Anda di halaman 1dari 3

PPG PRAJABATAN UNS GEL.

1 2023 – PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


NAMA : INAYATUL JANNAH

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


Topik 3 – Koneksi Antar Materi
Manusia Indonesia Dari Perspektif Yang Beragam
Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor
sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa
penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih
bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan.
Mengingat semboyan yang menjadi rangkaian asas-asas ke-Tamansiswaan-an
yang dikemukakan pidato Ki Hadjar Dewantara pada penganugerahan Honoris Causa
oleh Universitas Gajah Mada pada 7 November 1956 yaitu "Asas Tri-con" yang mengajarkan,
bahwa di dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia luar harus kontinuitas dengan alam
kebudayaannya sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada, dan
akhirnya jika sudah bersatu dalam alam universal, bersama mewujudkan persatuan dunia dan
manusia yang konsentris. Konsentris berarti bertitik pusat satu dengan alam-alam kebudayaan
sedunia, tetapi masih memiliki garis lingkaran sendiri-sendiri.
Inilah suatu bentuk dari sifat "Bhineka Tunggal Ika". Identitas manusia Indonesia yang
lahir, tumbuh dan berkembang dalam kebhinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang
disampaikan Ki Hajar Dewantara. Juga pemaknaan dari Pendidikan adalah tempat
persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia dalam suatu
budaya berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini, interaksi yang dimaksud adalah adanya
kesesuaian-kesesuaian yang berkesinambungan mengenai sebuah peran, aturan serta nilai
budaya. Kesesuaian ini tidak hanya terbatas pada konteks interaksi saja, namun
mencakup hal lainnya Salah satunya adalah konteks pendidikan. (Nauvaliana Ashri, 2021).
Interaksi sosiokultural dalam pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah
disintegrasi bangsa, baik yang disebabkan oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi
terhadap teman yang berbeda. Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
dimana manusia tertaut dengan tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu
pendidikan sendiri sebenarnya saling terintegrasi dengan kebudayan, pendidikan selalu berubah
sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan
dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Pendidikan dalam bingkai keIndonesiaan merupakan penegasan kesederajatan
martabat manusia Indonesia. Meskipun manusia Indonesia lahir, hidup dan
berkembang dalam kebhinekaan, namun hal tersebut tidak menjadi membagi golongan
minoritas dan mayoritas untuk memecah belah kesatuan dan persatuan. Dalam prespektif
pendidikan, bermacam sosio kultural di Indonesia justru dimaknai sebagai salah satu upaya
untuk mengurangi pengaruh budaya asing dengan menerapkan pembelajaran sosiokultural untuk
menuntun dan membentuk karakter peserta didik. Hal ini selaras dengan dasar-dasar
pendidikan yang dipaparkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta


PPG PRAJABATAN UNS GEL. 1 2023 – PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
NAMA : INAYATUL JANNAH

dengan sistem barat tidaklah selalu buruk, sebagai bangsaa kita boleh mengadopsi sistem
negara manapun kemudian kita terapkan untuk Indonesia, namun jangan lupakan
pendidikan kultural dan nasional serta ajarkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas manusia
Indonesia.
Terkait dengan mata kuliah psikologi perkembangan penulis menyimpulkan bahwa fase-
fase belajar peserta didik adalah fase emas, perkembangan tersebut tidak bisa diulang maupun
diputar mundur. Oleh karena itu setiap fase peserta didik dalam setiap proses pembelajaran
menjadi sangat penting. Pada perspektif pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga telah
menyampaikan "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa
segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup
kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan
kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama
(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu
disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak
bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan" (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21).
Kemanusiaan Indonesia mencakup nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,
relasionalitas, genuitas, dialogalitas, dan berbagai tradisi manusia-manusia Indonesia dari waktu
ke waktu, dari generasi ke generasi. Setidaknya ada tiga hal hakiki yang layak ditegaskan
sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai
Pancasila dan religiusitas.
NILAI KEMANUSIAAN KHAS INDONESIA
1. Nilai Kebhinekatunggalikaan
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi salah satu
identitas bangsa Indonesia. Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugrah alamiah
(tanpa dirancang) yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti
ini keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat
Indonesia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, Bahasa, ras, suku,
budaya, kepercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-
nilai yang menjiwai dinamika hidup Bersama dengan corak yang berbeda-beda. Karenanya,
di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat kaya dan
layak untuk terus digali dan dilestarikan.
2. Nilai Pancasila
Tujuan perumusan Pancasila adalah untuk menemukan perekat dan penyatuan
hidup berbangsa bagi segala suku dan bangsa di nusantara ini. Dengan menggali nilai-nilai
luhur yang sudah dihidupi masyarakat di kepulauan nusantara, Soekarno menjadikan
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia dan sekaligus manusia Indonesia.
Segala kekayaan melengkapi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi
dalam Pancasila. Karenanya, Pancasila berisi “jiwa bangsa Indonesia”. Pancasila
merupakan intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat yang dihidupi oleh

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta


PPG PRAJABATAN UNS GEL. 1 2023 – PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
NAMA : INAYATUL JANNAH

orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Hal ini
juga ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara.
3. Nilai religiusitas
Religiusitas merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan kualitas manusia yang
mendorong bertumbuhnya sikap atau kecenderungan hidup yang bernilai.
Religiusitas merupakan hal yang mendasar atau esensial dalam hidup manusia. Dalam
pengertian lain, religiusitas merupakan daya-daya insani yang bersifat batiniah yang
ada di dalam kedalaman hati. Religiusitas merupakan “ibu dari cinta kepada
kebenaran, kesukaan pada gejala yang wajar, sederhana, jujur dan sejati”.
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia pancasila, dimana pancasila sebagai
landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan
nilai- nilai hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang
hidup dalam kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur
yang bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga
ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses belajar untuk peserta didik.
Sebagai manusia pancasila yang berketuhanan, melahirkan manusia indonesia yang
memiliki Identitas manusia yang religius. Manusia Indonesia sebagai manusia yang religius
adalah manusia yang meyakini adanya Tuhan. Sebagai bangsa yang berketuhanan, sistem
pendidikan di Indonesia selalu menyelipkan pendidikan agama di dalamnya, hal ini
juga sebagai implementasi atas identitas manusia Indonesia jika dilihat dalam prespektif
pendidikan.
Dari paparan pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanan
pendidikan Indonesia dari dahulu kala hingga sekarang telah melalui proses yang panjang dan
dalam prosesnya selalu menyelaraskan dengan identitas manusia Indonesia itu sendiri, nilai-nilai
kultural serta nilai-nilai luhur yang ada dijadikan akar dalam menyusun pendidikan karakter
guna tetap mempertahankn Identitas atau ke khasan manusia Indonesia. Proses belajar yang
disesuaikan dengan fase perkembangan peserta didik dan kultur yang berbeda-beda di setiap
daerah. Pendidikan keagamaan sebagai implementasi dan penggambaran atas Identitas
manusia Indonesia yang religius dan sebagai bangsa yang berketuhanan.
Kemudian pesan kunci yang akan disampaikan, sebagai bentuk pemahaman mengenai
materi Identitas Manusia Indonesia, Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan
Perjalanan Pendidikan Indonesia yang dikaitkan dengan sosiokultural, psikologi
perkembangan serta mata kuliah pendidikan di daerah khusus adalah sebagai berikut:
a. Identitas manusia Indonesia adalah unik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saja.
b. Identitas manusia indonesia sebagai manusia bhineka tunggal ika, Manusia Pancasila dan
manusia yang religius adalah saling terkait.
c. Identitas manusia Indonesia menjadi sebuah landasan mengimplementasikan pendidikan
nasional.

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Anda mungkin juga menyukai