Anda di halaman 1dari 74

MATEMATIKA I

TEORI HIMPUNAN

Meeting #1
T. Brenda Chandrawati, MT
PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek
yang didefinisikan (diterangkan) dengan jelas

Yang dimaksud diterangkan dengan jelas


adalah benda atau objeknya jelas mana yang
merupakan anggota dan mana yang bukan
anggota dari himpunan itu.
PENGERTIAN HIMPUNAN
Contoh :
• Kumpulan wanita cantik
• Kumpulan pegawai
• Kumpulan orang kaya
PENGERTIAN HIMPUNAN
• Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital
misalnya A, B, C, D, …,Z dan objek-objek dari
himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal
dan dipisahkan dengan tanda koma
TEORI HIMPUNAN
Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi
pembentuk himpunan :
1. B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan
kurang atau sama dengan 15
2. C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama
dengan -5 tetapi kurang dari 10
3. D adalah bilangan ganjil kurang dari 20
TEORI HIMPUNAN
Jawaban :
1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x Є A}
2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x Є B }
3. D = { x | x < 20 , x Є L }
CARA PENYAJIAN HIMPUNAN
1. ENUMERASI
2. SIMBOL BAKU
3. NOTASI PEMBENTUK HIMPUNAN
4. DIAGRAM VENN
1. ENUMERASI
Setiap anggota himpunan didaftarkan secara
rinci.

Contoh :
- Himpunan empat bilangan asli pertama
A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif
pertama, B = {4, 6, 8, 10}.
8
1. ENUMERASI
Contoh :
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama:
{1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai
{…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
9
1. ENUMERASI
Keanggotaan
x  A : x merupakan anggota himpunan A;
x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A.

10
1. ENUMERASI
Contoh : Misalkan A = {1, 2, 3, 4},
R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}} maka 3  A
{a, b, c}  R
cR
{}  K
{}  R
11
1. ENUMERASI
Contoh : Bila P1 = {a, b},
P2 = { {a, b} },
P3 = {{{a, b}}},
maka a  P1
a  P2
P 1  P2
P 1  P3
P 2  P3 12
2. SIMBOL BAKU
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat
= { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks

13
2. SIMBOL BAKU
Himpunan yang universal : semesta, disimbolkan
dengan U.

Contoh :
Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah
himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.

14
3. NOTASI PEMBENTUK HIMPUNAN
Notasi : {x syarat yang harus dipenuhi oleh x}}.

Contoh :
• A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil
dari 5
• A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
• atau A = { x | x P, x < 5 }
• yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
15
4. DIAGRAM VENN
Contoh :
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.

Diagram Venn:
U A B
7

1 2 8
5 4
3 6

16
KEANGGOTAAN SUATU HIMPUNAN
• Lambang  dibaca “elemen” atau anggota
• Lambang  dibaca “bukan elemen” atau bukan
anggota
• Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
KARDINALITAS
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari
himpunan A.
Notasi: n(A) atau A 
Contoh :
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih
kecil dari 20 }, atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13,
17, 19} maka B = 8
KARDINALITAS
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T =
5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
HIMPUNAN KOSONG (NULL SET)
• Himpunan dengan kardinal = 0 disebut
himpunan kosong (null set).
• Notasi :  atau {}

Contoh :
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan },
maka n(P) = 0
HIMPUNAN KOSONG (NULL SET)
Contoh :
(iii) A = {x | x adlh akar persamaan kuadrat x2+1 = 0 },
n(A) = 0
• himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}
• himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai
{, {}}
• {} bukan himpunan kosong karena ia memuat
satu elemen yaitu himpunan kosong.
HIMPUNAN SEMESTA
Definisi :
Himpunan Semesta adalah himpunan yang memuat
semua objek yang dibicarakan
HIMPUNAN SEMESTA
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15} D = { 2,3,5,7,11 }
B = { -3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 } E = { 0, 2, 4, 6 }
C = { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 }

Perhatikan setiap anggota himpunan A, B, C, D, dan E


1. Apakah setiap anggota himpunan D ada di dalam himpunan A,
B, dan C ?
2. Apakah setiap anggota himpunan E ada di dalam himpunan A,
B, dan C ?
HIMPUNAN SEMESTA
• Setiap anggota himpunan D yaitu 2,3,5,7,11 ada di
dalam Himpunan A, B, C. Oleh karena itu Himpunan
A,B,C adalah Himpunan Semesta dari Himpunan D

• Setiap anggota Himpunan E yaitu 0,2,4,6 ada di


dalam himpunan B dan C, tetapi angka 0 tidak ada di
dalam himpunan A. Oleh karena itu Himpunan B dan
C merupakan Himpunan semesta dari himpunan E,
dan Himpunan A bukan himpunan semesta dari
himpunan E
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
• Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari
himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen
A merupakan elemen dari B.
• Dalam hal ini, B dikatakan subset dari A.
• Notasi: A  B
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
• Diagram Venn:
U

