Anda di halaman 1dari 9

JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

Open Access

MODEL BELA NEGARA DALAM PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN PADA PERGURUAN TINGGI MELALUI
PROJECT CITIZEN
Cik Suabuana, Muhamad Parhan, Indra Chepy, dan Ratna Fitria

Dosen Departemen Pendidikan Umum FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia


E-mail: suabuana_cik@yahoo.co.id

Abstract: Model of State Defense in Civic Education at Higher Education


through Project Citizen. This study aims to formulate a model of state defense in
college students through civic education in order to increase awareness of state
defense, in addition to examine how far the model of citizen project in civic education
at university towards awareness of society, nation, and state of the student in
improving the attitude of the students about the importance of state defense efforts.
The research method used is Research & Development (R & D). Data collection
techniques by: questionnaire, observation, test and documentation study. The results
showed that the value of t arithmetic> t table (8.785> 2.023) then Ho is rejected, it
means that the method of learning affect the state defense students.

Keywords: citizenship education, project citizen, and state defense

Abstrak: Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan Pada


Perguruan Tinggi Melalui Project Citizen. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
model pendidikan bela negara pada mahasiswa di perguruan tinggi melalui pendidikan
Kewarganegaraan untuk dapat meningkatkan kesadaran terhadap bela negara,
disamping itu untuk meneliti sejauh mana model project citizen dalam pendidikan
Kewarganegaraan pada perguruan tinggi terhadap kesadaran bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara mahasiswa dalam meningkatkan sikap mahasiswa tentang pentingnya
upaya pembelaan negara. Metode penelitian yang digunakan adalah Research &
Development (R & D). Teknik pengumpulan data dengan cara: angket, observasi, test
dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai t hitung > t tabel
(8,785>2,023) maka Ho ditolak, artinya bahwa metode pembelajaran berpengaruh
terhadap bela negara mahasiswa.

Kata kunci: pendidikan kewarganegaraan, project citizen, dan bela negara.

Semangat perjuangan Bangsa perjuangan fisik baik dalam merebut,


Indonesia yang tidak mengenal menyerah mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan
dibuktian dengan diproklamasikannya Negara telah mengalami pasang surut sesuai dinamika
Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 kehidupan masyarakat berbangsa dan
Agustus 1945. Kemerdekaaan itu tidak bernegara. Semangat perjuangan bangsa yang
terlepas dari anugrah Tuhan Yang Maha Esa telah dilakukan dalam perjalanannya
dan dilandasi rasa iman untuk rela berkorban. mengalami penurunan pada titik yang kritis,
Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam dan akhirnya akan berpengaruh terhadap sendi

