Anda di halaman 1dari 9

Vol. 6 – No.

1, year (2022), page 1083-1091


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Konsep Pendidikan Multikultural di Indonesia


Indah Wahyu Ningsih1, Annisa Mayasari2, Uus Ruswandi3*
1,2,3
(Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia).

* Corresponding Author. E-mail: indah.aysar@gmail.com

Receive: 05/01/2022 Accepted: 22/02/2022 Published: 01/03/2022

Abstrak
Penelitian ini menjelaskan tentang konsep pendidikan multikultural di Indonesia. Metode yang
digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research),
bahwa studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan multikultural merupakan sebuah proses Pendidikan
yang memberikan peluang yang sama kepada semua individu tanpa membedakan suku, ras, agama,
budaya maupun status sosialnya. Dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional
dan citra bangsa baik di kancah nasional maupun internasional. Lembaga pendidikan harus mampu
mendesain proses pembelajaran, desain kurikulum, desain evaluasi, serta membekali dan
mempersiapkan guru yang memiliki persepsi sikap dan perilaku multikultural, sehingga mampu menjadi
bagian yang memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan sikap multikultural para peserta didik.

Kata Kunci: Pendidikan, Multikultural, Indonesia

Abstract
This study describes the concept of multicultural education in Indonesia. The method used in this study
uses library research, that library research or literature can be interpreted as a series of activities related
to the methods of collecting library data, reading and taking notes and processing research materials.
The results of this study indicate that multicultural education is an educational process that provides
equal opportunities to all individuals regardless of ethnicity, race, religion, culture or social status. In an
effort to strengthen the unity and integrity, national identity and image of the nation both in the national
and international arena. Educational institutions must be able to design learning processes, curriculum
designs, evaluation designs, as well as equip and prepare teachers who have perceptions of multicultural
attitudes and behaviors, so that they are able to become part of making positive contributions to the
development of multicultural attitudes of students.

Keywords: Education, Multicultural, Indonesia.

Pendahuluan Agama yang diakui di Indonesia yaitu : Islam, Kristen,


Indonesia merupakan negara multikultural yang Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu (Nurcahyono,
besar di dunia, terdiri dari berbagai suku, agama, etnis, 2018). Oleh karenanya, keberagaman ini menjadi
budaya dan lain sebagainya. Indonesia terdiri dari keberkahan bagi bangsa Indonesia sekaligus menjadi
13.000 pulau besar maupun kecil. Populasi penduduk musibah bila multikultural mengalami disharmonisasi.
Indonesia mencapai kurang lebih 250 juta jiwa dengan Bangsa Indonesia memiliki semboyan berkaitan
keanekaragaman yang terdiri dari 300 suku, 200 dengan multikultural yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.
bahasa dan enam agama yang diakui oleh negara. Semboyan ini memiliki makna bangsa Indonesia adalah
bangsa yang kaya akan keanekaragaman dalam

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1084
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

