Anda di halaman 1dari 8

Vol. 01, No.

02, Edisi September 2017, 128 - 135

KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH

Heronimus Delu Pingge


pinggeroni@gmail.com

STKIP Weetebula

ABSTRACT

Local wisdom describes how to behave and act to respond to changes that are unique in the
physical and cultural environment of the local area. The local potential in each region in
Indonesia is an asset of natural, human, technological, and cultural resources that must be
maintained and developed to improve a more civilized life. In general, school learning has been
paying less attention to this local aspect, so that the younger generation slowly starts to leave
the noble values of the local area. The purpose of this article is to outline the form of instilling
local wisdom through education or school.

Keywords: Local Wisdom, school

Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017 128
PENDAHULUAN Indonesia yang berbudaya. Pendidikan
tidak hanya menjadi sarana transfer ilmu
Berbicara mengenai paradigma pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga
pendidikan, dapat disimpulkan betapa menumbuhkan sikap cinta terhadap budaya
pentingnya mengenyam suatu pendidikan sendiri. Sehingga sekolah yang merupakan
dalam kehidupan. Karena melalui tempat penyelenggaraan pendidikan, memiliki
pendidikan seseorang dapat mengembangkan peranan penting dalam proses pelestarian
pengetahuan, wawasan, nilai dan karakter budaya. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran
bahkan sebagai upaya pewarisan kebudayaan. Sudarwan Danin (2008:2) yang mengatakan
Maka pendidikan dipandang sebagai bahwa fungsi penyandaran atau disebut juga
kebutuhan penting diantara kebutuhan penting fungsi konservatif bermakna bahwa sekolah
lainnya. Sebagaimana yang tertuang dalam bertanggungjawab untuk memperhatikan
Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 nilai-nilai budaya masyarakat dan membentuk
tentang fungsi pendidikan bahwa, “Pendidikan kesejatian diri sebagai manusia.
nasional berfungsi mengembangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
kemampuan dan membentuk watak serta memiliki ribuan pulau dari Sabang sampai
peradaban bangsa yang bermartabat dalam Merauke yang dihuni oleh berbagai macam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, masyarakat atau suku yang mempunyai
bertujuan untuk berkembangnya potensi bahasa dan budayanya yang khas. Budaya
peserta didik agar menjadi manusia yang atau kearifan lokal di setiap daerah membuat
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Indonesia menjadi negara yang memiliki
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, tingkat kemajemukan yang tinggi. Keragaman
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia
negara yang demokratis serta bertanggung melahirkan masyarakat majemuk (Herimanto,
jawab”. 2010:99). Kemajemukan ini haruslah tetap
Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dilestarikan untuk menjaga khasanah budaya
suatu kebudayaan yang terdapat dalam suatu di negara ini. Kearifan lokal merupakan segala
masyarakat. UU Republik Indonesia tahun sesuatu yang menjadi ciri khas suatu daerah,
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional baik berupa makanan, adat istiadat, tarian,
pada Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 lagu maupun upacara daerah. Jamal Ma’mur
ayat 16 menyebutkan bahwa “Pendidikan (2012:45) mengartikan kearifan lokal atau
berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang
pendidikan berdasarkan kekhasan agama, menjadi ciri khas kedaerahan yang mencakup
sosial, budaya, aspirasi, dan potensi aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi,
masyarakat sebagai perwujudan pendidikan komunikasi, ekolago, dan sebagainya.
dari, oleh, dan untuk masyarakat. Selanjutnya Kearifan lokal merupakan akumulasi
yang tertuang dalam undang-undang tersebut pengetahuan dan kebijakan yang tumbuh dan
Bab 3 tentang prinsip penyelenggaraan berkembang dalam sebuah komunitas yang
pendidikan pasal 4 ayat 3 yang berbunyi merangkum perspektif teologis, kosmologis
bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai dan sosiologis. Kearifan lokal bersandar pada
