Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN BIOPLASTIK BERBASIS PATI SINGKONG

BIDANG KEGIATAN:
PKM–GAGASAN TERTULIS

DIUSULKAN OLEH:
RICKY PRIYAGUS K
16.B1.0020
2015

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

i
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Bioplastik Berbasis Pati


Singkong
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a Nama Lengkap : Ricky Priyagus K
b NIM : 16.B1.0020
c Jurusan : Teknik Sipil
d Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Katolik Soegijapranata
e Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Karang Kebon Utara 152 &
08883936617
f. Email : ricky.priyagoez@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Satu Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Djoko Suwarno, M.Si
b NIDN :
C Alamat Rumah dan No Tel./Hp :

Semarang, 17 April 2017


Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan,
Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(______________________________) (____________________)
NIP/NIK. 16.B1.0020

ii
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping,
Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

(_________________________) (___________________)
NIP/NIK. NIDN.

Halaman pengesahan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari


keseluruhan Proposal, oleh sebab itu setelah ditandatangani oleh Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi Perguruan
Tinggi dan dicap kemudian discan dan disimpan dalam format PDF dan
digabungkan ke file Proposal yang akan diunggah ke SIM-BELMAWA.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB 2. GAGASAN..............................................................................................3
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan..............................................................3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya untuk Memperbaiki Pencetus
Gagasan..........................................................................................................4
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki melalui
Gagasan yang Diajukan..................................................................................5
2.4 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-Masingnya....................6
2.5 Langkah–Langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai............................................................................7
BAB 3. KESIMPULAN........................................................................................8
3.1 Gagasan yang Diajukan..................................................................................8
3.2 Teknik Implementasi yang Dilakukan............................................................8
3.3 Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan).........8
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak abad ke-20, plastik berkembang secara luar biasa. Menurut
Wagino (2015), plastik berkembang secara luar biasa penggunaannya dari
hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an menjadi 150 juta ton/tahun pada
tahun 1990-an, hingga menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Bahkan,
pada saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat
mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun.
plastik berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa
puluh ton menjadi ratusan ton hingga sekarang. Penggunaan plastik telah
menyebar ke seluruh bidang kehidupan manusia. Berbagai produk telah
menggunakan bahan ini sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk.
Mulai dari produk yang sederhana seperti kantong plastik hingga produk
seperti peralatan rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Memang, sifatnya
yang ekonomis, fleksibel, dan ringan membuat plastik sering digunakan oleh
masyarakat. Menurut Sadiman, Budi S (2013), konsumsi plastik terus
meningkat tiap tahunnya. Plastik memang sangat membantu masyarakat
dalam banyak hal, tetapi tanpa disadari penggunaan plastik yang berlebih
dapat memberikan dampak buruk kepada lingkungan, terutama ketika plastik
tersebut telah menjadi sampah. Plastik sulit terurai secara alami dan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk plastik tersebut dapat hancur.
Dari situ, muncul suatu gagasan untuk mengembangkan suatu plastik
yang tidak menyebabkan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Plastik
tersebut adalah bioplastik. Menurut H, Pranamuda (2009), bioplastik adalah
plastik yang ramah terhadap lingkungan. Berbeda dengan plastik yang selama
ini dipakai, bioplastik ini merupakan jenis plastik yang mudah untuk terurai
di alam. Menurut T, Danang (2011), pada kondisi tertentu bioplastik dapat
membusuk dalam waktu delapan sampai dua belas minggu. Bahkan, pada saat
ini telah ada riset yang mampu untuk membuat bioplastik dengan rantai
molekul yang sama dengan plastik yang berbahan dasar minyak bumi.
Penggunaan kemasan bioplastik dapat menjadi solusi untuk mengurangi
penggunaan plastik berbahan dasar minyak bumi yang selama ini dipakai.
Bioplastik sendiri terbuat dari sumber biomassa seperti minyak nabati,
amilum jagung, dan amilum ercis. Terdapat dua jenis bioplastik yaitu
bioplastik berbahan dasar pati dan bioplastik berbahan dasar PLA. Menurut
Swani (2010), bioplastik berbasis pati menguasai sekitar 66% dari pasar

1
bioplastik. Hal ini karena pembuatan bioplastik berbahan dasar pati lebih
sederhana daripada bioplastik berbahan dasar PLA.

Berdasarkan latar belakang yang timbul, maka penulis tertarik untuk


membahas bioplastik berbasis pati dalam proposal ini.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan proposal ini, yaitu:
1. Memberikan gambaran bioplastik berbasis pati.

2. Menerapkan dan memanfaatkan pati dalam pembuatan plastik ramah


lingkungan.

1.3 Manfaat Penelitian


Penulisan proposal ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang pembuatan plastik ramah lingkungan


(bioplastik).
2. Membentuk lingkungan yang produktif dengan pengolahan bahan-bahan
biomassa yang kurang dimanfaatkan menjadi plastik ramah lingkungan.
3. Mendorong pemerintah untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
terhadap pengembangan bioplastik berbasis pati.