berbagai hal namun mampu bersatu dalam : multi (banyak) dan kultur (budaya). Secara hakikat
keharmonisan kehidupan dengan berbagai macam mengandung makna pengakuan terhadap martabat
perbedaan (Aly, 2015). Dengan semboyan ini manusia yang hidup di dalam kelompoknya dengan
diharapkan setiap individu dan golongan yang berbeda kebudayaan yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan
suku, bahasa, budaya, dan agama mampu bersatu demikian setiap manusia merasa dihargai sekaligus
pada dalam membangun Indonesia. memiliki tanggung jawab untuk hidup bersama
Menurut (Arifudin, 2022) bahwa dalam kelompoknya dengan harmonis.
menerima keragaman dan perbedaan harus didukung Multikultural dapat terjadi sebab dipengaruhi
dengan sebuah sikap terbuka. Sikap multikultural oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik atau
diperlukan dengan mengedepankan keterbukaan dan factor keturunan adalah sifat yang alamiah dimiliki
menerima setiap perbedaan yang ada. Setiap individu oleh setiap individu yang diperoleh dari induknya.
hendaklah menumbuh kembangkan sikap multikultural Faktor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa
dengan keyakinan: perbedaan bila tidak dikelola sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk
dengan baik akan menimbulkan konflik, namun bila hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia,
mampu mengelola dengan baik maka perbedaan dan lingkungan biotik.
menjadi anugerah dan produktif. Sikap multikultural Pendidikan merupakan sarana yang sangat tepat
akan efektif bila setiap individu menyadari bahwa untuk membangun kesadaran multikultural, karena
manusia bukan manusia yang sempurna dan selalu pendidikan bisa menjadi “juru bicara” mbagi
membutuhkan interaksi dengan manusia lain terciptanya pondasi yang kokoh dalam kehidupan
(Khaoiruddin, 2018). multikultural (Irwansyah, 2021). Hal ini bisa terlaksana
Pendidikan multikultural merupakan wacana apabila terdapat perubahan dalam paradigma
baru dalam dunia pendidikan, sehingga definisi dari pendidikan yang bermula dari penyeragaman menuju
multikultural memiliki banyak penafsiran. identitas yang tunggal, kemudian pengakuan dan
Sebagaimana pendidikan yang memiliki banyak tafsir penghargaan keragaman identitas dalam rangka
terkait definisi pendidikan antara satu pakar dengan menciptakan harmonisasi kehidupan (Hilmy, 2002).
pakar lain. Menurut Andersen dan Cusher dalam Pendidikan multikultural merupakan istilah yang
(Sulaeman, 2022) mengartikan pendidikan bisa digunakan pada tingkat deskriptif dan normatif,
multikultural sebagai pendidikan mengenai yang menjelaskan isu-isu dan masalah pendidikan yang
keragaman kebudayaan. James Bank dalam (Arifudin, berkaitan dengan multikultural. Ia juga mencakup
2020) mengartikan pendidikan multikultural sebagai defenisi tentang pertimbangan terhadap kebijakan-
pendidikan untuk people colour artinya pendidikan kebijakan dan strategi pendidikan dalam masyarakat
multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai multikultural. Konteks deskriptif ini, kurikulum
sebuah anugerah tuhan dan manusia mampu pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek
menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh seperti : toleransi, tema-tema perbedaan etno-kultural
semangat dan egaliter. Muhaimin el-Ma’hady dalam dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik
(Mahfudz, 2016) memberikan definisi pendidikan beserta mediasinya, Hak Asasi Manusia, Demokrasi
tentang keanekaragaman kebudayaan dalam dan Pluralitas, kemanusian universal dan subjek-subjek
merespon perubahan demografis dan kultural lain yang relevan.
lingkungan masyarakat tertentu atau keseluruhan Maksud lain dari pendidikan multikulturalisme
masyarakat secara global. yaitu memandang manusia sebagai makhluk makro
Hilda Hernandez dalam (Tanjung, 2022) sekaligus mahkluk mikro yang menyatu dngan dengan
mengartikan pendidikan multikultural sebagai akar budaya bangsa dan kelompok etnisnya. Akar
perspektif yang mengakui realitas politik, sosial dan makro yang kuat akan menyebabkan manusia menjadi
ekonomi yang dialami semua individu yang kokoh dan tidak mudah tercerabut akar
bersinggungan dengan individu lain yang memiliki kemanusiannya. Sedangkan akar mikro yang kuat akan
aneka kultur dan merefleksikan pentingnya budaya, menyebabkan kokohnya pijakan kemanusiaan. Dengan
ras, seksualitas dan gender, agama, status sosial, demikian manusia tidak mudah digoyahkan oleh
ekonomi, dan semua hal yang berkaitan dengan perubahan yang berjalan sangat cepat. Ditandai
pendidikan. dengan kehidupan modern dan pergaulan dunia yang
Menurut (Mahfudz, 2016) Akar kata bersifat global dalam segala aspek kehidupan.
multikultural adalah kebudayaan sedangkan secara Wacana pendidikan multikultural banyak
etimologis, mukltikultural dibentuk dari dua kata yaitu diperbincangkan di berbagai kalangan terutama

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1085
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

