + x – 12 = x2 + 4x – 3x – 12
= (x2 + 4x) – (3x + 12) (sifat asosiatif dan distributif)
= x (x + 4) – 3(x + 4) (sifat distributive)
= (x – 3) (x + 4)
Jadi, x2 + x – 12 = (x – 3) (x + 4)

3. Bentuk : ax2 + bx + c, dengan a ≠ 1


Bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1, jika faktornya ada dan mudah dikerjakan, kita dapat
menganggap bentuk tersebut mempunyai faktor sebagai berikut :
( ax+ p )( ax +q )
2
ax + bx + c = a
Dari faktor diatas, kita mencari hubungan p dan q terhadap a, b, dan c. Hubungan itu
dapat dicari dengan cara berikut ini.
( ax+ p )( ax +q )
ax2 + bx + c = a

Kedua ruas dikalikan dengan a, hingga diperoleh :


a2x2 + abx + ac = (ax + p) (ax + q)

dengan menguraikan ruas kanan akan diperoleh :

sama

a2x2 + a b x + ac = a2x2 + a (p + q) x + pq

sama

Berdasarkan bentuk diatas diperoleh hubungan :


p+q=b
p x q = ac

Hubungan antara p dan q terhadap a, b, dan c menunjukkan pencarian bilangan yang


hasil kalinya ac dan jumlahnya b. Secara bagan dapat dilukiskan sebagai berikut :

? p

Bilangan
mana yang
memenuhi x ac ac
x

? a
+ +

b
b
Pemfaktoran bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1 dilakukan dalam tiga cara, yaitu cara
langsung, cara tak langsung dan cara kreatif.
Contoh 1:
Faktorkanlah 3x2 – 4x – 4
Jawab :
3x2 – 4x – 4 dengan a = 3, b = -4, dan c = - 4
Cara 1: (cara langsung)
Hubungan yang diperoleh :
p x q = ac
p+q=b
hubungan yang diperoleh :
p x q = ac  p x q = - 12  p = - 6 dan q = 2

p+q=b p+q=-4

Hal ini berarti :


( 3 x−6 )( 3 x +2 )
2
3x – 4x – 4 = 3
3 ( x−2 ) ( 3 x+2 )
= 3
Jadi, 3x2 – 4x – 4 = (x – 2(3x + 2) atau
3x2 – 4x – 4 = (3x + 2)(x – 2)

Cara 2 : (cara tak langsung)


p x q = ac  p x q = - 12  p = - 6 dan q = 2
p+q=b p+q=-4
Hal ini berarti :
3x2 – 4x – 4 = 3x2 – 6x + 2x – 4
= (3x2 – 6x) + (2x – 4) (sifat asosiatif)
= 3x(x – 2) + 2(x – 2) (sifat distributif)
= (3x + 2) (x – 2)
Jadi, 3x2 – 4x – 4 = (3x + 2)(x – 2)

Contoh 2:
Faktorkanlah 4x2 – 12xy + 9y2 dengan cara tak langsung.
Jawab :
4x2 – 12xy + 9y2 dengan a = 4, b = -12y, dan c = 9y2
Hubungan yang diperoleh :

p x q = ac = 4 . 9y2 = 36y2 = (-6y) . (-6y)  p = - 6y dan q = -6y


p + q = b = -12y = (-6y) + (-6y)

Hal ini berarti :


4x2 – 12xy + 9y2 = 4x2 – 6yx – 6yx + 9y2
= (4x2 – 6yx) – (6yx – 9y2)
= 2x(2x – 3y) – 3y(2x – 3y)
= (2x – 3y) (2x – 3y) = (2x – 3y)2
Jadi, 4x2 – 12xy + 9y2 = (2x – 3y)2

Untuk menjawab soal diatas dapat pula dilakukan dengan rumus :


2
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2 dengan syarat √ a2 . √ b2 = 2ab.

2
Karena √ 4 x2 . √ 9 y2 = 12 xy (terpenuhi),
maka :
2
2
4x – 12xy + 9y = 2 (√ 4 x2−√ 9 y 2) = (2x – 3y)2

Latihan C
Faktorkan masing-masing bentuk aljabar berikut !
1. x2 – 7x + 12
2. a2 + 9a – 10
3. 6 -7k – k2
4. 6x2 – 19x + 15
5. 24x2 + 2x – 1
6. 15 – 7p – 2p2
7. (a – b)2 – x2
8. 100 – 9b2
9. 4x2y2 – 9z2
10. 36m2 – 25 (m + 4)2

D. Operasi Pecahan dalam Bentuk Aljabar


D.1. Menyederhanakan Pecahan Aljabar
Telah dikemukakan bahwa jika pembilang dan penyebut suatu pecahan dibagi dengan
bilangan yang sama kecuali nol, maka diperoleh pecahan baru yang senilai, tetapi menjadi
lebih sederhana, misalnya :
18 3 x 6 1 3
= =
24 4 x 61 4

Dengan demikian, jika pembilang dan penyebut suatu pecahan memiliki faktor yang
sama, maka pecahan tersebut dapat disederhanakan. Hal ini berarti, bahwa untuk
menyederhanakan pecahan aljabar, harus diingat kembali berbagai bentuk aljabar yang dapat
difaktorkan beserta aturan faktorisasinya.

