Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 1 Januari 2020 Halaman 79-88

JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

MENUMBUHKAN SIKAP NASIONALISME WARGA NEGARA MUDA DI


ERA GLOBALISASI MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
PERGURUAN TINGGI
(Studi pada Mahasiswa PGSD UAD)
Lisa Retnasari1, Yayuk Hidayah2
Universitas Ahmad Dahlan , Yogyakarta Indonesia1,2
Email: lisa.renasari@pgsd.uad.ac.id1 , yayuk.hidayah@pgsd.uad.ac.id2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategis pendidikan kewarganegaraan dalam menumbuhkan
sikap nasionalisme warga negara muda di era globalisasi. Metode penelitian yang gunakan adalah survei.
Hasil penelitian menunjukan. pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam
menumbuhkan nasionalisme dengan nilai-nilai Pancasila memiliki peran yang sangat penting untuk warga
negara muda. Pendekatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih interaktif melalui model
pembelajaran problem based learning. Proses pembelajaran dengan model PBL agar lebih maksimal pendidik
harus memiliki kompetensi wawasan yang luas.

Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Nasionalisme, Warga negara muda, Globalisasi


Abstract
This study aims to determine the strategic role of Citizenship Education in fostering the attitude of nationalism
of young citizens in the era of globalization. The research method used is a survey. The results showed.
Citizenship Education in higher education can contribute to fostering nationalism with the values of Pancasila
has a significant role for young citizen. Citizenship education learning approaches are more interactive
through the problem-based learning model. In the learning process with the PBL model so that the maximum
educator must have broad insight competencies.

Keywords: Citizenship Education, Nasionalism, Young Citizens, Globalization.

@Jurnal Basicedu Prodi PGSD FIP UPTT 2020

 Corresponding author :
Address :- ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email : - ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone :-

Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


80 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

PENDAHULUAN pendidikan kewarganegaraan yakni membentuk


Artikel penelitian ini berusaha mahasiswa yang handal menjadi seorang profesioal
mendeskripsikan usaha menumbuhkan sikap atau ilmuwan yang demokratis, cinta tanah air, daya
nasionalisme warga negara muda di era globalisasi saing tinggi, disiplin, bertanggungjawab, memiliki
melalui Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan kontribusi membangun bangsa dalam bingkai
Tinggi . Fungsi pendidikan nasional adalah keberagaman berdasarkan nilai Pancasila.
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak Namun kenyataannya masih banyak pekanggaran
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam kebebasan beragaman/berkeyakinan (KBB) sepanjang
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 3 UU tahun 2018 di Indonesia (Setara Institute, 2019). Lebih
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan tepatnya ada 202 tindakan pelanggaran kebebasan
Nasional). Tujuannya mengmbangkan potensi beragaman/berkeyakinan (KBB). Lunturnya
peserta didik menjadi bagian warga negara yang baik solidaritas dan keberanian dalam mengekspresikan
dan terdidik (good citizen) memiliki iman dan Takwa perbedaan menjadi titik menguapnya intoleransi.
kebda Tuhan YME, berilmu, sehat, mandiri, kreatif, Gerakan tranasional yang anti Pancasila meskipun
demokratis dan bertanggungjawab. Pasal 37 ayat (1) sudah dibubarkan ternyata masih menjamur di
dan (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem kampus-kampus. Ada 9,2 % responden Indonesia
Pendidikan Nasional menyebutkan kurikulum setuju menganti NKRI menjadi sistem khilafah
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan (SMRC). Radikalisme mengantarkan intoleransi dan
pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan terkikisnya nasionalisme warga negara.
Kewarganegaraan yang dimaksudkan untuk Berkembangnya paham yang melunturkan
membentuk peserta didik menjadi manusia yang nasionalisme dengan lebih mengedepankan
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan
dengan Pancasila dan UUD 194. Pendidikan bangsa masih menjadi catatan kelam keadaan sosial.
kewarganegaraan juga merupakan wujud bela negara Berbagai gerkan penolakan sistem demokrasi sebagai
selain melalui pelatihan kemiliteran, pengabdian TNI sistem pemerintah berjalan terstruktur dan masif.
dan pengabdian sesuai profesi. Paham tersebut tidak hanya tumbuh di masyarakat,
Pada tingkat Perguruan Tinggi, Pendidikan namun juga di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Kewarganegaraan dimunculkan dalam mata kuliah .Kondisi keberagaman yang dialami bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut pasal saat ini merupakan dampak adanya kultur yang terus
3 Keputusan Dirjen Dikti No.43 tahun 2006 tentang menerus (globalisasi). Kenyataan keberagaman ini
rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah rentan konflik baik vertikal maupun horiontal. Oleh
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi karenanya warga negara muda Indonesia harus
mengungkapkan bahwa PKn dirancang untuk mempunyai kompetensi dan sikap untuk mampu
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang berfikir, mampu mendengarkan, kecakapan sosial,
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan mampu mengungkapkan pendapat dan pengendalian
dengan hubungan antar warga negara serta diri (Wahab & Sapriya , 2011: 207)
pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal Globalisasi membuat dunia nampak kecil, jarak
agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan lebih pendek, peristiwa disuatu tempat mudah tersebea
oleh bangsa dan negara. Berdasarkan keputusan luaskan. Globalisasi membawa tiga kecenderungan
tersebut sifat dari mata kuliah pendidikan yakni homogenisasi, hibridisasi dan perbedaan dalam
keraganegaraan wajib menjadi bagian dalam aspek kehidupan (Kalidjernih, 2011: 63).
kurikulum perguruan tinggi. Tujuan mata kuliah Homogenitas terjadi dengan ditandai masayarakat
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
81 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