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 34


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, hal kondisi wilayah Indonesia dan pluralisme
tersebut tidak terlepas dari pengaruh sosial bangsa Indonesia, tetapi demi
globalisasi (Kompas; 11 Maret 2009). kepentingan masa depan bangsa Indonesia
Perkembangan situasi global yang sendiri”. Tanpa memperhatikan masalah
sangat pesat telah mempengaruhi negara- seperti ini, maka setiap orang akan mengalami
negara maju dan berkembang. Menyikapi kesulitan mendapatkan keamanan dan
akselerasi global yang sangat cepat, tentunya kenyamanan dalam hidup berbangsa dan
bangsa Indonesia harus semakin siap, bernegara.
mematangkan kualitas diri (SDM) agar tidak Salah satu solusi jangka panjang
larut dalam gelombang perubahan global menurut ffandi (PR: 21 Pebruari 2008) adalah
(Setiady, 2007 12). Berbagai hal positif yang ”menciptakan sistem ketahanan negara yang
dapat dimanfaatkan dari globalisasi dalam tangguh adalah melalui Pendidikan Bela
rangka mewujudkan cita-cita pembangunan Negara”. Pendidikan yang dimaksud adalah
nasional dan penegakkan kedaulatan NKRI; sesuai amanat Pasal 27 ayat (3) Undang-
apabila Bangsa Indonesia tidak siap menerima Undang Dasar 1945 bahwa ”setiap
secara utuh dan mampu mengikuti perubahan warganegara berhak dan wajib ikut serta
yang sangat cepat tersebut, akan menimbulkan dalam upaya Pembelaan Negara” (Undang-
permasalahan yang menjadi ATHG Undang Dasar 1945 dan Amandemennya,
(Ancaman, Tantangan, Hambatan dan 2007: 18). Pendidikan Bela Negara menjadi
Gangguan) pertahanan negara, misalnya sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan
perbatasan wilayah, masalah disintegrasi empirik yang berkembang saat ini dan menjadi
bangsa serta menurunnya semangat kebutuhan Indonesia, untuk melakukan
kebhinekaan, melemahnya nasionalisme dan reorientasi sistem ketahanan nasional. Melalui
patriotisme, meningkat dan bervariasinya Pendidikan Bela Negara menurut Idrus
skala ancaman. Affandi diharapkan, ”Terbangun kesadaran
Negara Indonesia sebagai negara kolektif Bangsa Indonesia yang kuat dan
kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai kokoh. Kesadaran kolektif ini akan menjadi
Merauke dengan jumlah penduduk 255 juta fundamental ketahanan negara, di masa kini
jiwa (BPS, 2016) serta memiliki keragaman dan masa yang akan datang. Disamping itu,
suku, etnis, agama, bahasa dan adat istiadat melalui Pendidikan Bela Negara, diharapkan
juga memiliki sumber daya alam yang tersosialisasikan nilai-nilai nasionalisme,
melimpah serta memiiliki posisi geografis patriotisme atau kebangsaan secara rasional,
yang strategis. Kondisi ini selain memberikan objektif, dan kontekstual” (PR : 21 Pebruari
keuntungan, juga memiliki kerawanan 2008).
terhadap perpecahan. Hal ini akan lebih parah Berkaitan dengan kesadaran kolektif,
jika terpengaruh oleh nilai-nilai universal yang Bangsa Indonesia harus mampu berdiri tegak
mengarah pada sifat individualisme (Kaelan, sebagai bangsa yang berdaulat, sekaligus
2002: 12). Di sisi lain, sebagai negara yang mampu merespons dan mengantisipasi
memiliki nilai strategis, tentunya menjadi perubahan lingkungan dengan memperhatikan
sasaran negara-negara yang memiliki kepentingan nasional. Dalam konteks dunia
kepentingan dengan menggunakan isu pendidikan, hasil penelitian Syachroni (2006:
globalisasi melalui penguasaan dan monopoli 34) mengungkapkan adanya “fenomena
tanpa menggunakan kekuatan, namun mahasiswa yang cenderung makin
memiliki dampak yang dasyat yang disebut individualistik-egoistik mementingkan diri
pengaruh globalisasi (Tonelson, 1997). sendiri, rasa senasib sepenanggungan ‘sense of
Sisi lain, bahwa sistem ketahanan belonging’ selaku anak bangsa mulai
negara khususnya Bangsa Indonesia adalah memudar, kecintaan terhadap Bangsa dan
sesuatu yang sangat penting. Menurut Affandi Negara berkaitan dengan jiwa nasionalisme
(PR, 21 Pebruari 2008) ”bukan saja karena ada sudah tergerus oleh globalisasi yang sedang
kebutuhan dan tuntutan empirik-objektif melanda Indonesia”. Gambaran ini

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 35


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan Oleh sebab itu, dirasakan penting


