Anda di halaman 1dari 6

Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter

http://journal.ummat.ac.id/index.php/pendekar
ISSN 2615-1421 | 10.31764
Vol. 6 No. 1 April 2023, Hal. 1-6

Pendidikan Multikultural untuk Membentuk Karakter Bangsa


Ilham Samudra Sanur1, Wawan Dermawan2
1,2Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
aansanur171@upi.edu1, wawand@upi.edu2

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Permasalahan yang ada di indonesia yang cukup serius saat ini adalah rendahnya
Diterima: 28-05-2022 etika dan moralitas. Masalah yang dihadapi indonesia membutuhkan solusi dan tindakan yang
Disetujui: 30-03-2023 nyata. Karakter bangsa yang terpuji, kecerdasan warga negara yang unggul, nasionalisme
Indonesia yang kuat, kemampuan hidup dalam masyarakat dan budaya yang multikultur,
sangat perlu menjadi fokus untuk pengembangan pribadi setiap warga negara. Berdasarkan
hal tersebut maka pendidikan multikultural menjadi sangat strategis jika lebih dimasifkan
Kata Kunci: dalam pembelajaran di sekolah, sehingga karakter kebangsaan yang dimiliki oleh generasi
Pendidikan; penerus bangsa menjadi tangguh. Penelitian ini adalah penilitian deskriptif mengunakan
Multikultural; pendekatan kualitatif, dengan metode kepustakaan atau library research. Hasil menunjukkan
Multikulturalisme; bahwa pendidikan menjadi salah satu kunci penting sebagai instrument peradaban manusia
Sejarah; dan bangsa. Manfaat diimplementasikan pendidikan multikultural dengan pendekatan sejarah
Karakter Bangsa. dalam pembelajaran bagi siswa adalah pendidikan multikultural membantu siswa untuk
mengenali ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa
dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, memahami dan
menghargai keragaman kultural, juga diharapkan siswa mampu memiliki karakter yang kuat
untuk selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis.

Abstract: The problem that exists in Indonesia which is quite serious today is the low level of
ethics and morality. The problems facing Indonesia require real solutions and actions. The
commendable character of the nation, the intelligence of superior citizens, strong Indonesian
nationalism, and the ability to live in a multicultural society and culture, really need to be the
focus for the personal development of every citizen. Based on this, multicultural education
becomes very strategic if it is more massive in learning in schools so that the national character
possessed by the nation's next generation becomes strong. This research is descriptive
research using a qualitative approach, with library research methods. The results show that
education is one of the important keys as an instrument of human civilization and the nation.
The benefits of implementing multicultural education with a historical approach to learning
for students are that multicultural education helps students to recognize the accuracy of
diverse cultural views, helps students develop pride in their cultural heritage, and understand
and appreciate cultural diversity, it is also expected students have good character. strong to
always be democratic, pluralist, and humanist.

——————————  ——————————

A. LATAR BELAKANG beradab. Pendidikan sebagai proses pengembangan


Indonesia merupakan sebuah negara dengan sumberdaya manusia dalam memperoleh kemampuan
masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, sosial dan pengembangan individu yang memberikan
adat istiadat, golongan, kelompok dan agama, serta strata timbal balik antara individu, masyarakat dan lingkungan
sosial. Kondisi dan situasi seperti ini merupakan suatu budaya sekitarnya (Idris, 1987).
kewajaran sejauh perbedaan ini disadari keberadaannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan dipahami. Namun, ketika perbedaan tersebut Sisdiknas pasal 4 ayat 1, yang menyatakan bahwa
mengemuka dan menjadi ancaman bagi keharmonisan “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia
hidup, perbedaan tersebut menjadi masalah yang harus yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
diselesaikan (Suryana dan Rusdiana, 2015). berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta
Pendidikan merupakan upaya untuk membina dan menjadi warga negara yang demokratis dan
mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat
rohani atau dibagian jasmani (Haryanto, 2012). Tanpa dan tanah air.” Penyelenggaraan mengenai sistem
pendidikan, suatu bangsa atau masyarakat tidak akan pendidikan nasional berjalan dengan penuh dinamika.
pernah mendapatkan kemajuan sehingga menjadi Hal ini setidaknya dipengaruhi oleh dinamika sosial-
bangsa atau masyarakat yang kurang atau bahkan tidak