Indonesia secara luas menggunakan merk-merk barat citizen dapat meningkatkan kecakapan
meskipun tidak asli. Hibridsasi berlangsung dengan kewarganegaraan mahasiswa (Maksum, 2015). Hasil
adanya produk global yang diadaptasi dan library research yang mengkaji mengenai peluang
dimodifikasi oleh dan untuk kondisi lokal dengan dalam menumbuhkan sikap nasionalisme melalui
kata lain percampuran kultur dan gaya hidup. Pendidikan Kewarganegaraan dengan berbasis
Kecenderungan globalisasi mengikis nilai-nilai luhur kearifan lokal menghasilkan bahwa, dengan
bangsa. Hal ini ditandai dengan banyaknya generasi Pendidikan Kewarganegaraan berbasis kearifan lokal
muda lebih menyukai produk global, budaya asing dapat mengehasilkan output yang dapat berfikir
dan busaya hedonisme. Pendidikan kewarganegaraan kritis,bertidak cerdas, bertanggung jawab dan menjaga
di Indonesia memiliki misi pengembangan smart and persatuan dan kesatuan (Bria, 2018). Berdasarkan
good citizen. Pendidikan kewarganegaraan dalam hasil kajian tersebut, belum ada yang meneliti
konteks paradigma baru memberi penekanan untuk mengenai menumbuhkan sikap nasionalisme
membentuk warga negara yang tidak hanya mahasiswa melalui Pendidikan Kewarganegaraan,
mengetahui hak dan kewajiban. Namun lebih dari lebih khusus pada mahasiswa PGSD UAD.
itu, membentuk warga negara yang cerdas memiliki Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel ini
civic intellegences, civic responsibility dan civic menfokuskan pada pertanyaan penenlitian 1)
partisipasition salam sebuah kebijakan publik. bagaimana kontribusi pendidikan kewarganegaraan di
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti perguruan tinggi dalam menumbuhkan sikap
berharap hasil penelitian mengenai menumbuhkan nasionalisme warga negara muda? 2) bagaimana
sikap nasionalisme warga negara muda di era pemahaman nasionalisme mahasiswa PGSD UAD?
globalisasi melalui Pendidikan ini dapat
berkontribusi dalam memberikan gambaran METODE
nasionalisme warga negara muda di era globalisasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
lebih khusus pada mahasiswa PGSD UAD. adalah survey. Penelitian survey merupkan penelitian
Penelitian kuantitatif mengenai gambaran dengan menggunakan angket yang diberikan pada
faktual pemahaman wawasan nusantara dengan populasi besar ataupun kecil sehingga menemukan
melibatkan 1200 mahasiswa yang mengikuti relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel
perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan di (Sugiyono, 2013). Penelitian ini bertujuan
Universitas Negeri Medan menghasilkan bahwa memberikan gambaran secara sistematis gambaran
kecenderungan nasionalisme mahasiswa berada di tekait fakta, sifat dan hubungan mengenai pendidikan
tingkatan sedang yaitu 38,3% (Setiawan, 2017). kewarganegaraan dan nasionalisme. Instrumen yang
Sementara itu kajian literatur nasionalisme dan digunakan adalah instrumen tertutup dengan skala
melunturnya semangat bela negara menyimpulkan likert. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
bahwa substansi nasionalisme Indonesia ada dua PGSD UAD sejumlah 95 mahasiswa
unsur yaitu persatuan dan kesatuan yang berupa
Indonesia terdiri dari keragaman (suku,agama) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kesadaran bersama dalam menghapus penjajahan, Hasil dan pembahasan peneliti secara langsung
penindasan dari bumi indonesia (Irfani, 2016) lebih membahas antara temuan lapangan kuantitatif dan
lanjut penelitian terhadap kontribusi model project kualittaif dengan teori yang ada. Secara garis besar
citizen dalam menumbuhkan nasionalisme bab hasil dan pembahasan adalah cakupan jawaban
mahasiswa di PGMI UIN AR-Raniry Banda Aceh dari rumusan masalah yaitu 1) bagaimana kontribusi
menghasilkan bahwa penggunaan model project Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
82 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

