PROFESI KEPENDIDIKAN
“Membimbing Keberhasilan Peserta Didik”
DISUSUN OLEH:
Kirana Azzahra_210902500014
Leini Marselina_210902500013
Lutfiah_210902502025
Sri Wahyuni_210902500015
Al-Lya Nurwulan_210902500020
Isnayanti_210902500016
Khaerun Nisa_210902502024
Andi Riatmi Elfiana Safitri_210902502021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Relevansi.......................................................................................................2
C. Indikator........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
D. Individualisme Pembelajaran......................................................................13
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
SOAL LATIHAN..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI......................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
B. Relevansi
Adapun yang menjadi relevansi dari penulisan makalah ini adalah:
Kita diharapkan dapat mengetahui hakikat seorang guru sebagai pembimbing
peserta didik.
Kita dapat mengetahui usaha- usaha yang harus ditempuh oleh seorang guru
untuk membimbing keberhasilan peserta didik yang lambat belajar.
Kita dapat mengetahui langkah- langkah apa saja yang ditempuh oleh seorang
guru untuk membimbing keberhasilan peserta didik yang memiliki kecerdasan
di atas normal.
Mengetahui gambaran invidualisme pembelajaran
C. Indikator
Indikator makalah “Membimbing Keberhasilan Peserta Didik yaitu:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hakikat seorang guru sebagai
pembimbing peserta didik.
Mahasiswa mampu memahami bagaimana cara membimbing peserta didik
yang lambat belajar.
Mahasiswa mampu memberikan penjelasan materi mengenai cara
membimbing peserta didik yang cerdas diatas normal.
Mahasiswa mampu menganalisis materi mengenai Individualisme dalam
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari berbagai usaha yang dilakukan di atas akan diperoleh data yang dapat
menggambarkan latar belakang peserta didik. Perlu disadari bahwa tidak semua
data yang diperoleh relevan dengan masalah, sehingga perlu dilakukan seleksi
data. Seleksi data ini perlu dilakukan untuk memilah dan memilih data yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan dipecahkan, dengan data yang
kurang atau tidak menunjang atau tidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
Adapun usaha- usaha yang dilakukan untuk membimbing peserta didik
yang lambat belajar adalah;
a) Pemberian informasi tentang cara- cara belajar yang efektif, baik cara
belajar di sekolah maupun di rumah
b) Bantuan penempatan (placement), yakni penempatan peserta didik dalam
kelompok-kelompok kegiatan sesuai seperti kelompok belajar, kelompok
diskusi, dan kelompok kerja. Bantuan penempatan ini dapat pula berfungsi
sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan yang dialami peserta
didik.
c) Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi,
mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara
pemecahannya, terutama berkaitan dengan cara memberikan dorongan
agar peserta didik giat belajar, dan cara-cara melayani atau
memperlakukan peserta didik di rumah.
d) Memberikan pembelajaran remidi (remidial teaching), yaitu mengadakan
pembelajaran kembali secara khusus bagi peserta didik yang lamban untuk
mengajarkan ketinggalan dari kawan-kawannya.
e) Memberikan pembelajaran yang konkrit dan aktual
f) Memberian layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapai
kesulitan-kesulitan emosional, serta hambatan lain sesuai latar belakang
masing-masing.
g) Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang lamban, dan
berusaha membangkitkan motivasi dan kreativitas belajarnya misalnya
dengan melalui hadiah dan pujian.
Dua kelompok ini dapat dikatakan luar biasa di atas normal dengan sifat- sifat
sebagai berikut:
1. Belajar berjalan dan bicara lebih awal dan cepat menguasai kosa kata
dalam jumlah yang banyak.
2. Pertumbuhan jasmani lebih baik, otot-otot kuat, motoriknya gesit (lincah),
dan energik.
3. Haus akan ilmu pengetahuan, dan menyukai serta sering mengikuti
berbagai perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Mampu secara tepat menarik suatu generalisasi, dapat mengenal hubungan
antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.
5. Cepat dalam menerima, mengolah, memahami dan menguasai
pembelajaran, prestasinya baik sekali dalam seluruh bidang studi.
6. Memiliki rasa ingin tahu (natural curiousity) yang tinggi.
7. Cepat dan tepat dalam bertindak
8. Kurang sabar mengikuti hal- hal rutin dan monoton
9. Cenderung tidak memiliki gangguan nervus (mudah bingung)
10. Daya imajinasinya tinggi dan mampu berfikir abstrak
11. Cepat dalam bekerja dan menyelesaikan tugas sehingga banyak memiliki
waktu luang.
Masalah- masalah yang sering dihadapi peserta didik cepat belajar atau
cerdas di atas normal pada umumnya bersumber dari kondisi- kondisi sebagai
berikut:
a. Kurang atau tidak adanya pengertian dari pihak pendidik (guru, orang tua,
kepala sekolah, konselor), mereka tidak mengerti bagaimana
memperlakukan peserta didik yang cerdas.
b. Kurang adanya perhatian dari pihak pendidik. Perhatian pendidik umunya
ditujukan kepada peserta didik yang normal, dan peserta didik yang lambat
belajar.
c. Anggapan yang keliru dari pendidik bahwa peserta didik yang cerdas akan
mampu atau bisa memelihara, menjaga, dan mengembangkan dirinya
sendiri tanpa bombingan orang lain.
d. Kurang tanggap guru terhadap perilaku peserta didik yang cerdas, bahkan
sering dianggap mengganggu pembelajaran, atua mencemoohkan guru.
Misalnya mengajukan pertanyaan yang di luar kemempuan guru untuk
menjawabnya.
