Anda di halaman 1dari 16

GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika

Dosen Pengampu : Drs Arif Djunaidi

Oleh

M. Agus Mas’ud Maulana 205101070016

Sabila Firdausinuzula 202101070031

Maiza Misrin Abilah 202101070026

Fitria Tahta Alfina 202101070034

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi rabbil ‘alamin, segala puji syukur atas kehadirat allah Swt, yang mana
telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayatnya kepada seluruh umat nya sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Makalah yang berjudul Guru dan Pengembangan Kurikulum disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika. Dalam penyusunan
makalah ini, kami ingin berterimah kasih Bapak Drs Arif Djunaidi.selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Kurikulum Matematika sehingga dapat menambah pengetahuan,
wawasan serta meningkatkan minat baca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat untuk kita semua.

Pasuruan, 17 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..........................................................................................................................6

A. Guru Sebagai Pendidik Profesional.....................................................................................6

B. Guru Sebagai Pembimbing Belajar.....................................................................................8

C. Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum..............................................................10

D. Pendidikan Guru...............................................................................................................14

BAB III......................................................................................................................................17

PENUTUP..................................................................................................................................17

A. Kesimpulan.......................................................................................................................17

B. Saran.................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru dan pengembangan kurikulum mempunyai artian tersendiri yaitu, sebuah sesuatu yang
dilakukan dengan adanya keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dimana di
dalamnya terkait hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, baik itu dari guru, serta unsur-unsur
lainnya. Dalam pengertian sederhana, guru adalah seseorang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik.
Sebagai professional guru, banyak ciri suatu profesi yaitu dalam memiliki fungsi
sosial, utama dalam keahlian atau keterampilan tertentu dalam memggunakan teori ilmiah,
disiplin ilmu yang jelas dan lain sebagainya. Dan ada kaitannya dengan guru sebagai
pembimbing belajar. Peran dan tugas serta tanggung jawab di setiap mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling seperti, membantu mengembangkan suasana kelas, memberikan
kesempatan dan kemudahan siswa yang memerlukan kegiatan yang dimaksudkan dan
berpatisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa agar guru dapat
mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing hal yang dapat dilakukan yaitu harus memiliki
pemahaman terhadap siswa yang dibimbingnya serta guru dapat memperlakukan siswa sebagai
individu yang unik.
Dilihat dari segi pengelolaannya, dibedakan antara yang bersifat sentralisasi,
desentralisasi, dan sentra-desentral. Terjadi kelemahan dalam pendidikan terutama dalam hal
keseragaman, adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah dan sebagainya. Kunci
utama keberhasilan kurikulum, guru berperan sebagai pengelolaan administratif, sebagai tenaga
kependidikan, dan lain-lain. Dalam pendidikan guru, terkait kemampuan-kemampuan dasar
yang harus dikuasai oleh guru yaitu, menyusun materi dengan baik dan harus mampu
mengajarkan kepada siswa, mampu mengetahui bagaimana anak belajar dan berkembang.
Pengembangan kurikulum sebaiknya dilakukan berdasarkan teori yang telah
dikonseptualisasikan secara teliti dan hati-hati, dengan demikian berbagai pengaruh yang tidak
sesuai dengan pembaharuan mampu ketidakseimbangan kurikulum dapat dihilangkan.

4
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut, maka kami dapat
mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana guru sebagai pendidik profesional?
2. Bagaimana guru sebagai pembimbing belajar?
3. Apa saja peranan guru dalam pengembangan kurikulum?
4. Apa saja peran guru dalam pendidikan guru?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
menginformasikan dan menjelaskan Guru dan Pengembangan Kurikulum. Secara
khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal – hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui guru sebagai pendidik profesional.
2. Untuk mengetahui guru sebagai pembimbing belajar.
3. Untuk mengetahui peranan guru dalam pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui peran guru dalam pendidikan guru.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Guru Sebagai Pendidik Profesional.