dalam menumbuhkan sikap nasionalisme warga pendidikan nasionalisme artinya rasa kebangasaan
negara muda? 2) bagaimana pemahaman dapat ditingkatkan melalui pendidikan
nasionalisme mahasiswa PGSD UAD? kewarganegaraan capainya peserta didik merasa
bangga, cinta dan rela berkorban untuk negaranya
Kontribusi pendidikan kewarganegaraan di
(Bunyamin, 2008:137). Pendidikan kewarganegaraan
perguruan tinggi dalam menumbuhkan sikap
merupakan mata kuliah intistusional di Universitas
nasionalisme warga negara muda memiliki peran
Ahmad Dahlan sesuai SK Rektor No 96 tahun 2015
yang strategis. Pendidikan kewarganegaaran yang
pendidikan kewarganegaraan memiliki bobot 2 SKS.
erat kaitnya dengan konteks politik atau tidak bisa
Pendidikan kewarganegaraan di UAD melalui tiga
lepas dari pengaruh rezim politik perlu di revitalisasi
tahapan yakni persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
dan reorientasi. Melihat perjalanan pendidikan
Secara keseluruhan proses pelaksanaan pendidikan
kewaganegaraan yang berubah di Indonesia sejak
kewarganegaaraan secara khusus di PGSD sudah
1957 hingga kini menggunakan kurikulum 2013.
berjalan baik, seperti yang diungkapkan dosen mata
Meskipun nama mata pelajaran pendidikan
kuliah institusional (MKI) setiap memulai semester
kewaganegaraan berubah-ubah dengan kurikulum
dilakukan rapat khusus dosen MKI. Pembahasan rapat
yang berbeda-beda, tidak menghilangkan peran vital
terkait persamaan persepsi materi yang diajarkan,
pendidikan kewarganegaran sebagai pembentuk
model pembelajaran yang digunakan, komponen nilai
karakter bangsa. Hakikikat pendidikan yakni
yang ditentukan dan evaluasi.
membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan,
kencendikian, ilmu teknologi dan membentuk jati Prodi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)
diri berdasarkan sistem nilai Pancasila. Penjelasan merupakan miniatur Indonesia yang beranekaragam,
UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan baik suku dan adat istiadat. Temuan penelitian di
nasional menjadi ponit penting dalam menumbuhkan PGSD menunjukan proses belajar pendidikan
rasa nasionalisme melalui pendidikan kewarganegraan dilakukan berbasis pengalaman guna
kewarganegaraan dengan membentuk warga negara mengasah sense of social. Beberapa kegiatan yang
yang cinta dan rasa kebangsaan terhadap bangsa dilakukan seperti yang dilakukan oleh dosen dengan
tinggi. Pendidikan kewarganegaraan ditempatkan mengunjungi museum, mengunjungi kampung
dalam konteks operasioal untuk mencetak generasi Pancasila, mengunjungi panti asuhan, mengunjungi
muda yang dilandasasi wawasan kebangsaan. pondok pesantren, mengunjungi asrama mahasiswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa dari luar Yogyakarta dll. Ketika berbicara identitas
mengungkapkan bahwan pendidikan nasional mereka langsung belajar dari masyarakat
kewarganegaraan memberikan pemahaman terkait untuk membuktikan sejauh mana pemahaman
nasionalisme. Pendidikan kewarganegaraan masyarakat terkait identitas nasional. Ketika
membelajarkan tentang bagaimana menghargai orang mendalami nilai-nilai yang terkandung mereka
lain, memperat tali persaudaraan dan menjunjung langsung berlajar dari narasumber di kampung
tinggi kesatuan sebagai prinsip hidup bersama dalam Pancasila. Kegiatan tersebut sebagai wujud
keberbedaan. menumbuhkan sikap sebagai warga negara yang
bertanggungjawab. Selain itu juga melahirkan
Warga negara yang akan dihasilkan dari
manusia yang humanis dan partisipatoris menjadikan
pendidikan kewarganegaraan adalah manusia yang
kegiatan kunjungan ke panti asuhan, kampung
merdeka, memahami perjalanan sejarah bangsa, cita-
pancasila, pondok pesanteren dan asrama berbasis
cita luhur dan tujuan suatau negara (Sanusi 1999).
Selain itu, pendidikan kewaraganegaraan sarat akan
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
83 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

