Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN AL-

HADIST

MAKALAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Diajukan guna untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Al-Qur’an dan Al-Hadist

Dosen Pengampu : Triwahyu Riyatuljannah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Lisnawati : 32022.1.0005

INSTITUT MADANI NUSANTARA (IMN)

FAKULTAS TARBIYAH

Jl.Lio Balandongan Sirnagalih Jalan Begeg No.74 Kel. Cikondang Kec.Citamiang.Kota


Sukabumi Jawa Barat

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala izinnya sehingga penyusunan makalah
ini dapat di selesaikan dengan baik. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Makalah ini merupakan laporan yang di buat sebagai salah satu tugas terstruktur
dalam mata kuliah. Sholawat dan salam mari kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW .keluarga, sahabat dan seluruh kaum muslimin yang berpegang teguh
dalam ajaran beliau.

Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua,baik di


kalangan mahasiswa maupun masyarakat lainnya untuk bahan diskusi.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banayak
kesalahan.karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari semua teman-teman terutama dosen pembimbing guna untuk menyempurnakan
makalah ini yang pada akhirmya dapat bermanfaat bagi semua.

Wassalamu”alaikum warohmatullahi wabarakaatuh

Sukabumi, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................1

A.Latar Belakang........................................................................................1

B.Rumusan Masalah...................................................................................1

C.Tujuan Masalah.......................................................................................1

BAB II............................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................2

A.Pengertian Pendidik...............................................................................2

B.Pengertian Peserta Didik........................................................................5

C.Peran Pendidik dan Peserta Didik dalam pembelajaran Al-Qur’an dan

Al-Hadist....................................................................................................7

BAB III..........................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................9

Kesimpulan.............................................................................................9

Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar
mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan sebagai
pedoman ke arah mana akan dibawa proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap dalam diri anak didik.1 Guru merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Guru mempunyai tugas untuk
memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Agar terjadi transfer belajar yang efektif maka
diperlukan adanya interaksi yang harmonis antara guru dan peserta didik ataupun dengan
sesama peserta didik dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran al-
Qur’an hadits. Mata pelajaran al-Qur’an hadits adalah bagian dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran itu dimaksudkan
untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan pernyataan yang
terkandung dalam al-Qur’an dan hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-
hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah. Al-Qur’an hadits bagi umat Islam
merupakan dua hal yang sangat penting, keduanya menjadi acuan dalam menjalankan
kehidupan di dunia ini. Pembelajaran al-Qur’an hadits diarahkan untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan peserta didik terhadap al-Qur’an hadits sehingga
peserta didik memperoleh pengetahuan mengenai keduanya dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendiddik?
2. Apa pengertian dari peserta didik?
3. Bagaimana peranan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu pendidik
2. Untuk mengetahui apa itu peserta didik
3. Untuk mengetahui apa saja peranan pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidik

Pengertian pendidik atau guru secara terbatas adalah sebagai satu sosok individu yang
berada di depan kelas. Dalam arti luas adalah seorang yang mempunyai tugas tanggung jawab
untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya, baik berlangsung di
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut UUSPN 1989, guru termasuk tenaga kependidikan
khususnya tenaga pendidik yang bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik.
Dalam terminologi pendidikan modern, para pendidik disebut orang yang memberikan
pelajaran kepada anak didik dengan memegang satu disiplin ilmu di sekolah.
Secara etimologi, dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan ustadz, mu’allim,
murabbi, mursyid dan mudarris. Kelima term itu, ustadz, mu’allim, murabbi, mursyid dan
mudarris, mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam
situasi tertentu mempunyai kesamaan makna.

1. Ustadz adalah orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya
sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasi kerja, serta sikap continuous
improvement.

2. Mu’alim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta
menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis praktisnya, sekaligus
melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta implementasi (amaliah).

3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi
serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka
bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya.

4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau
menjadi pusat anautan, teladan, dan konsultan bagi peserta didik.

5. Mudarris adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab
dalam membangun peradapan yang berkualitas di masa depan.

