Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FINAL MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembina:
Prof. Syahbudin Gade, S.Ag, M.A

Oleh

Nama : Nurhayati
NIM : 221003017

PASCA SARJANA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023M/1444H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dimana


dengan kudrah dan iradah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
sederhana ini. Ucapan selawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
Shallallahu ’Alaihi Wasallam yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan
ke alam terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah sebagai tugas final dari mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam, telah
terselesaikan, dengan judul "Kontribusi Seorang Guru Dalam Menghadapi Siswa
Yang Malas, Tidak disiplin, Tidak Bertanggungjawab Dalam Belajar Dipandang
Dari Sudut Pandang Filsafat Pendidikan Islam Dan Solusi Mengatasi
Ketidakmampuan mentransfer Ilmu Dipandang Dari Sudut Pandang Filsafat
Pendidikan Islam"

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih


disampaikan kepada Bapak Prof. Syahbudin Gade, MA. Yang telah banyak
meluangkan waktu mengasuh mata kuliah ini, dan tidak lupa juga ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terkhusus kepada teman-teman
sejawat di prodi S2 PAI.
Selanjutnya penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritikan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
dapat bermanfaat bagi seluruh guru dan bagi seluruh pembaca.

Banda Aceh, 09 Juni 2023


Penulis,

Nurhayati

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1


......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Kontribusi Seorang Guru DaLam Menghadapi Siswa Yang Malas,


Tidak disiplin, Tidak Bertanggungjawab Dalam Belajar Dipandang
Dari Sudut Pandang Filsafat Pendidikan Islam
………………………………………….…….........................................3
B. Solusi Mengatasi Ketidakmampuan mentransfer Ilmu Dipandang
Dari Sudut Pandang Filsafat Pendidikan Islam
………………………………………………...............................……4

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................6

A. Simpulan.....................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membangun
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan budaya. Dengan
perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogi berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk menjadi
dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai taraf
hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Dalam proses pendidikan tentunya ada guru yang mengajar dan memberikan
bimbingan kepada siswa. Guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
kepada siswa di sekolah. Guru menuntut agar siswa mentaati tata tertib yang telah
diterapkan oleh suatu sekolah, namun dibalik itu guru sebagai pendidik dan
pengajar juga dituntut untuk disiplin dalam menjalankan peran dan tugasnya.
Proses pendidikan akan berjalan dengan lancar dan nyaman apabila komponen-
komponen di dalamnya dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan tertib
dan sesuai dengan peraturan.

Guru sebagai pusat proses pendidikan memegang peranan penting dalam


menerapkan disiplin agar tidak terjadi pelanggaran disiplin yang akan merugikan
segala aspek. Usia sekolah adalah usia dimana anak akan memperoleh
pengalaman di luar dan mereka harus menyesuaikan diri semaksimal mungkin
dengan norma dan peraturan yang berlaku dimana mereka berinteraksi. Banyak
aspek kedisiplinan yang sengaja dibuat dan dilaksanakan di suatu lembaga
pendidikan untuk menjaga agar peserta didik berada pada koridor yang benar
sesuai aturan dan norma, misalnya disiplin dalam berpakaian, disiplin dalam
waktu, disiplin dalam kebersihan dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya
menerapkan disiplin bukanlah hal yang mudah dan melanggar disiplin merupakan
hal yang mudah.

1
Dalam menerapkan kedisiplinan diperlukan peran seorang guru untuk
mengarah pada kebaikan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mentaati
peraturan dan tidak melanggarnya. Karena kedisiplinan merupakan kunci
keberhasilan seorang siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan seorang guru dalam mengantasi siswa malas dan
tidak mematuhi aturan madrasah?
2. Apa saja yang dilakukan seorang guru dalam meningkatkan
kemampuan mentransfer ilmu?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kontribusi Seorang Guru Dalam Menghadapi Siswa Yang Malas, Tidak


disiplin, Tidak Bertanggungjawab Dalam Belajar Dipandang Dari Sudut
Pandang Filsafat Pendidikan Islam
Sesuai dengan fungsi guru sebagai pengajar yang bertugas untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta
didik pada satuan Pendidikan. Maka dalam menjalani fungsi dan tugasnya seorang
guru mampu menangani segala permasalahan yang berkaitan dengan peserta
didik, meskipun permasalahan tersebut dirasa berat. Dalam menangani kasus
peserta didik yang malas, tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab kami guru
mempunyai trik dan tips berbeda-beda.

Sebagai seorang pendidik atau guru. Saya khususnya dalam menangani


permasalahan tersebut terlebih dahulu saya dekati peserta didik yang bermasalah
dengan memanggilnya secara khusus ke ruang guru atau tempat yang tidak bisa
dilihat oleh peserta didik lainnya, kemudian saya tanya tentang keluarganya (nama
orang tua, pekerjaan, dan lain-lain), dilanjutkan dengan menanyai cita-cita,
kendala dalam belajar, permasalahan yang dihadapi sehingga timbul masalah pada
siswa tersebut dilanjutkan dengan memberi nasehat-nasehat dan pandangan hidup
didunia dan akhirat. Setelah pemanggilan tahap pertama seterusnya peserta didik
tersebut saya panggil secara berkala maksimal seminggu sekali untuk memberi
nasehat dan mendengar curhatan peserta didik tersebut.

Disamping saya bimbing sendiri juga konsultasi dengan wali kelas dan
bimpen peserta didik yang bermasalah tersebut. Bahkan kadang-kadang saya
menghubungi orang tua peserta didik untuk membahas permasalahan yang
dihadapi peserta didik tersebut tentu saja atas sepengetahuan bimpen. Tidak hanya
membimbing peserta didik yang bermasalah tersebut, akan tetapi juga saya
memberi perhatian khusus kepadanya, tentu dengan tidak mengemsampingkan
peserta didik lainnya agar tidak terjadi kecemburuan social antar peserta didik.
Intinya seorang guru itu tidak hanya mentranfer ilmunya saja kepada peserta

3
didik, tetapi seorang guru itu mengajarkan peserta didik dengan segenap jiwa
raganya, mengajar dengan menghadirkan hati (qulb) yang penuh dengan rasa
kasih sayang seakan-akan anak didik adalah anak kandungnya sendiri (secara
ruhhiyah) dan seolah-olah tidak ada perbandingan antara anak didik dengan anak
kandung.

B. Solusi Mengatasi Ketidakmampuan mentransfer Ilmu Dipandang Dari


Sudut Pandang Filsafat Pendidikan Islam
Kewajiban seorang muslim adalah menuntut ilmu sebagaimana hadits Nabi
Muhammad saw, bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya terhadap muslim
yang laki-laki dan perempuan. Di hadits lain juga beliau bersabda bahwa
menuntut ilmu itu tidak ada batasan usia. Oleh sebab itu seorang guru tidak
berhenti belajar hanya Ketika dia memperoleh ijazah untuk standar pekerjaannya,
akan tetapi seorang guru harus belajar secara terus menerus dengan berbagai cara
untuk menambah wawasan dan pengetahuannya dalam ilmu pengetahuan yang
menjadi profesinya dalam mengajar.

Pada zaman modern sekarang ini, dimana teknologi serba canggih, banyak
sekali media atau cara yang menyediakan bimbingan belajar secara non formal,
bahkan ada yang gratis, tinggal guru tersebut punya keinginan atau tidak. Intinya
selama guru tersebut berkeinginan untuk mengembangkan diri menjadi guru yang
memiliki ilmu pengetahuan yang bisa menambah wawasan dan khazanah
keilmuan, juga bermanfaat untuk peserta didik sebagai generasi penerus keilmuan
dimasa yang akan datang. Seorang guru harus memiliki semangat keilmuan yang
tinggi karena dia bertanggungjawab terhadap anak didiknya, dan tanggungjawab
ini akan dihisab oleh Khaliq sebagai penguasa terhadap ciptaanNya.

Tidak ada kata terlambat dalam belajar dan mengembangkan diri dengan
berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.
Dengan demikian seorang guru tidak ketinggalan dalam pembelajaran diabad ini,
guru harus menguasai disiplin ilmu yang digelutinya, tentu dengan terus dan terus
belajar melalui berbagai sumber dan media. Misalnya dimadrasah diterapkan
program MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), adanya pelatihan dan

4
workshop yang diselenggarakan oleh madrasah, ada pelatihan dari Balai Diklat
Kemenag dan lain-lain.

Selain sarana yang disebutkan diatas, seorang guru juga menenpuh


pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, cara ini sangat efektif ditempuh oleh
seorang guru yang memiliki keinginan untuk menambah dan menimba ilmu,
karena ilmu sangat bermanfaat apabila dipupuk dan terus dipelajari.

5
BAB III
Kesimpulan
 Guru merupakan tonggak keberhasilan sebuah pendidikan demi tencapai
tujuan yang telah digariskan dalam undang-undang, maka tugas dan fungsi
seorang guru harus benar-benar diterapkan dalam rangka mencerdaskan anak
bangsa. Cerdas pada ilmu pengetahuan, cerdas menerapkan disiplin ilmu yang
telah dipelajari, cerdas dalam bertingkah laku (akhlak), guru sangat besar
peranan dalam membentuk akhlak dan etika peserta didik.
 Guru tidak boleh puas dengan ilmu yang telah dipelajarinya ketika belajar
dahulu, namun seorang guru harus terus belajar dan berinovasi sesuai dengan
zaman yang sedang berlaku. Guru harus terus mengembangkan diri melalui
berbagai macam kegiatan yang berkaitang dengan ilmu pengetahuan yang
diampunya.
 Guru dapat mengembangkan diri untuk memperdalam ilmu pengetahuan
melalui berbagai kesempatan, misalnya MGMP, workshop, diklat, dan
seminar-seminar yang diselenggarakan secara online.

Anda mungkin juga menyukai