kesukuan sebagai laboratorium pembumian nilai- Ruang lingkup pengetahuan dan pemahaman
nilai luhur bangsa. kenegaraan menjadi wujud kompetensi civic
knowledge. Selanjutnya warga negara muda yang
Temuan tersebut menguatkan penelitian
memiliki civic sklill meliputi keterampilan
sebelumnya yang dilakukan oleh Morais dan Ogden
intelligences dan berpartisipasi aktif mengambil peran
(2011) mengenai dimensi-dimensi kewarganegaraan
publik. Kemudian yang terakhir yakni civic
dapat dikembangkan dalam pemebelajaran di
disposition yang memiliki makna karakter baik yang
sekolah. Peserta didik dapat belajar dengan gurunya
harus dimiliki warga negara muda. Karakter yang
untuk mengasah kompetensi untuk menjadi
sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
warganegara yang terdidik. Adapun dimensi utama
sebagai cerminan warga negara Indonesia.
yang menjadi kompetensi warga negara yakni
Kompetensi pendidikan kewarganegaraan tersebut
tanggungjawab sosial, kompetensi global dan
bertujuan preventif menanggulangi dampak negatif
keterlibatan dalam kewargaan global. Paradigma
globalisasi, sehingga melahirkan warga negara yang
baru pendidikan kewarganegaran menekankan proses
cerdas dan baik (smart and good citizen).
pembelajaran yang demokratis dan kolaboratif,
pembelajaran berupa hafalan teori seperti pendidikan Pengembangan kompetensi good citizen
dimasa lalu kini dihindari. Pendidikan menjukan bahwa pendidikan kewarganegaraan
kewarganegaraan yang berproses dari learning by bersifat multidimensi dalam ranah yang akan
doing and learning together dimaksudkan agar dikembangkan. Perkembangan pendidikan
menciptakan warga negara yang berfikir kritis dan kewaganegaarn masa kini interpretasi maksimal.
bertindak demokratis. Dengan kata lain, Osler dan Starkey mengemukakan
bahwa pendidikan kewarganegaraan bersifat maksimal
Kompetensi warga negara yang baik juga
sebagai modal peserta didik untuk mampu mengambil
diungkap oleh Branson (1998), yang meliputi
peran publik dengan penuh tanggungjawab (Bourke
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
dkk, 2012:163) Pendidikan kewaganegaraan
keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan
diharapkan mampu menjadi solusi dalam memecahkan
watak/sikap kewarganegaraan (civic dispositions).
konflik nasionalisme yang bersifat vertikal maupun
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara
horizontal secara kritis dan demokratis. Konflik
dengan dosen MKI sikap nasionalisme nampak
vertikal antara elit dan massa sering terjadi karena
ketika berlangsung pembelajaran di kelas yang
kebijakan yang tidak pro dengan rakyat, ketidakadilan
menampilkan isu-isu nasionalisme yang berkembang
pembangunan dan kesenjangan sosial. Konflik
di masyarakat. Seperti kasus korupsi, kasus ideologi
horizontal dilatarbelakangi suku, ras, agama dan antar
transnasional, kasus pemilu dan sebagainya.
golongan (SARA) masih menjadi catatan hitam di
Mahsiswa aktif mampu berfikir kritis dalam
Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun setara
memecahkan masalah secara demokratis sebagai
institute ada 202 tindakan pelanggaran kebebasan
modal menumbuhkan civic knowledge. Pendidikan
beragaman/berkeyakinan (KBB). Pendidikan
kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang
kewaraganegaraan membelajarkan terkait materi
berorientasi politik baik sikap dan perilaku politik.
integrasi nasional guna menumbuhkan kesadaran
Adapun kompetensi yang dapat dimiliki seseorang
identitas nasional, menguatkan identitas bersama dan
yang belajar pendidikan kewarganegaraan yakni
mebangun persatuan di tengah perbedaan, sehingga
pengetahuan politik, kesadaran, sikap, partisipasi
mencetak warga negara muda yang nasionalis. Materi
politik dan mengambil keptusan yang bersifat
nasionalisme pada pendidikan kewarganegaraan
rasional.
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
84 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