2
Secara terminologi para pakar menggunakan rumusan yang berbeda tentang pendidik.
1. Zakiah Daradjat, berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan memenuhi
kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.

2. Marimba, beliau mengartikan sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban sebagai


pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab
tentang pendidikan peserta didik.

3. Ahmad Tasir, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam sama dengan teori di Barat, yaitu
siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik.

Secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.
Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan islam adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama islam.

Guru atau pendidik merupakan figur terbaik bagi peserta didiknya. Seorang peserta
didik akan selalu memperhatikan dan mengikuti apa yang disampaikan oleh gurunya dengan
sebuah keyakinan akan meraih kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Bagi kalangan
penganut agama Islam sebuah keberkahan akan muncul jika peserta didik menghormati
gurunya dan akan berdosa bila tidak ta’zim (hormat) kepada gurunya, serta tidak berkah
ilmunya. Begitu indahnya Islam mengajarkan bagaimana guru memiliki posisi penting dalam
pendidikan, karena guru memiliki tugas untuk mengajarkan dan mendidik murid-muridnya
sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maupun tujuan pendidikan Islam.

Pendidik dalam lembaga pendidikan Islam formal, mulai dari pendidikan dasar (MI),
pendidikan menengah (MTs dan MA), sampai perguruan tinggi merupakan salah seorang
yang paling bertanggung jawab untuk kesuksesan perkembangan kepribadian peserta didik
agar menjadi manusia yang cerdas dan berakhlakul karimah bahkan maenjadi faktor penting
untuk kemajuan suatu kebudayaan suatu masyarakat dan bangsa.

Berdasarkan uraian di atas maka guru hakikatnya memiliki tugas dan tanggung jawab
yang diembannya, seperti yang dikatakan oleh Roqib (2015) bahwa Pada dasarnya, tugas
pendidik adalah mendidik dengan mengupayakan pengembangan seluruh potensi peserta
didik, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Potensi peserta didik ini harus

3
berkembang secara seimbang sampai ke tingkat keilmuan tertinggi dan mengintegrasi dalam
diri peserta didik. Upaya pengembangan potensi anak didik tersebut dilakukan untuk
penyucian jiwa-mental, penguatan motode berpikir, penyelesaian masalah kehidupan,
mentransfer pengetahuan dan keterampilannya melalui teknik mangajar, memotivasi,
memberi contoh, memuji, dan mentradisikan keilmuan, serta memberikan inovasi-inovasi
dalam pendidikan.

Dengan demikian, adanya inovasi dalam pendidikan, bagi guru dituntut untuk berperan lebih
dinamis dengan mengimbangi perkembangan tersebut. Hal ini tertuang dalam UU Sistem
Pendidikan Nasional Bab XI tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan pada pasal 39
yang menjelaskan tanggung jawab pendidik yaitu:

1. Menciptakan suasana Pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan


dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu Pendidikan.
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik Lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Penejelasan di atas dapat dipahami begitu pentingnya guru karena memiliki tanggung
jawab dan peran dalam layanan pendidikan, selain itu guru tidak hanya bertugas mengajar,
yang mendoktrin siswa atau peserta didiknya untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan
skill tertentu atau guru hanya bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses
pembelajaran.

Hal ini dijelaskan dalam Sistem Pendidikan Nasional tentang guru bahwa guru
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan melakukan bimbingan kepada peserta didik.
Artinya dari definisi tersebut Mulyasa menggambarkan bahwa guru haruslah dapat
memberikan bimbingan terhadap siswa/peserta didik ke arah kedewasaan dan tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini tentunya bukanlah sesuatu yang mudah dan sepele, sebab selain
diharuskan mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan mendidik dan harus mampu
mengatasi berbagai kendala, hambatan yang akan memperlambat dan menggagalkan tujuan
pendidikan yang telah disepakati bersama.