B
A
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Contoh :
(i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3}
(iii) N  Z  R  C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x , y  0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x  0 dan y  0 },
maka B  A.
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku
hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri
(yaitu, A  A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian
dari A (   A).
(c) Jika A  B dan B  C, maka A  C
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Definisi :
A adalah himpunan bagian dari himpunan B
apabila setiap anggota himpunan A juga menjadi
anggota himpunan B dilambangkan dengan
AB
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Contoh :
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} B = {1, 2, 3, 4}
A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} C = {6, 7, 8, 9}

• Karena setiap anggota himpunan B juga merupakan


anggota himpunan A maka himpunan B merupakan
himpunan bagian dari himpunan A. Jadi B  A
• Karena ada anggota himpunan C yaitu 8 dan 9 tidak
terdapat di dalam himpunan A maka himpunan C bukan
himpunan bagian dari himpunan A, jadi C  A
RUMUS BANYAKNYA HIMPUNAN
BAGIAN
Jika suatu himpunan mempunyai anggota
sebanyak n(A) maka banyaknya himpunan
bagian dari A adalah sebanyak 2n(A)
RUMUS BANYAKNYA HIMPUNAN
BAGIAN
Jawab :
1. n(A) = 3 maka banyaknya himpunan bagian yang
mungkin dari A adalah 23 = 2 x 2 x 2 = 8
2. n(B) = 5 maka banyaknya himpunan bagian yang
mungkin dari B adalah 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
3. n(C) = 7 maka banyaknya himpunan bagian yang
mungkin dari C adalah 27 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 =
128
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
•   A dan A  A, maka  dan A disebut
himpunan bagian tak sebenarnya
(improper subset) dari himpunan A.

Contoh :
A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah
improper subset dari A.
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
• A  B berbeda dengan A  B
(i) A  B : A adalah himpunan bagian dari B
tetapi A  B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya
(proper subset) dari B.
Contoh:
{1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2,
3}
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
• A  B berbeda dengan A  B
(ii) A  B : digunakan untuk menyatakan
bahwa A adalah himpunan bagian (subset)
dari B yang memungkinkan A = B.
HIMPUNAN SAMA
Definisi :
Dua himpunan dikatakan sama apabila setiap
anggota kedua himpunan itu sama bentuk dan
jumlahnya
HIMPUNAN SAMA
• A = B jika dan hanya jika setiap elemen A
merupakan elemen B dan sebaliknya setiap
elemen B merupakan elemen A.
• A = B jika A adalah himpunan bagian dari B
dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika
tidak demikian, maka A  B.
• Notasi : A = B  A  B dan B  A
HIMPUNAN SAMA
Contoh :
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 },
maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka
A=B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A
B
HIMPUNAN SAMA
Contoh :
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku
aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
HIMPUNAN YANG EKIVALEN
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan
himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari
kedua himpunan tersebut sama tetapi bendanya
ada yang tidak sama

• Notasi : A ~ B  A = B


HIMPUNAN YANG EKIVALEN
Contoh :
P = { a, I, u, e, o } ; Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kedua himpunan P dan Q anggota-anggotanya
tidak sama tetapi jumlah anggotanya sama maka
himpunan P Ekuivalen dengan Q, jadi ( P ~ Q )
HIMPUNAN YANG SALING LEPAS
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas
(disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen
yang sama.
• Notasi : A // B
• Diagram Venn: U
A B
HIMPUNAN YANG SALING LEPAS
Contoh :
L = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 }
G = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Karena tidak ada anggota himpunan L dan G yang
sama maka himpunan L dan G adalah dua himpunan
yang saling lepas, jadi L // G

• Jika A = { x | x  P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... },


maka A // B.
HIMPUNAN TIDAK SALING LEPAS
Definisi :
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan tidak saling
lepas (berpotongan) jika kedua himpunan itu
mempunyai anggota yang sama
HIMPUNAN TIDAK SALING LEPAS
Contoh :
P = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Q = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }

Himpunan P dan himpunan Q tidak saling lepas karena


mempunyai anggota yang sama (persekutuan) yaitu 2,
4, 6, dan 8
HIMPUNAN KUASA
• Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A
adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A
sendiri.
• Notasi : P(A) atau 2A
• Jika A = m, maka P(A) = 2m.
HIMPUNAN KUASA
Contoh :
• Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1,
2 }}
• Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah
P() = {}, dan himpunan kuasa dari
himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
OPERASI TERHADAP HIMPUNAN
1. IRISAN (INTERSECTION)
2. GABUNGAN (UNION)
3. KOMPLEMEN
4. SELISIH (DIFFERENCE)
5. BEDA SETANGKUP
6. PERKALIAN KARTESIAN
1. IRISAN
Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B }
1. IRISAN
Contoh :
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14,
18}, maka A  B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A
B = . Artinya: A // B
2. GABUNGAN
• Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B }
2. GABUNGAN
Contoh :
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka
A  B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A   = A
3. KOMPLEMEN
• Notasi : = { x  x  U, x  A }
3. KOMPLEMEN
Contoh :
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A= {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2  P, x < 9 }, maka A= { 1,
3, 5, 7, 9 }
3. KOMPLEMEN
Contoh :
Misalkan :
A = himpunan semua mobil dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun
1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang
dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa Unika
3. KOMPLEMEN
Contoh :
(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi
dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” 
(E  A)  (E  B) atau E  (A  B)
(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang
dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya
kurang dari Rp 100 juta”  A  C  D
(iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun
1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta”
 CDB
4. SELISIH
• Notasi : A – B = { x  x  A dan x  B }
= AB
4. SELISIH
Contoh :
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6,
8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan
B–A=
5. BEDA SETANGKUP
• Notasi :
A  B = (A  B) – (A  B) = (A – B)  (B – A)
5. BEDA SETANGKUP
Contoh :
• Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 },
maka A  B = { 3, 4, 5, 6 }
5. BEDA SETANGKUP
Contoh :
Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas
80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di
atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS
dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B
jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C
jika kedua ujian di bawah 80.
5. BEDA SETANGKUP
(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A”
:PQ
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B”
:PQ
(iii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C”
: U – (P  Q)
TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-
sifat berikut:
(a) A  B = B  A
(hukum komutatif)
(b) (A  B )  C = A  (B  C )
(hukum asosiatif)

63
6. PERKALIAN KARTESIAN
• Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B }

Contoh :
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3,
b) }
6. PERKALIAN KARTESIAN
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan
riil, maka
A  B = himpunan semua titik di bidang datar
6. PERKALIAN KARTESIAN
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga,
maka:
A  B = A . B.
2.(a, b)  (b, a).
3.A  B  B  A dengan syarat A atau B tidak
kosong.
6. PERKALIAN KARTESIAN
Pada contoh diatas, C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b },
• D  C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }
• C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
• D  C  C  D.

4. Jika A =  atau B = , maka A  B = B  A =



6. PERKALIAN KARTESIAN
Contoh : Misalkan
• A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-
gado, n = nasi goreng, m = mie rebus }
• B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh,
d = es dawet }
• Berapa banyak kombinasi makanan dan
minuman yang dapat disusun dari kedua
himpunan di atas?
6. PERKALIAN KARTESIAN
Jawab:
• A  B = AB = 4  3 = 12 kombinasi dan
minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t),
(g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.
Kaidah Matematika dalam
Pengoperasian Himpunan
Kaidah Idempoten
a. A U A = A b. A ∩ A = A

Kaidah Asosiatif
a. ( A U B ) U C = A U ( B U C ) b. ( A ∩ B ) ∩ C = A ∩ ( B ∩ C )

Kaidah Komutatif
a. A U B = B U A b. A ∩ B = B ∩ A

Kaidah Distributif
a. A U ( B ∩ C ) = ( A U B ) ∩ ( A U C ) b. A ∩ ( B U C ) = ( A ∩ B ) U ( A ∩ C )
Kaidah Matematika dalam
Pengoperasian Himpunan
Kaidah Identitas
a. A U Ø = A b. A ∩ Ø = Ø

c. A U U = U d. A ∩ U = A

Kaidah Kelengkapan
a. A U Ā = U b. A ∩ Ā= Ø

c. ( Ā ) = A d. U = Ø Ø=U

Kaidah De Morgan

a. (A U B)= Ā ∩ B b. (A ∩ B) = Ā U B
LATIHAN
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal U dan
himpunan-himpunan bagian A serta B jika :
U = {1,2,3,4,5,6,7,8 }
A = {2,3,5,7}
B = {1,3,4,7,8 }
Carilah :
(a) A – B (c) A ∩ B (e) A ∩ B
(b) B – A (d) A U B (f) B ∩ Ā
LATIHAN
Misalkan A adalah himpunan. Periksalah apakah
setiap pernyataan di bawah ini benar atau salah
dan jika salah, bagaimana seharusnya:
(a) A  P( A)  P( A)
(b) {A}  P( A)  P( A)
(c) A  P( A)  A
(d) {A} P( A)
(e) A  P(A)
Jawaban:
(a) A  P( A)  P( A)  salah, seharusnya A  P(A)  
(b) {A}  P( A)  P( A)  benar
(c) A  P( A)  A  benar
(d) {A} P( A)  salah, seharusnya {A}  P( A)
(e) A  P(A)  ) salah, seharusnya A P(A)

74

Anda mungkin juga menyukai