1
2 | Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter | Vol. 6, No. 1, April 2023, Hal. 1-6

budaya masyarakat Indonesia yang multikultur (Primawati, dan internet serta sumber-sumber lainnya yang relevan
2013). (Anwar, 2016).
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
multikultural. Konsep tersebut diartikan sebagai C. HASIL DAN PEMBAHASAN
keragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Menurut George F. Kneller dalam bukunya yang
Indonesia atau masyarakat majemuk (Arsal, 2009). Liweri berjudul Foundation of education, pendidikan dapat
mendefinisikan multikulturalisme sebagai perasaan dilihat dalam arti luas dan dalam arti teknis, atau dari segi
nyaman yang dibentuk oleh keterampilan yang hasil dan segi proses. Dalam artinya yang luas pendidikan
mendukung proses komunikasi yang efektif, dengan merujuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang
setiap orang dari sikap kebudayaan yang ditemui dalam mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan
setiap situasi yang melibatkan sekelompok orang dari pertumbuhan atau perkembangan jiwa ( mind), watak
latar belakang budaya yang berbeda. Rasa aman adalah (character), atau kemampuan fisik individu. Sedangkan
suasana bebas dari kecemasan, tanpa mekanisme dalam pengertian teknis, pendidikan adalah suatu proses
pertahanan diri dalam pengalaman dan perjumpaan antar dimana masyarakat melalui lembaga-lembaga
budaya (Musadad, 2012). Pendidikan multikultural juga pendidikan dengan sengaja mentransformasikan warisan
sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian budayanya yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan
didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang keterampilan dari generasi ke generasi (George, 1967).
berbagai macam perbedaan status sosial, ras, suku dan Suatu hal yang perlu kita pahami bahwa pendidikan
agama guna membentuk kepribadian yang cerdas dalam menjadi salah satu kunci penting sebagai instrument
menghadapi permasalahan keberagaman budaya peradaban manusia dan bangsa. Keberadaanya masih
(Puspita, 2018). diyakini berperan penting dalam membentuk karakter
Permasalahan yang ada di Indonesia yang cukup orang-orang terpelajar dan mampu menjadi “guiding
serius saat ini adalah rendahnya etika dan moralitas. Hal light” bagi generasi muda penerus bangsa. Hal tersebut
ini terlihat dari tingginya angka kriminalitas yang ada di dengan suatu pertimbangan, bahwa salah satu fungsi
Indonesia saat ini, seperti banyaknya kasus korupsi, pendidikan adalah untuk meningkatkan keberagamaan
penipuan, pencurian, pelecehan seksual, pencabulan, peserta didik dengan keyakinan agama sendiri dan
pemerkosaan, prostitusi, narkoba, pembunuhan dan memberikan keterbukaan untuk mempelajari dan
terorisme. Demikian pula kedisiplinan, kejujuran, keadilan, mempertanyakan agama lain sebatas untuk
etos kerja, kesopanan, kesabaran, dan ketaatan hukum menumbuhkan sikap toleransi (Ma’arif, 2006). Sedangkan
tampak sangat lemah di antara anggota masyarakat. Buchori (2007) menyatakan bahwa Pendidikan
Lemahnya rasa kebangsaan, persatuan, dan kesatuan merupakan sarana yang paling tepat untuk membangun
pada sebagian anak bangsa merupakan tantangan atau kesadaran berbangsa yang berbasis multikulturalisme.
masalah terpenting yang dihadapi oleh bangsa Indonesia Multikulturalisme secara etimologis terdiri dari dua
belakangan ini (Sonhadji, 2015). kata yaitu multi yang berarti banyak dan kultural atau
Masalah kompleks seperti diatas membutuhkan kultur yang berarti budaya. Secara harfiah konsep
solusi dan tindakan nyata. Karakter bangsa yang terpuji, multikultural ini dapat diartikan sebagai budaya yang
kecerdasan warga negara yang unggul, nasionalisme banyak atau beragam (Pernatah, 2016). Multikulturalisme
Indonesia yang kuat, kemampuan hidup dalam memandang suatu masyarakat mempunyai sebuah
masyarakat dan budaya yang multikultur, sangat perlu kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat yang
menjadi fokus pengembangan pribadi setiap warga coraknya seperti mosaik. Di dalam mosaik mencakup
negara. Berdasarkan hal tersebut maka pendidikan semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat lebih
multikultural menjadi sangat strategis jika lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang
dimasifkan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga lebih besar, yang mempunyai kebudayaan seperti sebuah
karakter kebangsaan yang dimiliki oleh generasi penerus mosaik tersebut (Suparlan, 2014). Pengertian
bangsa menjadi tangguh. multikulturalisme menurut Parekh (1997) Sebagaimana
dikemukakan oleh Saifuddin (2006) mencakup sedikitnya
B. METODE PENELITIAN tiga unsur, yaitu (1) terkait dengan kebudayaan; (2)
Penelitian ini adalah penilitian deskriptif dengan mengacu kepada pluralitas kebudayaan; dan (3) cara-cara
menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun desain tertentu untuk merespon pluralitas tersebut. Dengan
penelitian yang digunakan oleh penulis dalam artikel demikian, multikulturalisme merupakan cara pandang
ilmiah ini adalah penelitian kepustakaan atau library budaya yang diwujudkan secara konkrit dalam kehidupan
research, yaitu penelitian yang dilakukan melalui nyata.
pengumpulan data atau karya tulis ilmiah. Beberapa Diketahui bahwa akar kata multikulturalisme adalah
sumber yang digunakan antara lain; Buku teks, jurnal budaya. Pengertian kebudayaan menurut para ahli sangat
ilmiah, hasil-hasil penelitian dalam bentuk skripsi, tesis beragam, namun dalam konteks ini kebudayaan dilihat
Ilham Samudra Sanur, Pendidikan Multikultural untuk... 3

dari segi fungsinya sebagai pedoman hidup manusia. permasalahan yang dihadapi masing-masing negara.
Dalam konteks perspektif, multikulturalisme merupakan James A. Banks (1993), yang merupakan seorang ahli
ideologi yang dapat menjadi alat atau sarana untuk pendidikan Multikultural dari Amerika, mengemukakan
meningkatkan derajat kemanusiaan. Multikulturalisme empat pendekatan yang mengintegrasikan materi
mengakui dan meyakini perbedaan dalam kesetaraan, pendidikan multikultural ke dalam kurikulum dan
baik secara individu maupun budaya (Kharisma, 2021). pembelajaran di sekolah yang bila dicermati sangat
Pendidikan multikultural merupakan upaya kolektif relevan untuk di implementasikan di Negara Indonesia.
suatu masyarakat yang majemuk (Nadlir, 2013). 1. Pendekatan kontribusi (the contributions
Pendidikan multikultural juga diartikan sebagai approach). Tahap ini adalah yang paling sering
pendidikan yang menekankan toleransi dalam digunakan dan paling banyak dipakai dalam fase
keanekaragaman budaya. Perbedaan mengenai budaya pertama dari gerakan kebangkitan etnis. Ciri
yang dimiliki oleh masing–masing kelompok tidak akan khasnya adalah dengan memasukan pahlawan-
menjadi penghalang, akan tetapi hal tersebut dapat saling pahlawan dari suku bangsa, etnis dan benda-
melengkapi dalam mewujudkan khasanah budaya benda budaya ke dalam pelajaran yang sesuai.
nasional Indonesia. Untuk mengelola berbagai prasangka Hal inilah yang selama ini sudah diterapkan di
sosial yang ada dengan cara yang baik, tujuannya adalah Indonesia.
untuk menciptakan hubungan lebih harmonis dan kreatif 2. Pendekatan aditif (aditif approach). Tahap ini
diantara berbagai golongan. Melalui pendidikan dilakukan dengan menambahkan materi, konsep,
multikultural, siswa yang berasal dari berbagai latar tema, perspektif terhadap kurikulum tanpa
belakang budaya yang beragam dapat saling mengenal mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik
cara hidup mereka, adat istiadatnya, kekuasaaan untuk dasarnya. Pendekatan ini sering dilengkapi
memahami aspirasi-aspirasi mereka, serta mengakui dan dengan buku, modul atau bidang bahasan
menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak terhadap kurikulum tanpa mengubahnya secara
menyatakan diri menurut cara hidupnya (Setiawati, 2016). substansial. Pendekatan aditif sebenarnya
Ainul yakin (2005) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan fase awal dalam pelaksanaan
multikultural adalah strategi pendidikan yang diterapkan pendidikan multikultural, sebab belum
pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menyentuh kurikulum utama.
memanfaatkan perbedaan-perbedaan budaya yang ada 3. Pendekatan transformasi (the transformation
pada siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, approach). Pendekatan transformasi pada
gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan usia agar proses dasarnya berbeda dengan pendekatan kontribusi
belajar menjadi efektif dan mudah. dan aditif. Pendekatan transformasi mengubah
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang asumsi dasar kurikulum dan menumbuhkan
berlandaskan pada asas dan prinsip konsep kompetensi dasar siswa dalam melihat isu,
multikulturalisme yaitu konsep keberagaman yang konsep, tema dan masalah dari beberapa
mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan perspektif dan sudut pandang etnis. Perspektif
persamaan manusia yang terkait dengan gender, ras dan mengarah pada aliran utama yang mungkin
kelas agama berdasarkan nilai dan paham demokratis disajikan dalam materi pelajaran. Banks (1993)
yang membangun pluralisme budaya dalam usaha menyebut hal ini sebagai proses multiple
memerangi prasangka dan diskriminasi (Sleeter, 1988). acculturation, sehingga rasa saling menghormati
Sedangkan menurut Prof. Henry Alexis Rudolf Tilaar yang dan kebersamaan dapat dirasakan melalui
merupakan tokoh pendidikan Indonesia dalam bukunya pengalaman belajar.
yang berjudul Multikulturalisme: tantangan-tantangan 4. Pendekatan aksi sosial (the social action
global masa depan dalam transformasi pendidikan approach). Hal ini mencakup semua elemen dari
nasional, menjelaskan bahwa pendidikan multikultural pendekatan transformasi, tetapi menambahkan
merupakan sebuah ikhtiar untuk mengurangi gesekan komponen yang mempersyaratkan siswa
atau ketegangan yang disebabkan oleh perbedaan dalam membuat aksi yang berkaitan dengan isu, konsep
masyarakat (Tilaar, 2004). dan masalah yang dipelajari dalam unit. Tujuan
Berdasarkan pengertian pendidikan multuikultural utama dari pembelajaran dan pendekatan ini
yang telah diuraikan diatas, dapat kita pahami bahwa adalah mendidik siswa melakukan kritik sosial
esensi dari pendidikan multikultural adalah menghargai dan untuk mengajarkan keterampilan membuat
serta menghormati segala bentuk perbedaan dalam keputusan untuk memberdayakan siswa dan
keanekaragaman budaya dan menjunjung tinggi membantu mereka memperoleh pendidikan
perdamaian. politis, sekolah membantu siswa menjadi kritikus
Mengenai perkembangan pendidikan multikultural sosial yang reflektif dan partisipan yang terlatih
di setiap negara diketahui berbeda-beda sesuai dengan dalam perubahan sosial. Siswa memperoleh
4 | Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter | Vol. 6, No. 1, April 2023, Hal. 1-6

pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang erat kaitannya dengan pendidikan multikulutral, dengan
mereka butuhkan untuk berpartisipasi dalam diimplementasikannya pendidikan multikultural dengan
perubahan sosial sehingga kelompok-kelompok pendekatan sejarah akan menghasilkan manfaat penting
etnis, ras dan golongan-golongan yang terbaik berupa peningkatkan sikap yang pluralis dan
dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat. menghasilkan karakter bangsa yang tangguh.
Karakter adalah sesuatu yang terdapat pada diri
Diketahui bahwa pendidikan multikultural sekaligus manusia yang menjadi ciri khas kepribadian yang
juga untuk melatih dan membangun karakter siswa agar berbeda-beda berupa pikiran, sikap dan perilaku. Jika
mampu bersikap humanis, demokratis dan pluralis dalam dikaitkan dengan pendidikan, maka pendidikan karakter
lingkungan kehidupannya. Tujuan pendidikan adalah pemberian pandangan mengenai jenis-jenis nilai
multikultural dalam undang-undang sistem pendidikan kehidupan, seperti kepedulian, kebaikan, keindahan,
nasional adalah menambahkan sikap simpati, respek, kejujuran, tanggung jawab, kebenaran, keimanan dan
apresiasi dan empati terhadap semua pemeluk agama kecerdasan. Dengan demikian, pendidikan berbasis
dan budaya yang berbeda. Menurut Yaqin (2005) karakter dapat mengintegrasikan informasi yang
pendidikan multikultural memiliki dua tujuan, yaitu tujuan diperolehnya selama dalam pendidikan dijadikan sebagai
awal dan tujuan akhir. Tujuan awal pendidikan pendangan hidup yang berguna bagi upaya mengatasi
multikultural adalah membangun wacana pendidikan problematika kehidupan (Putri, 2010).
multikultural di kalangan guru, dosen, pakar pendidikan, Kemendiknas (2010) menjelaskan bahwa
pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan dan pengembangan karakter secara makro dibagi menjadi
mahasiswa jurusan ilmu pendidikan maupun mahasiswa tiga tahap, yakni perencanaan, pelakasanaan, dan
umum, sehingga mampu menjadi transformator evaluasi hasil. Pada tahap perencanaan dikembangkan
pendidikan multikultural yang dapat menanamkan nilai- perangkat karakter yang digali, dikristalisasikan dan
nilai pluralisme, humanisme dan demokrasi secara dirumuskan dengan menggunakan sumber-sumber,
langsung di sekolah kepada para peserta didiknya. Tujuan antara lain: (1) filosofi; Pencasila, UUD 1945 dan UU No.
akhir pendidikan multikultural ini adalah peserta didik 20 Tahun 2003 beserta ketentuan perundang-undangan
tidak hanya mampu memahami dan menguasai materi turunannya; (2) teoritis; teori tentang pikiran, psikologis,
pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi juga diharapkan pendidikan, nilai dan moral serta sosial-kultural; dan (3)
bahwa para siswa akan memiliki karakter yang kuat untuk empiris; berupa pengalaman dan best practice, antara lain
selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis. tokoh-tokoh, satuan pendidikan unggulan, pesantren,
Dalam kurikulum 2013 diketahui bahwa bertujuan kelompok kultural.
untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia agar Pada tahap implementasi dikembangkan
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang
Negara Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, mengarah pada pembentukan karakter dalam diri peserta
inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi dalam didik, proses ini dilaksanakan mulai dari proses
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan pemberdayaan dan pembudayaan dituangkan sebagai
peradaban dunia. Hal ini menunjukkan arah dan proses salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional.
penyelenggaraan pendidikan Indonesia yang sejatinya Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yaitu
berkualitas dan berbasis pada karakter. Komaruddin dalam satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat. Pada
Hidayat (2006) berpendapat bahwa pendidikan yang tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen terhadap
berorientasi pada pengembangan karakter bangsa program untuk perbaikan berkelanjutan yang dirancang
merupakan salah satu upaya strategis di tengah krisis dan dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi karakter
identitas dan peradaban bangsa. dalam diri peserta didik sebagai indikator bahwa proses
Di dalam pembelajaran sejarah banyak nilai-nilai pembudayaan dan pemberdayaan karakter itu berhasil
multikultural yang dapat kita ketahui. Pembelajaran dengan baik, sehingga menghasilkan sikap yang kuat dan
sejarah nasional sebagai unsur pembangunan pikiran yang argumentatif.
nasionalisme budaya sangat berfungsi untuk menjadi Pengembangan karakter dalam konteks mikro
mediasi dalam mempererat hubungan antara unsur- berpusat pada satuan pendidikan secara holistik. Satuan
unsur masyarakat plural. Diketahui bahwa dalam usaha pendidikan merupakan sektor utama yang secara optimal
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tokoh-tokoh memanfaatkan dan memberdayakan seluruh lingkungan
bangsa kita bersatu padu untuk mengusahakan belajar yang ada untuk membangun, meningkatkan,
proklamasi kemerdekan. Perlu dipahami bahwa para memperkuat, dan menyempurnakan secara
tokoh-tokoh bangsa kita yang turut andil dalam berkesinambungan memproses karakter di satuan
perumusan proklamsi berasal dari daerah yang berbeda- pendidikan. Pengembangan karakter dibagi menjadi
beda tetapi dengan satu tujuan dan keinginan yaitu empat pilar, yaitu kegiatan belajar mengajar dikelas,
memerdekakan Indonesia. Pembelajaran sejarah sangat kegiatan sehari-hari berupa pengembangan budaya
Ilham Samudra Sanur, Pendidikan Multikultural untuk... 5

satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan di implementasikan oleh siswa sejak dini mereka akan
ekstrakurikuler serta kegiatan keseharian dirumah dan mampu menjadi generasi-genarasi penerus bangsa yang
masyarakat (Kemendiknas, 2010). berkarakter unggul dan memiliki prinsip ideologi
Karakter suatu bangsa merupakan ciri khas dan sikap kebangsaan yang khas, berkebudayaan tinggi, sopan
suatu bangsa yang tercermin dalam perilaku dan santun, gotong royong, semangat juang, nasionalisme
kepribadian suatu masyrakat. Karakter masyarakat yang yang tinggi serta membentuk paradigma siswa sehingga
berkualitas akan menumbuhkan kualitas suatu bangsa memiliki sikap yang pluralis, karena sejatinya tindakan
tersebut. Menurut Kartadinata (2013), karakter bangsa manusia dipengaruhi oleh pemikirinnya.
bukanlah agregasi karakter individu, karena karakter
bangsa harus diwujudkan dalam rasa kebangsaan yang UCAPAN TERIMA KASIH
kuat dalam konteks budaya yang beragam. Karakter Penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat atas
bangsa mengandung perekat kultural, yang harus Nama Rahyudi Dwiputra yang senantiasa memberikan
diwujudkan dalam kesadaran kultural (cultural awreness) motivasi kepada penulis untuk menyelasaikan tulisan ini.
dan kecerdasan kultural (cultural intelligence) setiap
warga negara. Diketahui bahwa karakter bangsa DAFTAR RUJUKAN
Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara Anwar, S. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba
Indonesia berdasarkan perbuatan yang dinilai sebagai Empat.
suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di Ainul, Y. M. (2005). Pendidikan Multicultural, Cross-Cultural
Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta:
masyarakat dan bangsa Indonesia (Depdiknas, 2010).
Pilar Media.
Untuk membangun karakter bangsa yang baik
Arsal, T. (2009). “Peran Masyarakat Multikultural dalam Integrasi
bukanlah suatu hal yang mudah dan salah satu solusi Bangsa (Perspesktif Sosiologi)” dalam Eko Handoyo &
yang ditawarkan dan diharapkan untuk mampu Mustofa (Ed.) Integrasi Sosial Dalam Negara Bermasyarakat
membangun karakter bangsa sejak dini adalah melalui Majemuk Pada Era Global. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural sangat Universitas Negeri Semarang.
sesuai dan tepat jika lebih dimasifkan dalam Banks, J. A. (1993). An Introduction to Multicultural Education:
pembelajaran di sekolah, sehingga karakter kebangsaan Theory and Practice. Boston: Allyn and Bacon.
yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa menjadi Depdiknas. (2010). Model Pembelajaran IPS. Malang: Pusat
Kurikulum Baltibang Depdiknas.
tangguh. Karena pendidikan multikultural bila telah
George F. K. (1967). Foundations of Education. (New York: John
