BIDANG KEGIATAN:
PKM–GAGASAN TERTULIS
DIUSULKAN OLEH:
RICKY PRIYAGUS K
16.B1.0020
2015
SEMARANG
2017
i
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
(______________________________) (____________________)
NIP/NIK. 16.B1.0020
ii
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping,
Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,
(_________________________) (___________________)
NIP/NIK. NIDN.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB 2. GAGASAN..............................................................................................3
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan..............................................................3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya untuk Memperbaiki Pencetus
Gagasan..........................................................................................................4
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki melalui
Gagasan yang Diajukan..................................................................................5
2.4 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-Masingnya....................6
2.5 Langkah–Langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai............................................................................7
BAB 3. KESIMPULAN........................................................................................8
3.1 Gagasan yang Diajukan..................................................................................8
3.2 Teknik Implementasi yang Dilakukan............................................................8
3.3 Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan).........8
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
bioplastik. Hal ini karena pembuatan bioplastik berbahan dasar pati lebih
sederhana daripada bioplastik berbahan dasar PLA.
2
BAB 2. GAGASAN
3
sangat lama dimana hal tersebut berdampak pada proses penguraian yang
lama pula dari bahan ini. Selain itu, plastik tidak bisa dihancurkan oleh
bakteri. Plastik hanya dapat hancur melalui penguraian alami yang
berlangsung dalam waktu yang sangat lama yakni ratusan hingga ribuan
tahun.
Dari situ, muncul suatu gagasan untuk membuat plastik yang bersifat
ramah lingkungan (bioplastik). Untuk membuat plastik yang bersifat ramah
lingkungan maka diperlukan juga bahan-bahan yang mudah terurai secara
alami seperti pati, biji alpukat, dan sebagainya. Bioplastik ini tentu dapat
menjadi alternatif dalam mengurangi bahkan menggantikan penggunaan
plastik yang selama ini dipakai.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya untuk Memperbaiki
Pencetus Gagasan
Menurut Vidilaseris, K (2014), sulit terurainya plastik karena tidak ada
yang mampu memotong rantai polimer plastik. Hal ini karena sejak awal
rantai polimer plastik memang dibuat untuk sulit diputuskan. Sebab,
penggunaan plastik membutuhkan hal tersebut agar tidak mudah robek.
Sayangnya, akibat dari hal tersebut, tidak ada bakteri yang mampu untuk
memotong rantai polimernya.
Menurut Arisa, A (2012), berbagai cara telah ditempuh untuk
mengurangi dampak dari penggunaan produk berbahan dasar plastik. Salah
satunya, adalah dengan menimbun plastik. Namun, cara ini justru
menimbulkan masalah lain, yakni pencemaran tanah. Cara yang lain adalah
dengan membakar plastik. Namun, cara ini malah membawa dampak yang
lebih buruk terhadap lingkungan bahkan masyarakat sekitar. Hal ini karena
pembakaran plastik akan menyebabkan timbulnya gas yang menyebabkan
pencemaran udara juga berbahaya apabila gas tersebut terhirup oleh manusia.
Selain itu, cara lain yang juga merupakan program pemerintah yaitu program
3R, yakni Reduce, Reuse, and Recycle. Menurut Ahmad, Rukaesih (2004),
program ini kurang efektif dalam mengurangi resiko yang ditimbulkan dari
penggunaan plastik. Hal ini karena proses Recycle/daur ulang memerlukan
biaya sangat besar dan kurang efektif karena harus memisahkan sampah
plastik yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Di
samping itu, kehidupan manusia sudah sangat bergantung akan bahan ini
sehingga akan sangat sulit untuk mengurangi penggunaan plastik ini.
Dari sini, dapat dilihat perlu suatu upaya untuk mengganti bahan dasar
yang digunakan untuk pembuatan plastik tersebut, yakni dari bahan anorganik
menjadi bahan organik.