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan jika seseorang menjadi guru, menurut
Zakiah (2004) bahwa syarat menjadi guru yang baik mencakup: 1) Taqwa kepada Allah

4
SWT, 2) Memiliki ilmu pengetahuan, 3) Sehat Jasmani; dan 3) Berkelakuan baik. Dari syarat
ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pola pikir dan tingkah lakunya bersifat Rabbani. Yakni bersandar kepada Rabb dengan cara
menta’ati-Nya, mengabdi kepada-Nya, mengikuti syari’at-Nya dan mengenali sifat-sifat-Nya
agar mampu mendidik peserta didiknya menjadi orang-orang rabbani juga.
2. Pandai. Yakni memiliki ilmu pengetahuan, ilmu pendidikan, berusaha mencari tahu,
kesedian mendalami ilmu lebih lanjut, mampu menggunakan metode secara bervariasi,
mampu mengelola kelas sehingga pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
serta mengetahui keberdaan psykis peserta didik .
3. Baik hati, Yakni ramah, sopan, rajin, ikhlash, sabar, lemah lembut,bijaksana, tegas, pemaaf,
penyayang, rendah hati, tapi tidak merasa rendah diri, memiliki ruhuljihad sebagai pejuang
di madrasah bukan sebagai kuli yang selalu berbalas upah dan mencintai profesinya sebagai
guru.
4. Berpenampilan menarik, Yakni bersahaja, rapih, bersih, sederhana namun serasi, tidak
berbusana mewah, tidak mengenakan perhiasan dan rias wajah secara berlebihan.
5. Memiliki kecerdasan majemuk, Yakni bermacam-macam kecerdasan, terutama kecerdasan
spiritual, sosial dan emosional, menyadari perannya sebagai guru sekaligus orangtua, kawan,
ulama dan mubaligh juga, menguasai teknologi Informasi dan Komunikasi , memiliki 3 H
(head, hand heart) yaitu cerdas, terampil dan memilikihati yang baik, dan memahami
perbedaaan siswa.

Oleh karena itu, saatnya guru madrasah meningkatkan keimanan kepada Allah SWT,
mengembangkan kompetensi, kecerdasan dan keterampilannya serta menunjukan perilaku
yang baik agar menjadi contoh keteladanan bagi peserta didiknya. Semoga tulisan ini menjadi
refleksi bagi seorang guru dalam mengimplementasikan ilmunya kepada peserta didiknya.

2. Pengertian Peserta Didik

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan


nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

5
Abu Ahmadi juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, peserta didik adalah orang
yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi
dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia,
sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.

Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang yang menjalankan
kegiatan pendidikan . Anak didik merupakan manusia yang mempunyai akal punya arti
penting dalam berlangsungnya pembelajaran. Demikian ia mempunya kedudukan dalam
menentukan sebuah interaksi pendidikan . Anak didik mempunyai potensi untuk menjadi
insan yang cakap.

Sebagai manusia yang berpotensi, maka dalam diri anak tersebut ada suatu daya yang dapat
tumbuh dan berkembang sepanjang usianya. Potensi anak didik sebagai daya yang tersedia ,
sedang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkannya.

Sebagai makhluk manusia, anak didik mempunyai karakteristik sebagaimana


disebutkan oleh Sutari Imana, Suwarno yaitu;

1. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggungjawab guru;
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih dalam
tangungjawab pendidik;
3. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu yaitu
kebutuhan biologis, rohani, social, inteligensi,, emosi, kemampuan berbicara, anggota
tubuh untuk bekerja, latar belakang social, latar belakang biologis (warna kulit,
bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan individu.