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan filosofi, nilai-nilai, etika, dan perilaku yang
peserta didik yang berlangsung sepanjang melembaga secara tradisional untuk mengelola
hayat. sumber daya alam dan manusia, dirumuskan
Undang-undang di atas dengan jelas sebagai formulasi pandangan hidup (world-
menguraikan bahwa pendidikan pada view) sebuah komunitas mengenai fenomena
hakekatnya tidak hanya bertujuan untuk alam dan sosial yang mentradisi atau ajeg
menciptakan manusia Indonesia yang dalam suatu daerah. Pandangan hidup
cerdas, tetapi juga membentuk manusia tersebut menjadi identitas komunitas yang
129 Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017
membedakannya dengan kelompok lain PEMBAHASAN
(Musanna, 2012:333-334).
Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah Pengertian Kearifan Lokal
pendidikan yang mengajarkan peserta didik Secara etimologi, kearifan lokal (local
untuk selalu lekat dengan situasi konkret wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan
yang mereka hadapi. Hal ini selaras dengan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan lain untuk
kearifan lokal diantaranya adalah kebijakan
pendapat Suwito dalam Wagiran (2012) yang
setempat (local wisdom), pengetahuan
mengemukakan pilar pendidikan kearifan
setempat (local knowledge) dan kecerdasan
lokal meliputi 1) membangun manusia setempat (local genious) (Shufa, 2018:49-50).
berpendidikan harus berdasarkan pada Sedangkan menurut Taylor dan de Leo dalam
pengakuan eksistensi manusia sejak dalam Chaipar (2013) menjelaskan bahwa kearifan
kandungan; 2) pendidikan harus berbasis lokal adalah tatanan hidup yang diwarisi dari
kebenaran dan keluhuran budi, menjauhkan satu generasi ke generasi lain dalam bentuk
dari cara berpikir tidak benar; 3) pendidikan agama, budaya, atau adat istiadat uang umum
harus mengembangkan ranah moral, spiritual dalam sistem sosial masyarakat (Chaiphar,
(ranah efektif) bukan sekedar kognitif dan 2013: 17).
ranah psikomotorik; dan 4) sinergitas budaya, Kearifan lokal dapat dipandang sebagai
pendidikan dan pariwisata perlu dikembangkan identitas bangsa, terlebih dalam konteks
secara sinergis dalam pendidikan yang Indonesia yang memungkinkan kearifan
lokal bertransformasi secara lintas budaya
berkarakter. Pendidikan berbasis kearifan
yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya
lokal dapat digunakan sebagai media untuk
nasional. Di Indonesia, kearifan lokal adalah
melestarikan potensi masing-masing daerah. filosofi dan pandangan hidup yang mewujud
Kearifan lokal harus dikembangakan dari dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai
potensi daerah (Wagiran, 2012:333-334). sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan,
Namun dalam kenyataannya banyak guru tata lingkungan, dan sebagainya (Romadi dan
yang belum mengintegrasikan kearifan lokal Kurniawan, 2017:84).
dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan Dari pendapat para ahli di atas, dapat
belum tercapai selain itu belum mengenal diambil benang merah bahwa kearifan
kearifan lokal di lingkungannya. Berdasarkan lokal merupakan gagasan yang timbul dan
paparan yang telah dikemukan diatas, penulis berkembang secara terus-menerus di dalam
tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang sebuah masyarakat berupa adat istiadat,
betapa pentingnya pengintegrasian kearifan nilai, tata aturan/norma, budaya, bahasa,
kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.
lokal dalam pembelajaran di Sekolah sebagai
upaya menciptakan pembelajaran yang bukan
Bentuk Kearifan Lokal
hanya membekali siswa pengetahuan saja Nuraini Asriati (2012: 111) mengatakan
tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap bahwa bentuk kearifan lokal dalam masyarakat
keberagaman lokal dilingkungannya, dampak dapat berupa budaya (nilai, norma, etika,
dari pelaksanaan pembelajaran berbasis kepercayaan, adat istiadat, hukum adat,
kearifan. Serta bagaimana langkah guru dalam dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai luhur
mengintegrasikan kearifan kearifan lokal. terkait kearifan lokal ialah; a) Cinta kepada
Melalui kajian ini diharapkan bermanfaat Tuhan, alam semester beserta isinya; b)