4
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
melalui Gagasan yang Diajukan
Masalah yang timbulkan karena plastik berbahan dasar minyak bumi
adalah sulit terurainya plastik secara alami. Harus ada penanganan yang
efektif yang merupakan solusi dari masalah tersebut, yakni penggunaan
bahan-bahan organik/mudah terurai dalam pembuatan plastik. Dalam hal ini,
penulis menggunakan pati sebagai bahan dari pembuatan plastik. Bioplastik
tidak berbahaya bagi lingkungan karena dibuat dari bahan–bahan alami
sehingga ketika menjadi limbah akan mudah didegradasi oleh bakteri dalam
tanah. Pembuatan bioplastik berbasis pati merupakan sebuah gagasan yang
dapat memecahkan masalah tentang plastik karena bioplastik adalah plastik
yang ramah lingkungan.
Menurut Swani (2010), bioplastik berbahan dasar pati menguasai 66% dari
pasar bioplastik Hal ini karena pembuatan bioplastik berbahan dasar pati
lebih sederhana dan tidak memerlukan proses fermentasi. Bioplastik berbasis
pati terbuat dari bahan dasar pati dengan tambahan gliserin yang berfungsi
sebagai pelentur. Pati yang digunakan sebagai bahan dasar bioplastik adalah
pati singkong. Pati singkong dipilih sebagai bahan dasar pembuatan bioplastik
karena harga pati singkong yang murah dan ketersediaan pati singkong di
Indonesia yang cukup melimpah.
* Amilosa 43,3
*Amilopektin 37,7
Protein tn
5
Pengembangan plastik ramah lingkungan merupakan solusi alternatif
dalam menanggulangi permasalahan kemasan plastik konvensional. Oleh
karena itu pengembangan bioplastik di Indonesia memiliki potensi yang
sangat besar. Dalam proses pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini
terdapat empat langkah rangkaian proses utama, diantaranya ekstraksi pati
dengan metode Jufri (2006), hidrolisis pati menjadi glukosa, esterifikasi dan
pembentukan polimer dengan metode Listianingrum (2011).
2.4 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-Masingnya
Adapun pihak yang dapat membantu untuk mengimplementasikan
gagasan tentang bioplastik berbasis pati ini antara lain:
1. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing diperlukan untuk membantu dan membimbing
penulis dalam membuat dan mengembangkan bioplastik berbasis pati
singkong ini.
2. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia berfungsi untuk memfasilitasi penulis dalam
membuat dan mengembangkan bioplastik berbasis pati singkong ini.
3. Industri Plastik
Industri plastik merupakan produsen plastik yang dapat membuat
bioplastik dengan skala besar serta dapat memasarkan produksi ke
masyarakat.
4. Lembaga Pemerintah
Lembaga Pemerintah sangat penting kedudukannya sebagai lembaga
yang memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi kepada
masyarakat adalah komponen penting agar masyarakat beralih
menggunakan bioplastik.
6
2.5 Langkah–Langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Untuk mengimplementasikan gagasan ini perlu adanya langkah–langkah
strategis. Langkah–langkah strategis tersebut antara lain:
1. Melakukan pembuatan bioplastik berbasis pati singkong
Pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini tidak dilakukan
sendiri tetapi dengan dibimbing oleh dosen pembimbing yang dilakukan di
laboratorium kimia.
2. Melakukan pengenalan produk bioplastik berbasis pati singkong
Mengenalkan produk ke lembaga pemerintah untuk mengetahui
apakah produk tersebut dapat dipublikasikan atau tidak.
3. Melakukan publikasi produk bioplastik berbasis pati singkong
Mengenalkan produk tersebut kepada industri plastik melalui proposal
agar nantinya produk tersebut dapat diproduksi dengan skala yang cukup
besar.
4. Kerjasama dengan Pemerintah
Melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk mensosialisasikan
produk bioplastik berbasis pati singkong ini kepada masyarakat.
7
BAB 3. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Asiah. 2010. Uji Biodegradasi Bioplastik dari Khitosan Limbah Kulit
Udang dan Pati Tapioka. Aceh:Universitas Syiah Kuala
Siagian, M. 2016. Pembuatan Bioplastik Dari Pati Kulit Singkong (Manihot
Esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa Avicel Ph-101 (Wood Pulp)
Dengan Plastisizer Sorbitol. Sumatera Utara:Universitas Sumatera Utara.