1. Pengertian guru profesional.
Sebelum menguraikan definisi dari Guru profesional, hendaknya harus diketahui
dari masing-masing kata terlebih dahulu. Guru profesional dibentuk dari dua kata yaitu
guru dan profesional.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memerlukan pendidikan profesi.
Sedangkan guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dassar, dan pendidikan menengah.
Agus F. Tambayong dalam buku “Menjadi Guru Profesional” karya Moh. Uzer
Usman menjelaskan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, maka
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang di bidangkan.
2. Karakteristik guru profesional
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas- tugas
yang ditandai dengan keahlian baik materi maupun metode. Dengan keahliannya itu,
seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai
pemangku profesinya.
Di samping dengan keahliannya, sosok profesional guru ditunjukkan melalui tanggung
jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. profesional hendaknya mampu
memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang
tua, masyarakat, bangsa negara dan agarnanya. Guru profesional mempunyai tanggung
jawab sosial, intelektual, moral dan spiritual.

6
Menurut Uzer usman (2002:47) sebagai ilustrasi profesionalitas guru berikut
tampak perbandingan antara sikap profesional dan sikap amatir (tidak profesional)
yaitu:

PROFESIONAL AMATIR

Guru memandang tugas sebagai Guru memandang tugas semata-mata


bagian dari ibadah bekerja

Guru memandang profesi guru adalah Guru memandang profesi guru biasa
mulia dan terhormat saja

Guru menganggap kerja itu adalah Guru memandang kerja itu hanya
amanah mencari nafkah

Guru memandang profesi guru Guru memandang profesi guru


sebagai panggilan jiwa sebagai keterpaksaan

Guru menganggap kerja itu nikmat Guru memandang kerja itu beban
dan menyenangkan dan membosankan

M. Ngalim Purwanto dalam bukunya “Ilmu


Pendidikan Teoritis dan Praktis” menyebutkan beberapa
sikap dan sifat guru yang baik, yaitu:
a. Adil,
b. Percaya dansuka kepada murid-muridnya,
c. Sabar dan rela berkorban,
d. Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak,
e.Penggembira,
f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya,
g. Bersikap baik terhadap masyarakat,
h. Benar-benar menguasai mata pelajarannva,
i. Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya,

7
j. Berpengetahuan luas.

B. Guru Sebagai Pembimbing Belajar.


Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang
sebagai individu yang mandiri dan produktif.  Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak
ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan
tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan
sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang.
Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru
harus berperan sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya. Seorang
petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau
daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah serta telah
sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu
tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak
berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi
pupuk dan memberi obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru
tidak dapat memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru
adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti
dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.
Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam
batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).  

Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan
konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan

8
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Rincian  peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata
pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan
pelayanan khusus. seperti pengajaran/latihan perbaikan,  dan program pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah  tenaga konselor profesional memang masih
relatif terbatas, maka  peran guru sebagai pembimbing tampaknya menjadi penting. Ada atau
tidak ada konselor profesional  di sekolah, tentu   upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak
diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru bisa
bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun
jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
1. Guru harus memiliki  pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman  tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat
yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab
akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
2. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.
3. Guru seyogyanya  dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya,
termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila
data itu bersifat pribadi.
4. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan berbagi
kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.

9
5. Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsip umum konseling dan menguasai teknik-teknik
dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa
mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya

C. Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.


Dilihat dari segi pengelolaannya pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang
bersifat sentralisasi,desentralisasi dan sentral-desentral. Dalam pengembangan kurikulum yang
bersifat sentralisasi, kurikulum disusun oleh suatu tim khusus ditingkat pusat.
Model pengembangan kurukulum yang bersifat sentralisasi mempunyai beberapa kelebihan
disamping juga kelemahan. Kelebihannya selain mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan
bangsa, dan tercapainya standar minimal penguasaan/perkembangan anak, juga model ini mudah
dikelola, dimonitor dan dievaluasi, serta lebih hemat dilihat dari segi biaya, waktu dan fasilitas.
Hal-hal diatas tampaknya sesuai dengan kondisi dan tahap perkembangan negara kita dewasa ini.
1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan, dan evaluasi kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim atau komosi
khusus, yang terdiri atas para ahli. Penyusun kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum makro.
Guru menyusun kurikulum dlm bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester,satu
catur wulan,beberapa minggu ataupun beberapa hari saja. Kurikulum untuk satu tahun, satu
semester atau satu catur wulan disebut program tahunan, semesteran, catur wulanan, sedangkan
kurikulum untuk beberapa minggu atau hari disebut satuan pelajar. Program tahunan,semesteran,
catur wulnan, ataupun satuan pelajaran, memiliki komponen yang sama yaitu tujuan, bahan
pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi. Hanya keluasan dan kedalamannya
berbeda-beda.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi.
Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu
wilayah atau daerah. Kurikulum ini di peruntukan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah
tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini di dasarkan atas karakteristik, kebutuhan,
perkembangan daerah serta kemampuan sekolah-sekolah tersebut.

Bentuk kurikulum seperti ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu:


1)kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan masyarakat setempat,
2)kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah,
3)di susun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanaannya,

10
4)ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah dan guru)
Sedangakan kelemahannya:
1)tidak adanya keseragaman,
2)tidak adanya standar penelituian yang sama,
3)adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah,
4)sukar untuk mengadaka pengolahan dan penilaian nasional,
5)belum semua sekolah atau daerah mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri.

Dalam kurikulum yang di kelola secara desentralisasi dan sampai batas-batas tertentu peranan
guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar di bandingkan yang di kelola sentralisasi.
Dalam tataran kelas. Murray Printr (1993) mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai implementer, guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada.
Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima berbagai kebijakan perumus kurikulum.
2. Sebagai adaters, lebih dari sebagi pelaksana kurikulum,tetapi juga sebagai penyelaras
kurikulum dengan karakteristik, kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah.
3. Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain sebuah
kurikulum.
4. Sebagai peneliti kurikulum, peran ini di laksanakan sebagai tugas profesional guru yang
memiliki tanggung jawab dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru.

Sebagai kunci utama keberhasilan pengembangan kurikulum. Guru memegang banyak


peranan yang sangat penting dan krusial.
1. Pengelolaan administratif.
Pengelolaan administratif adalah pengelolaan secara tercatat, teratur dan tertib, sebagai
penunjang jalannya pendidikan yang lancar. Ruang lingkupnya antara lain mencakup administrasi
kurikulum, administrasi siswa, administrasi personal, administrasi material dan administrasi
keuangan.
2. Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum.
Pengelolaan layanan bimbingan konseling dan pengembangan kurikulum merupakan hal
yang mendesak dan diperlukan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Akan tetapi,
untuk diperlukan keahlian pemahaman prinsip dan penguasaan keterampilan teknis. Di
Indonesia, pelaksanaan bimbingan konseling diserahkan kepada petugas yang telah memenuhi

11
persyaratan tertentu. Berdasarkan hasil survei dibeberapa negara Eropa, kegiatan guru sehari-hari
dilembaga pendidikan tempat ia bertugas adalah:
1) Melakukan pengelolaan administratif
2) Mempersiapkan bahan ajar
3) Memberikan layanan konseling dan informasi
4) Pertemuan dengan rekan sejawat, dan Meneliti dan mengembangakan materi
pelajaran.
3. Guru sebagai tenaga kependidikan.
Jabatan guru adalah suatu profesi kependidikan yang mensyaratkan di kuasainya
kemampuan profesionl yang memadai. Guru tidak hanya berperan sebagai guru dalam kelas, ia
juga seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, pengembangan alat-alat belajar, penyusun
organisasi manager sistem pengajaran dan pembimbing, baik di sekolah dan masyarakat.
4. Berpatisipasi dalam pengembangan kurikulum.
Guru di harapkan berperan aktif dalam kepanitiaan atau tim pengembang kurikulum, bersama
guru lainnya dan orang tua. Mereka di libatkan dalam perumusan kebijakan opersional serta
perencanaan dan pelaksanaan administrasi pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, guru
memegang peranan yang cukup penting, baik dalam perencanan,pelaksanan dan pengembangan
kurtikulum bagi kelasnya.
5. Meningkatkan keberhasilan sistem intruksional.
Keberhasilan mengajar tergntung pada tiga faktor, yaitu kepribadian, pengetahuan dan
keahlian guru. Kepribadian guru di tandai dengan sikap antusias, dan kecintaan terhadap siswa.
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda satu dengan yang lainnya, maka penampilan
mereka di kelaspun berbeda. Guru juga harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam
tentang semua hal yang berkenaan dengan sistem intruksional. Sebagai pelaksana kurikulum,
guru pula yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya. Dengan keahlian,
keterampilan, dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu mencuiptakan situasi
belajar yang aktif dan mampu mendorong kreativitas anak
6. Pendekatan kurikulum.
Guru yang bijaksana senantiasa berupaya mengembangkan kurikulum sekolah berdasarkan
kepentingan masyarakat, kebutuhan siswa serta ilmu pengetahuan ilmu teknologi terkini. Upaya
pengembangan inin disertai dengan tindakan yang nyata dikelas. Hasil perbaikan dan pelaksannan
kurikulum diperlihatkan kepada orang tua siswa melalui laporan siswa, dan orang tua tersebut
memberikan respon atas laporan tersebut dengan demikian, terjadilah proses pengembangan
kurikulum yang berkesinambungan.
7. Meningkatkan kepahaman konsep diri.