Contoh :
Sederhanakanlah pecahan-pecahan aljabar berikut ini !
4 a−12 b
1. 8
2
x +4 x
2. x 2−16
2−x
3. x 2 −4

Jawab :
4 a−12 b 4( a−3 b )
1. 8 = 8
(a−3 b)
= 2

x 2 +4 x x ( x+4 )
=
2. x 2−16 ( x+4 )( x−4 )
x
= x−4

x−x 2−x
2
=
3. x −4 ( x+2)( x−2 )
−( x−2)
= ( x+2 )( x−2)
−1 1
=−
= x +2 x+ 2
D.2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Aljabar
Pada buku kelas VII, telah dipelajari bahwa pecahan-pecahan yang mempunyai
penyebut sama dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan cara penjumlahan atau
mengurangkan pembilang-pembilangnya.

Contoh :
2 3 2+3
+ =
1. a a a
5
= a
4 1 4−1
− =
2. x−3 x +3 x +3
3
= x +3

Jika penyebut-penyebutnya berbeda, maka penyebut-penyebut tersebut harus


disamakan lebih dahulu. Untuk menyamakan penyebut-penyebut pecahan, tentukan Kelipatan
Persekutuan Kecil (KPK) dari penyebut-penyebut tersebut. Kemudian masing-masing
pecahan diubah menjadi pecahan lain yang senilai, dan penyebutnya merupakan KPK yang
sudah ditentukan.
Contoh :
Sederhanakan pecahan-pecahan aljabar berikut ini :
2 x−1 2(2 x +1)

4 3
Jawab :

2 x−1 2(2 x +1) 3(2 x−1 4 (2)(2 x+1 )


− −
4 3 = 4 (3) 3(4 )
6 x−3 8(2 x +1)

= 12 12
(6 x−3 )−8(2 x+1 )
= 12
6 x−3−16 x−8
= 12
−10 x−11
= 12
D.3. Perkalian dan pembagian Pecahan Aljabar
Pada waktu kelas VII sudah mempelajari bahwa hasil perkalian dua pecahan dapat
diperoleh dengan mengalikan pembilang dengan pembilang, dan penyebut dengan penyebut,
yaitu :
a c axc
x =
b d bxd
Dengan menggunakan sifat diatas, maka dapat ditentukan hasil perkalian pecahan-
pecahan dalam bentuk aljabar.

Contoh :
a 3b 3 ab Pembilang dan penyebut dibagi
x = dengan b
1. b b+2 b (b+2)
3a
= b+2
a2 −9 a (a+3 )(a−3) a Pembilang dan penyebut dibagi
x = x
2. a a+ 3 a a+3 dengan a(a + 3)
a(a+3 )(a−3)
= a(a+3 )
a−3
= 1
=a–3
Untuk pembagian dua pecahan, telah dibahas bahwa dengan suatu pecahan sama
dengan mengalikan pecahan tersebut terhadap kebalikannya, yaitu :
a c a d axd
: = x =
b d b c bxc

Contoh :
a 2a a a−3
: = x
a+2 a−3 a+2 2 a
a(a  3) Pembilang dan penyebut dibagi
= 2a (a  2) dengan a

a3
= 2( a  2)
a3
= 2( a  2)
a−3
= 2 a+4

D.4. Menyederhanakan Pecahan Bersusun (suplemen)


Suatu pecahan yang pembilang atau penyebut atau kedua-duanya memuat pecahan
disebut pecahan bersusun. Misalnya :
1
1+
1 1 a
+
a b a b

a2 −b atau b a
Pecahan bersusun dapat disederhanakan dengan mengalikan pembilang dan penyebut
dengan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dari penyebut pecahan yang terdapat pada
pembilang maupun penyebut pecahan bersusun. Dengan demikian pembilang maupun
penyebut pecahan bersusun tidak lagi memuat pecahan.
Contoh :
Sederhanakan pecahan-pecahan berikut ini !
1
1+
3
1 1

1. 2 4
1
+3
a
1
−9
2. a2

Jawab :

1+
1
3
( 13 )
12 1+
12 adalah KPK dari 2, 3 dan 4
1 1 1 1
− 12 ( − )
1. 2 4 = 2 4
12+4
= 6−3
16 1
5
= 3 = 3
1
1
a
+3 a2
a ( )
+3
a2 adalah KPK dari a dan a2
1 1
2. a2
−9
= a (
a2 2 −9
)
2
a+3 a
2
= 1−9 a

a(1+3 a)
= (1+3 a)(1−3 a)
a
= (1−3a)

Latihan D
Sederhanakanlah !
3
60 x y
3
1. −45 y
9 x−36 y
2. 3
2
x −2 x+1
3. x 2 −1

x 2 −4 x+3
4. x 2 −2 x +1
2 5
+
5. x +3 x
1 1
+
6. x +1 x−1
a−2 5
x 2
7. b a −4
m m+3
:
8. m+1 m+1
a
b+
b
b
2−
9. a

x2 y 2
+
y x
1 1

10. xy y 2

Anda mungkin juga menyukai