2
BAB 2. GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Permasalahan mengenai lingkungan di dunia maupun di Indonesia
adalah mengenai limbah plastik. Menurut Sadiman, Budiman S (2013),
penggunaan plastik di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Peningkatan dari penggunaan plastik ini berdampak terhadap semakin
banyaknya limbah plastik yang ada. Hal ini membuat Indonesia menjadi
negara dengan konsumsi plastik terbanyak kedua di dunia. Hal ini dapat
dilihat pada tTabel 2.1.1.

Tabel 2.1.1 Negara dengan Konsumsi Plastik Terbanyak


Memang, plastik memiliki banyak keunggulan seperti fleksibel, elastis,
dan tidak mudah robek. Hal ini yang membuat plastik banyak digunakan
dalam berbagai bidang kehidupan. Walaupun demikian, di balik
keunggulannya, plastik memiliki kelemahan yakni sulit terurai secara alami.
Menurut Vidilaseris, K (2014), sulit terurainya plastik ini disebabkan oleh
bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan plastik tersebut, yakni minyak
bumi. Seperti diketahui, proses pembentukan minyak bumi berlangsung

3
sangat lama dimana hal tersebut berdampak pada proses penguraian yang
lama pula dari bahan ini. Selain itu, plastik tidak bisa dihancurkan oleh
bakteri. Plastik hanya dapat hancur melalui penguraian alami yang
berlangsung dalam waktu yang sangat lama yakni ratusan hingga ribuan
tahun.
Dari situ, muncul suatu gagasan untuk membuat plastik yang bersifat
ramah lingkungan (bioplastik). Untuk membuat plastik yang bersifat ramah
lingkungan maka diperlukan juga bahan-bahan yang mudah terurai secara
alami seperti pati, biji alpukat, dan sebagainya. Bioplastik ini tentu dapat
menjadi alternatif dalam mengurangi bahkan menggantikan penggunaan
plastik yang selama ini dipakai.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya untuk Memperbaiki
Pencetus Gagasan
Menurut Vidilaseris, K (2014), sulit terurainya plastik karena tidak ada
yang mampu memotong rantai polimer plastik. Hal ini karena sejak awal
rantai polimer plastik memang dibuat untuk sulit diputuskan. Sebab,
penggunaan plastik membutuhkan hal tersebut agar tidak mudah robek.
Sayangnya, akibat dari hal tersebut, tidak ada bakteri yang mampu untuk
memotong rantai polimernya.
Menurut Arisa, A (2012), berbagai cara telah ditempuh untuk
mengurangi dampak dari penggunaan produk berbahan dasar plastik. Salah
satunya, adalah dengan menimbun plastik. Namun, cara ini justru
menimbulkan masalah lain, yakni pencemaran tanah. Cara yang lain adalah
dengan membakar plastik. Namun, cara ini malah membawa dampak yang
lebih buruk terhadap lingkungan bahkan masyarakat sekitar. Hal ini karena
pembakaran plastik akan menyebabkan timbulnya gas yang menyebabkan
pencemaran udara juga berbahaya apabila gas tersebut terhirup oleh manusia.
Selain itu, cara lain yang juga merupakan program pemerintah yaitu program
3R, yakni Reduce, Reuse, and Recycle. Menurut Ahmad, Rukaesih (2004),
program ini kurang efektif dalam mengurangi resiko yang ditimbulkan dari
penggunaan plastik. Hal ini karena proses Recycle/daur ulang memerlukan
biaya sangat besar dan kurang efektif karena harus memisahkan sampah
plastik yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Di
samping itu, kehidupan manusia sudah sangat bergantung akan bahan ini
sehingga akan sangat sulit untuk mengurangi penggunaan plastik ini.
Dari sini, dapat dilihat perlu suatu upaya untuk mengganti bahan dasar
yang digunakan untuk pembuatan plastik tersebut, yakni dari bahan anorganik
menjadi bahan organik.

4
2.3 Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
melalui Gagasan yang Diajukan
Masalah yang timbulkan karena plastik berbahan dasar minyak bumi
adalah sulit terurainya plastik secara alami. Harus ada penanganan yang
efektif yang merupakan solusi dari masalah tersebut, yakni penggunaan
bahan-bahan organik/mudah terurai dalam pembuatan plastik. Dalam hal ini,
penulis menggunakan pati sebagai bahan dari pembuatan plastik. Bioplastik
tidak berbahaya bagi lingkungan karena dibuat dari bahan–bahan alami
sehingga ketika menjadi limbah akan mudah didegradasi oleh bakteri dalam
tanah. Pembuatan bioplastik berbasis pati merupakan sebuah gagasan yang
dapat memecahkan masalah tentang plastik karena bioplastik adalah plastik
yang ramah lingkungan.
Menurut Swani (2010), bioplastik berbahan dasar pati menguasai 66% dari
pasar bioplastik Hal ini karena pembuatan bioplastik berbahan dasar pati
lebih sederhana dan tidak memerlukan proses fermentasi. Bioplastik berbasis
pati terbuat dari bahan dasar pati dengan tambahan gliserin yang berfungsi
sebagai pelentur. Pati yang digunakan sebagai bahan dasar bioplastik adalah
pati singkong. Pati singkong dipilih sebagai bahan dasar pembuatan bioplastik
karena harga pati singkong yang murah dan ketersediaan pati singkong di
Indonesia yang cukup melimpah.