kalangan pemikir pendidikan. Menurut (Arifudin, 2021) keanekaragaman ini sangat penting di Indonesia.
bahwa hal ini terjadi karena fenomena konflik baik Apabila sumber daya alam dan sumber daya manusia
dalam aspek sosial, etnis, maupun budaya, yang sering yang beranekaragam berhasil diberdayakan melalui
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat menyebabkan pendidikan, maka bangsa Indonesia akan menjadi
limpungnya arah pendidikan di masa yang akan bangsa yang cerdas dan berkembang menjadi bangsa
datang. yang yang kuat, aman, bebas korupsi, sejahtera, adil
Indonesia melaksanakan pendidikan dengan dan Makmur, dalam jangka panjang akan menjadi
berbagai bentuk keanekaragaman. Kegiatan negara yang bermartabat tinggi, dihormati dan
pendidikan meliputi banyak hal dan berkaitan erat disegani oleh bangsa lain.
dengan perkembangan hidup manusia. Menurut Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini
(Sofyan, 2020) bahwa perkembangan tersebut meliputi akan mengkaji konsep pendidikan multicultural yang
perkembangan fisik, pikiran, perasaan, kemauan, meliputi hakikat konsep pendidikan multicultural,
kesehatan, ketrampilan, sosial, dan lainnya. Semua hal sejarah pendidikan multicultural, pendekatan
tersebut ditangani oleh pendidikan. Proses mendidik pendidikan multicultural, pendidikan berbasis
memiliki makna membuat manusia lebih baik dari multicultural serta pendidikan multicultural di
sebelumnya, membuat manusia menaikan taraf Indonesia.
hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi kehidupan
yang berbudaya.
Metode
Dari makna diatas bisa diambil suatu kesimpulan
bahwasannya pendidikan adalah kegiatan Penelitian ini berusaha untuk menganalisis dan
membudayakan manusia atau membuat manusia mendeskripsikan konsep pendidikan multikultural di
hidup berbudaya. Budaya dimaknai sebagai segala hasil Indonesia. Sesuai dengan karakteristik masalah yang
pikiran, kemauan, perasaan, dan karya manusia secara diangkat dalam penelitan ini maka menggunakan
individu atau berkelompok untuk meningkatkan taraf metode riset kualitatif, yaitu menekankan analisanya
hidup manusia, bisa berbentuk benda-benda yang pada data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang
nyata maupun abstrak. Komponennya berupa : diamati. Pendekatan kualitatif penulis gunakan untuk
gagasan, ideologi, norma, teknologi dan benda menganalisis kajian terhadap konsep pendidikan
(Neolaka, 2019). multikultural di Indonesia.
Pendidikan seyogyanya mampu berperan aktif Maka dengan sendirinya penganalisaan data ini
dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di lebih difokuskan pada Penelitian Kepustakaan (Library
masyarakat. Setidaknya mampu menyadarkan kepada Research), yakni dengan membaca, menelaah dan
masyarakat bahwasaanya konflik bukanlah suatu hal mengkaji buku-buku dan sumber tulisan yang erat
layak yang harus dibudayakan. Pendidikan juga harus kaitannya dengan masalah yang dibahas. Metode yang
mampu memberikan grand design yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau
mencerdaskan. Grand design tersebut berupa : materi, pendekatan kepustakaan (library research), menurut
metode, hingga kurikulum yang membangun Zed dalam (Rahayu, 2020) bahwa studi pustaka atau
kesadartan arti pentingnya toleransi, mengormati kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian
berbagai perbedaan, dan memahami keaneragaman kegiatan yang berkenaan dengan metode
budaya terutama di Indonesia. Sehingga pendidikan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat
mampu berperan aktif sebagai media transformasi serta mengolah bahan penelitian.
sosial, budaya dan multikulturalisme. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian ini mengangkat tentang pendidikan Menurut Ibnu dalam (Tanjung, 2021) penelitian
keanakeragaman (multikultural) yang bermakna kualitatif adalah suatu penelitian yang datanya
keanekaragaman di semua komponen, elemen dan dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa
semua sepek kehidupan di dunia ini. Keanekaragaman menggunakan teknik statistik. Berdasarkan beberapa
dapat disesuaikan dengan pengertian pendidikan dan definisi penelitian kualitatif di atas, dapat disimpulkan
budaya yang diuraikan diatas yang meliputi bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian
keaneragaman fisik, pikiran,perasaan, kemauan, yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, tidak
kesehatan, keteramapilan, sosial, budaya, sumber daya menggunakan angka dan analisisnya tanpa
manusia, hayati termasuk di dalamnya kenakeragaman menggunakan teknik statistik.
folra dan fauna, gagasan, ideologi, norma, serta ilmu 1. Objek Penelitian
pengetahun dan teknologi. Pendidikan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1086
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