bagi guru untuk ikut serta merancang dan Tanggungjawab, disiplin, dan mandiri; c)
melaksanakan pembelajaran berbasis kearifan Jujur; d) Hormat dan santun; e) Kasih sayang
lokal di Sekolah. dan peduli; f) Percaya diri, kreatif, kerja keras,
dan pantang menyerah ; g) Keadilan dan
Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017 130
kepemimpinan; h) Baik dan rendah hati dan; Ni Wayan Sartini (2009: 28) mengatakan
i) Toleransi,cinta damai, dan persatuan. bahwa salah satu kearifan lokal yang ada di
Dalam masyarakat, kearifan-kearifan seluruh nusantara adalah bahasa dan budaya
lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, daerah. Bahasa adalah bagian penting dari
dongeng, petuah, semboyan, dan kitab-kitab budaya. Sebagai alat komunikasi dalam
kuno yang melekat dalam perilaku sehari- masyarakat ia memiliki peran penting dalam
hari. Sama halnya dengan pendapat Nurma mempertahankan budaya suatu masyarakat.
Ali Ridwan (2007:7) yang mengatakan bahwa Karena bahasa memanfaatkan tanda-tanda
kearifan lokal ini akan mewujud menjadi yang ada di lingkungan suatu masyarakat (Farid
budaya tradisi, kearifan lokal akan tercermin Rusdi, 2012 : 347). Bahasa daerah merupakan
dalam nilai-nilai yang berlaku dalam salah satu bahasa yang dikuasai oleh hampir
kelompok masyarakat tertentu. Kearifan lokal seluruh anggota masyarakat pemiliknya yang
diungkapkan dalam bentuk kata-kata bijak tinggal di daerah itu. Banyak sekali bahasa
(falsafah) berupa nasehat, pepatah, pantun, daerah yang terdapat di nusantara ini seperti
syair, folklore (cerita lisan) dan sebagainya; bahasa sunda, bahasa jawa, bahasa melayu,
aturan, prinsip, norma dan tata aturan sosial dan lain-lain.
dan moral yang menjadi sistem sosial; ritus,
seremonial atau upacara tradisi dan ritual; Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan
serta kebiasaan yang terlihat dalam perilaku Lokal
sehari-hari dalam pergaulan sosial. Kearifan Lokal dalam hal ini juga dapat
Selain berupa nilai dan kebiasaan kearifan disebut dengan keunggulan lokal, local genius
lokal juga dapat berwujud benda-benda nyata atau local wisdom, seperti yang dikatakan oleh
salah contohya adalah wayang. Wayang kulit Kemendikbud bahwa Istilah local wisdom,
diakui sebagai kekayaan budaya dunia karena local genius, kearifan Lokal, yang kemudian
paling tidak memiliki nilai edipeni (estetis) disebut keunggulan lokal (dalam Zuhdan
adiluhung (etis) yang melahirkan kearifan K. Prasetyo, 2013: 3). Kearifan lokal dapat
masyarakat, terutama masyarakat Jawa. dimasukkan ke dalam pendidikan sebagai
Bahkan cerita wayang merupakan pencerminan salah satu usaha untuk melestarikan budaya
kehidupan masyarakat Jawa sehingga tidak lokal yang terdapat pada suatu daerah.
aneh bila wayang disebut sebagai agamanya Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
orang Jawa. Dengan wayang, orang Jawa menurut Zuhdan K. Prasetyo (2013:3)
mencari jawab atas permasalahan kehidupan merupakan usaha sadar yang terencana melalui
mereka (Joko Sutarso, 2012 : 507). Dalam penggalian dan pemanfaatan potensi daerah
pertunjukan wayang bergabung keindahan seni setempat secara arif dalam upaya mewujudkan
sastra, seni musik, seni suara, seni sungging suasana belajar dan proses pembelajaran, agar
dan ajaran mistik Jawa yang bersumber dari peserta didik aktif mengembangkan potensi
agama-agama besar yang ada dan hidup dalam dirinya untuk memiliki keahlian, pengetahuan
masyarakat Jawa. Bentuk kearifan lokal yang dan sikap dalam upaya ikut serta membangun
terdapat pada masyarakat jawa selain wayang bangsa dan negara.
adalah joglo ( rumah tradisional jawa). Salah
satu wujud kearifan lokal ditemukan dalam Landasan Pendidikan Berbasis Kearifan
rumah tradisional jawa (joglo). Tidak hanya di Lokal
jawa, wujud kearifan lokal yang berupa benda Landasan yuridis kebijakan Nasional
juga tersebar di seluruh pelosok nusantara, tentang pendidikan berbasis keunggulan lokal
seperti rumah honai yang dimiliki oleh /kearifan lokal, di antaranya:
masyarakat papua, makam batu yang terkenal a. Undang-Undang Republik Indonesia
di toraja, batu kubur serta rumah adat Sumba Nomor 20 tahun 2003 BAB XIV Pasal
dan masih banyak lagi. 50 ayat 5 menegaskan bahwa pemerintah