12
Guru dapat mengembangkan kurikulum dengan cara mempelajari lebih banyak tentang
dirinya sendiri. Keberhasilan guru terletak pada pengetahuan tentang diri(self- know-ladge) dan
pengenalan terhadap kekuatan dan kelemahan pribadi, serta bagaimana mengatasi kelenahan-
kelemahan tersebut.
8. Memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa.
Tujuan utama guru adalah mengubah pola tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Peningkatan
kegiatan belajar siswa lebih banyak ditentukan oleh besarnya harapan guru tentang tingkah laku
yang diinginkan. Guru berupaya memajukan dan mendorong kegiatan belajar siswa hingga terjadi
perubahan tingkah laku yang diinginkan. Guru hendaknya bersifat menerima, menghargai, dan
menyukai siswanya, hingga siswapun menyenangi guru dan menghayati serta harapan gurunya.
Dengan demikian terciptalah suasana yang menyenangkan, mendorong belajar, berfikir,
memecahkan masalah sendiri, dan mempelajari inkuiri personal secara efektif. Kerja sama seperti
ini dapat meningkatkan upaya pengembangan kurikulum.

D. Pendidikan Guru1.
Perjalanan sejarah pendidikan guru di Indonesia pada periode 1950-1965 di mana pada zaman
tersebut sebagai permulaan dari zaman normal bagi kehidupan di Indonesia. Dimana pada zaman
inilah pemerintah dapat berjalan dengan baik, tanpa gangguan dari manapun.
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam
suatu pendidikan. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah dan sisanya di rumah dan di
masyarakat. Betapa pentingnya peran guru dalam lingkungan sekolah, terutama pada lingkungan
kelas. Guru adalah komponen penting dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya guru di
dalam kelas dapat mewujudkan kebenaran dan menyampaikan ilmu pengetahuan dalam rangka
mewujudkan bangsa yang intelektual dan berkualitas.
Dalam beberapa penjelasan di atas sangat jelas bahwa peran guru dalam pendidikan sangat
sentral. Jika ditinjau dari fungsi dan perannya guru adalah proses kegiatan belajar mengajar dan itu
pun sangat umum dalam suatu pembahasan. Semakin signifikannya, keberadaan guru melaksanakan
peran dan tugasnya semakin terjamin dan terciptanya kesiapan seseorang. Dari dunia pendidikan,
dapat diyakini bahwa pendidikan dapat berdampak pada peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia. Semakin baik pendidikan seseorang, maka akan semakin baik pula tatanan
hidup yang dijalaninya.
Terkait dengan kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh
seorang guru agar sukses dalam melaksanakan perannya, Udin S. Sa'ud (2008) memiliki
pendapat benar bahwa sekurang-kurangnya ada 11 macam kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru, yaitu:

13
1. Menyusun materi pengajaran dengan baik dan harus mampu mengajarkannya.
2. Mengetahui bagaimana anak belajar dan berkembang.
3. Mampu mengobservasi dan mengkaji hasil belajar peserta didik untuk mendapatkan umpan
balik yang akurat mengenai interaksi dalam proses belajar dan perkembangannya.
4. Mengenali diri sendiri, mengerti budaya dan bahasa mereka sendiri serta tahu cara mempelajari
budaya lain dengan pola bahasa dan cara pengenalan yang berbeda.
5. Mampu membangun kurikulum dan aktivitas pembelajaran yang mengaitkan apa yang diketahui
tentang siswa dengan apa yang perlu diketahui siswanya.
6. Mampu mengajarkan materi pengajaran spesifik dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami siswa.
7. Mampu mengantisipasi dan menekankan pembentukan atau kesalahpahaman masing-masing
siswa.
8. Mampu membuat dan menggunakan sarana pemikiran yang mengkaji standar pengajaran dan
cara pemakaian hasilnya untuk merencanakan pengajaran yang ditekankan pada kebutuhan
pembelajaran siswa.
9. Mampu menggunakan cara pemakaian teknik yang sistematis mencakup observasi anak secara
individual dalam interaksinya terhadap beragam tugas yang diberikan.
10. Mampu mengevaluasi mengapa anak memberi respon atau berperilaku tertentu sesuai konteks
dalam kelas tantangan pembelajaran individual alami dan kehidupan anak tersebut di luar
sekolah.
11. Mampu membentuk intervensi diri secara berulang terhadap perubahan dan merevisi strategi-
strategi instruksional sesuai kebutuhan siswa.
Harapan yang sangat besar kepada sosok guru tentunya bisa diwujudkan apabila mulai dari
awal mereka sudah dipersiapkan untuk mengemban tugas yang mulia tersebut salah satu
caranya adalah dengan senantiasa melakukan pengembangan dan inovasi terhadap model
pendidikan bagi para guru itu baik yang dilaksanakan sebelum maupun setelah mereka
menyandang jabatan sebagai guru.
Satu hal yang perlu digarisbawahi pula bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak hanya
dengan melakukan perbaikan pada kualitas guru semisal dalam melaksanakan proses belajar
mengajari tetapi juga perlu dan penting diikuti dengan penataan manajemen pendidikan yang
mengarah pada peningkatan kinerja guru melalui optimalisasi peran sekolah. Menurut Umi
Chotimah, selama ini secara exsplisit lembaga menghasilkan tenaga kependidikan guru di jenjang
Pendidikan Tinggi adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTKFK). Bentuk
pendidikannya dapat berupa Sekolah Tinggi (STKIP) Institut atau FKIP (di bawah Universitas)
dan lain-lain.

14
Menurut Soetjipto dan Rafles Kasasi (2004), usaha peningkatan mutu guru dapat dilakukan
perseorangan ataupun berkelompok, yaitu:
1. Secara perseorangan dapat dilakukan secara formal maupun informal. Peningkatan secara
formal merupakan peningkatan mutu melalui pendidikan dalam berbagai kursus kuliah di
perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan dengan bidang profesinya di samping itu
secara informal guru dapat juga meningkatkan mutu profesinya dari mass media surat kabar
majalah radio televisi dan lain-lain atau dari buku-buku yang sesuai dengan bidang profesinya.
2. Secara berkelompok dapat berupa penataran lokakarya seminar, simposium bahkan kuliah di
suatu lembaga pendidikan yang diatur secara tersendiri Misalnya: Program D-II untuk guru-guru
sekolah dasar dan program penyetaraan D-III untuk guru-guru Sekolah Menengah Pertama SMP.
Dengan demikian usaha untuk menjadi guru yang berrmutu dapat di mulai dari guru itu sendiri
atau dorongan untuk memperbaiki diri dan dari pihak luar yang turut membantu dalam
peningkatan mutu guru.

Agus Nurjaman, Pendidikan Guru Figur Sentral Dalam Pendidikan. Hal.184-186.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa
guru memegang peranan yang penting di dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum serta

15
penyelenggaraan pengajaran di sekolah. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan
kurikulum, paling tidak para guru harus mampu berpartisipasi, baik dalam perencanaan maupun
dalam evaluasi kurikulum. Dalam hubungan inilah guru harus memiliki kemampuan membuat
suatu keputusan berdasarkan hasil evaluasi dalam kerangka suatu sistem. Untuk melaksanakan
peran dan fungsi tersebut, guru perlu mengenal dengan baik berbagai model pendekatan
perencanaan kurikulum.Oleh karena itu perlu variasi peran guru dalam pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hamida. 2017. Guru dan profesional. Jurnal keislaman dan kemasyarakatan. 2021 Vol 17 no 2
Darmaji. 2015. Tugas guru profesional. Jurnal pendidikan. 2021 vol 13 no 2
Astuti (2011). Kepemimpinan Pembelajaran. Sekolah Inklusi. Malang: Bayumedia.
Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu siswa tumbuh dan berkembang.
Jakarta:Erlangga.
Hamalik, oemar. 2009. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:PT. Remaja
Rostaakarya.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syukmadinata, Nana Syaudih. 2010. Pengembangan kurikulum teori dan praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Astika, made. 2016. Peran Guru sebagai Seorang Pembimbing, Peran Guru sebagai seorang
pembimbing (bulelengkab.go.id), 17 maret.

16

Anda mungkin juga menyukai