berbagai pihak tentang mahasiswa sebagai dilakukan penelitian tentang model
generasi penerus dan calon pemimpin di masa pengembangan pendidikan nilai bela negara
depan yang kurang memiliki rasa kebangsaan dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada
dan cinta tanah air. perguruan tinggi melalui model project
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai citizen. Project Citizen menurut Dasim
dasar kelompok Mata Kuliah Pengembangan Budimansyah (2009: 1-2) “adalah satu
Kepribadian (MPK) sesuai dengan keputusan instructional treatment yang berbasis masalah
Menteri Pendidikan Nasional No.232/U/2000. untuk mengembangkan pengetahuan,
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian kecakapan, dan watak kewarganegaraan
(MPK) ialah kelompok bahan kajian dari mata demokratis yang memungkinkan dan
pelajaran untuk mengembangkan manusia mendorong keikutsertaan dalam pemerintahan
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada dan masyarakat sipil (civil society)”.
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
berkepribadian mantap dan mandiri serta METODE PENELITIAN
mempunyai rasa tanggung jawab Untuk menghasilkan suatu produk
kemasyarakatan dan kebangsaan. pendidikan maka dilakukan tiga kegiatan
Dalam menghadapi pengaruh pokok yang meliputi: kegiatan pendahuluan,
globalisasi dan menyongsong masa depan kegiatan pengembangan model dan uji validasi
yang lebih baik, harus dilakukan perjuangan model. Kegiatan pendahuluan meliputi kajian
non fisik sesuai dengan bidangnya masing- pustaka dan studi lapangan. Kegiatan
masing dengan perjuangan yang dilandasi oleh pengembangan model dilakukan melalui uji
nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, coba terbatas maupun uji coba diperluas,
sehingga kita tetap memiliki wawasan dan sedangkan validasi dilakukan melalui uji
kesadaran sikap dan prilaku yang cinta tanah eksperimen.
air dan mengutamakan persatuan dan kesatuan Validasi model dilakukan melalukan
bangsa Indonesia dalam wadah NKRI. kegiatan eksperimen dengan menggunakan
Perjuangan non-fisik tersebut memerlukan pendekatan The Matching Only Pretest-
sarana kegiatan pendidikan bagi seluruh warga Posttest Control Group Desain. Rancangan
negara dengan melalui Pendidikan desain ekspreimen yang dipergunakan dalam
Kewrganegaraan. uji validasi model dapat digambarkan pada
Dengan demikian, untuk mengatasi bagan berikut:
lunturnya semangat bela negara dalam rangka 01 X 02 (Eksperimen group)
menangkal pengaruh negatif globalisasi,
pendidikan memiliki peran penting. M 03 -X 04 (Control group)
Pendidikan formal dapat mengembangkan
program pengajaran yang secara khusus
Gambar 1. Desain Eksperimen Validasi Model
dirangcang untuk mendidik para mahasiswa
(Franel & Wallen, 1993).
untuk meningkatkan semangat bela negara
dalam rangka menangkal pengaruh negatif
Keterangan:
globalisasi. Selain dari itu, keikutsertaan
M = Pemilihan subyek melalui
warga negara dalam upaya bela negara,
pemasangan
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 9
01 = Pretes pada kelompok eksperimen
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 ayat
02 = Postest pada kelompok eksperimen
(1) diselenggarakan melalui Pendidikan
03 = Pretest pada kelompok kontrol
Kewarganegaraan salah satunya; begitupun
04 = Posttest pada kelompok kontrol
dalam penjelasan Pasal 9 Undang-Undang
X = Menggunakan model pembelajaran
Nomor 3 Tahun 2002, mengenai Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan yang
Kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman
menyertakan penanaman nilai-nilai
tentang “kesadaran bela negara”.
bela Negara melalui Project Citizen

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 36


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

-X = Menggunakan model Pembelajaran di atas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa


konvensional variable tersebut reliable.
Alat pengumpul data/instrumen Untuk mengetahui pengaruh antara
penelitian, yang berupa pedoman observasi, satu variable dengan satu variable dependen
diuji coba terlebih dahulu untuk mengamati yang ditampilkan dalam bentuk persamaan
perilaku subyek sampel yang komparabel dan regeresi yaitu dengan menggunakan analisis
prosedur yang terstandar sebelum digunakan regresi linear.
untuk mengumpulkan data penelitian yang Dari output yang dihasilkan dapat
sesugguhnya. Uji coba tersebut untuk diketahui nilai korelasi, koefisien determinasi,
mengecek bias yang mungkin terjadi dalam nilai F hitung, signifikansi, koefisien regresi
deskripsi pelaku, prosedur, situasi, atau dan sebagainya.
observer, serta untuk mengantisipasi kendala- a. Persamaan regresi sederhana adalah:
kendala yang mungkin muncul. Termasuk Y= a+bx
pula angket sebelum diedarkan kepada Y= 29.117+0.573x
responden, terlebih dahulu diuji validitasnya, Keterangan:
reliabilitasnya dan juga pembobotan itemnya. Y= Variabel dependen
Apabila ternyata ada alat pengumpul data X= Variabel independen
yang belum memenuhi syarat tersebut, a= Nilai konstanta
diulangi dan direvisi dan diuji cobakan lagi b= Koefisien Regresi
sehingga terpenuhi syarat sebagai instrumen Penjelasan persamaan tersebut sebagai
yang baik. Dengan demikian, apabila berikut:
diperlukan dapat dilakukan perbaikan, dan - Konstanta sebesar 29.117; artinya jika
penyempurnaan pedoman observasi dan pretest nilainya 0, maka post test
angket maupun pelaksanaan, sehingga nilainya 29,117
memberikan altematif pemecahan terhadap - Koefisien regresi variable pretest
permasalahan yang dapat diantisipasi sebesar 0,573, artinya jika pretest
sebelumnya. mengalami kenaikan satu satuan, maka
post test akan mengalami peningkatan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 0,573 satuan. Koefisien
Hasil bernilai positif artinya hubungan antara
Penelitian mengenai Model Bela pretest dengan posttest adalah positif.
Negara Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Artinya semakin menggunakan metode
Pada Perguruan Tinggi Melalui Pembelajaran project pembelajaran maka semakin
Project Citizen dilaksanakan sejak awal tinggi keinginan bela Negara.
september 2017. Beberapa tahap kegiatan b. Pengujian hipotesis
penelitian telah dilakukan, berikut adalah Uji t (koefisien regresi sederhana)
kegiatan yang dapat dilaporkan yaitu hasil Uji t digunakan untuk mengetahui
pretest dan posttest yang sudah dilakukan. pengaruh secara signifikan antara variable
Dari hasil uji reliabilitas didapat dua independent terhadap variable dependen.
output yang pertama variable pretest (X) dan Langkah-langkah pengujuan sebagai
yang kedua varibel post test (Y). Dari output berikut:
tersebut dapat diketahui nilai reliabilitas 1) Menentukan hipotesis
(Cronbach’s alfa) tiap variable. Kesimpulan Ho: pada pretest (dengan
yang didapat sebagai berikut: menggunakan metode pembelajaran
1. Untuk variable prestest (X) nilai biasa) tidak berpengaruh terhadap
croncbach’s alpha sebesar 0,771. Klarena peningkatan bela Negara mahasiswa
nilai diatas 0,6 maka dapat disimpulkan H1: pada posttest (dengan
bahwa variable tersebut reliabel menggunakan metode pembelajaran
Untuk variable posttest (Y) nilai biasa) berpengaruh terhadap
croncbach’s alpha sebesar 0,704. Karena nilai peningkatan bela Negara mahasiswa

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 37


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

2) Menentukan signifikansi Langkah-langkah pengujian berdasar


Tingkat signifikansi menggnakan 0,05 signifikansi:
3) Menentukan t hitung a. Menentukan Hipotesis
Berdasarkan output diatas diperoleh t Ho : pretest (metode pembelajaran biasa)
hitung sebesar 8,785 berpengaruh terhadap sikap bela Negara
4) Menentukan t table mahasiswa
Tabel distribusi t dicari pada a=5%: 2= Ha: Pretest (metode pembelajaran biasa)
2,5% (Uji 2 sisi) dengan derajat berpengaruh terhadap sikap bela Negara
kebebasan (df) n-k-1 atau 42-2-1= 39 mahasiswa
(n adalah jumlah data, dan k adalah b. Menentukan tingkat signifikansi
jumlah variable bebas). Dengan Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
pengujian 2 sisi (signifikansi= 0,025) c. Menentukan signifikansi
hasil diperoleh untuk t table sebesar Berdasarkan output diatas diperoleh nilai
2,023 signifikansi sebesar 0,000
5) Kriteria pengujian d. Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t table £ t hitung £ t Ho diterima jika signifikansi >0,05
table Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
Ho ditolak jika – t hitung < - t table e. Membandingkan signifikansi
atau t hitung > t tabel Nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05
6) Membandingkan t hitung dengan t maka Ho ditolak
table f. Kesimpulan
Nilai t hitung > t table (8,785>2,023 ) Karena nilai signifikansi 0,000 kurang dari
maka ho ditolak 0,05, maka Ho ditolak, artinya project
7) Kesimpulan citizenship berpengaruh terhadap sikap
Karena nilai t hitung> t tabel belanegara mahasiswa.
(8,785>2,023) maka Ho ditolak,
artinya bahwa metode pembelajaran Uji Normalitas Residual
berpengaruh terhadap bela Negara Uji normalitas residual digunakan
mahasiswa. Nilai t positif artinya untuk menguji apakah uji residual yang
berpengaruh positif artinya semakin dihasilkan dari model regresi terdistribusi
project citizenship digunakan maka secara normal atau tidak. Model regresi yang
semakin meningkat rasa bela Negara baik adalah yang memiliki nilai residual yang
pada mahasiswa. terdistribusi secara normal.