Dalam penelitian ini objek penelitian terdiri dari “induktif”. Menurut (Sugiyono, 2012) bahwa metode
2 (dua), yaitu objek formal dan objek material pembahasan menggunakan metode deskriptif-analisis,
(Arifudin, 2018). Objek formal dalam penelitian ini yaitu menjelaskan serta mengelaborasi ide-ide utama
berupa data yaitu data yang berhubungan dengan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Kemudian
tinjauan kritis kajian terhadap konsep pendidikan menyajikannya secara kritis melalui sumber-sumber
multikultural di Indonesia. Sedangkan objek pustaka primer maupun skunder yang berkaitan
materialnya berupa sumber data, dalam hal ini adalah dengan tema.
tinjauan kritis kajian terhadap konsep pendidikan 6. Prosedur Penelitian
multikultural di Indonesia. Data pada penelitian ini dicatat, dipilih dan
2. Waktu Penelitian kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kategori yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret ada. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
sampai dengan Mei tahun 2022. deskriptif analitis. Menurut (Nasser, 2021) bahwa
3. Teknik Pengumpulan Data deskriptif analitis (descriptive of analyze research),
Pengumpulan data yang dilakukan dengan yaitu pencarian berupa fakta, hasil dari ide pemikiran
menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengadakan seseorang melalui cara mencari, menganalisis,
survey bahan kepustakaan untuk mengumpulkan membuat interpretasi serta melakukan generalisasi
bahan-bahan, dan studi literatur yakni mempelajari terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Prosedur
bahan-bahan yang berkaitan dengan objek penelitian. penelitian ini menurut (Tanjung, 2020) adalah untuk
Teknik pengumpulan data menurut (Bahri, 2021) menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis
mengemukakan bahwa merupakan langkah yang setelah melakukan analisis pemikiran (content analyze)
paling strategis dalam penelitian karena tujuan untama dari suatu teks. Setelah penulis mengumpulkan bahan-
dari penelitian adalah mendapatkan data. Terdapat bahan yang berhubungan dengan masalah yang akan
beberapa cara atau teknik dalam mengumpulkan data, di bahas dalam penelitian ini, kemudian penulis
diantaranya adalah observasi dan dokumentasi. menganalisis dan menarasikan untuk diambil
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini kesimpulan.
mencakup data primer dan sekunder. Menurut
(Hanafiah, 2021) bahwa data primer adalah data yang
Hasil dan Pembahasan
dikumpulkan langsung dari individu-individu yang
diselidiki atau data tangan pertama. Sedangkan data Hasil penelitian dan pembahasan ini akan
sekunder adalah data yang ada dalam pustaka- dibahas tentang Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,
pustaka. Data primer dalam penelitian ini adalah buku- dan Kendala yang dihadapi untuk mengembangkan
buku terkait tinjauan kritis kajian terhadap konsep media peraga dalam meningkatkan mutu
pendidikan multikultural di Indonesia, dan data pembelajaran.
sekunder didapatkan dari jurnal-jurnal baik nasional 1. Sejarah Pendidikan Multikultural
maupun internasional. Pendidikan multikultural berawal dari
4. Alat Pengumpulan Data berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan “interkulturalisme” setelah terjadinya Perang Dunia
metode dokumentasi sebagai alat untuk pengumpul (PD) kedua. Kemuculan kesadaran dan gagasan ini
data karena penelitian ini adalah penelitian selain terkait dengan perkembangan politik global yang
kepustakaan. Dengan kata lain, menurut (Ulfah, 2022) berkaitan dengan Hak Asasi Manusia (HAM),
bahwa teknik ini digunakan untuk menghimpun data- kemerdekaan dari penjajahan, diskriminasi rasial dan
data dari sumber primer maupun sekunder. lain-lain, juga karena berkembang pesatnya pluralitas
5. Teknik Analisis Data di Barat yang disebabkan peningkatan migrasi dari
Analisis data tidak saja dilakukan setelah data negara-negara berkembang menuju daratan benua
terkumpul, tetapi sejak tahap pengumpulan data Amerika dan Eropa (Tilaar, 2002).
proses analisis telah dilakukan. Penulis menggunakan Pendidikan Multikultural juga menjadi respon
strategi analisis “kualitatif”, strategi ini dimaksudkan terhadap perkembangan keragaman populasi di
bahwa analisis bertolak dari data-data dan bermuara sekolah, pendidikan multikultural juga dituntut
pada kesimpulan-kesimpulan umum. Berdasarkan sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap
pada strategi analisis data ini, dalam rangka kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan
membentuk kesimpulan-kesimpulan umum analisis multikultural merupakan pengembangan kurikulum
dapat dilakukan menggunakan kerangka pikir dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1087
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap Sejak awal tahun 2000an di Indonesia mencuat
orang-orang selain bangsa Eropa. Secara luas wacana baru dalam khazanah pemikiran pendidikan
pendidikan multikultural mencakup seluruh siswa yakni pendidikan multikultural. Gagasan tersebut
tanpa membeda-bedakan gender, ras, budaya, status muncul karena dilatar belakangi berbagai hal salah
sosial dan budaya. Secara historis, pendidikan satu di antaraaya adalah efek globalisasi. Globalisasi
multikultural merupakan konsep atau pemikiran yang membawa dampak positif sekaligus negative dalam
tidak muncul dalam ruang yang kosong, namun kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu aspek
terdapat hubungan politik, sosial, ekonomi dan yang paling merasakan dampaknya adalah kebudayaan
intelektual yang melatar belakangi kemunculannya. bangsa (culture and tradition).
Melani Budianata dan Imron menyatakan, Pendidikan multicultural di Indonesia mengalami
sejarah multikulturalisme berawal dari munculnya proses Panjang dan melelahkan. Dimulai dari zaman
teori melting pot yang diwacanakan oleh J.Hektor Pra-kolonial, fase kolonialiseme, fase melting pot pada
St.Jhon De Crevecour yang merupakan imigran di orde baru hingga dewasa ini.
Amerika yang menggambarkan bercampurnya manusia Menurut (Tilaar, 2002) berpendapat, bangsa
lintas etnis, suku, agama dan budaya menjadi yang tidak memiliki strategi dalam mengelola
“manusia baru”, (Mashadi, 2009) konsep melting pot kebudayaannya yang akan memperolah tantangan
menunjukan perspektif masih menunjukan perspektif yang berat karena dikhawatirkan akan mudah terbawa
monokultur yang digunakan untuk melelehkan arus sehingga akan terkikis jati diri local dan
berbagai latar belakang budaya. nasionalnya. Pendidikan multikultural juga bisa
Konsep pendidikan multikultural bukanlah hal digunakan sebagai sebuah strategi transformasi
asing di benua Amerika dan Eropa, utamanya di negara budaya yang ampuh yakni melalui sarana pendidikan
yang menganut konsep demokrasi seperti di Amerika yang menghargai perbedaan budaya.
dan Kanada. Mereka menerapkan pendidikan Dalam tahapan pelaksanaan pendidikan
multikultural guna menghapus diskriminasi rasial multikultural seyogyangan dikembangkan prinsip
antara orang kulit hitam dan kulit putih, yang memilki solidaritas. Yaitu kesiapan untuk berjuang dan
tujuan besar yakni memajukan dan memelihara bergabung dalam melawan ego diri dan kelompoknya
integritas nasional (Masnunah, 2011). Amerika serikat demi terwujudnya upaya-upaya pengakuan
ketika membangun masyarakatnya apsca keanakeragaman demi terciptanya harmonisasi
kemerdekaannya pada tanggal 4 Juli 1776 baru kehidupan di Indonesia. Dengan demikian pendidikan
menyadari bahwasannya, masyarakat Amerika terdiri multikultural dilandasi kesdaran akan keberadaan diri
dari bermacam-macam ras dan asal negara yang tanpa merendahkan dan menjatuhkan yang lain bisa
erbeda-beda. Sebab itu Amerika mencari suatu terwujud.
formulasi dengan strategi menjadikan lembaga
pendidikan sebagai pusat untuk mensosialisasikan dan 2. Pendidikan Berbasis Multikultural
pembudayaan nilai-nilai baru yang dicita-citakan. Atau Pendidikan merupakan bagian dari investasi
dalam bahasa lain, Lembaga pendidikan dijadikan masa depan, investasi masyarakat sekaligus investasi
sebagai medium transformasi budaya. negara dalam rangka memajukan dan mencerdaskan
Dengan pendekatan ini, menurut John Dewey kehidupan bangsa. Maka dalam rangka mencapai
dalam (Hasbi, 2021) bahwa lembaga pendidikan mulai tujuan tersebut, Pendidikan senantiasa diarahkan
dari SD sampai Perguruan Tinggin di amerika serikat untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan
berhasil membentuk masyarakatnya yang dalam masalah kengsaan dan keumatan. Sebagaimana
perkembangan selanjutnya pencapaian diketahui bahwa model Pendidikan di Indonesia
perkemebangan melebihi bangsa induknya yakni terbagi menjadi dua, yaitu Pendidikan agama dan
Eropa. Berkaitan dengan nilai-nilain kebudayaan yang Pendidikan nasional. Pertautan antara Pendidikan dan
akan diwariskan dan dikembangkan melalui sistem multikultural merupakan soluasi atau realitas budya
pendidikan di masyarakat, maka Amerika serikat yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan
menggunakan sistem pendidikan berasaskan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan
demokrasi yang dipelopori oleh Jhon Dewey. Pada heterogenitas sebagai konsekuwensi keragaman
dasarnya toleransi tidak hanya diperuntukan untuk budaya etniss, suku dan aliran atau agama (Maslikhah,
kepentingan bersama, melainkan juga bertujuan 2007).
menghargai kepercayaan dan berinteraksi dengan Pendidikan multikultural menekankan sebuah
anggota masyarakat. “loso” pluralisme budaya ke dalam system Pendidikan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1088
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan pengecualian yang mempengaruhi, membentuk dan
(equality), saling menghormati dan menerima serta mempola tiap-tiap individu sebagai makhluk budaya.
memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah Pendidikan berbasis multicultural adalah hasil
keadilan sosial (Ibrahim, 2008). Berbicara masalah perkembangan seutuhnya dari kontelasi/ interaksi unik
kebudayaan dapat dipahami sebagai system dalam masing-masing individu yang memiliki kecerdasan,
masyarakat yang berkaitan dengan nilai kepercayaan kemampuan dan bakat. Pendidikan berbasis
dan perilaku. Kebudayaan lokal tidak terlepas dari hal- multikultural mempersiapkan anak didik bagi
hal tersebut yang berkaitan dengan umsur-unsur kewarganegaraan dalam komunitas budaya dan
kebudayaan yang universal, seperti pandangan hidup, Bahasa yang majemuk dan saling berkaitan.
kesenian, system religi, sastra, upacara adat, organisasi Pendidikan multikultural mempunyai dimensi
sosial, peralatan, busana, pengobatan tradisonal dan yang berkaitan antara satu dengan lainnya, dimensi
hukum adat istiadat daerah. tersebut meliputi :
Pendidikan multikultural bertujuan untuk 1) Content Integration, mengintegrasikan berbagai
mempersiapkan peserta didik dengan sejumlah sikap budaya dan kelompok untuk menggambarkan
dan keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan konsep dasar, konsep umum, dan teori dalam
budaya entik mereka, budaya nasional dan antar disiplin ilmu.
budaya lainnya. Sementara Musa Asy arie dalam 2) The Knowledge Construction Prosses, membawa
(Na’im, 2021) berpendapat Pendidikan multikultural peserta didik untuk memahami implikasi budaya ke
adalah proses penanaman cara hidup menghormati, dalam disiplin ilmu.
tulus dan toleran terhadap keragaman budaya yang 3) An Equaty Pedagogy, menyesuaikan metode
hidup di tengah-tengah masyarakat plural. Dengan pengajaran dengan cara belajar peserta didik dalam
demikian Pendidikan multikultural dapat membantu rangka memfasilitasi potensi akademik peserta
peserta didik untuk mengerti, menerima dan didik yang beranekaragam.
menghargai orang dari suku, budaya dan nilai yang 4) Prejudice Redaction, mengidentifikasi karakteristik
berbeda. ras siswa dan menetukan metode pengajaran.
Pendidikan multikultural sangat penting untuk Memandang masyarakat dalam pandangan yang
melatih dan membangun karakter siswa agar mampu lebih luas merupakan pandangan dasar dalam
bersikap demokratis, humanistis dan pluralis dalam pendidikan multikultural. Pandangan dasar tersebut
lingkungan mereka. Dengan kata lain, melalui berakar dari sikap “indeference” dan “non recognition”
Pendidikan multikultural peserta didik diharapkan tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial,
dapat dengan mudah memahami, menguasai, memiliki akan tetapi paradigma pendidikan multikultural
kompetensi yang baik, bersikap dan menerapkan nilai- mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan,
nilai demokratis, humanisme dan pluralisme baik di kemiskinan, penindasan dan keterbelakangan
sekolah maupun luar sekolah.oleh karena itu tujuan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang
pokok dari Pendidikan multikultural adalah yang mencakup bidang : sosial, budaya, ekonomi,
menerapkan prinsip-prinsip keadilan demokrasi dan pendidikan dan lain sebagainya. Paradigma ini akan
sekaligus humanisme. menorong munculnya kajian-kajian terkait “ethnic
Tujuan pokok dari pendidikan multikultural studies” dan kemudian akan menemukan tempatnya
adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan, dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar
demokrasi dan sekaligus humanisme. Pendidikan di sampai perguruan tinggi.
alam demokrasi seperti Indonesia harus berorientasi
pada kepentingan bangsa yang berlatar belakang multi 3. Pendekatan Pendidikan Multikultural
etnik, multi agama, multi bahasa, dan sebagainya. Hal Merancang bangun pendidikan multikultural
ini berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan harus dalam tatanan masyarakat yang beranekaragam
memperhatikan kondisi bangsa yang heterogen. mengandung tantangan yang tidak mudah. Pendidikan
Perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini multikultural lebih tepat diarahkan sebagai advoksi
sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi serta untuk menciptakan masyarakat yang memilki toleransi
masuknya arus globalisasi membawa pengaruh tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan
multidimensional (Prayitno, 2009). berbagai upaya pendekatan.
Berkaitan dengan anak didik, Pendidikan Ada beberapa pendekatan dalam proses
berbasis kultural menyoalkan tentang etnisitas, pendidikan multikultural. Pendekatan tersebut
gender, kelas, Bahasa, agama dan pengecualian- meliputi (Mahfudz, 2016): Membedakan pemikiran