131 Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017
kabupaten/kota mengelola pendidikan berbagai aspek yang berhubungan dengan
dasar dan menengah, serta satuan kearifan lokal tersebut.
pendidikan yang berbasis pendidikan b. Mampu mengolah sumber daya, terlibat
lokal. dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain
b. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun yang berkaitan dengan keunggulan,
2010 pasal 34, bahwa “Pendidikan sehingga memperoleh penghasilan
berbasis keunggulan lokal adalah sekaligus melestarikan budaya, tradisi,
pendidikan yang diselenggarakan setelah dan sumber daya yang menjadi unggulan
memenuhi Standar Nasional Pendidikan daerah, serta mampu bersaing secara
dan diperkaya dengan keunggulan nasional dan global.
kompetitif dan/atau komparatif daerah”. c. Siswa diharapkan mencintai tanah
c. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor kelahirannya, percaya diri menghadapi
17 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2, masa depan, dan bercita-cita
bahwa “Pemerintah kabupaten/kota mengembangkan potensi lokal, sehingga
melaksanakan dan/atau memfasilitasi daerahnya bias berkembang pesat seiring
perintisan program dan/atau satuan dengan tuntutan era globalisasi dan
pendidikan yang sudah atau hampir informasi.
memenuhi Standar Nasional Pendidikan
untuk dikembangkan menjadi program Langkah Implementasi Kearifan Lokal Di
dan/atau satuan pendidikan bertaraf Dalam Pendidikan
internasional dan/atau berbasis Sekolah berbasis kearifan lokal tidak serta
keunggulan lokal”. merta muncul begitu saja, melainkan terdapat
d. Renstra Kemendiknas 2010-2014 proses dan langkah-langkah, sehingga suatu
bahwa: Pendidikan harus menumbuhkan sekolah dapat dikatakan berbasis kearifan
pemahaman tentang pentingnya lokal. Langkah-langkah tersebut mulai dari
keberlanjutan dan keseimbangan mengumpulkan berbagai jenis kearifan lokal
ekosistem, yaitu pemahaman bahwa sampai pada penerapannya dalam pendidikan
manusia adalah bagian dari ekosistem. baik terintegrasi dalam mata pelajaran maupun
menjadi mata pelajaran pengembangan
Pendidikan harus memberikan pemahaman diri. Kemendiknas (2011) menguraikan
tentang nilai-nilai tanggung-jawab sosial dan hasil analisis tentang penentuan jenis
natural untuk memberikan gambaran pada keunggulan lokal dalam implementasinya di
peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari sekolah dalam pembelajaran, yang meliputi:
sistem sosial yang harus bersinergi dengan inventarisasi aspek potensi keunggulan
manusia lain dan bagian dari sistem alam yang lokal, analisis kondisi internal sekolah,
harus bersinergi dengan alam beserta seluruh analisis lingkungan eksternal sekolah, dan
isinya. strategi penyelenggaraan sekolah berbasis
kearifan lokal (Zuhdan K. Prasetyo,2013: 4).
Tujuan Pendidikan Berbasis Kearifan Penjabaran langkah-langkah tersebut antara
Lokal lain:
Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu 1. Inventarisasi aspek potensi
memiliki tujuan yang bersifat positif bagi keunggulan lokal, dilakukan dengan:
peserta didik, seperti dikatanakan oleh Jamal a) Mengidentifikasi semua potensi
Ma’mur Asmani (2012: 41) yang menyebutkan keunggulan daerah pada setiap aspek
beberapa tujuan pendidikan berbasis kearifan potensi (SDA, SDM, Geografi, Sejarah,
lokal yaitu: Budaya), b) Memperhatikan potensi
a. Agar siswa mengetahui keunggulan keunggulan lokal di kabupaten/kota
lokal daerah tempat tinggal, memahami yang merupakan keunggulan kompetitif

Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017 132
dan komparatif. c) Mengidentifikasi ranah psikomotor (keterampilan) maka
dan mengumpulkan informasi melalui strateginya adalah dengan menetapkan
dokumentasi, observasi, wawancara, atau Mata Pelajaran Keterampilan, c)
literatur dan ; d.) Mengelompokkan hasil Untuk kompetensi pada ranah afektif
identifikasi setiap aspek keunggulan lokal (sikap) dapat dilakukan dengan cara
yang saling terkait. Pengembangan Diri, Mata Pelajaran
2. Menganalisis kondisi internal sekolah, PKn, Mata Pelajaran Agama atau Budaya
dengan a) Mengidentifikasi data riil Sekolah dan, d) Strategi penyelenggaraan
internal sekolah meliputi peserta didik, yang akan dilaksanakan disesuaikan
diktendik, sarpras, pembiayaan dan dengan kemampuan masing masing
program sekolah, b) Mengidentifikasi sekolah.
kekuatan dan kelemahan sekolah yang
dapat mendukung pengembangan potensi Pengembangan Sekolah Berbasis Kearifan
keunggulan lokal yang telah diidentifikasi Lokal
dan, c) Menjabarkan kesiapan sekolah Jamal Ma’mur Asmani (2012: 70)
berdasarkan hasil identifikasi dari menjelaskan beberapa alternatif kiat sukses
kekuatan dan kelemahan sekolah yang pengembangan Sekolah berbasis Kearifan
telah dianalisis lokal antara lain:
3. Melakukan analisis lingkungan eksternal a. Membuat Teamwork
sekolah dengan, a) Mengidentifikasi data Sekolah berbasis kearifan lokal
riil lingkungan eksternal sekolah meliputi membutuhkan konsentrasi besar, sehingga
komite sekolah, dewan pendidikan, tidak bisa dianggap sepele dan sekedar
dinas/instansilain, b) Mengidentifikasi sampingan. Oleh karena itu, kepala
peluang dan tantangan yang ada dalam sekolah sangat perlu membuat team
pengembangan potensi keunggulan lokal
work yang khusus menangani sekolah
yang telah diidentifikasi, c) Menjabarkan
berbasis kearifan lokal. Tim inilah yang
kesiapan dukungan pengembangan
menggodok secara matang semua hal
Pendidikan berbasis kearifan lokal
yang terkait dengan program ini baik itu
berdasarkan hasil identifikasi dari
peluang dan tantangan sekolah yang materinya, sarana prasarananya, tenaga
telah dianalisis. Disamping itu, dalam pengajarnya, prospek masa depannya, dan
melakukan analisis lingkungan eksternal tindak lanjut ke depan.
sekolah perlu memperhatikan tiga hal b. Bekerja sama dengan Aparat Desa dan
yaitu tema keunggulan lokal, penetapan Tokoh Masyarakat
jenis keunggulan lokal, dan kompetensi Untuk lebih memantapkan dan
keunggulan lokal. mengefektifkan program sekolah
4. Penentuan jenis keunggulan lokal berbasis kearifan lokal, sekolah harus
adalah dengan melakukan strategi mengikutsertakan aparat dan tokoh
penyelenggaraan pembelajaran berbasis masyarakat dalam proses perencanaan,
keariafan lokal, yaitu bahwa yang kajian, uji coba, dan mengambil keputusan.
menjadi acuan dalam menentukan Pelaksanaan program ini membutuhkan
strategi penyelenggaraan pembelajaran dukungan dari semua elemen masyarakat
berbasis keariafan lokal, adalah: a) lokal, sehingga keberadaan mereka
Untuk kompetensi pada ranah kognitif harus diapresiasi dan ide-ide mereka
(pengetahuan) maka strateginya adalah diakomodasi secara proporsional.
dengan cara mengintegrasikan pada c. Mempersiapkan Software dan Hardware
mata pelajaran yang relevan atau melalui Software berupa program kurikulum, dan
muatan lokal, b) Untuk kompetensi pada tenaga pengajar, sedangkan hardware
133 Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017
berupa sarana dan prasarana yang menjadi masalah pemasaran ini.
fasilitas pendukung pelaksanaan program h. Mempersiapkan Siswa-Siswi yang
harus disiapkan secara rapi. Terampil. Untuk menjangkau masa depan
d. Menyiapkan Strategi Pelaksanaan yang kompetitif, dibutuhkan sumber daya
Program ini membutuhkan strategi manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu,
pelaksanaan yang tepat, baik itu ditaruh di siswa-siswi belajar di lembaga pendidikan
intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler. Jika harus mempersiapkan untuk menguasai
diintra, maka menjadi satu mata pelajaran berbagai keterampilan.
yang menjadi perhatian besar anak didik i. Mempersiapkan Home Company
dan wajib diikuti oleh semua anak. Bila di Seyogyanya sekolah mempunyai
ekstrakurikuler, maka biasanya waktunya terobosan kreatif dengan mendirikan
sore dan disesuaikan dengan maniat dan home company atau home industry
bakat, namun waktunya lebih bebas, luas, sebagai objek percontohan yang bisa
dan menyenangkan. Menentukan strategi mendinamisasi potensi siswa-siswi.
pelaksanaan ini sangat penting supaya bisa j. Melibatkan Masyarakat Sekitar
memprediksi hal yang akan terjadi dalam Kesuksesan sekolah berbasis kearifan
proses pelaksanaan, bias mengantisipasi lokal harus dirasakan oleh masyarakat
hal-hal yang mungkin terjadi, sekaligus sekitar. Oleh sebab itu, program ini harus
menyiapkan solusi alternatif secara cepat, melibatkan partisipasi masyarakat sekitar
aplikatif, dan efektif. dalam konteks perencanaan, kajian,
e. Studi Banding perumusan, penetapan, pelaksanaan,
Studi banding ke lembaga pendidikan evaluasi, serta pengembangan secara
yang sudah sukses menerapkan sekolah intensif dan ekstensif, sesuai dengan
berbasis kearifan lokal bias mempercapat bidangnya masing-masing.
proses perencanaan, palaksanaan, dan
penentuan target. Studi banding dapat KESIMPULAN
melahirkan imajinasi dan ide-ide segar
dalam mengembangkan sekolah berbasis Pembelajaran berbasis kearifan lokal
kearifan lokal. sangat penting untuk diterapkan guru
f. Mencari Investor dalam pembelajaran yang bermanfaat untuk
Keberlangsungan sekolah berbasis meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
kearifan lokal ini membutuhkan suntikan peserta didik serta sebagai media untuk
dana yang kuat. Oleh sebab itu, sangat penanaman rasa cinta terhadap kearifan lokal di
daerahnya, penanaman karakter positif sesuai
penting mencari investor yang bisa
nilai luhur kearifan lokal serta membekali
mendanai dan mengembangkan program
siswa untuk menghadapi segala permasalahan
ini
diluar sekolah. Langkah yang dapat dilakukan
g. Membuka Pasar
guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis
Kearifan/keunggulan lokal identik kearifan lokal adalah sebagai berikut: 1)
dengan peluang ekonomi yang dapat Inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2) Menganalisis kondisi internal sekolah,
Dibutuhkan menajemenprofessional 3) Menganalisis kondisi eksternal sekolah,
untuk mengurusi hal ini. Sekolah 4) Penentuan jenis keunggulan lokal adalah
setidaknya membuka divisi khusus untuk dengan melakukan strategi penyelenggaraan
menangani bidang pemasaran ini atau pembelajaran berbasis keariafan lokal.
bekerja sama dengan pihak tertentu yang Mengingat betapa pentingnya
sudah professional dalam membidangi pembelajaran berbasis kearifan lokal

Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017 134
diharapkan guru dapat merancang dan Nurma, A. Ridwan. (2007). Landasan
mengembangkan pembelajaran berbasis Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam
kearifan lokal selain itu perlu pemberdayaan dan Budaya. 1(V). Hlm. 27-38.
komite sekolah dan masyarakat ataupun
stakeholders dalam upaya penanaman Pemerintah Republik Indonesia. 2003.
nilai-nilai kearifan lokal. Berbagai pihak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
tersebut perlu dilibatkan dalam perencanaan, 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pelaksanaan, implementasi dan evaluasi sesuai Nasional. Jakarta
bidangnya masing-masing Romadi, & Kurniawan. 2017. Pembelajaran
Sejarah Lokal Berbasis Folklore untuk
DAFTAR PUSTAKA Menanamkan Nilai Kearifan Lokal. Jurnal
Sejarah dan Budaya Tahun Kesebelas No. I,
Chaipar W, et al. 2013. Local Wisdom in the hal 79-94.
Environmental Management of a Community:
Analysis of Local Knowledge in Tha Pong Shufa, N. F. 2018. Pembelajaran Berbasis
Village, Thailand. Journal of Sustainable Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar: Sebuah
Development. Vol. 6 No. 2, hal 17-22 Kerangka Konseptual. Jurnal Ilmiah
Kependidikan Vol. 1 No. 1, Februari 2018
Farid, R. 2012. Bahasa dan Industri Radio. Hal. 48-53
Menggagas Pencitraan Berbasis Kearifan
Lokal. 4(II). Hlm. 347-356. Sudarwan, D. 2008. Visi baru manajemen
sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herimanto, & W. 2010. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wagiran. 2012. Pengembangan Karakter
Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu
Jamal, M. 2012. Pendidikan berbasis Hayuning Buwana (Identifikasi Nilai-nilai
keunggulan lokal. Yogyakarta: DIVA Press Karakter Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan
Joko,S. 2012. Menggagas pariwisata berbasis Karakter. Tahun II No. III, hal 329-339
Budaya dan Kearifan Lokal. Menggagas Zuhdan K. Prasetyo. 2013. Pembelajaran
Pencitraan Berbasis Kearifan Lokal. 4(II). Sains Berbasis Kearifan Lokal. Prosiding,
Hlm. 505-515 Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan
Musanna, Al. 2012. Artikulasi pada Guru Fisika. Surakarta. FKIP UNS.
Berbasis Kearifan Lokal untuk Mempersiapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Guru Yang Memiliki Kompetensi Budaya. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. XVIII
No. III, hal 328-341
Ni, W. Sartini. 2004. Menggali Nilai Kearifan
Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan
(Bebasan, Saloka, dan Paribasan). Jurnal
Ilmiah Bahasa dan Sastra. V(1). Hlm. 28-37.
Nuraini, A. 2012. Mengembangkan Karakter
Peserta Didik Berbasis Kearifan Lokal Melalui
Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora. 2(III). Hlm. 106-
119.

135 Jurnal Edukasi Sumba Vol. 01, No. 02, Edisi September 2017

Anda mungkin juga menyukai