dipahami dan di implementasikan oleh siswa sejak dini
Wiley and Sons. Inc).
mereka akan mampu menjadi generasi penerus bangsa Hidayat, Komaruddin & Azyumardi. A. 2006. Demokrasi, Hak
yang berkarakter unggul dan bermanfaat untuk bangsa. Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN
Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation.
D. SIMPULAN DAN SARAN Idris, Z. (1987). Dasar- Dasar Pendidikan. Padang: Angkasa Raya.
Pendidikan di Indonesia dimana masyarakatnya Kemendiknas. (2010). Desain Induk Pembangunan Karater
terdiri dari berbagai suku, budaya, ras, bangsa dan agama bangsa. Jakarta: Kemendiknas RI.
Ma’arif, S. (2006). Islam dan Pendidikan Pluralisme
dianggap penting untuk melaksanakan pendidikan
(Menampilkan Wajah Islam Toleran Melalui Kurikulum PAI
multikultural. Diketahui bahwa pendidikan multikultural
Berbasis Kemajemukan). Bandung: Alfabeta.
adalah sebuah kebijakan yang lahir dari kesadaran yang Sleeter, C. E & Grant, C. A. (1988). Making Choice For
mendalam bahwa masyarakat harus menjunjung tinggi Multicultural Education, File Approaches to Race, Class,
dan menghargai adanya berbagai perbedaan, termasuk and Gender. New York: Mac Milan Publishing Company.
realitas adanya berbagai etnis, suku bangsa, bahasa dan Saifuddin, A. F. (2006). Reposisi Pandangan Mengenai Pancasila:
kultur masyarakat. Dari Pluralisme ke Multikulturalisme” dalam Restorasi
Manfaat diimplementasikannya pendidikan Pancasila: Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas.
multikultural dengan pendekatan sejarah dalam Bogor: Brighten Press.
Suryana, Y. & Rusdiana H.A. (2015). Pendidikan Multikultural
pembelajaran bagi siswa adalah pendidikan multikultural
Suatu Upaya Penguatan Jati Diri Bangsa Konsep – Prinsip
membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari
– Implementasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
pandangan-pandangan budaya yang beragam, Suparlan, P. (2014). Menuju masyarakat Indonesia yang
membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan multikultural. Antropologi Indonesia.
terhadap warisan budaya mereka, memahami dan Sonhadji, K. H. A. (2015). Membangun Peradaban Bangsa dalam
menghormati keragaman kultural, juga diharapkan siswa Perspektif Multikultural (Potensi Indonesia Negara Besar).
mampu memiliki karakter yang kuat untuk selalu bersikap Malang: Universitas Negeri Malang.
demokratis, pluralis dan humanis. Tilaar, H.A.R. (2004). Multikulturalisme: Tantangan-tantangan
Pendidikan multikultural memiliki peranan penting Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan
Nasional. Jakarta: Grasindo.
dalam menumbuh kembangkan karakter kebangsaan,
karena pendidikan multikultural bila telah dipahami dan
6 | Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter | Vol. 6, No. 1, April 2023, Hal. 1-6

Yaqin, A. (2005). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar


Media.
Buchori, M. Pendidikan Multikultural, dalam Kompas Edisi 4
Maret 2007. diakses pada tanggal 17 april 2022.
Haryanto, (2012): dalam artikel “pengertian pendidikan menurut
para ahli” http://belajarpsikologi.
com/pengertianpendidikan-menurut-ahli/ diakses pada
tanggal 17 april 2022.
Kharisma, A., El Zuhby, N., Purwanti, J., Widyaningrum, D., An-
nisa, A. N., & Rahman, A. (2021). Arus Multikultural di
Indonesia dalam Perspektif Pancasila, Islam, dan
Kebangsaan. SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan
Multikulturalisme, 3(2), 109-122.
Kartadinata, S. 2013. Mencari Bentuk Pendidikan Karakter
Bangsa. Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_D
AN_BIMBINGAN/195003211974121-
SUNARYO_KARTADINATA/MENCARI_BENTUK_PENDIDIKA
N_KARAKTER_BANGSA.pdf. diakses pada tanggal 17 april
2022.
Musadad, A. A. (2012). MODEL PELATIHAN IPS –SEJARAH
BERBASIS PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK GURU
SMP. Paramita: Historical Studies Journal, 22(2).
Nadlir, M. (2013). Pendidikan Multikultural Perspektif Said Agil
Husin Al-Munawar. Jurnal Pendidikan Agama Islam
(Journal of Islamic Education Studies), 1(1), 61-77.
Parekh, B. (1997). Dilemmas of a multicultural theory of
citizenship. Constellations, 4(1), 54–62.
Primawati, L. (2013). Pembelajaran Multikultural melalui
Pendidikan Multikultural Berbasis Nilai Kebangsaan. JUPIIS:
JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 5(2).
Puspita, Y. (2018, July). Pentingnya Pendidikan Multikultural.
In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana
Universitas Pgri Palembang (Vol. 5, No. 05).
Pernantah, P. S. (2016). Internalisasi Nilai-Nilai Multikulturalisme
dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah. Prosiding Seminar
Nasional Program Studi Sejarah Se-Indonesia Di
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia.
Putri, Rizkyana Z. (2010). “Pendidikan Berbasis Pembangunan
Karakter”. Tersedia [online] juga di
http://putrizkyana.blogspot.com. diakses pada tanggal 17
april 2022.
Setiawati, D. (2016). Revitalisasi Kesadaran Berbangsa Melalui
Pendidikan Berbasis Multikultural. Paradigma: Jurnal
Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya, 22(1), 44-58.

Anda mungkin juga menyukai