Tabel 2.3.1 Komposisi Kimia dari Singkong

Komponen Jumlah (%)

Kadar air 10,2

Kadar pati 80,1

* Amilosa 43,3

*Amilopektin 37,7

Protein tn

5
Pengembangan plastik ramah lingkungan merupakan solusi alternatif
dalam menanggulangi permasalahan kemasan plastik konvensional. Oleh
karena itu pengembangan bioplastik di Indonesia memiliki potensi yang
sangat besar. Dalam proses pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini
terdapat empat langkah rangkaian proses utama, diantaranya ekstraksi pati
dengan metode Jufri (2006), hidrolisis pati menjadi glukosa, esterifikasi dan
pembentukan polimer dengan metode Listianingrum (2011).
2.4 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-Masingnya
Adapun pihak yang dapat membantu untuk mengimplementasikan
gagasan tentang bioplastik berbasis pati ini antara lain:
1. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing diperlukan untuk membantu dan membimbing
penulis dalam membuat dan mengembangkan bioplastik berbasis pati
singkong ini.
2. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia berfungsi untuk memfasilitasi penulis dalam
membuat dan mengembangkan bioplastik berbasis pati singkong ini.
3. Industri Plastik
Industri plastik merupakan produsen plastik yang dapat membuat
bioplastik dengan skala besar serta dapat memasarkan produksi ke
masyarakat.
4. Lembaga Pemerintah
Lembaga Pemerintah sangat penting kedudukannya sebagai lembaga
yang memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi kepada
masyarakat adalah komponen penting agar masyarakat beralih
menggunakan bioplastik.

6
2.5 Langkah–Langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Untuk mengimplementasikan gagasan ini perlu adanya langkah–langkah
strategis. Langkah–langkah strategis tersebut antara lain:
1. Melakukan pembuatan bioplastik berbasis pati singkong
Pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini tidak dilakukan
sendiri tetapi dengan dibimbing oleh dosen pembimbing yang dilakukan di
laboratorium kimia.
2. Melakukan pengenalan produk bioplastik berbasis pati singkong
Mengenalkan produk ke lembaga pemerintah untuk mengetahui
apakah produk tersebut dapat dipublikasikan atau tidak.
3. Melakukan publikasi produk bioplastik berbasis pati singkong
Mengenalkan produk tersebut kepada industri plastik melalui proposal
agar nantinya produk tersebut dapat diproduksi dengan skala yang cukup
besar.
4. Kerjasama dengan Pemerintah
Melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk mensosialisasikan
produk bioplastik berbasis pati singkong ini kepada masyarakat.

7
BAB 3. KESIMPULAN

3.1 Gagasan yang Diajukan


Plastik dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan akan
menjadi masalah yang serius apabila tidak ditangani dengan cara yang tepat.
Plastik yang selama ini dipakai terbuat dari bahan dasar minyak bumi yang
notabene sulit terurai secara alami. Perlu adanya upaya untuk mengganti
bahan yang digunakan selama ini dengan bahan organik/mudah terurai
(bioplastik). Maka dari itu, penulis mencanangkan suatu gagasan yaitu
pembuatan bioplastik berbasis pati singkong. Bioplastik ini dapat
dikembangkan di Indonesia. Pati singkong sebagai bahan baku plastik
merupakan bahan yang mudah terurai. Di Indonesia, ketersediaan singkong
melimpah dan bisa didapat dengan harga yang murah. Dengan pembuatan
bioplastik bebasis pati singkong ini tentu saja dapat menanggulangi masalah
lingkungan di Indonesia.
3.2 Teknik Implementasi yang Dilakukan
Teknik implementasi yang dilakukan dalam pembuatan bioplastik
berbasis pati singkong ini yaitu :
1. Melakukan pembuatan bioplastik berbasis pati singkong.
2. Pengenalan produk bioplastik berbasis pati singkong.
3. Publikasi produk bioplastik berbasis pati singkong.
4. Kerjasama dengan pemerintah.
3.3 Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)
Dengan adanya upaya pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini,
ada beberapa prediksi hasil yang akan diperoleh dari gagasan tersebut
diantaranya apabila plastik biodegradablebioplastik digunakan sebagai
kemasan, maka akan sangat membantu permasalahan lingkungan, baik di
Indonesia maupun di dunia. Selain itu, pemanfaatan bahan baku lokal juga
akan meningkatkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan tersendiri masyarakat
Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daud, Asiah. 2010. Uji Biodegradasi Bioplastik dari Khitosan Limbah Kulit
Udang dan Pati Tapioka. Aceh:Universitas Syiah Kuala
Siagian, M. 2016. Pembuatan Bioplastik Dari Pati Kulit Singkong (Manihot
Esculenta) Berpengisi Mikrokristalin Selulosa Avicel Ph-101 (Wood Pulp)
Dengan Plastisizer Sorbitol. Sumatera Utara:Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai