Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah pengembangan kurikulum
Disusun Oleh :
KHOIRUL MUFID
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masihbanyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca makalah ini supaya kami bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian yang dapat
Kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb
kelompok 9
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, disurau/musala, di rumah, dan sebagainya.
4
Sekalipun demikian usaha tersebut harus selalu berdasarkan kemampuan dana, tenaga
dan waktu yang tersedia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Makna Guru
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid atau di rumah dan sebagainya. Guru menempati
kedudukan yang terhormat di masyarakat karena kewibawaannya sehingga masyarakat
tidak meragukan figur seorang guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat
mendidik anak meraka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Karen
akepercayaan yang diberikan masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung
jawab yang berat sebaba tanggung jawab guru tidak hanya sebatas di sekolah, tapi juga
di luar sekolah yaitu membina yang diberikan tidak hanya berkelompok tetapi juga
secara individual seperti memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak
didiknya di sekolah dan di luar sekolah.
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tidak sembarang orang dapat menjadi guru.
Pada hakekatnya, seorang guru sangat dipercaya oleh orang tua peserta didik untuk
memikul sebagian tanggung jawab pendi- dikan anaknya kepada guru. Di berbagai
negara, guru sangat dihormati oleh masyarakat karena dapat mengajar dan mendidik
generasi pelanjut negara itu.2
6
Dalam pengamatan penulis, sungguh disayangkan karena selama ini, guru
ternyata belum mendapatkan posisi yang seharunya ditempati. Guru masih termarginal-
kan atau berada pada posisi peripheral atau terpinggirkan dalam kebijakan program
pembangunan pendidikan. Tampak jelas bahwa penghargaan mayoritas masyarakat
Indonesia terhadap guru masih rendah. Guru sejatinya mendapat perlakuan yang lebih
terhormat dari berbagai pihak, karena guru merupakan agen pembaruan dan pendukung
nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat. Di dalam menjalankan tugasnya,
guru senantiasa memotivasi peserta didiknya untuk mencari dan mencintai ilmu serta
menganjurkan belajar tekun, menyimak dan mengamalkan ilmu yang dipahaminya.
Meskipun tugas guru sangat mulia, tetapi masih terdapat sebagian masyarakat kurang
paham dan menganggap tugas guru sebagai pekerjaan biasa dan kurang penting.
1) Pengelolaan Administratif.
Pengelolaan administrtif adalah pengelolaan secara tercatat, teratur, dan tertib,
sebagai penunjuang jalannya pendidikan yang lancer. Ruang lingkupnya antara
lain mencakup administrasi kurikulum, administarsi siswa, administrasi
personal, administrasi material, dan administrasi keuangan.
3
Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rosda Karya.
4
Hamalik, O. (2017). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya.
7
2) Pengelolaan Konseling dan Pengembangan Kurikulum
Pengelolaan layanan bimbingan konseling dan pengembangan kurikulum
merupakan hal yang mendesak dan diperlukan untuk menunjang pencapaian
tujuan pendidikan. Akan tetapi, untuk itu diperlukan keahlian pemahaman
prinsip dan penguasaan keterampilan teknis. Di Indonesia, pelaksanaan
bimbingan konseling diserahkan kepada petugas yang telah memenuhi
persyaratan tertentu. Berdasarkan hasil survey di beberapa Negara Eropa.
Kegiatan guru sehari-hari di lembaga pendidikan tempat ia bertugas adalah:
Melakukan pengelolaan administrative, mempersiapakan bahan ajar,
memberikan layanan konseling dan informasi, pertemuan dengan rekan
sejawat, peneliti dan mengembangkan materi pelajaran.
8
guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif dan mampu mendorong
kreatifitas anak.
6) Pendekatan Kurikulum
Guru yang bijaksana senantiasa berupaya mengembangkan kurikulum sekolah
berdasarkan kepentingan masyarakat, kebutuhan siswa serta ilmu pengetahuan
teknologi terkini. Upaya pengembangan ini disertai dengan tindakan yang
nyata di kelas. Hasil perbaikan dan pelaksanaan kurikulum diperlihatkan orang
tua siswa melalui laporan siswa, dan orang tua tersebut memeberikan respon
atas laporan tersebut. Dengan demikia, terjadilah proses pengembangan
kurikulum yang berkesinambungan.
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan. Kurikulum
makro disusun oleh tim khusus yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro
9
dijabarkan dari kurikulum makro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk
jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu, ataubeberapa hari saja.
Kurikulum untuk satu tahun disebut prota, dan kurikulum untuk satu Jurnal semester
disebut dengan promes. Sedangkan kurikulum untuk beberapa minggu, beberapa hari
disebut Rencana Pembelajaran. Program tahunan, program semester ataupun rencana
pembelajaran memiliki komponen- komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran,
metode dan media pembelajaran dan evaluasi hanya keluasan dan kedalamannya
berbeda- beda.
Tugas guru adalah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan
menyusun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap
perkembangan anak, memilih metode dan media mengajar yang bervariasi serta
menyusun metode dan alat yang tepat.
Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara
keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral- desentral. Kurikulum yang dikelola
secara sentralisasi-desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan guru
dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara
sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaraban kurikulum
induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau rencana pembelajaran, tetapi guru-guru
10
juga turut memberi andil dalam merumuskan setiap komponen dan unsur dari
kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memilki
kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya
dalam pengembangan kurikulum. Karena guruguru sejak awal penyusunan kurikulum
telah diikutsertakan, mereka memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya,
dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar.
Guru bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun,
pengembang dan juga pelaksana penyusun kurikulum yang menyeluruh untuk
sekolahnya.
Murray Print dalam bukunya yang berjudul Curriculum Deplopment and Design
mengemukakan bahwa kurikulum meliputi; Planned learning experience, offered
within educational institution or program, represented as a document and includes
experience resulting from implementing that document. Murry Print menganggap bahwa
kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga
pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi
dokumen yang telah disusun.5 Menurut Murray peran guru dalam kurikulum adalah
sebagai berikut:
11
dengan daerah yang lain. Oleh karena itu guru hanya sekadar pelaksana kurikulum,
maka tingkat kreatifitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sangat lemah.
Guru tidak terpacu untuk melakukan berbagai pembaruan. Mengajar dianggapnya bukan
sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas keseharian
12
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa
guru memegang peranan yang penting di dalam pembinaan dan pengembangan
kurikulum serta penyelenggaraan pengajaran di sekolah.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kurikulum, paling tidak para guru harus
mampu berpartisipasi, baik dalam perencanaan maupun dalam evaluasi kurikulum.
Dalam hubungan inilah guru harus memiliki kemampuan membuat suatu keputusan
berdasarkan hasil evaluasi dalam kerangka suatu sistem. Untuk melaksanakan peran dan
fungsi tersebut, guru perlu mengenal dengan baik berbagai model pendekatan
perencanaan kurikulum. Dewasa ini pendekatan sistem dan pendekatan interdisipliner
lebih banyak digunakan. Oleh karena itu perlu variasi peran guru dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
14
Bahri, Djamarah, Syiful. (2016). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. (2010). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2017). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nasir, M. (2017). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Syamil Islam.
15