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 38


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

Dari grafik histogram diketahui bahwa grafik Uji Heteroskedastisitas


berbentuk gunung atau lonceng dan berdasar Digunakan untuk menguji apakah
grafik normal P-P Plot diketahui bahwa titik- dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
titik menyebar sekitar garis dan mengikuti varian dari residual pada satu pengamatan
garis diagonal. Dengan ini maka data residual kepengamatan yang lain. Model regresi yang
terdistribusi dengan normal. baik adalah tidak terjadi heteroskedatisitas. Uji
yang digunakan adalah uji korelasi spearman.
Uji Multikolinearitas Dari output yang dihasikan dapat
Digunakan untuk menguji apakah diketahui bahwa kedua variable independent
model regresi ditemukan adanya korelasi yang dengan Absolute Residual (ABS_RES) nilai
tinggi antar variable independen. Model signifikansinta lebih dari 0,05, sehingga dapat
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
korelasi yang tinggi diantara variable bebas. ada masalah heteroskedastisitas.
Metode pengujian dengan melihat nilai
inflation factor (VIF) dan Tolerance pada Pembahasan
model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 Berdasarkan hasil pembagian angket,
dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model dapat digambarkan hasil berdasarkan pretest
regresi bebas dari multikolinearitas. dan post test sebagai berikut:
Dari output yang dihasilkan dapat Hasil dari pretest yang diberikan
diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan kepada mahasiswa diperoleh jawaban
nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk kedua sebanyak 24,43 % mahasiswa sangat setuju
variable maka dapat disimpulkan bahwa bahwa mengetahui keadaan negara dari semua
model regresi tidak terjadi masalah media masa, 47, 61 % setuju 23, 80 % ragu-
multikolinearitas. ragu, 7,14 % tidak setuju dan 0 % sangat
tidak setuju untuk mengetahui keadaan negara
dari semua media masa. Mahasiswa
memberikan jawaban 18 % sangat setuju

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 39


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

bahwa mereka memiliki solusi untuk % untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak
menyelesaikan masalah bangsa, 33 % setuju, setuju. 50 % mahasiswa mengatakan sangat
46 % ragu-ragu, 3 % tidak setuju dan 0 % setuju kekerabatan lebih erat ketika diskusi
sangat tidak setuju. Mahasiswa memiliki 28,57 sering dilakukan, 33, 33 % setuju, 16, 66 %
% sangat setuju untuk peduli dengan setiap ragu, dan sisanya 0 % untuk jawaban tidak
peristiwa yang menimpa negara, 61, 90 % setuju dan sangat tidak setuju.
merasa setuju untuk peduli dengan setiap Rela berkorban untuk bangsa sering
peristiwa yang menimpa negara, 9, 52 % ragu- kali muncul ketika suatu peristiwa menimpa
ragu, sementara untuk pernyataan tidak setuju negara, mahasiswa mengatakan 21, 42 %
dan sangat tidak setuju sebesar 0 %. sangat setuju, 61, 90 % setuju, 16, 66 % ragu,
Mengetahui perundang-undangan yang dan sisanya 0 % untuk jawaban tidak setuju
ada di Indonesia, terutama yang menyangkut dan sangat tidak setuju. Mahasiswa mencintai
permasalah negara, mahasiswa memberikan negara dengan segala permasalahannya,
jawaban sebesar 2, 38 % dengan pernyataan sebanyak 28, 57 % menjawab sangat setuju,
sangat setuju, 38,09 % Setuju, 47,61 % ragu- 47, 62 % setuju, 16, 66 % ragu, 4, 76 % ragu
ragu, 11, 90 % tidak setuju dan 0 % sangat dan 0 % sangat tidak setuju.
tidak setuju. 4,76 % mahasiswa sangat setuju
untuk mendiskusikan peristiwa yang Jawaban Postest
menyangkut negara, 59,52 % setuju, 30, 95 % Hasil dari postest yang diberikan
ragu-ragu, 4,76 % tidak setuju dan 0 % kepada mahasiswa diperoleh jawaban
mahasiswa sangat tidak setuju. Mahasiswa sebanyak 31 % mahasiswa sangat setuju
ketika mereka merasa jengkel dengan bahwa mengetahui keadaan negara dari semua
negaranya, dan berupaya untuk pindah media masa, 57 % setuju 12 % ragu-ragu, 0 %
kewarganegaraan ternyata sebesar 19,04 % tidak setuju dan 0 % sangat tidak setuju untuk
menjawab sangat setuju, 9,52 % setuju, 0 % mengetahui keadaan negara dari semua media
ragu, 28,57 % tidak setuju dan 42,85 % sangat masa. Mahasiswa memberikan jawaban 40 %
tidak setuju untuk pindah kewarganegaraan. sangat setuju bahwa mereka memiliki solusi
Sebanyak 7, 14 % mahasiswa sangat untuk menyelesaikan masalah bangsa, 36 %
setuju untuk mengetahui latar belakang setuju, 24 % ragu-ragu, 0 % tidak setuju dan 0
dikeluarkannya suatu perundang-undangan, % sangat tidak setuju. 52 % mahasiswa sangat
33,33 % setuju, 47, 61 % ragu-ragu, 9, 52 % setuju untuk peduli dengan setiap peristiwa
tidak setuju dan 2, 38 % mahasiswa sangat yang menimpa negara, 48 % merasa setuju
tidak setuju. Bangga saat mampu untuk peduli dengan setiap peristiwa yang
menyumbangkan pemikiran untuk menimpa negara, 0 % ragu-ragu, sementara
membangun negara, mahasiswa sebanyak 50 untuk pernyataan tidak setuju dan sangat tidak
% mengatakan sangat setuju, 45, 85 % setuju, setuju sebesar 0 %.
4, 76 % ragu, dan 0 % untuk jawaban tidak Mengetahui perundang-undangan yang
setuju dan sangat tidak setuju. Sebanyak 30, ada di Indonesia, terutama yang menyangkut
09 % mahasiswa sangat setuju ketika diskusi permasalah negara, mahasiswa memberikan
kelas dapat membangun rasa bernegara, 45, 23 jawaban sebesar 29 % dengan pernyataan
% setuju, 16, 66 % ragu, 0 % tidak setuju dan sangat setuju, 50 % Setuju, 19 % ragu-ragu, 2
sangat tidak setuju. % tidak setuju dan 0 % sangat tidak setuju. 26
Diskusi kelas dapat membangun % mahasiswa sangat setuju untuk
toleransi yang tinggi, sebanyak 40, 47 % mendiskusikan peristiwa yang menyangkut
mahasiswa menjawab sangat setuju, 50 % negara, 60 % setuju, 14 % ragu-ragu, 0 %
setuju, 9, 52 % ragu-ragu, dan 0 % untuk tidak setuju dan 0 % mahasiswa sangat tidak
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. setuju.
Diskusi kelas dapat membuat negara yang Hasil dari postest yang diberikan
demokrasi, sebanyak 38, 09 % sanagat setuju, kepada mahasiswa diperoleh jawaban
40,47 % setuju, 21, 42 % ragu, dan sisanya 0 sebanyak 33 % mahasiswa sangat setuju untuk