Dengan memahami karakteristik anak didik memudahkan guru mempersiapkan segala


sesuatu dengan akurat, sehingga interaksi yang berlangsung bisa dengan efektif dan efiesen
menurut Al-Ghozali ada sebelas kewajiban peserta didik, yaitu :

1. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqoruhkepada Allah SWT, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari anak didik dituntut untuk mensucikan jiwanya dari akhlak yang
rendah dan watak yang tercela;
2. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrowi;

6
3. Bersikap tawadhu’ (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan pribadi
untuk kepentingan pendidikannya;
4. Menjaga pikiran dan pertantangan yang timbul dari berbagai aliran;
5. Mempelajari ilmu – ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrowi maupun untuk duniawi;
6. Belajar dengan bertahap dengan cara memulai pelajaran yang mudah menuju
pelajaran yang sukar;
7. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian hari beralih pada ilmu yang lainnya,
sehingga anak didik memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam;
8. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari;
9. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang dapat
bermanfaat dalam kehidupan dunia akherat.
11. Anak didik harus tunduk pada nasehat pendidik

3. Peranan Penting Pendidik dan Peserta Didik dalam Pembelajaran Al-Qur’an dan Al-
Hadist

peran penting pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran Al-Quran dan Hadis di
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang
bertujuan untuk membentuk generasi muslim yang memiliki pemahaman dan pengamalan
yang baik terhadap Al-Quran dan Hadis. Pembelajaran Al-Quran dan Hadis di MI memiliki
karakteristik dan tantangan tersendiri yang membutuhkan peran aktif dari pendidik dan
peserta didik.

Peran pendidik dalam pembelajaran Al-Quran dan Hadis. Pendidik bertindak sebagai
fasilitator dan pemimpin dalam proses pembelajaran, mereka harus memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang Al-Quran dan Hadis, serta kemampuan dalam mengajarkan dan
mendidik peserta didik dengan metode yang efektif. Selain itu, pendidik juga memiliki
tanggung jawab untuk membimbing dan menginspirasi peserta didik agar memiliki rasa cinta
dan kecintaan terhadap Al-Quran dan Hadis.

Selanjutnya, peran peserta didik dalam pembelajaran Al-Quran dan Hadis. Peserta
didik di MI perlu memiliki motivasi dan kesadaran yang tinggi untuk belajar Al-Quran dan
Hadis. Mereka harus aktif mengikuti pembelajaran, menghafal ayat-ayat Al-Quran, dan
memahami makna Hadis. Peserta didik juga harus berpartisipasi dalam kegiatan pengamalan

7
Al-Quran dan Hadis, seperti sholat berjamaah, mengaji, dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Quran dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari.

Selain peran pendidik dan peserta didik, ada beberapa strategi pembelajaran yang
efektif untuk pembelajaran Al-Quran dan Hadis di MI. Strategi tersebut meliputi penggunaan
metode yang interaktif dan kreatif, penggunaan media pembelajaran yang menarik, serta
pembentukan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran berbasis teknologi juga
dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mengajar Al-Quran dan Hadis di MI.

8
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Secara umum pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik.
Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan islam adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama islam.

peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Penyebutan peserta didik
juga mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan tidak hanya sekolah (pendidikan formal),
melainkan juga mencakup lembaga pendidikan nonformal yang ada di masyarakat, seperti
majelis ta’lim, paguyuban, dan sebagainya. Istilah peserta didik bukan hanya untuk orang-
orang yang belum dewasa dari segi usia, melainkan juga orang-orang yang dari segi usia
sudah dewasa, namun dari segi mental, wawasan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya
masih memerlukan bimbingan.

peran pendidik dan peserta didik memiliki peranan penting dalam pembelajaran Al-Quran
dan Hadis di MI. Pendidik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik,
sementara peserta didik perlu memiliki motivasi dan kesadaran yang tinggi untuk belajar.
Dengan kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik, pembelajaran Al-Quran dan
Hadis di MI dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembentukan generasi muslim yang
berakhlak mulia.

B. SARAN

Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di kemudian hari. Juga
untuk mengembangkan pengetahuan para mahasiswa atau pembaca,maka diharapkan mencari
referensi dari sumber lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Asy- Syukriyyah Vol. 18 Edisi Oktober 2017

https://media.neliti.com/media/publications/56816-ID-none.pdf
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/menyegarkan-kembali-pemahaman-hakikat-
pendidik
https://kalsel.kemenag.go.id/opini/393/kedudukan-anak-didik

10

Anda mungkin juga menyukai