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1089
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

pandangan (education) dangan persekolahan individu dan komunitas yang membentuk


(schooling). Pandangan yang luas terhadap pendidikan masyarakat.
multikultural menyatakan pendidikan sebagai transmisi 5) Pertumbuhan individu dalam komunits, keterikan
kebudayaan membebaskan pendidik dari asumsi yang dengannya dan perkembangan dalam bingkai yang
keliru, pendidikan bukan hanya tanggug jawab sekolah menuntun untuk bertanggung jawab terhadap
saja melainkan menjadi tanggung jawab banyak pihak. perilakunya.
Karena program sekolah juga harus rekevan dengan Garis besar tersebut bila diimplikasikan dalam
pembelajaran di luar sekolah. aspek pendidikan, maka masyarakat berperan sangat
1) Menghindari pandangan yang menyamakan antara dominann dan berpengaruh terhadap perkembangan
kebudayaan dengan kelompok etnik. Maknanya intelektual dan kepribadian peserta didik. Disebabkan
adalah sudah seharusnya pendidikan tidak perlu keberadaan masyarakat merupakan laboratorium dan
mengasosikan budaya dengan kelopok etnik sumber maksro yang penuh dengan alternatif untuk
tertentu sebagiaman yang lumrah terjadi. Dalam memperkaya pelaksanna penididikan berbasis
konteks pendidikan multikultural pendekatan ini muktikultural.
diharapkan dapat memebrikan ide kepada para
penyusun program untuk melenyapkan 4. Pendidikan Multikultural di Indonesia
kecenderungan memandang peserta didik secara Dukungan dari sumber daya sekolah belum
stereotipe berdaarkan identitas mereka. Sebaiknya optimal sedangkan terlaksananya pengembangan
meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih media peraga dalam proses belajar mengajar tidak
luas mengenai persamaan dan perbedaana diantara lepas dari peran penting sumber daya sekolah
peserta didik khususnya manusia terutama kepala sekolah, teman
2) Pendidikan mulikultural menjadi hal yang relative sejawat, tenaga administrasi, dan peserta didik itu
baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. sendiri.
Dibutuhkan interaksi dengan orang-orang yang Berubahnya struktur sosila politik masyarakat,
sudah memilki kompetensi sebagai suatu bentuk tuntunan hak asasi manusia, pemahaman nasionalisme
upaya pendidikan bagi pluralisme budaya. serta arus globalisasi yang begitu dinamis dan masif
3) Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi mempengaruhi perkembangan pendidikan. hla itu
dalam berbagai kebudayaan. Kebudayaan mana disebabkan pendidikan tidak akan bisa terlepas dari
yang akan diadopsi akan ditentukan oleh situasi dan sturktur soial dan politik masyarakat. Hal ini terjadi
kondisi secara personal. juga kepada perkembangan pendidikan
4) Pendidikan formal maupun nonformal akan multikuturalisme yang sangat bergantung pada
meningkatkan kesadaran tentang kompetensi perubahan social dan politik masyarakat. Gelombang
dalam berbagai macam kebudayaan. perubahan yang tergambar sebelumnya akan
Di dalam konteks ke-Indonesiaan dan melahirkan Pendidikan multikulturalisme dengan
Kebhinekaan, kelima pendekatan tersebut harus berbagai corak (Tilaar, 2004).
diselaraskan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model Pendidikan di Indonesia, juga di negara-
Pendekatan pendidikan multikultural juga memerlukan negara lain menunjukkan keragaman tujuan yang
kajian dasar terhadap masyarakat. menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk
Secara garis besar dasar-dasar pandangan mencapainya. Sejumlah kritikus melihat bahwa revisi
tentang masyarakat yang dimaksud meliputi : kurikulum sekolah yang dilakukan dalam program
1) Masyarakat tidak tercipta dengan sendirinya. Pendidikan multicultural di Inggris dan beberapa
Masyarakata adalah eksintensi makhluk hidup yang tempat di Australia dan Kanada terbatas pada
dinamis dan selalu berkembang. keragaman budaya yang ada dan terbatas pada
2) Masyarakat tergantung kepada setipa upaya dimensi kognitif.
individu untuk pemenuhan kebutuhan hidup Berkaitan dengan kemajemukan bangsa,
melalui hubungan dengan individu lainnya. Indonesia memiliki semboyan yang sangat adil dan
3) Individu-individu dalam berinteraksi dan berusaha demokratis: “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini
bersma untuk memenuhi kebutuhan kehidupan, memiliki pengertian bahwa Indonesia merupakan salah
melakukan penataan dalam masyarakat yang satu bangsa di dunia yang terdiri dari beragam suku
dikenal dengan sosial. dan ras, yang mempunyai budaya, Bahasa dan agama
4) Setiap individu dalam masyarakat bertanggung yang berbeda beda tetapi dalam kesatuan Indonesia.
jawab atas pembentukan pola tingkah laku antar Semboyan ini mengandung seni manajemen untuk

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1090
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

mengatur keragaman Indonesia, yang terdiri dari 250 didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
kelompok suku, 250 lebih Bahasa local. 13000 pulau, demokratis, menghargai hak asasi manusia dan
agama resmi (Islam, Katolik, Kristen,Budha dan Hindu keadilan. Lembaga harus mampu mendesain proses
serta berbagai macam aliran kepercayaan), dan latar pembelajaran, desain kurikulum, desain evaluasi, serta
belakang kesukuan yang sangat beragam. Dengan membekali dan mempersipakan guru yang berpersepsi
semboyan ini diharapkan masing-masing individu dan sikap dan perilaku multicultural, sehingga mampu
kelompok yang berbeda suku, Bahasa, budaya, dan menjadi bagian yang memberikan kontribusi positif
agama dapat Bersatu dan bekerjasama untuk terhadap pembinaan sikap multicultural para peserta
membangun bangsanya lebih kuat (Rais, 2002). didik.
Sejalan dengan berkembang pesatnya demokrasi
di Indonesia yang memiliki dampak yang besar salah
Daftar Pustaka
satunya terhadap Pendidikan. Pendidikan multicultural
sangat tepat dilaksanakann di Indonesia yang [1] Nurcahyono. (2018). Pendidikan Multikultural Di
masyarakatnya heterogen dengan keragaman suku, Indonesia : Analisis Sinkronisasi Dan Diakronis.
agama, budaya dan Bahasa. Untuk memepersatukan Habitus: Jurnal Pendidikan Dan Antropologi, 2(1),
dan menyadarkan keberagaman tersebut Pendidikan 106–112.
multicultural tepat untuk dilaksanakan. [2] Aly. (2015). Study Deskriptif Nilai-Nilai Multikultural
Penerapan Pendidikan multicultural di Indonesia dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Modern
diposisikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai : falsafah Islam Assalam. Jurnal Ilmiah Pesantren, 1(1), 9–16.
Pendidikan, pendekatan Pendidikan, bidang kajian dan
studi. Hal tersebut bisa digambarkan sebagai berikut : [3] Arifudin, O. (2022). Optimalisasi Kegiatan
Ekstrakurikuler dalam Membina Karakter Peserta
Didik. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(3), 829–
837.
[4] Khaoiruddin. (2018). Epistemologi Pendidikan
Multikultural di Indonesia. Ijtimaiyah, 2(2), 1–10.
[5] Sulaeman, D. (2022). Implementasi Media Peraga
dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 71–77.
[6] Arifudin, O. (2020). Psikologi Pendidikan (Tinjauan
Gambar 1. 1 Penerapan Pendidikan Teori Dan Praktis). Bandung : Widina Bhakti
multicultural Persada.

Berperan sebagai falsafah dalam Pendidikan, [7] Mahfudz. (2016). Pendidikan Multikultural.
kekayaandan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indonesia hendaknya bisa dimanfaatkan untuk [8] Tanjung, R. (2022). Manajemen Penyelenggaraan
meningkatkan dan mengembangkan sistem Pendidikan Inklusi pada Lembaga Pendidikan Islam.
Pendidikan. Sebagai pendekatan Pendidikan, JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 339–348.
Pendidikan yang kontekstual harus memeprhatikan
[9] Irwansyah, R. (2021). Perkembangan Peserta Didik.
keberagaman budaya yang ada.dan sebagain bidang
Bandung : Widina Bhakti Persada.
kajian Pendidikan, yaitu wacana multikulturalisme
yang masuk dalam mata pelajaran tertentu seperti [10] Hilmy. (2002). Melembagakan Dialog Antar Teks
sosiologi, antropologi dan kewarganegaraan. Dewasa Agama. Jakarta: Kompas.
ini juga diwacanakan Pendidikan multikulturalisme
[11] Arifudin, O. (2021). Konsep Dasar Pendidikan Anak
sebagai suatu mata pelajaran tersendiri.
Usia Dini. Bandung: Widina Bhakti Persada
Lembaga Pendidikan harus mampu merancang
Bandung.
dan memberikan layan terbaik bagi seluruh social
client di Lembaga tersebut. Dengan demikina Lembaga [12] Sofyan, Y. (2020). Peranan Konseling Dosen Wali
harus bisa merancang, merencanakan, mengontrol dan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Di
mengevaluasi seluruh elemen seklah yang dapat Perguruan Tinggi Swasta Wilayah LLDIKTI IV. Jurnal
mendukung proses pendidikan multikultural peserta Bimbingan Dan Konseling Islam, 10(2), 237–242.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 1091
(Indah Wahyu Ningsih, Annisa Mayasari, Uus Ruswandi)

[13] Neolaka. (2019). Isu-Isu Kritis Pendidikan. Jakarta: [26] Hasbi, I. (2021). Administrasi Pendidikan (Tinjauan
Prenadamedia. Teori Dan Praktik). Bandung : Widina Bhakti
Persada.
[14] Rahayu, Y. N. (2020). Program Linier (Teori Dan
Aplikasi). Bandung : Widina Bhakti Persada. [27] Maslikhah. (2007). Quo Vadis Pendidikan
multikultural : Rekonstruksi Pendidikan Berbasis
[15] Tanjung, R. (2021). Kompetensi Manajerial Kepala
Kebangsaan. Surabaya: JP Books.
Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah
Dasar. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(4), 291– [28] Ibrahim. (2008). Pendidikan Multikultural : Upaya
296. Meminimalisir Konflik Dalam Era Pluralitas Agama.
1no.1, 115. El-Tarbawi, 1(1), 115–124.
[16] Arifudin, O. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Tenaga [29] Na’im, Z. (2021). Manajemen Pendidikan Islam.
Kependidikan STIT Rakeyan Santang Karawang. MEA Bandung : Widina Bhakti Persada.
(Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 2(3), 209–
[30] Prayitno. (2009). Dasar Teori da Praksis Pendidikan.
218.
Jakarta: Grasindo.
[17] Bahri, A. S. (2021). Pengantar Penelitian Pendidikan
[31] Tilaar. (2004). Multikulturalisme : Tantangan-
(Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis). Bandung :
tantangan Global Masa Depan Transformasi
Widina Bhakti Persada.
Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
[18] Hanafiah, H. (2021). Pelatihan Software Mendeley
[32] Rais. (2002). “Kata Pengantar” Living Together in
Dalam Peningkatan Kualitas Artikel Ilmiah Bagi
Plural Societes : Pengalaman Indonesia - Inggris.
Mahasiswa. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 5(2),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
213–220.
[19] Ulfah, U. (2022). Kepemimpinan Pendidikan di Era
Disrupsi. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), Profil Penulis
153–161. Indah Wahyu Ningsih. Pendidikan tinggi penulis antara
[20] Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan. lain (a) Program Strata I STAI Al-Hidayah Bogor; (b)
Bandung:Alfabeta. Program Strata II IIQ Jakarta; (c) Penulis merupakan
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri
[21] Nasser, A. A. (2021). Sistem Penerimaan Siswa Baru
Sunan Gunung Djati Bandung.
Berbasis Web Dalam Meningkatkan Mutu Siswa Di
Era Pandemi. Biormatika: Jurnal Ilmiah Fakultas
Annisa Mayasari. Pendidikan tinggi penulis antara lain
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 7(1), 100–109.
(a) Program Strata I Universitas Islam Negeri Sunan
[22] Tanjung, R. (2020). Pengaruh Penilaian Diri Dan Gunung Djati Bandung; (b) Program Strata II
Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja Serta Universitas Islam Nusantara Bandung; (c) Penulis
Implikasinya Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah merupakan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam
MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 4(1), Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
380–391.
Uus Ruswandi. Pendidikan tinggi penulis antara lain
[23] Tilaar. (2002). Perubahan Sosial dan Pendidikan.
(a) Program Strata I Universitas Islam Negeri Sunan
Jakarta: Grasindo.
Gunung Djati Bandung; (b) Program Strata II
[24] Mashadi. (2009). Pendidikan Agama Islam dalam Universitas Pendidikan Indonesia Bandung; dan (c)
Perspektif Multikulturalisme. Jakarta: Saadah Cipta Program Strata III Universitas Pendidikan Indonesia
Mandiri. Bandung; (e) Penulis merupakan Dosen di Universitas
[25] Masnunah. (2011). Konsep dan Praktik Pendidikan Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Multikultural Di Amerika Serikat dan Indonesia.
Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(4), 298–306.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai