Anda di halaman 1dari 21

MEMBANGUN PERADAKAN BARU

PENDIDIKAN INDONESIA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL

oleh
Dr. RUKIN, S.Pd., M.Si.
Universitas Teknologi Surabaya

Disampaikan dalam DISKUSI PENDIDIKAN

di
MIS MUNIR ISMAIL
GONDANGLEGI-MALANG
10 SEPTEMBER 2022
1
A. Manfaat Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

Keunggulan dan potensi kekayaan daerah di Indonesia


yang beragam perlu dikenalkan kepada anak-anak. Oleh
karena itu, pemerintah Indonesia melakukan pendidikan
mulai mengenalkan kebudayaan yang ada di sekitar
daerah. Caranya adalah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis kearifan lokal.

Manfaat pembelajaran berbasis kearifan lokal di


antaranya:

2
1. Melahirkan generasi-generasi yang kompeten
dan bermartabat

Tidak bisa dimungkiri masih banyak generasi muda di


Indonesia yang tidak mengenal potensi serta kekayaan alam
dan budaya di daerahnya masing-masing. Dengan
memasukkan pembelajaran berbasis kearifan lokal di
sekolah atau madrasah, akan mengenal lebih dekat dan
detail tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya. Selain
itu, akan lebih peduli terhadap kebudayaan daerah di
sekitar. Pada akhirnya akan menjadi lebih berkompeten dan
bermartabat dalam menjaga eksistensi kebudayaan daerah
yang ada.
3
2. Merefleksikan nilai-nilai budaya

Salah satu manfaat memasukkan pembelajaran berbasis


kearifan lokal di setiap jenjang sekolah atau madrasah
adalah dapat merefleksikan nilai-nilai budaya yang ada di
sekitar lingkungan daerah. Akan terlibat secara langsung
mengidentifikasi atau menganalisis seluruh potensi dan
keunggulan lokal yang ada di sekitar sekolah atau
madrasah. Produk-produk keunggulan kearifan lokal
tersebut dicantumkan dalam silabus. Kearifan lokal yang
dipaparkan dalam berbagai aspek, seperti sumber daya
alam, sumber daya manusia, sejarah, geografis, dan
berbagai kebudayaan.
4
3. Berperan serta dalam membentuk karakter
bangsa

Manfaat lain pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah


dapat berperan serta dalam membentuk karakter bangsa.
Mengenalkan keberagaman potensi dan kebudayaan yang
ada di daerah tempat tinggal yang akan membuat lebih
peduli terhadap warisan kebudayaan negara Indonesia.
Kearifan lokal ini juga dapat digunakan sebagai modal
untuk membentuk karakter luhur bangsa. Karakter luhur
bangsa Indonesia yang telah sejak dulu dimiliki. Melalui
pembelajaran ini berbagai pendidikan karakter positif ciri
khas bangsa Indonesia akan tertanam. Berbagai karakter,
5
seperti bertindak dengan hati-hati dan penuh kesadaran,
pengendalian diri, tenggang rasa, cinta tanah air,
meminimalisasi keinginan, dan sopan santun.

4. Berkontribusi menciptakan identitas bangsa

Indonesia dengan nilai-nilai keluhurannya menjadi salah


satu identitas bangsa. Melalui pembelajaran berbasis
kearifan lokal, akan mampu berkontribusi dalam
menciptakan identitas bangsa yang kuat. Upaya
pengembangan karakter bangsa dapat terselenggara dengan
secara optimal melalui pembelajaran di sekolah atau
madrasah. Materi-materi yang berhubungan dengan
6
kebudayaan, seperti bahasa, makanan, tarian, dan lagu
merupakan kontribusi yang sangat berguna untuk
memperkuat identitas bangsa Indonesia sebagai negara
yang memiliki kekayaan dan keberagaman adat budaya.
Kita akan lebih mengenal kebudayaan yang menjadi ciri
khas yang dimiliki daerah tempatmu tinggal.

5. Melestarikan budaya bangsa

Manfaat terakhir dari pembelajaran berbasis kearifan lokal


adalah bisa lebih mengenal budaya bangsa terutama budaya
yang ada di sekitar kita. Setelah mengenal, akan lebih
tertarik dan mencintai budaya bangsa. Mulai
7
memperkenalkan berbagai kebudayaan tersebut kepada
orang lain. Semakin banyak orang mengenal kebudayaan
yang ada di daerah, maka makin banyak orang akan
menjaga dan melestarikan berbagai kebudayaan bangsa dari
berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, pembelajaran yang
melibatkan kearifan lokal ini akan menggali potensi nilai
dan keberagaman budaya yang semakin hilang karena
pengaruh gempuran budaya luar.

B. Membangun Karakter Berbasis Budaya Lokal

8
Dewasa ini, makin disadari pentingnya karakter dalam
upaya pengembangan sumber daya manusia suatu bangsa.
Berbagai kajian dan fakta menunjukkan bahwa bangsa yang
maju adalah bangsa yang memiliki karakter kuat. Nilai-nilai
karakter tersebut adalah nilai-nilai yang digali dari
khasanah budaya yang selaras dengan karakteristik
masyarakat setempat (kearifan lokal) dan bukan
“mencontoh” nilai-nilai bangsa lain yang belum tentu
sesuai dengan karakteristik dan kepribadian bangsa
tersebut.

Esensi kemajuan yang dicapai berbagai bangsa tersebut


menunjukkan bahwa pengembangan karakter suatu bangsa
tidak dapat dilepaskan dari aspek budaya yang selaras
dengan karakteristik masyarakat bangsa itu sendiri. Budaya
yang digali dari kearifan lokal bukanlah penghambat
kemajuan dalam era global, namun justru menjadi filter
budaya dan kekuatan transformasional yang luar biasa
dalam meraih kejayaan bangsa. Oleh karena itu, menggali
nilai-nilai kearifan lokal merupakan upaya strategis dalam
membangun karakter bangsa di era global.

9
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan
hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang
lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter
bangsa.

Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya


dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu
seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam
lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka
pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat
dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang
berangkutan.

Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya


dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak
melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya
masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan

10
budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya
dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter
bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada
diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan


berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat
(kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang
lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya
universal yang dianut oleh umat manusia. Apabila peserta
didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak
mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak
mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa.

Dalam situasi demikian, akan sangat rentan terhadap


pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk
menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan
(valueing). Kecenderungan itu terjadi karena tidak
memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan
(valueing).

11
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui
pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai
dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi
atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh
karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari
pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama,
budaya, dan nilai-nilai yang dirumuskan dalam tujuan
pendidikan nasional. Olehnya pendidikan karakter berbasis
budaya loka adalah sebuah keharusan.

C. Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

12
Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuh
kembangkan segala keterampilan yang ada pada diri
seseorang. Sehingga dengan adanya pendidikan diharapkan
siswa dapat menguasai berbagai keterampilan agar menjadi
pribadi yang sukses dalam kehidupan. Tugas seorang
pendidik adalah memberikan kemudahan untuk proses
tersebut, dengan menciptakan suasana yang mendukung
proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antar peserta


didik dengan pendidik dan sumber belajar, yang
mencangkup guru dan siswa yang saling bertukar
informasi. Peserta didik, guru, dan tenaga pendidik lainnya
merupakan partisipan yang terlibat dalam sistem
pembelajaran .

Media merupakan jembatan untuk membawa informasi dari


sumber ke penerima informasi, sehingga informasi dapat
diperoleh dengan mudah. Media berfungsi untuk
menyampaikan informasi pembelajaran sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa

13
yang mengarah terjadinya proses belajar disebut dengan
media pembelajaran.

Pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah pembelajaran


yang mengajarkan peserta didik untuk selalu dekat dengan
situasi konkret yang mereka hadapi. Perkembangan
teknologi menyebabkan terjadinya perkembangan
kebudayaan, hal ini dikarenakan kehidupan ini bersifat
dinamis.

Guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan


menggunakan media pembelajaran berbasis kearifan lokal
yang ada di sekitar peserta didik. Guru dapat
mengimplementasikan materi pembelajaran dengan
memasukkan kearifan lokal, agar pembelajaran lebih
menarik dan peserta dapat menguasai serta memahami
materi dengan baik sehingga hasil belajar peserta didik
maksimal. Pembelajaran berbasis kearifan lokal bisa
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan
materinya yang kompleks dan berhubungan dengan
kehidupan masyarakat.

14
Kearifan lokal sendiri merupakan bagian dari masyarakat
yang dipercaya dan dihormati oleh masyarakat baik berupa
nilai-nilai atau aturan maupun hasil budaya yang diciptakan
masyarakat seperti upacara adat, tradisi, bahasa, dan tarian
asli dari masyarakat setempat.

Adapun manfaat dari media pembelajaran berbasis kearifan


lokal yakni untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran, untuk mengembangkan
pengetahuan mereka tentang materi yang dipelajari,
mengenalkan kearifan lokal kepada siswa, dan siswa dapat
lebih dekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi.

Memasukkan materi berbasis kearifan lokal dalam


pembelajaran di Madrasah Ibtidaiah atau Sekolah Dasar
adalah suatu gagasan yang positif karena dari sana guru
dapat memudahkan peserta didik untuk lebih memahami
materi pembelajaran. Kearifan lokal tersebut dapat
dikaitkan dengan materi IPA sebagai sumber belajar, dan
juga sebagai penanaman nilai-nilai kearifan lokal yang
dapat mengembangkan nilai karakter peserta didik.

15
Nilai-nilai karakter tersebut meliputi nilai religius, kerja
sama, kerja keras, dan sebagainya. Sesuai dengan tujuan
kurikulum yang di tuntut untuk menyajikan pengetahuan
sosial budaya yang menarik dan berada pada daerah sekitar
tempat tinggal peserta didik, kita bisa membuat mereka
menjadi anak yang berpikir kritis, kreatif dalam segala hal,
pandai dalam bertindak, serta cerdas dalam menyikapi
berbagai hal sehingga akan dengan mudah terealisasikan
tujuan dari pembelajaran.

16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dr. Rukin, S.Pd., M.Si.


Tempat, tanggal lahir : Pati, 10 September 1975
Alamat : Perumahan Palem Nirwana Estate
D2/19 RT 007 RW 001 Dukuhtengah,
Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Nomor HP/WA : 082143461158
Email : rukin.doktor@gmail.com

Pendidikan:
S1 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya - 2000
S2 Administrasi Publik Universitas Wijaya Putra Surabaya - 2007
S3 Administrasi Universitas Jember - 2018

Pendidikan Non akademik:


1. Pelatihan Auditor Mutu Internal Perguruan Tinggi bersertifikat
Dirjen Dikti tahun 2018
2. Pelatihan Asesor Sekolah/Madrasah (BAN S/M) bersertifikat
BAN S/M tahun 2021

17
Pengalaman Kerja:
1. Dosen Universitas Teknologi Surabaya Tahun 2005 sampai
sekarang.
2. Direktur Pendidikan Akselerasi Madrasah Pondok Pesantren
Amanatul Ummah Surabaya Tahun 2006-2010.
3. Wakil Direktur bidang Keuangan, SDM, dan Aset Akademik
Kebidanan Sakinah Pasuruan Tahun 2010-2014.
4. Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, Alumni,
Kelembagaan, dan Sistem Informasi Universitas Teknologi
Surabaya Tahun 2017-2021.
5. Penasihat Rektor Universitas Teknologi Surabaya Tahun 2021-
2024.
6. Konsultan Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi
Tahun 2007 sampai sekarang.
7. Ketua Staf Ahli Perencanaan dan Pengembangan Yayasan
Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja OKU Timur Sumatera
Selatan Tahun 2020 sampai sekarang.
8. Auditor Mutu Perguruan Tinggi mulai Tahun 2018 sampai
sekarang.
9. Asesor BAN S/M Provinsi Jawa Timur Tahun 2021-2025
10. Dosen Tamu di berbagai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun
Swasta.

18
Buku Yang ditulis:
1. Pembangunan Perekonomian Masyarakat Desa Mandiri, 2019,
ISBN: 9786025815409, Penerbit: Zifatama Jawara Sidoarjo.
2. Metodologi Penelitian Kualitatif, 2019, ISBN:
9786239175733, Penerbit: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, Takalar, Sulawesi Selatan.
3. Pembangunan Pedesaan Melalui Badan Usaha Milik Desa,
2021, ISBN: 9786233280372, Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
4. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, 2021, ISBN:
9786236955895, Penerbit: CV. Jakad Media Publishing,
Surabaya.
5. Pembangunan Wilayah Pesisir, Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat (dalam proses penyusunan).
6. Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian Kualitatif (dalam
proses penyusunan).
7. Metodologi Penelitian Sosial (dalam proses penyusunan).
8. Pembangunan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal (dalam
proses penyusunan).

19
Artikel Jurnal Yang ditulis:
1. Pariwisata Pesisir Sebagai Salah Satu Alternatif
Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Desa Pesisir,
Tahun 2015, Jurnal: Ilmiah Sosial & Humaniora, Universitas
Surabaya, Terindek: -
2. Coastal Rural Community Economic Development As a
Poverty Reduction Efforts, Tahun 2018, Jurnal: International
Journal of Social Science & Humanities Invention, Terindek
Covernicus.
3. Economic development as a way to fight against poverty in a
coastal society, Tahun 2018, Jurnal: Masyarakat, Kebudayaan,
dan Politik Universitas Airlangga, Terindek: SINTA 2.
4. An Alternative for Economic Empowerment of Coastal Village,
Global Journal of HUMAN-SOCIAL SCIENCE: E Economics,
Volume 19 Issue 6 Version 1.0 Year 2019, Terindek
Covernicus.
5. Pembangunan Perekonomian Masyarakat Desa Pesisir
Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan, Tahun 2020,
Jurnal: Jurnal Sosial Humaniora, Universitas Djuanda Bogor,
Terindek: SINTA 3
6. Economic Empowerment Model of Coastal Communities,
Global Journal of HUMAN-SOCIAL SCIENCE: E Economics,
Volume 22 Issue 3 Version 1.0 Year 2022, Terindek
Covernicus.

20
Pengalaman Organisasi:
1. Aktivis Pramuka sejak SD - Perguruan Tinggi.
2. Ketua Umum Ikatan Alumni SMK Tunas Harapan Pati Tahun
2015 sampai sekarang.
3. Sekretaris Umum IKA Universitas Negeri Surabaya Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2015 - 2020.
4. Wakil Ketua 1 IKA Universitas Negeri Surabaya Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2021 - 2026.
5. Ketua Umum IKA Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya
tahun 2019 sampai sekarang.
6. Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Provinsi Jawa Timur,
Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI) Tahun
2021 - 2026.

21

Anda mungkin juga menyukai