terintegrasi dalam muatan materi identitas nasional, pembelajaran problem based learning. Problem based
integrasi nasional, wawasan nusantara dan ketahanan learning adalah model pembelajaran berbasis masalah
nasional (bela negara). Guna membangun visi sesuai dengan temuan yang ada di lapangan sebagai
manusia yang cerdas dan bertanggungjawab PKn dasar untuk memperoleh konsep dan pengetahuan
tetap memuat nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila melalaui alur berfikir kritis (Fakriyah, F,2014:96).
dan di dalamnya nilai-nilai nasionalisme. Pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dalam
bab demokrasi dengan menggunakan PBL dimulai
Pendekatan dan prinsip pembelajaran pendidikan
dari sinopsis model personal sosial politik yang
kewarganegaraan perlu reorientasi. Menghindari
demokratis dan bertanggungjawab. Pembelajaran ini
mahasiswa yang belajar PKn hanya untuk mencari
memfasilitasi peserta didik untuk mengetahui,
nilai (skor) saja tanpa memahami materi yang
memahami, meyakini dan menjalankan nilai-nilai
diajarkan. Padahal PKn erat kaitannya dengan
yang terkandung hak dan kewajiban sebagai warga
pendidikan nilai. Berdasarkan penelitian masih ada
negara. Mengasah kepekaan, tanggapan, empatik,
mahasiswa yang kurang antusias dengan mata kuliah
argumentatif dalam konteks kehidupan berbangsa dan
pendidikan kewarganegaraan menggapkan PKn
bernegara. Selanjutnya kompetensi nilai yang akan
sebagai mata kuliah wajib saja. Karena bukan
dikembangkan tadi harus di dasarkan keyakinan dan
termasuk bidang keilmuan yang mereka tekuni.
didukung dengan pemahaman secara utuh dalam
Menyajikan pendidikan kewarganegaraan dalam
praktik kehidupan sehari-hari. Sintamatik memiliki
internalisasi nilai Pancasila dan nasionalisme dapat
langkah pembelajaran dari pendahuluan, kegiatan inti
dilakukan dengan pembelajaran PKn yang penuh
dan penutup. Pendidik dalam menggunakan model
makna. Berkaitan dengan pendidikan nilai Herman
PBL harus memiliki kompetensi wawasan yang
(2002) secara teoritik mengungkapkan “….value is
memadai tentang tema, membuka dan menutup
neither taught not cought it is learned” yang artinya
pembelajaran secara ilustratif dan inspiratif,
subtansi nilai tidak hanya teori atau diajarkan, tetapi
keterampilan bertanya dasar dan lanjut, menjelaskan
lebih jauh ditangkap, diinternalisasi dan dibakukan
konsep, mengorganisasi kelompok diskusi dan
dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses
penguatan personal serta kelompok (Winataputra,
belajar. Menuju pendidikan kewarganegaraan yang
2007:184-185).
maksimal yakni dengan membuat suasana kelas yang
demokratis. Selain itu berbicara HAM tidak hanya Pemahaman nasionalisme mahasiswa PGSD
materi yang harus diselesaikan melalui membaca UAD melaui survey menghasilkan berbagai temuan.
sumber refensi. Namun penghargaan akan hak asasi Generasi muda merupakan ujuk tombak bangsa
diaktualisasikan baik di dalam kelas maupun di luar Indonesia memegang tongkat estafet sebagai generasi
kelas. Pengalaman mahasiswa sebagai bahan kajian penerus. Rentan usia warga negara muda yakni 0-30
untuk membahas secara mendalam apa itu HAM dan tahun (Kristiono, 2017). Warga negara muda sebagai
mememcahkan masalah bersama melalui diskusi generasi penerus memiliki kewajiban menularkan
kelas. Model pembelajaran dengan paradigma baru nasionalisme. Mereka diharapkan mampu memberi
pendidikan kewarganegaraan dikembangkan dengan kontribusi yang konstruktif dalam menumbuhkan
model interkatif, guna menstimulus berfikir sikap nasionalisme yang bersumber pada nilai-nilai
mahasiswa secara kritis. Pancasila. Setelah menempuh matakuliah PKn 2 SKS,
mahasiswa mengisi angket terkait pemahaman
Berdasarkan temuan penelitian dosen dalam
nasionalisme. Jumlah mahasiswa yang berpartisipasi
menumbuh kembangkan pemikiran kritis dan
sebanyak 95 orang menggunakan random sampling.
demokratis mahasiswa menggunakan model
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
85 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