Peserta didik yang tergolong cerdas di atas normal tidak berbeda dengan
teman lain, dalam arti sebenarnya mereka juga memerlukan perhatian, perhargaan
dan kasih sayang, karena hal tersebut merupakan sebagian dari kebutuhan pokok
(basic needs). Namun demikian, dalam kenyataan apa yang dilakukan oleh
pendidik baik orang tua maupun guru kurang sekali perhatian kepada mereka. Hal
ini disebabkan oleh ketidakmengertian guru dan orang tua tentang cara
memperlakukan anak serta adanya anggapan yang keliru seperti disebutkan di
atas. Jika peserta didik cerdas tidak diperhatiakn oleh pendidik, maka akan timbul
beberapa reaksi sebagai berikut:
1. Melarikan diri, pendiam, bersifat introvert, reaksi negatif (withdraw)
2. Mencari perhatian (making attention). Dalam usaha untuk mencari
perhatian dari pendidik setelah selesai mengerjakan tugas, maka
adakalanya ditempuh dengan berteriak-teriak di kelas, membuat gaduh,
menggoda teman, meledek guru, suka mondar-mandir .
3. Berpura-pura bodoh. Hal ini dilakukan untuk menghindari disuruh
mengajar teman-temannya.
D. Individualisme Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, hendaknya pembelajaran tidak terbatas pada pembelajaran yang
klasikal saja atau pembelajaran massal, apalagi terbatas pada empat dinding kelas,
tetapi perlu diupayakan pembelajaran yang mengarah kepada pengajaran
individual. Sehubungan dengan itu, guru perlu melakukan upaya-upaya untuk
melakukan individualisasi pembelajaran. Individualisasi pembelajaran
dimaksudkan sebagai bentuk pembelajaran yang dapat melayani perbedaan
peserta didik dan sesuai dengan kemampuan, tempo belajar, minat, dan nafsu
belajar masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang guru harus mempunyai kesiapan saat berhadapan dengan peserta
didik. Karena peserta didik yang berada di depan kita ternyata memiliki berbagai
macam perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru adalah dari
tingkat IQ anak yang berbeda-beda, dari yang tertinggi sampai terendah. Hal ini
sangat mempengaruhi keberhasilan seorang guru dalam membimbing peserta
didik saat proses pembelajaran berlangsung.
Selain hal itu guru juga diharapkan mampu membimbing peserta didik
agar berhasil dalam pencapaian belajarnya, dengan menggunakan berbagai macam
cara yang telah disiapkan seorang guru, serta dengan melihat situasi yang ada di
sekolah, sehingga mampu menggunakan sebuah metode yang cocok untuk kondisi
yang ada di dalam kelas.
Yang lebih diutamakan dari seorang guru adalah sebuah kesabaran yang
tinggi, dalam melaksanakan tugas mulianya, dan diharapkan bertanggung jawab
terhadap ilmu yang telah disampaikan kepada peserta didik, serta dapat
melaksanakan amanat dengan sebaik-baiknya.
Selain itu membimbing keberhasilan peserta didik dapat dilakukan
dengan:
1) Keberhasilan Pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam
membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru
dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.
2) Untuk membimbing peserta didik yang lambat belajar, guru dan
pembimbing dituntut kesabarannya, karena ciri-ciri, sifat dan perilakunya
selalu lambat. Untuk membimbing peserta didik yang lamban ini, guru
harus mengetahui latar belakang dari peserta didik itu sendiri, misalnya
mengumpulkan dokumen atau catatan-catatan tentang pribadi anak didik,
mengunjungi rumahnya dan mewawancarai orang tua atau teman
sebayanya untuk mengetahui atau memahami latar belakang dari peserta
didik. Disamping itu, guru dapat melakukan tes psikologi terhadap anak
tersebut untuk memahami kemampuan psikisnya. Dengan demikian guru
dapat mengetahui latar belakang atau kondisi yang terjadi pada peserta
didik
3) Membimbing peserta didik yang cerdas di atas normal. Perlu diketahui
oleh pendidik, bahwa membimbing bukan hanya dilakukan kepada peserta
didik yang lambat belajar, tetapi juga pada peserta didik yang cerdas di
atas normal atau memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Karena kalau
mereka tidak di bimbing, potensi yang mereka miliki atau kemampuan
inteligensi yang mereka miliki tidak bisa berkembang. Hal ini harus
dihindari oleh pendidik guna mencegah pengaruh negatif pada peserta
didik.
4) Kebanyakan di Indonesia selama ini penyelenggaraan pendidikan yang
dilaksanakan bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi pada kuantitas.
Sehingga kelemahan yang tampak adalah belum terakomodasinya
kebutuhan individual siswa di luar kelompok siswa normal. Untuk itu
diperlukan individualisasi pembelajaran untuk memberi kesempatan
kepada peserta didik yang memiliki kemampuan yang cerdas di atas
normal.
SOAL LATIHAN
5. Dasar rancangan program remidi bagi peserta didik yang capaian prestasinya
di bawah ketuntasan belajar....
a. proses pengajaran remidial pada dasarnya adalah proses belajar mengajar
biasa
b. tujuan pengajaran remidial adalah sama dengan test diagnostik
c. sasaran terpenting pengajaran remidial adalah peningkatan kecerdasan
siswa
d. strategi yang dipilih hanya berbentuk test ulang
6. Salah satu prinsip merancang program temidial bagi peserta didik tampak
dalam kegiatan guru....
a. membuat rancangan pembelajaran khusus untuk siswa peserta remidial
b. menggunakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan
memperhatikan hasil temuan analisis evaluasi belajar siswa
c. menggunakan rancangan pembelajaran baru yang berbeda sama sekali
dengan rancangan yang ada.
d. merancang test ulang saja tanpa ada pengulangan penjelasan materi
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI