Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GURU DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah pengembangan kurikulum

Dosen Pengampu: Siti Muawanatul Hasanah S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

NUR AZIZAH RAHMAWATY

KHAMIDAH NUR AZIZAH

KHOIRUL MUFID

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT

FAKULTAS ILMU KEISLAMAAN

PRORAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masihbanyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca makalah ini supaya kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian yang dapat
Kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 13 mei 2023

kelompok 9

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5

1.3 Tujuan ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Guru .................................................................................. 6

2.2 Peran Guru Dalam Pengembangan Kuriklum ............................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada hakekatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada
semua jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, disamping
perlunya unsur-unsur penunjang lainnya. Kualitas kemampuan guru yang rendah akan
berdampak pada rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan derajat kemampuan guru sejak
mula disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru, baik secara berjenjang maupun
secara keseluruhan.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, disurau/musala, di rumah, dan sebagainya.

Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.


Kewibawaan menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur
guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar
menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dengan kepercayaan yang diberikan kepada
masyarakat, maka dipundak guru diberi tugas dan tanggung jawab yang berat. Sebab
tanggung jawab guru tidak hanya dinding disekolah, tetapi juga diluar sekolah.

Pengembangan kurikulum adalah merupakan suatu proses perencanaan


menetapkan berbagai kebutuhan, mengadakan identifikasi tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran, menyusun persiapan instruksi, memenuhi segala persyaratan kebudayaan,
sosial dan pribadi yang dilayani oleh kurikulum. Oleh karena itu perencanaan kurikulum
harus disertai dengan analisis bertalian dengan berbagai akibat tentang pendekatan-
pendekatan yang dilakukan sebelum instruksi tersebut dilaksanakan. Perencanaan
kurikulum harus merupakan suatu proses pengembangan suatu misi berdasarkan nilai-
nilai; pengembangan kebijakan; menetapkan beberapa tujuan, sasaran, dan standar;
memilih aktivitas belajar; menjamin implementasi yang tepat; dan sikap mengadakan
revisi atau perbaikan apabila terjadi kesalahan dan melakukan peninjauan kembali.

4
Sekalipun demikian usaha tersebut harus selalu berdasarkan kemampuan dana, tenaga
dan waktu yang tersedia.

Pengembangan kurikulum sebaiknya dilakukan berdasarkan teori yang telah


dikonseptualisasikan secara teliti dan hati-hati, dengan demikian berbagai pengaruh
yang tidak sesuai dengan pembaharuan maupun ketidakseimbangan kurikulum dapat
dihilangkan. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Makna Guru?

2. Bagaimana Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Makna Guru

2. Untuk mengetahui Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Guru

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid atau di rumah dan sebagainya. Guru menempati
kedudukan yang terhormat di masyarakat karena kewibawaannya sehingga masyarakat
tidak meragukan figur seorang guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat
mendidik anak meraka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Karen
akepercayaan yang diberikan masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung
jawab yang berat sebaba tanggung jawab guru tidak hanya sebatas di sekolah, tapi juga
di luar sekolah yaitu membina yang diberikan tidak hanya berkelompok tetapi juga
secara individual seperti memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak
didiknya di sekolah dan di luar sekolah.

Dalam pandangan masyarakat umum, guru adalah orang yang melaksanakan


pendidikan di tempat-tempat tertentu, baik pada lembaga pendi- dikan formal, informal,
maupun nonformal.1 Dengan demikian, yang dimaksud guru adalah orang yang
diangkat secara resmi dengan surat keputusan oleh suatu lembaga atau yayasan sebagai
pengajar dan pendidik pada lembaga pendidikan formal.

Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tidak sembarang orang dapat menjadi guru.
Pada hakekatnya, seorang guru sangat dipercaya oleh orang tua peserta didik untuk
memikul sebagian tanggung jawab pendi- dikan anaknya kepada guru. Di berbagai
negara, guru sangat dihormati oleh masyarakat karena dapat mengajar dan mendidik
generasi pelanjut negara itu.2

Siapapun tentu sependapat bahwa guru merupakan unsur utama dalam


keseluruhan proses pendidikan. Guru menjadi titik sentral dan awal dari semua
pembangunan pendidikan dan pembangunan yang lebih luas dan menyeluruh.
1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 200, h.
31.
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 39.

6
Dalam pengamatan penulis, sungguh disayangkan karena selama ini, guru
ternyata belum mendapatkan posisi yang seharunya ditempati. Guru masih termarginal-
kan atau berada pada posisi peripheral atau terpinggirkan dalam kebijakan program
pembangunan pendidikan. Tampak jelas bahwa penghargaan mayoritas masyarakat
Indonesia terhadap guru masih rendah. Guru sejatinya mendapat perlakuan yang lebih
terhormat dari berbagai pihak, karena guru merupakan agen pembaruan dan pendukung
nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat. Di dalam menjalankan tugasnya,
guru senantiasa memotivasi peserta didiknya untuk mencari dan mencintai ilmu serta
menganjurkan belajar tekun, menyimak dan mengamalkan ilmu yang dipahaminya.
Meskipun tugas guru sangat mulia, tetapi masih terdapat sebagian masyarakat kurang
paham dan menganggap tugas guru sebagai pekerjaan biasa dan kurang penting.

2.2 Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

Dalam pembahasan ini kita perlu mengingat kembali mengenai istilah


pengembangan kurikulum. Wahyudin menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum
adalah istilah yang komprehensip meliputi perencanaan, penerapan, dan evaluasi karena
pengembangan kurikulum menunjukkan perubahan-perubahan dan kemajuankemajuan.
Peningkatan kurikulum sering digunakan bersinonim dengan pengembangan kurikulum
meskipun dalam beberapa kasus dipandang sebagai hasil pengembangan.3

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa sebagai kunci utama keberhasilan


pengembangan kurikulum, guru memegang banyak peranan yang sangat penting dan
krusial.4

1) Pengelolaan Administratif.
Pengelolaan administrtif adalah pengelolaan secara tercatat, teratur, dan tertib,
sebagai penunjuang jalannya pendidikan yang lancer. Ruang lingkupnya antara
lain mencakup administrasi kurikulum, administarsi siswa, administrasi
personal, administrasi material, dan administrasi keuangan.

3
Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rosda Karya.
4
Hamalik, O. (2017). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.

7
2) Pengelolaan Konseling dan Pengembangan Kurikulum
Pengelolaan layanan bimbingan konseling dan pengembangan kurikulum
merupakan hal yang mendesak dan diperlukan untuk menunjang pencapaian
tujuan pendidikan. Akan tetapi, untuk itu diperlukan keahlian pemahaman
prinsip dan penguasaan keterampilan teknis. Di Indonesia, pelaksanaan
bimbingan konseling diserahkan kepada petugas yang telah memenuhi
persyaratan tertentu. Berdasarkan hasil survey di beberapa Negara Eropa.
Kegiatan guru sehari-hari di lembaga pendidikan tempat ia bertugas adalah:
Melakukan pengelolaan administrative, mempersiapakan bahan ajar,
memberikan layanan konseling dan informasi, pertemuan dengan rekan
sejawat, peneliti dan mengembangkan materi pelajaran.

3) Guru Sebagai Tenaga Profesi Kependidikan


Jabatan guru adalah suatu profesi pendidikan yang mesyaratkan dikuasainya
kemampuan professional yang memadai. Guru tidak hanya berperan sebagai
guru di dalam kelas, ia juga seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar,
pengembang alat-alat belajar, penyusun organisasi, manajer sistem pengajaran,
dan pembimbing, baik di sekolah maupun di masyarakat.

4) Berpartisipasi dalam Pengembangan Kurikulum


Guru diharapkan berberperan aktif dalam kepanitiaan atau tim pengembang
kurikulum, bersama dengan guru lainnya dan orang tua. Mereka dilibatkan
dalam perumusan kebijakan operasional serta perencanaan dan pelaksanaan
administrasi pengembangan kurikulum bagi kelasnya.

5) Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional


Keberhasilan mengajar tergantung tiga faktor yaitu kepribadian, pengetahuan
dan keahlian guru. Kepribadian guru ditandai dengan sikap antusias dan
kecintaan terhadap siswa. Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda
satu dengan lainnya, maka penampilan mereka dikelaspun berbeda. Guru juga
harus mempunyaipengetahuan yang luas dan mendalam tentang semua hal
yang berkenaan dengan sistem instruksional. Sebagai pelaksana kurikulum,
guru pula yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya.
Dengan keahlian, keterampilan, dan kemampuan seninya dalam mengajar,

8
guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif dan mampu mendorong
kreatifitas anak.

6) Pendekatan Kurikulum
Guru yang bijaksana senantiasa berupaya mengembangkan kurikulum sekolah
berdasarkan kepentingan masyarakat, kebutuhan siswa serta ilmu pengetahuan
teknologi terkini. Upaya pengembangan ini disertai dengan tindakan yang
nyata di kelas. Hasil perbaikan dan pelaksanaan kurikulum diperlihatkan orang
tua siswa melalui laporan siswa, dan orang tua tersebut memeberikan respon
atas laporan tersebut. Dengan demikia, terjadilah proses pengembangan
kurikulum yang berkesinambungan.

7) Meningkatkan Pemahaman Konsep Diri


Guru dapat mengembangkan kurikulum dengan cara mempelajari lebih banyak
tenytang didirnya sendiri. Keberhasilan guru teretak pada pengetahuan tentang
diri (self-knowledge) dan pengenalan terhadap kekuatan dan kelmahan pribadi,
serta bagaimana mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

8) Memupuk Hubungan Timbal balik yang Harmonis dengan Siswa


Tujuan utama guru adalah mengubah pola tingkah alku siswa menjadi baik.
Kegiatan belajar siswa lebih banyak ditentukan oleh besarnya harapan guru
tentang tingkah laku yang diinginkan. Guru hendaknya bersikap menerima,
menghargai,dan menyukai siswanya, sehinggga siswapun menyenagi guru dan
menghayatu harapan serta keinginan gurunya. Dengan demikian terciptalah
suasana yang menyenangkan, mendorong belajar, berpikir, memecahkan
masalah sendiri, dan mempelajari inkuiri personal secara efektif. Kerjasama
seperti ini yang dapat meningkatkan upaya pengembangan kurikulum.

Dilihat dari segi pengelolaannya, Peranan Guru pengembangan kurikulum dapat


dibedakan antara lain yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentral- desentral:

1). Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi

Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan. Kurikulum
makro disusun oleh tim khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro

9
dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk
jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu, ataubeberapa hari saja.
Kurikulum untuk satu tahun disebut prota, dan kurikulum untuk satu Jurnal semester
disebut dengan promes. Sedangkan kurikulum untuk beberapa minggu, beberapa hari
disebut Rencana Pembelajaran. Program tahunan, program semester ataupun rencana
pembelajaran memiliki komponen- komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran,
metode dan media pembelajaran dan evaluasi hanya keluasan dan kedalamannya
berbeda- beda.

Tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap
perkembangan anak, memilih metode dan media mengajar yang bervariasi serta
menyusun metode dan alat yang tepat.

1) Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat


Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu
dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan bagi suatu sekolah
ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini
didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan
sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian, isi daripada kurikulum sangat beragam,
tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri tetapi kurikulum ini cukup
realistis.

2) Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentral-


Desentral

Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara
keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral- desentral. Kurikulum yang dikelola
secara sentralisasi-desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan guru
dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara
sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaraban kurikulum
induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau rencana pembelajaran, tetapi guru-guru

10
juga turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari
kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memilki
kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya
dalam pengembangan kurikulum. Karena guruguru sejak awal penyusunan kurikulum
telah diikutsertakan, mereka memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya,
dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar.
Guru bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun,
pengembang dan juga pelaksana penyusun kurikulum yang menyeluruh untuk
sekolahnya.

Implementasi kurikulum memerlukan seseorang yang berperan sebagai pelaksananya.


Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum karena ia merupakan
pelaksana kurikulum. Karena itu guru dituntut memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikannya karena tanpa itu kurikulum tidak akan bermakna sebagai alat
pendidikan. Dan sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa kurikulum sebagai
pedoman. Dengan demikian guru menempati peran dalam pengembangan kurikulum.

Murray Print dalam bukunya yang berjudul Curriculum Deplopment and Design
mengemukakan bahwa kurikulum meliputi; Planned learning experience, offered
within educational institution or program, represented as a document and includes
experience resulting from implementing that document. Murry Print menganggap bahwa
kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga
pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi
dokumen yang telah disusun.5 Menurut Murray peran guru dalam kurikulum adalah
sebagai berikut:

1) Peran guru sebagai Implementers


Peran guru sebagai implementers yaitu guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum
yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya, guru hanya menerima berbagai
kebijakan perumus kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum guru dianggap sebagai
tenaga teknis yang hanya bertanggung jawab dalam mengimplementasikan berbagai
ketentuan yang ada. Akibatnya kurikulum bersifat seragam antar daerah yang satu
5
Nasir, M. (2017). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Syamil Islam.

11
dengan daerah yang lain. Oleh karena itu guru hanya sekadar pelaksana kurikulum,
maka tingkat kreatifitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah.
Guru tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaruan. Mengajar dianggapnya bukan
sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian

2) Peran Guru sebagai Adapters


Peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksanakurikulum, akan tetapi
juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan
kebutuhan daerah. Guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah
ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal. Hal ini sangat tepat dengan
kebijakan KTSP dimana para perancang kurikulum hanya menentukan standat isi
sebagai standar minimal yang harus dicapai, bagaimana implementasinya, kapan waktu
pelaksanaannya, dan hal-hal teknis lainnya seluruhnya ditentukan oleh guru. Dengan
demikian, peran guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan dengan peran guru
sebagai implementers.

3) Peran Guru sebagai Developers


Peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain
sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang
disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan
serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum
sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi
sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.

4) Peran Guru sebagi Researcher


Peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan
sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti,
guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya
menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan
model pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Metode yang digunakan oleh guru
dalam meneliti kurikulum adalah PTK dan Lesson Study.

12
BAB III
PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa
guru memegang peranan yang penting di dalam pembinaan dan pengembangan
kurikulum serta penyelenggaraan pengajaran di sekolah.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kurikulum, paling tidak para guru harus
mampu berpartisipasi, baik dalam perencanaan maupun dalam evaluasi kurikulum.
Dalam hubungan inilah guru harus memiliki kemampuan membuat suatu keputusan
berdasarkan hasil evaluasi dalam kerangka suatu sistem. Untuk melaksanakan peran dan
fungsi tersebut, guru perlu mengenal dengan baik berbagai model pendekatan
perencanaan kurikulum. Dewasa ini pendekatan sistem dan pendekatan interdisipliner
lebih banyak digunakan. Oleh karena itu perlu variasi peran guru dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran.

Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan disekolah adalah menjadi tanggung jawab


guru, baik selaku tenaga profesional maupun tenaga non profesional. Kedua jenis tenaga
kependidikan ini masing-masing memiliki tanggung jawab dan tugas pekerjaan sendiri-
sendiri dan menuntut kompetensi-kompetensi yang serasi dengan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

14
Bahri, Djamarah, Syiful. (2016). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. (2010). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2017). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nasir, M. (2017). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Syamil Islam.

Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rosda Karya

15

Anda mungkin juga menyukai