Hasil penelitian menunjukan bahwa arti undangan di Indonesia, berdasarkan tabel 1 dapat
nasionalisme menurut mahasiswa adalah satu paham diketahui bahwa 6,3% menyatakan sangat setuju,
untuk menciptakan identitas bersama sebagai konsep 76,8% menyatakan setuju, selain itu 16,8%
menjadikan kepentingan nasional untuk mencapai menyatakan tidak setuju atau dengan kata lain belum
cita-cita bangsa. Kolektivitas dalam mencintai tanah mengetahui peraturan perundung-undangan
air menjadi cerminan dalam kehidupan sehari-hari.
Temuan kuantitatif ini memberikan gambaran
Berdasarkan hasil wawancara, teridentifikasi bahwa
bahwa mayoritas mahasiswa mengetahui peraturan
meletakan kepentingan bangsa dalam wujud bela
perundang-undangan di Indonesia. Pemahaman
negara dan cinta tanah air dimaknai sebagai
peraturan perundang-undangan memiliki peran untuk
nasionalisme. Ajaran untuk mencintai tanah air dan
menjaga ketertiban dalam hidup berbangsa dan
kesadaran anggotanya secara kolektivisme bersifat
bernegara. Indonesia merupakan negara hukum yang
ontegritas, mempertahankan kemakmuran dan
pembentukan perundang-undanganya bersumber pada
kekuatan bangsa. Nasionalisme menujukan
nilai-nilai Pancasila (Febriansyah, 2016).
keunggulan kelompok berdasarkan kesamaan bahasa,
Kebermanfaatan peraturan perundang-undangan bagi
budaya dan wilayah.
warga negara antara lain melindungi warga negara,
Adapun bentuk-bentuk perlaku nasionalisme memberikan rasa aman, kepastian hukum dan
menurut Asmorojati, A & Avanti Vera R.P ketertiban.
(2018:188) yakni cinta untuk negara, menjaga
Tabel 2: Menaati perundang-undangan
keadulatan bangsa, memahami keberagaman dan
memahami atauran hukum yang berlaku. Dari hasil Saya Menaati Peraturan Perundang-
penelitian dengan menggunakan angket dan undangan

wawancara menemukan pemahaman mahasiswa


Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban
terkait nasionalisme terdiri dari mengetahui
peraturan perundang-undangann, menaati peraturan Sangat Setuju 23 24,2%

perundang-undangan, menggunakan produk dalam


Setuju 63 66,3 %
negeri dan cinta tanah air sebagai berikut.
Tidak Setuju 3 9,4 %
Tabel1: Tahu peraturan perundang-undangan
Sangat Tidak
0 0
Saya tahu peraturan Setuju
perundang-undangan
Indonesia Total 95 100
Pilihan
Frequeny Percent
Jawaban
Sangat
6 6,3%
Setuju
Setuju 73 76,8 % Berdasarkan tabel 2 di dapat hasil 24,2 %
Tidak Setuju 16 16,8 % menyatakan sangat setuju, 66,3 % menyatakan
Sangat Tidak setuju dan 9,4% menyatakan tidak setuju. Temuan
0 0
Setuju
ini menggambarkan bahwa menaati peraturan
Total 95 100
merupakan salah satu wujud nasionalisme bagi
mahasiswa. Berdasarkan hasil wawanacara, bahwa
Peneliti telah memberikan kuesioner terhadap 95
pengalaman pada diri individu membentuk
mahasiswa PGSD UAD dan di dapat hasil, Pada
konsepsinya sendiri mengenai makna Indonesia.
pernyataan mengenai tahu aturan perundang-
Pengalaman dapat merumuskan identitas
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
86 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

keindonesiaan seseorang (Pujiriyani, 2013) meningkatan kualitas produk (Mall Online


selanjutnya, mahasiswa berdasarkan hasil temuan Indonesia, n.d.) dalam sebuah studi mengenai
mengkonsepsikan bahwa mengetahui peraturan menggunakan produk dalam negeri di delapan
yang berlaku, merupakan bentuk nasionalisme. negara di dapat hasil bahwa terdapat berbagai
Menaati peraturan menjadi salah satu wujud evaluasi terhadap produk dalam negeri yaitu
nasionalisme karena dengan menaati peraturan integritas produk, harga, keberadaan pasar, dan
adalah sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila respons pasar (Papadopoulos, A.Heslop, &
dan UUD 1945. Sebagai warga negara muda, Bamossy, 1990) dalam konteks Indonesia,
menjaga persatuan melalui konsistensi menaati setidaknya ada delapan (8) produk Indonesia yang
peraturan dapat menumbuhkan rasa bangga telah mendunia dan membuat bangga yaitu, Tolak
terhadap jati diri bangsa. Dari hasil wawancara Angin, Indomie, Kopiko,Equil, Extra Joss, Silver
salah bentuk menaati peraturan perundang- Queen, Kopi Kapal Api, La Fonte (IDN TIMES,
undangan yakni tertib berlalu lintas, tidak n.d.).
menghina negara, tidak menghina pemimpin
Tabel 4: mencintai tanah air indonesia
negara, dan tidak menghina warga negara
Indonesia. Saya Mencintai Tanah Air Indonesia

Tabel 3: menggunakan produk dalam Pilihan Jawaban Frequency Percent


negeri
Sangat Setuju 61 64,2%
Saya Menggunakan Produk Dalam Negeri
Setuju 31 32,6 %
Pilihan Jawaban Frequency Percent
Tidak Setuju 3 3,1 %
Sangat Setuju 16 16,8%
Sangat Tidak
0 0
Setuju 66 69,4% Setuju

Tidak Setuju 13 13,6% Total 95 100

Sangat Tidak
0 0
Setuju
Pada Tabel 4 di dapat hasil bahwa pada
Total 95 100 pernyataan mencintai tanah air Indonesia di dapat
hasil 64,2% menyatakan sangat setuju, 32,6%
menyatakan setuju dan 3,1% menyatakan tidak setuju.
Berdasarkan Tabel 3 hasil menunjukan Pemahaman nasionalime mahasiswa PGSD UAD
bahwa 16,8% menyatakan sangat setuju, 69,4% secara kognitif mengikuti bagimana pengetahuan yang
menyatakan setuju dan 13,6% menyatakan tidak di dapat mahasiswa. Perkembangan kognitif
setuju. Pernyataan menggunakan produk dalam menyangkut perkembangan kegiatan berpikit itu
negeri merupakan wujud nasionalisme juga tersirat bekerja (Syaodih & Agustin, 2008) berdasarkan hasil
dalam hasil wawancara. Menggunakan produk wawancara terhadap mahasiswa PGSD UAD,
dalam negeri mempunyai beberapa manfaat antara mayoritas mereka menyatakan kebanggaanya sebagai
lain meningkatkan pendapatan negara, meluaskan bangsa Indonesia.
lapangan pekerjaan,menjaga kesejahteraan dan

Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


87 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

Temuan ini mengidentifikasi bahwa luas guna mendukung ketercapaian kompetensi dasar
pemahaman nasionalisme warga negara muda yakni dalam proses pembelajaran pendidikan
secara kognitif meliputi bangga menjadi warga kewarganegaraan. Agar pendidikan kewarganegaraan
negara Indonesia, mengetahui peraturan yang berjalan secara maksimal perlu menumbuhkan kultur
berlaku, cinta tanah air, menggunakan produk dalam demokratis di dalam kelas melalup pendidik yang
negeri. Perkembangan kognitif menyangkut demokratis terhadap peserta didik. Pendidikan
perkembangan kegiatan berpikit itu bekerja (Syaodih kewarganegaraan dengan proses yang baik akan
& Agustin, 2008) berdasarkan hasil wawancara menciptakan warga negara muda yang memiliki
terhadap mahasiswa PGSD UAD, mayoritas mereka kesadaran kebangsaan, sehingga menjadi modal
menyatakan kebanggaanya sebagai bangsa mewujudkan masyarakat madani (civil society) di
Indonesia. Hal ini terbukti dari pemahaman kognitif Indonesia pada era globalisasi. Tentunya dengan
tentang keberagaman di Indonesia yang multikultur upaya mensinergikan pada situasi terkini, rasional,
menjadi alasan untuk mereka tidak membedakan kontekstual dan internalisasi nilai-nilai Pancasila
teman dengan latarbelakang suku, agama dan budaya berlandasakan UUD 1945.
yang berbeda. Berkomunikasi dengan menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
bahasa persatuan, saling menghormati sesama
Asmorojati, Anom & Avanti Vera Risti P. (2018).
manusia, menghargai perbedaan pendapat, Nationalism Understanding: Citizens’ National
mengetahui lagu-lagu kebangsaan dan memahami Consciousness. Advances in Social Science,
Education and Humanities Research, volume
dasar negara Indonesia.. 251.