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 40


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

mendiskusikan peristiwa yang menyangkut segala permasalahannya, sebanyak 40 %


negara, 57 % setuju 10 % ragu-ragu, 0 % tidak menjawab sangat setuju, 60 % setuju, 0 %
setuju dan 0 % sangat tidak setuju untuk ragu , 0 % tidak setuju dan 0 % sangat tidak
mendiskusikan peristiwa yang menyangkut setuju.
negara mahasiswa ketika mereka merasa
jengkel dengan negaranya, dan berupaya SIMPULAN
untuk pindah kewarganegaraan ternyata Koefisien regresi variable pretest
sebesar 57 % menjawab sangat tidak setuju, sebesar 0,573, artinya jika pretest mengalami
43 % tidak setuju, 0 % ragu, 0 % tidak setuju kenaikan satu satuan, maka post test akan
dan 0 % sangat tidak setuju untuk pindah mengalami peningkatan sebesar 0,573 satuan.
kewarganegaraan. Ini merupakan pernyataan Koefisien bernilai positif artinya hubungan
negatif dalam artian ketika semakin negatif antara pretest dengan posttest adalah positif.
jawaban dari responden, maka hasilnya itu Artinya semakin menggunakan metode project
semakin negatif, dapat dimaknai bahwa citizen dalam pembelajaran maka semakin
mahasiswa memiliki nilai nasionalisme yang tinggi keinginan untuk semangat bela negara.
tinggi sebesar 57 %. Sebanyak 29 % Karena nilai t hitung > t tabel
mahasiswa sangat setuju untuk mengetahui (8,785>2,023) maka Ho ditolak, artinya bahwa
latar belakang dikeluarkannya suatu metode pembelajaran berpengaruh terhadap
perundang-undangan, 52 % setuju, 19 % ragu- bela Negara mahasiswa. Nilai t positif artinya
ragu, 0 % tidak setuju dan 0 % mahasiswa berpengaruh positif artinya semakin project
sangat tidak setuju. citizenship digunakan maka semakin
Bangga saat mampu menyumbangkan meningkat rasa bela Negara pada mahasiswa,
pemikiran untuk membangun negara, artinya project citizenship berpengaruh
mahasiswa sebanyak 52 % mengatakan sangat terhadap sikap bela negara mahasiswa.
setuju, 48 % setuju, 0 % ragu, dan 0 % untuk Metode pembelajaran berpengaruh
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. terhadap bela Negara mahasiswa. Nilai t
Sebanyak 45 % mahasiswa sangat setuju positif berpengaruh positif, artinya semakin
ketika diskusi kelas dapat membangun rasa project citizenship digunakan maka semakin
bernegara, 53 % setuju, 2 % ragu, 0 % tidak meningkat rasa bela Negara pada mahasiswa,
setuju dan sangat tidak setuju. Diskusi kelas sehingga rerjadi antusias yang tinggi dalam
dapat membangun toleransi yang tinggi, diri mahasiswa dikarenakan para mahasiswa
sebanyak 53 % mahasiswa menjawab sangat dapat langsung mengetahui kondisi yang
setuju, 45 % setuju, 2 % ragu-ragu, dan 0 % sesungguhnya baik secara yuridis maupun
untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak historis
setuju.
Diskusi kelas dapat membuat negara DAFTAR RUJUKAN
yang demokrasi, sebanyak 48 % sanagat Budimansyah, D. 2009. Inovasi Pembelajaran
setuju, 50 % setuju, 2 % ragu, dan sisanya 0 % Project Citizen. Bandung : Program
untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak Studi Pendidikan Kewarganegaraan
setuju. 60 % mahasiswa mengatakan sangat SPs Universitas Pendidikan Indonesia.
setuju kekerabatan lebih erat ketika diskusi Frankel & Wallen. 1993. Methods for Policy
sering dilakukan, 40 % setuju, 0 % ragu, dan Research. London Sage Publication.
sisanya 0 % untuk jawaban tidak setuju dan Baverly Hills.
sangat tidak setuju. Kaelan 2002. Pendidikan Kewarganegaraan
Rela berkorban untuk bangsa sering Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
kali muncul ketika suatu peristiwa menimpa Paradigma.
negara, mahasiswa mengatakan 41 % sangat Kompas Edisi 3 Januari 2008; 15 Agustus
setuju, 57 % setuju, 2 % ragu, dan sisanya 0 % 2008; 27 Desember 2008; 11 Maret
untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak 2009
setuju. Mahasiswa mencintai negara dengan

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 41


JURNAL SOSIORELIGI Volume 16 Nomor 1, Edisi Maret 2018

Setiady, W. 2007. Demokrasi Adakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002,


Wacana Civil Society. Bandung: tentang Pertahanan Negara.
Tarsito. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
Syachroni. 2006. Pengaruh Globalisasi Tentang Tentara Nasional
terhadap Perilaku Mahasiswa. Journal Indonesia (TNI) . Seskoad,
Inovasi; Bandung. vol III-2006. Bandung.
Tonelson. 1997. Economic & Globalism; New UNESCO PROAP. 1998. Learning to live
York : Hart Publishing Company,Inc. together in Peace and Harmony;
Undang-Undang Dasar Negara Republik vaules Education for Peac, Human
Indonesia 1945. Amandemen 1,2,3,4 Rights, Democraty, and Sustainable
2007, Yogyakarta: Pustaka Merah development for Asia-Pacific Reion: a
Putih UNESCO-APENIVE Sourcebook for
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Teacher Education and Tertiary Level
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Education. Bangkok.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002,
Tentang Pertahanan Negara 2005.
Seskoad, Bandung.
.

Cik Suabuana, dkk – Model Bela Negara dalam Pendidikan Kewarganegaraan 42

Anda mungkin juga menyukai