Bunyamin, Maftuh, . (2008). Internalisasi Nilai-Nilai


SIMPULAN Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Kewarganegaraan. EDUCATIONIST Vol. II No.
2 Juli 2008.
kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan
Bria, M. E. (2018). Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
memiliki peran strategis dalam menumbuhkan Sosial Penguatan Semangat Nasionalisme di
semangat kebangsaan dan nasionalisme pada Daerah Perbatasan. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
Sosial, 10(1), 38–43.
generasi muda di Indonesia. Kontribusi pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi dalam Fakhriyah, F. (2014). Penerapan Problem Based
Learning dalam Upaya Mengembangkan
menumbuhkan nasionalisme dengan nilai-nilai Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Pancasila memiliki peran yang sangat penting. Misi Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1).

dan tujuan pendidikan pendidikan kewarganegaraan Febriansyah, F. I. (2016). KONSEP


PEMBENTUKAN PERATURAN
di era globalisasi perlu memperluas ranah hingga
PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA.
maksimal. Membangun kemampuan berfikir kritis PERSPEKTIF, XXI(3), 220–229.
sistematis, kemampuan bekerjasama dengan orang, Herman. R.G. dan Piccone, T.J. (2002). Defending
memiliki tanggung jawab dan mampu menyelesaikan Democracy; A Global Survey of Foreign Policy
Trends 1992-2002. New York:Democracy
konflik tanpa kekerasaan yang dilandasi nilai-nilai Coalition Project.
Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pendekatan
Kristiono, Natal. 2017. Pendidikan Generasi Muda
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih dan Bela Negara (Konsep, Metode dan Implementasi).
Researchgate.
interaktif melalui model pembelajaran problem
based learning menjadi salah satu cara untuk Lubis, B. P. M., & Harmawati, Y. (2018). WARGA
NEGARA DAN MASALAH KONTEMPORER
mengintegrasi nilai-nilai nasionalisme. Proses DALAM PARADIGMA PEMBANGUNAN.
pembelajaran dengan model PBL agar maksimal Citizenship Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 6(1), 71–78.
pendidik harus memiliki kompetensi wawasan yang
Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
88 Menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara muda di Era Globalisasi melalui pendidikan
kewarganegaraan di PT – Lisa Retnasari, Yayuk Hidayah

Maksum, H. (2015). MODEL PROJECT Winataputra, Udin S & Dasim Budimansyah. (2007).
CITIZENDALAM MENGEMBANGKAN Civic Edocation: Konteks, Landasan, Bahan
SIKAP NASIONALISME BAGI Ajar dan Kultur Kelas. Bandung Progam
MAHASIAWA PGMI UIN AR-RANIRY Studi Pendidikan Kewaganegaraan.
BANDA ACEH. Pionir Jurnal Pendidikan,
4(2), 1–11.
https://doi.org/10.24114/jupiis.v10i1.8379.g905
7

Mall Online Indonesia. (n.d.). Keuntungan


Menggunakan Produk Dalam Negri.
Https://Mallonlineindonesia.Com/Keuntungan-
Menggunakan-Produk-Dalam-Negri/.
Retrieved from
https://mallonlineindonesia.com/keuntungan-
menggunakan-produk-dalam-negri/.

Morais dan Ogden (2011). Initial Development and


Validation of the Global Citizenship Scale.
Sage Journals

Volume: 15 issue: 5, page(s): 445-44.

Nurhaidah, & Musa, M. I. (2015). DAMPAK


PENGARUH GLOBALISASI BAGI
KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.
JURNAL PESONA DASAR, 3(3), 1–14.

Papadopoulos, N., A.Heslop, L., & Bamossy, G.


(1990). A comparative image analysis of
domestic versus imported products.
International Journal of Research in
Marketing, 7(4), 283–294.
https://doi.org/10.1016/0167-8116(90)90005-8

Pujiriyani, D. W. (2013). RE-IMAJINASI KE-


INDONESIA-AN DALAM KONTEKS
‘NETWORK SOCIETY. Jurnal Komunitas,
5(5), 151–161. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komuni
tas.

Setara Institute. (2019).

Setiawan, D. (2017). Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu


Sosial Kontribusi Tingkat Pemahaman
Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap
Nasionalisme dan Karakter Kebangsaan. Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 9(1), 24–33.
https://doi.org/10.24114/jupiis.v9i1.6457.g5659

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Syaodih, E., & Agustin, M. (2008). Bimbingan


Konseling Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.

TIMES, I. (n.d.). 8 Produk Indonesia yang Sukses


Go International, Bikin Bangga! Retrieved from
https://www.idntimes.com/food/dining-
guide/yoshi/8-produk-indonesia-go-
international-1/full.

Jurnal Basicedu Vol 4 No 1 Januari 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai